Crystal Snow ✔

By jeonruu

38K 4.8K 522

[Completed] Asrama Bangtan tiba-tiba kedatangan gadis tak diundang. Gadis itu rapuh dan penuh luka di sekujur... More

PROLOGUE
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
Wait~wait.. Let me breathe
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
CHAPTER 17
CHAPTER 18
CHAPTER 19
CHAPTER 20
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
Question
CHAPTER 24
CHAPTER 25
CHAPTER 26
CHAPTER 27
CHAPTER 28
CHAPTER 29
CHAPTER 30
CHAPTER 31
CHAPTER 32
CHAPTER 33
CHAPTER 34
CHAPTER 35
CHAPTER 36
A Letter from Taehyung
A Letter from Yoojung
Another Destiny - Only If [Fin.]

Flashback Memories

611 81 9
By jeonruu

Dua tahun yang lalu, Januari 2015

Umur Yoojung akan memasuki 20 tahun 2 hari lagi. Umur dimana ia sudah bisa dianggap sebagai orang dewasa dan boleh melakukan banyak hal, seperti meminum alkohol misalnya. Tapi tidak, ia tak menyukai bau alkohol. Seperti tahun-tahun sebelumnya Dongha selalu menyiapkan kejutan untuk Yoojung.

Sebuah kejutan yang spesial, setidaknya begitu menurut Dongha.

Namun tidak bagi Yoojung. Bagi gadis itu, kakaknya akan kehilangan kewarasannya di hari ulang tahunnya. Hadiah yang diberikan kakaknya tidak bisa ia sebut sebagai hadiah. Tidak jika itu dengan melukai orang lain.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Dongha selalu telah mempersiapkan hadiah itu jauh-jauh hari. Dan itu akan membuat telinga Yoojung semakin panas. Mungkin memang pelan, namun suara itu terus mengganggunya. Suara yang berasal dari hadiah ulang tahun yang dipersiapkan Dongha. Hadiah yang telah disembunyikan di ruang bawah tanah rumah mereka.

Mendekati hari H ia akan melihat Dongha semakin bersemangat. Ia tak akan melihat sisi mengerikan Dongha, maksudnya wajah yang selalu menatapnya tajam dan marah. Yoojung tak akan menemukan Dongha bersikap kasar kepadanya atau mudah marah akan hal kecil. namun, bukankah itu lebih menakutkan? Melihat kakaknya selalu tersenyum setiap hari dengan suasana hati yang terlalu baik, itu bukanlah pertanda yang baik.

Namun tak ada yang dapat dilakukan oleh Yoojung. Gadis itu akan memilih diam dan memperhatikan kakaknya. Baginya, mencegah bukanlah ide yang baik, pun menelpon polisi. Tidak, ia bukan adik yang akan membiarkan kakaknya masuk penjara. Yoojung tak ingin. Seberapa besar dosa yang Dongha perbuat, Yoojung akan memilih untuk diam.

Bukan berarti diam ia akan menyimpan semuanya sendiri. Seorang kakak senior di kampus telah menjadi teman dekatnya. Dia adalah pria yang baik. Joohyuk Sunbae.

Yoojung telah dekat dengan Joohyuk semenjak ia masuk kuliah untuk pertama kalinya. Bahkan Joohyuk sendiri yang mendekatinya. Pria itu bilang, Yoojung selalu terlihat murung dan itu sangat mengganggu lelaki itu. Joohyuk sangatlah menyenangkan dan itu membuat Yoojung selalu tersenyum jika bersama lelaki itu.

Kedekatan mereka membuat Yoojung percaya akan pria tersebut. Ia menceritakan semua masalahnya selama ini. Tentang betapa mengerikannya kakaknya dan tingkah yang tak wajar yang dilakukan seorang kakak ke adiknya sendiri. Tentu Yoojung tak menceritakan jauh dari hal tersebut. Ia masih ingin melindungi Dongha.

Sayangnya, sehari sebelum perayaan ulang tahun Yoojung dilaksanakan, Dongha mengetahui hubungan Yoojung dan Joohyuk. Ia tak bisa menahan emosinya dan mempercepat hadiah ulang tahun untuk Yoojung.

Atau sebenarnya itu hadiah untuk Dongha sendiri?

Dongha terlampau cemburu. Baginya, Yoojung adalah miliknya seorang. Oleh karena itu, akhirnya ia memutuskan untuk benar-benar menjadikan Yoojung miliknya.

Gadis itu tahu ini akan terjadi dan ia pasrah ketika Dongha membawanya turun ke ruang bawah tanah untuk melihat 'hadiah'nya. Meski telah melihatnya beberapa kali setiap ulang tahunnya, Yoojung akan tetap berkerut takut. Tentu, siapa yang tidak takut jika ia dihadapi pilihan memilih salah satu pisau, tajam atau tumpul, untuk memotong-motong tubuh seorang wanita dihadapannya.

