platonic[naruhina] //completed

By t_rexZpr

68K 6.2K 266

hanya kisah cinta mainstream antara dua orang bodoh. Apakah platonic akan berubah menjadi romantic ? More

we're just friend, i swear!
i'll be with you
wtf.....
i love you too..because you're my bestfriend,obviously..
it's not a sin
relationship is not the only one that make you happy
friendship
a sweet little things about you
i'm jealous,you and her annoy me
what i feel (1)
what i feel(2)
until we meet again
if only i know.
Broken
i see your pain.
a Brother figure
this is a love story.
together.
we can't just stay platonic,right?
Epilog

don't worry you'll be okay.

2.7K 295 12
By t_rexZpr

-8-

  "Apa yang kalian lakukan ikut aku sekarang juga!!"teriak Hinata pada Sasuke dan Gaara.

  "Kenapa??dia kan hanya akan bertemu Karin"gumam Gaara.

  "Bukan,ini hanya dugaanku tapi kurasa Karin merencanakan sesuatu dia adiknya Suigetsu dan aku khawatir Naruto akan dipukuli"jelas Kiba santai.

   "Woah...kau mengajak kami ikut berkelahi? kedengaranya menyenangkan!!"teriak Gaara bersemangat.

  "Kenapa kau tidak bilang langsung dan langsung berteriak?"tanya Sasuke pada Hinata.

   "Aku panik!"jawab Hinata nyaris berteriak.

    Mereka segera berlari keluar gerbang sekolah Kakashi yang kebetulan ada disana melihat murid-muridnya yang berlari-lari.

     Dengan cepat Kakashi mencegat Hinata dan menariknya untuk berhenti "Kalian mau kemana?"tanya Kakashi.

     "Guru,lepaskan aku ini darurat"ujar Hinata dengan nafas terengah-engah.

    Sebelum Hinata sempat berlari lagi Kakashi mengambil tas Hinata dengan paksa,lalu memasukan sebuah kertas dan memasukanya ke dalam tas Hinata.lalu kembali memberikan tas itu.

"Apa ini?"tanya Hinata.

"Seseorang merekam video mu saat melawan Toneri dan seseorang dari perguruan kendo besar di tokyo ingin menawarimu untuk masuk ke sekolah mereka dengan cuma-cuma"ujar Kakashi "Kesempatan besar bukan?jadi isi formulir itu segera dan pergilah ke tokyo".

Hinata menganga hingga kemudian melompat dan berteriak dengan girang.

"Oi Hinataaa!!!kau mau ikut tidak?"teriak Gaara dari kejauhan.

Hinata mengesampingkan rasa girangnya dan berlari meninggalkan Kakashi yang mematung tanpa mengucapkan terimakasih atau sampai jumpa.

--(flashbackoff).

   Hiashi menghentikan mobilnya di tempat parkir begitu mereka tiba di rumah sakit di tokyo.

  Butuh dua jam untuk sampai ke tokyo dan mereka mengisi waktu di perjalanan dengan perasaan gelisah dan khawatir.

  Untunglah Hiashi tau dimana kamar Kushina sehingga dia tidak perlu membuang waktu dengan bertanya.

  Hiashi,Hinata,Neji maupun Naruto berhenti ketika mereka melihat Minato tengah terduduk di lantai rumah sakit dan bersandar di pintu kamar istrinya.

  Penampilanya terlihat berantakan,dan wajahnya terlihat pucat.dan Minato tengah menangis.

  Tidak perlu bertanya untuk mengetahui apa yang terjadi.

   Minato mengadahkan kepalanya begitu Hiashi berdiri di depanya "Aku gagal Hiashi"tangis Minato melihat sahabatnya yang menatapnya dengan iba "Aku tak bisa membuatnya bertahan lebih lama".

Kushina meninggal.

Ibu Naruto,sudah meninggal.

Naruto terduduk lemas,tidak percaya dengan apa yang barusaja dia dengar.

"JANGAN BERCANDA!!"bentak Naruto sambil mencengkram kerah baju ayahnya.

Hinata melangkahkan kakinya berniat menghentikan Naruto tapi Neji menghentikanya.

"Jangan asal bicara"bisik Naruto lirih setengah hampir menangis.

Minato masih tetap terisak tanpa mengucapkan apapun hingga kemudian kedua tanganya meraih putranya dan menariknya kedalam pelukanya "Maaf".

