[2] Daddy Ale × IDR ✔

By maulidaza

381K 29.4K 1.7K

[COMPLETE] -SEQUEL SOSIAL MEDIA- Kehidupan (Namakamu) dan Iqbaal setelah menikah sangatlah bahagia. Namun, ki... More

1. Anak?!
2. Lap Mobil
3. Pak Septi
4. Maaf, sayang
5. Makan Siang dan Reuni
6. "Secepatnya, Ma"
7. Tiga bulan?!
8. Hati dan Logika
10. Brand New What
11. Pulang
12. Aku percaya
13. Kamu minum?
14. Aku hamil, Baal
15. Dia anak aku
16. Tanpa dia
17. Satu doang?
18. Egois
19. Kehilangan
20. Rencana
21. Maaf, Sha
22. Dia anak kami
23. Ice Cream
24. Sini, aaa
25. A Night With Daddy
26. Ngompol
27. Nostalgia
28. Baby
Cerita Iqbaal Baru!

9. Eiffel Im in Love

11.6K 943 9
By maulidaza

Setelah lebih dari tiga jam didalam kamar mandi, akhirnya (Namakamu) keluar dengan keadaan kacau. Tadi ia tidak sengaja tertidur. Saat pintu terbuka, Iqbaal sedang duduk didepan pintu. Namun tidak menyadari keberadaan (Namakamu) karena cowok itu sibuk memainkan ponsel. Ketika Iqbaal bangkit, mata keduanya bertemu. Dan (Namakamu) lah yang pertama memutus kontak tersebut.

''Sore nanti jangan tidur. Kita ke Eiffel,'' kata (Namakamu) setelah rapih-rapih dan kini tengah memasak.

Iqbaal sontak menoleh kearah (Namakamu). Matanya berbinar ceria. ''Serius kamu?''

Namun hanya hening yang menanggapi pertanyaan Iqbaal.

***

Seusai sholat Maghrib, (Namakamu) langsung masuk ke kamar dan mengganti pakaian. Sementara Iqbaal masih asyik menonton TV. Namun saat menyadari (Namakamu) tidak lagi disebelahnya, Iqbaal langsung mencarinya ke kamar.

''IQBAAAL!!!''

Saat Iqbaal masuk, (Namakamu) baru saja menanggalkan baju rumahnya. Ia pun langsung menutupi tubuhnya sebisa mungkin.

''IQBAAL!''

Pekikan kedua (Namakamu) menyadarkan Iqbaal dan ia pun berjalan kearah bibir kasur dan duduk menghadap (Namakamu).

''AKU TABOK YA BAAL!''

Iqbaal terkekeh dan malah menaikkan satu alisnya. Tentu saja sebagai lelaki Iqbaal punya pemikirannya mengenai hal ini.

''BAAL!''

''Yaudah ganti baju aja. Aku nggak ganggu.''

Setelah melempar pelototan (Namakamu) memunggungi Iqbaal dan memakai bajunya dengan tergesa-gesa.

''Udah? Gantian aku mau ganti baju.''

(Namakamu) melempar bajunya asal kearah keranjang, ia memicingkan mata kearah Iqbaal. ''Aku keluar dulu.''

''Nggak mau liat?'' goda Iqbaal yang sudah shirtless.

Seiring dengan dengusannya, pintu tertutup dengan keras karena (Namakamu) gelisah. Ia selalu risih dengan suasana seperti itu.

''(Nam), ayo.''

Dikarenakan apartemen mereka masih di kawasan Eiffel, Iqbaal dan (Namakamu) berjalan kaki menuju ikon kota Paris tersebut. Tanpa ragu, sejak keluar kamar Iqbaal menggenggam erat tangan (Namakamu).

''Ngapain?'' keluh (Namakamu) dingin.

Iqbaal terkekeh pelan lalu mengeluarkan senyum yang bisa membuat banyak perempuan meleleh. ''Ih nggak apa, dong.''

''Apaan sih?''

''Aku pengin semua orang di Eiffel tau kalo kamu punya aku. Jadi nggak ada yang berani ngambil kamu.''

Mata (Namakamu) yang tadinya lurus ke jalanan kini mengeryit kearah Iqbaal.

''Nggak apa, kan?''

Sepertinya Iqbaal dan (Namakamu) kurang beruntung. Malam itu mereka tidak bisa naik ke puncak Eiffel karena angin yang berhembus lebih kencang dari batas normal. Jadi mereka hanya mengagumi bangunan itu dari bawah.