Tak ada orang yang waras yang berani berhadapan dengan hal tersebut. Bahkan Yoojung sekalipun meski telah melakukannya beberapa kali akan tetap merasa mual dan takut. Kakinya akan mulai melemas begitu telinganya mendengar suara jerit tertahan sosok yang terikat di kursi tersebut.

Di ruang bawah tanah, di sebuah ruangan dengan pintu kayu berukiran klasik, disanalah ruangan spesial bagi Dongha. Namun Yoojung menyebutnya sebagai ruang kematian, ruang eksekusi, atau ruang mengerikan lainnya. Disanalah Yoojung selalu menyambut 'hadiah' ulang tahunnya.

Memilih pisau yang tajam adalah pilihannya setiap tahun. Ia tahu, ia tetap salah karena tak menghentikan Dongha dan malah menuruti keinginan kakaknya dengan memilih dua pisau yang diajukan kepadanya. Namun setidaknya, ia berpikir, mati lebih cepat lebih baik daripada memakai pisau tumpul untuk membunuhmu secara perlahan.

Tak ada yang pernah disebut hadiah di hari ulang tahun Yoojung. Namun kali ini sepertinya semuanya menjadi lebih mengerikan. Dongha terlalu marah dan cemburu terhadapnya selepas mengetahui hubungan dekatnya dengan Joohyuk. Tak ada lagi pilihan untuknya selain melihat Dongha bersikeras memakai pisau tumpul.

Yoojung memohon untuk pertama kalinya. Ia menangis terisak. Ia memohon agar kakaknya memakai pisau yang tajam dan membunuhnya sekali tebasan. Yoojung tahu sosok wanita yang terikat di kursi itu akan tetap mepat merasakan penderitaan yang amat sangat. Mempercepat penderitaan itu lebih baik bagi Yoojung yang tak memiliki kuasa untuk menyelamatkan nyawa wanita tersebut.

Namun Dongha tak mendengarkannya. Kakaknya bahkan melepas plester yang menutup mulut wanita tersebut membuat Yoojung mendengar dengan jelas teriakan memilukan tersebut. Setiap kali Dongha melakukan aksinya tak pernah sekalipun ia melepas plester yang menutupi mulut korbannya. Ini adalah pertama kalinya dan itu adalah cara Dongha menghukum Yoojung.

Entah keberanian apa yang merasuki Yoojung, gadis itu bergerak cepat menangkis sayatan pisau tumpul yang dipegang Dongha dan melukai lengannya sendiri. Suara pekikan dan tangisan menggema di seluruh ruangan bawah tanah. Wanita dalam pelukan Yoojung masih menangis keras dan berteriak mati-matian agar Yoojung menolongnya.

Dongha berteriak marah dan menarik Yoojung, menjatuhkan gadis itu ke lantai. Meski darah mengucur di lengannya dan terasa amat sangat sakit karena pisau tumpul itu telah menyayat kulit serta dagingnya, Yoojung kembali berdiri dengan cepat dan berteriak.

"AKU AKAN MELAKUKANNYA!"

Dongha yang semula hendak menghunuskan pisaunya di leher wanita tersebut berhenti dan menoleh menatap Yoojung. Yoojung bergetar dan bertahan pada kakinya berusaha untuk tak melemah dan jatuh. Sungguh, tatapan wajah kakaknya kini begitu menyeramkan.

"Aku akan membunuhnya." Suara Yoojung melemah. "Jadi, kumohon."

Yoojung tahu bahwa ia telah membuat dosa yang amat besar dalam hidupnya. Hidunya telah dipenuhi dosa dengan menutupi seluruh kejahatan kakaknya. Namun ia tak peduli lagi akan hidupnya, ia benar-benar tak ingin mendengar rintihan panjang yang akan menambah mimpi buruknya selama bertahun-tahun.

Oleh karena itu, yoojung meraih pisau yang telah diasah tajam dan berdiri di hadapan wanita yang kini terisak dan menatapnya memohon. "Ini hanya akan sakit sesaat. Aku memang tak berhak mendapatkan maafmu, tapi... maafkan aku."

Kemudian beberapa detik setelah itu, dengan memejamkan mata, Yoojung dapat merasakan sesuatu yang memercik wajahnya. cairan berwarna merah yang memuncrat mengotori pakaiannya.

Sedangkan itu, Dongha menatap Yoojung takjub. Seulas senyum lebar terukir di wajahnya.

~

~

~

~

Semua tak berakhir begitu saja malam itu. Malam memang telah larut, namun jarum jam belum berdentang dan menunjuk angka 12. Ini belum tengah malam.