Minato menangis,bersama putranya. pelukanya tidak membuat mereka menenangkan diri tapi membuat mereka berbagi luka.

Naruto masih menggumamkan kata 'kau bercanda' meski dirinya sendiri tau jelas apa yang terjadi.

Naruto belum siap untuk ini.

Dia tidak pernah siap.

Tak ada yang benar-benar siap untuk ini.

--

    Upacara penghormatan terakhir berlangsung dengan normal. Minato maupun Naruto berusaha keras untuk tidak menangis.

    Sakura dan Ino datang untuk membantu Hinata menyambut para tamu dan memberikan suguhan kepada mereka.

   Naruto menatap figura foto ibunya yang dikelilingi bunga-bunga.beberapa tamu datang dan memberi penghormatan terakhir,beberapa tetangga dan teman-teman sekolahnya dan para guru memberikan kata-kata penyemangat untuk Naruto.

  Tapi tetap saja kata-kata manis tidak akan membuat Naruto merasa lebih baik.

  Semuanya terlalu berat bagi Naruto, paru-parunya masih terasa sesak meski dia telah menghirup udara sebanyak mungkin.

  Pada akhirnya,Naruto pergi meninggalkan Minato.dia butuh tempat untuk tenang dan untuk sendirian.

  Sasuke dan Gaara melihat kepergian Naruto "Jujur,akan lebih menenangkan bagiku jika dia menangis tersedu-sedu saja daripada membisu seperti itu dan bersikap seolah dia akan membunuh dirinya sendiri"ujar Gaara.

  "Dia tidak akan melakukan hal seperti itu.."timpal Sasuke "Apa menurutmu seseorang harus menghiburnya?"tanya Sasuke.

  "Memang siapa diantara kita yang bisa menghiburnya?kau tau kan bahkan dia tidak mengatakan apapun sejak kemarin".

  Ternyata itu berlangsung selama 2 minggu berikutnya.Naruto mengurung dirinya di kamarnya,dia masih tidak mau bicara dengan siapapun.termasuk dengan Hinata.

  Minggu berikutnya bahkan lebih buruk lagi,dia memang berangkat kesekolah..masuk kelas meski tidak benar-benar memperhatikan pelajaranya tapi kepribadianya menjadi berubah.Naruto menjadi lebih pendiam dan menyendiri dia bahkan berangkat kesekolah lebih pagi tanpa menunggu Hinata,dia menjadi lebih tempramen kepada siapapun yang mengganggunya.

Teman-teman Naruto berusaha untuk menarik Naruto dari lubang kesedihanya tapi Naruto menepis tangan-tangan tulus yang ingin membantunya.

Dan Hinata bukan sebuah pengecualian.

--

  "Ah..segar sekali"ujar Hiashi sambil meneguk sake dari gelasnya.Minato masih terdiam menatap gelasnya tanpa berniat meminumnya.

   "Minumlah..mumpung Neji belum pulang.jadi dia tidak akan tau jika aku mencuri sakenya"ujar Hiashi.

   Minato tersenyum miris "Kau sepertinya membesarkan anak-anak mu dengan baik meski sendirian"ucapnya sambil meneguk sakenya.

   "Kau juga membesarkan Naruto dengan baik"tukas Hiashi.

   "Tidak,kau yang membesarkan Naruto" timpal Minato "Kau bahkan tau dia lebih baik dari aku"desis Minato "Aku ayah yang buruk,aku bahkan tidak pernah bermain bola denganya..kau yang melakukanya"ujar Minato dengan nada penyesalan didalamnya.

   "Kau sibuk,bekerja dan merawat Kushina..jangan khawatir Naruto mengerti hal itu"ujar Hiashi.

   "Tapi bukan berarti aku bisa mengesampingkan Naruto"sesal Minato "Dan sekarang Naruto menderita seperti itu tapi aku tidak tau apa yang haru kulakukan"gumam Minato sambil terus minum sampai dirinya tersedak.

  "Hey tenangkan dirimu"ujar Hiashi sambil menepuk-nepuk punggung temanya.

   Minato menatap Hiashi,dan Hiashi merasakan rasa sakit di dalam mata itu "Apa yang harus kulakukan?aku tidak mau dia menyiksa diri seperti itu".