Iqbaal yang duduk disebelah (Namakamu) mendecak. ''Sayang ya, kita nggak bisa keatas. Oh ya, (Nam).''

''Hmm.''

''Kenapa kamu tiba-tiba ngajak aku kemari?'' tanya Iqbaal dengan nada cheerful.

''Aku nggak enak sama Bunda, Mama, Ayah, Papa juga. Emangnya kamu nggak?''

Sesuatu seperti menusuk dada Iqbaal sampai menembus kursi yang didudukinya. ''Nggak enak gimana maksud kamu?''

(Namakamu) diam dan menggeleng.

Dengan lembut Iqbaal memegang kedua pundak (Namakamu). Membuat perempuan itu menghadap kearahnya. ''Cerita sama aku.''

(Namakamu) tetap menggeleng. Hal ini membuat Iqbaal sedikit meremas pundaknya.

''(Nam), aku ini suami kamu, bukan?''

Dengan nada selembut itu tentu saja membuat (Namakamu) tidak berani menatap Iqbaal. Namun lidahnya kelu untuk bergerak.

''Aku nanya sama kamu, sayang. Jawab.'"

''I-iya.''

Iqbaal tersenyum simpul. ''Karena aku itu suami kamu, aku berhak atau bahkan harus tau apa yang istri aki ini pendam dan rasain.''

Sungguh, keadaan malam yang sunyi nan dingin seperti ini bisa membuat (Namakamu) memaafkan Iqbaal dengan mudah. Bahkan setelah kata-kata pahitnya pagi tadi.

''Aku nggak ngerasa dianggap kalo kamu diam. Apa aku harus peluk kamu ditengah sini baru kamu mau cerita?'' tanya Iqbaal yang kemudian merentangkan tangannya.

(Namakamu) langsung menurunkan kedua tangan Iqbaal sehingga pria itu tersenyum. ''Oke aku cerita.''

Senyum semakin melebar diwajah tampan mantan personel CJR itu. Ia merangkul (Namakamu) dan perlahan menyenderkan kepala perempuan itu di pundaknya. ''Pake posisi gini nyaman kan?''

(Namakamu) mengabaikan ucapan Iqbaal karena nyatanya ia memang selalu merasa nyaman ketika bersender pada seorang Iqbaal Dhiafakhri. ''Kasian Mama sama Bunda udah siapin semuanya dari jauh-jauh hari.

''Waktu, uang dan tenaga mereka pasti udah terbuang. Dan semuanya makin sia-sia dengan pertengkaran kita.

''Aku nggak tega, Baal. Aku ngerasa durhaka. Apalagi Bunda. Beliau paling exited soal liburan ini. Setelah aku nggak bisa ngasih cucu dalam waktu dekat, aku nggak bisa ngecewain dia lebih jauh.''

Iqbaal mengelus pundak (Namakamu) penuh kasih sayang. ''Aku yang harusnya ngerasa nggak enak. Kata-kataku tadi pagi itu terlalu kasar, (Nam). Ya kan?''

''Aku yakin kamu sendiri tau jawabannya, Baal.'' (Namakamu) memejamkan matanya lama. ''Entah aku yang terlalu lemah atau mulut kamu yang tajam.''

''Sumpah, aku nggak akan nuntut kamu untuk maafin aku dalam waktu dekat. Semuanya itu nggak termaafkan, (Nam). Aku brengsek,'' ujar Iqbaal. Emosinya membuat ia mencengkram bahu (Namakamu) pelan.

''Kamu nggak perlu begitu. Aku udah maafin kamu, Baal. Dengan kamu ngakuin kesalahan kamu aja itu udah nandain kamu ngerti.'' (Namakamu) mendongak menatap mata hazel Iqbaal yang dihiasi kantong mata. ''Kamu suami yang baik, Baal.''

''(Nam), aku mohon. Jangan maafin aku secepat ini. Aku takut akan ngelakuin hal yang sama lagi.''

''I believe in you, dear.'' yang membuat Iqbaal terkejut bukanlah panggilan sayang itu. Melainkan (Namakamu) yang baru saja mengecupnya. Walau hanya sedetik.

''Ka-kamu ...''

''Apa itu cukup untuk ngebuktiin kalo aku maafin kamu?''

Iqbaal mengulum senyum dibibirnya. ''Belum. Soalnya kurang lama.'' ia memegang dagu (Namakamu) dan mendekatkan wajahnya dengan wajah perempuan tersayangnya.

Selanjutnya, kalian bisa tebak sendiri.