Meskipun Dongha puas akan adiknya, dan merasa senang karena Yoojung telah 'sama' dengan dirinya, Dongha masih menyimpan cemburu. Setelah menggendong Yoojung yang lemas dengan aksi pertamanya tadi, Dongha mendudukkannya di atas ranjangnya. Ia mengambil baskom berisi air hangat dan mulai mengusap wajah Yoojung yang terlihat cantik dengan darah menghiasi wajahnya.

Yoojung menatap kosong kakaknya. Sekarang ia merasa tak jauh berbeda dari kakaknya. Bahkan tangan kanannya masih bergetar setelah melakukan perbuatan keji itu.

"Tidak apa. Kau hebat, Yoo. Semua itu bukanlah apa-apa. Kau akan terbiasa." Ucap Dongah di tengah usapannya pada lengan Yoojung yang terluka. Namun Yoojung terlalu kalut akan pikirannya sehingga ia tak lagi mendengar ucapan Dongha.

Gadis itu bahkan tak sadar ketika perlahan Dongha melepas kancing bajunya. Pikirannya terlalu kacau dan sangat sulit menerima semua realita yang baru saja ia hadapi. Bahkan setelah Dongha menelanjanginya menyisakan pakaian dalamnya dan membaringkannya di ranjang Yoojung masih tenggelam dalam pikirannya.

Beberapa detik kemudian Yoojung menangis. Dongha berada di atas tubuhnya dan mengusap lembut rambut Yoojung. "Shh..shh...shh... tak apa, Yoo. Kakak ada disini untukmu."

Rasanya semua terjadi begitu saja dan Yoojung tak dapat menghindar. Ketika Dongha mulai menciumi wajahnya yang menangis, kemudian turun dan memberikan sensasi menggelitik pada perutnya barulah Yoojung tersadar. Namun kekuatan Dongha lebih besar darinya sehingga pria itu menekan teriakan Yoojung dalam lumatan mulutnya. Menambah uraian air mata yang mengalir di pipi Yoojung.

Waktu terasa begitu lambat dan untuk ke sekian kalinya dalam hidupnya ia menyalahkan Tuhan lagi. Ia tahu, Tuhan tak berhak disalahkan akan semua yang menimpa dirinya. Namun ia tak memiliki siapapun lagi yang dapat disalahkan. Tidak kepada kedua orang tuanya yang telah meninggal. Setidaknya, ia berpikir jika saja Tuhan tak mendengar jeritan permintaan tolongnya, mungkin Ia akan mendengar umpatan hatinya.

Malam itu, menjadi malam yang terburuk baginya. Malam dimana akhirnya ia kehilangan keperawanannya oleh kakaknya sendiri. Malam yang terasa begitu cepat merangkum banyak hal.

Dimana akhirnya ia memutuskan kabur dari rumah malam itu juga. Bertemu dengan tujuh pemuda tak dikenal yang mau menerimanya di rumah mereka. terlebih lagi, salah satu pemuda itu adalah Kim Taehyung, cinta pertamanya.

Semua terasa begitu singkat, ketika dini hari ia memutuskan pergi dari ruah ketujuh pemuda itu. Meninggalkan sosok cinta pertamanya yang ia yakin, pasti akan menatapnya dengan aneh. Terlalu singkat hingga sebuah mobil menabraknya begitu keras saat ia mencoba kabur dari kejaran Dongha.

Hingga setelah dua minggu tertidur panjang, ia terbangun dimana Dongha telah menggenggam erat tangannya. Dimana seluruh ingatannya menghilang.

Seandainya Yoojung tak kehilangan ingatannya saat itu, mungkin ia akan menyadari suatu hal. Dimana ketika ia kembali kuliah, bertemu dengan Sohyun dan mendengar kabar bahwa salah satu kakak senior mereka yang bernama Min Joohyuk telah meninggal dunia akibat kecelakaan.

Jika seandainya Yoojung tidak melupakan ingatannya, mungkin ia tak akan mengabaikan berita itu begitu saja, dan ia akan langsung menyadari bahwa itu adalah perbuatan kakaknya, Kim Dongha.

~

~

~

Please Save Me




TBC.



Annyeong!!

Continue Reading

You'll Also Like

26.4K 1.9K 8
RoseannePark | Rose YounghoonKim | Younghoon SakuraMiyawaki | Sakura ChaEunwoo | Eunwoo
23.8K 2.4K 30
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] (Proses revisi) ~\\~ Kisah seorang gadis bad girl yang merasa terkhianati dan tersakiti oleh kebohongan belaka yang m...
32K 4.3K 42
[END!!!] "siapa kalian?" "kami adalah pemikiranmu yang indah" Kenapa cerita novelku menjadi kenyataan? gadis bernama lengkap Bae Suzy itu hanya bisa...
103K 8.7K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...