***

Saat terbangun, (Namakamu) mendapati dirinya tertidur didalam pelukan Iqbaal. Sedari tadi malam memang begitu. Pria ini memeluknya erat. Kantung mata yang menghiasi wajah tampan Iqbaal membuat (Namakamu) tidak tega membangunkannya.

Karena masih terlalu awal untuk bangun, (Namakamu) kembali memejamkan mata.

''Kamu udah bangun?'' tanya Iqbaal lembut ketika (Namakamu) mengerjapkan mata beberapa kali.

''Hmm.''

Iqbaal terkekeh pelan. Matanya meneliti setiap inci wajah polos perempuan dipelukannya. ''Mau tidur lagi?''

''Kamu nggak dingin semaleman tidur shirtless? Aku aja sampe doble piyamanya.''

''Nggak. Orang pipi kamu anget. Jadinya badan aku ikutan anget, deh,'' jawab Iqbaal dengan nada cutie. Semalam memang ia mengeluh kepanasan. Walau sebenarnya di Paris sedang terjadi musim dingin.

''Oh iya, Baal. Kita belum ngabarin Mama, lho. Dia nanyain, tau.'' (Namakamu) mengelus kedua kantong mata Iqbaal secara bergantian.

Tangan Iqbaal mulai meraba nakas disisi kasur. Ia membuka lockscreen ponselnya dan menyodorkan benda itu ke (Namakamu).

''Apaan?''

''Katanya belum ngabarin Mama,'' sahut Iqbaal polos. Kedua alisnya naik turun dengan jahil.

Dengan gemas (Namakamu) memukuli dada Iqbaal habis-habisan.

Masih dengan senyuman jahil Iqbaal menahan tangan (Namakamu) agar berhenti memukulnya. ''Udah dong. Nanti kalo dada aku penyok kamu mau nyender ke siapa?''

''Bodo ah.'' (Namakamu) segera menyingkirkan diri dari pelukan Iqbaal dan memunggungi pria itu.

''Jangan ngambek.'' tangan Iqbaal bergerak memeluk pinggang (Namakamu) dan dagunya diatas pundak perempuan itu.

''Siapa yang ngambek? Ngantuk.''

Iqbaal berdehem sebentar. ''Nanti temenin aku ke Louvré ya. Mau kan?''

''Hmm.''

''Tuh kan ngambek.''

''IYAA IQBAAL!'' sahut (Namakamu) jengkel. Namun ia merasakan tangan Iqbaal tak lagi di pinggangnya. Kasur disebelahnya juga terasa kosong.

Tiba-tiba saja Iqbaal sudah berdiri. Disisi kasur di hadapannya. ''Sarapan yuk. Kali ini aku yang masak.''

(Namakamu) tergerak untuk duduk dan menarik ujung bibirnya membentuk senyum mengejek. ''Ck, sok.''

''Ett ... Kamu belum liat kemampuan Chef Iqbaal. Ayo dong, mager ih!'' Iqbaal segera menarik tangan (Namakamu) keluar kamar.

''Kamu nonton TV aja. Aku yang masak. Oke?'' titah Iqbaal setelah menyalakan TV dan menyerahkan remotenya.

''Awas aja kalo nggak enak!''

''Kalo enak gimana hayo?''

''Berarti kamu nanti malam masak lagi!'' seru (Namakamu) seraya menghindari Iqbaal yang sudah berancang-ancang mengelitikinya.

🙇

Bersambung...

Maaf ya udah seminggu nggak up. Soalnya aku ada test jd ga boleh main hp.

Karena masih ada draft, besok aku up lagi.

Semoga suka💚

xoxo, M

Continue Reading

You'll Also Like

97.7K 8.1K 43
" Aku hamil " " Ayo menikah " " Tapi kamu adik tirinya " Menikah memang solusi untuk Haesel atas kehamilan yang ga diharapkannya tapi bukan dengan a...
121K 10.9K 37
Cerita kehaluan aku tentang yesa dan kiara waktu mereka syuting. Langsung dibaca aja ya❤️
373K 38.4K 30
CERITA DI PRIVATE. Pesan singkat itu. Pesan yang membuat dadanya remuk. Pesan yang membuat kupu-kupu terbang dari dasar perutnya. "Aku suka suar...
79K 3.7K 73
🌿🌿🌿🌿🌿🌿 # Rank 1-third 21 mei 2020 Silahkan baca sendiri yyyyy...... kalau mau tau kelanjutannya😂😂😂 #cerita ini Dinyatakan selesai finist..ja...