   "Aku yakin kau tau apa yang harus kau lakukan..kau hanya takut untuk mencobanya".

--

    Hinata makan di kantin tanpa naruto setelah hampir 3 minggu,Hinata tidak sendirian kadang Kiba menemaninya,kadang Sakura atau ino yang menemaninya,atau kadang Sasuke dan Gaara.atau kadang mereka semua duduk dan makan disini untuk menemaninya.

    Seperti hari ini,semuanya teman-temanya menemaninya di meja.kecuali Naruto yang bahkan tidak datang ke kantin untuk makan siang.

    "Hei..aku baru tau kalau bintang porno penghasilanya besar sekali"celetuk Gaara begitu mereka duduk.

    "Lalu?kau berniat menjadi bintang porno?"tanya Kiba sambil membuka topi kebanggan tim baseballnya.

    "Boleh juga!kau hanya perlu mengandalkan p*nis mu dan kau akan menjadi kaya!"ucap Gaara bersemangat "Hey,aku bahkan tidak perlu kesekolah..aku tinggal membuat vid--" sebelum Gaara melanjutkan kata-katanya Sasuke sudah menyumbat mulut Gaara dengan telur gulung.

    "Lebih baik kau urusi saja ramen hall ayahmu itu"gumam Ino kesal.

     Sakura menatap makananya tanpa nafsu setelah mendengar kata-kata Gaara "Lihat ulahmu!!sekarang aku jadi membayangkanya dipikiranku!"teriak Sakura sambil melepari Gaara dengan kacang polong.

    Sasuke memungut kacang polong yang menggelinding ke arahnya dan memakanya "Jadi maksudmu kau sedang membayangkan Gaara telanjang dan bercinta sekarang?"tanya Sasuke dengan nada tidak suka.

   "Tidak,bukan begitu maksudku"cicit Sakura.

   "Kenapa Sasuke?kau cemburu?"tanya Kiba menimpali Sasuke menggeleng dengan cepat "kedengaranya begitu.

   "Heh..memangnya kau ini pakar cinta?kenapa kau bersikap seolah-olah tau semuanya?"ketus Sasuke.

   "Aku tidak bilang apapun soal cinta kau yang--".

   "Ssssttt..diamlah"desis Gaara.dan dengan ekor matanya mengerahkan pandangan teman-temanya pada Hinata.yang dari tadi diam tak mengatakan apapun dan memakan bentonya tanpa nafsu.hal yang dia lakukan hanya melihat kearah jendela yang menunjukan lapangan kosong.

   "Hinata"panggil Ino dan setelah panggilan yang ketiga Hinata beru menoleh.

"Kau mengatakan sesuatu?"tanya Hinata.

"Apa yang kau lihat?"tanya Gaara.

Kiba mengarahkan pandanganya ke tempat dimana tadi Hinata melihat.hanya sebuah lapangan kosong.

Ah tidak,bukan itu yang Hinata lihat tapi seseorang yang duduk di tepi lapangan itu.

Uzumaki naruto.

Yang tengah duduk menyendiri dengan sebuah headphone dikepalanya.

"Dia hanya perlu waktu..dia akan baik-baik saja percayalah"ujar Kiba.

"Aku perlu bicara denganya"gumam Hinata sambil bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan kantin.

Beberapa menit kemudian teman-teman Hinata bisa melihatnya berjalan ke arah lapangan lewat jendela.Sasuke mendekatkan diri ke jendela untuk mengetahui lebih jelas apa yang terjadi.

--

"Naruto!"panggil Hinata.

Naruto menoleh dan sepertinya baru menyadari kehadiran Hinata.

"Kau ada perlu?"tanya Naruto dingin.

"Ada perlu?itu yang kau katakan setelah tidak bicara padaku selama 3 minggu ini?"tanya Hinata.

Naruto menghela nafas "Jika tidak,tolong pergilah"ujar Naruto.

"Tidak!ada banyak yang perlu kubicarakan denganmu ja--"

"Aku saja yang pergi"ujar Naruto sambil melangkah pergi.

Dengan cepat Hinata menggenggam tangan Naruto untuk menahanya.

Dengan cepat Naruto menghempaskan tanganya untuk menepis tangan Hinata.cukup cepat hingga Naruto tak bisa menghentikan tanganya yang tak sengaja mengenai wajah Hinata.

Naruto telah memukul Hinata tanpa sengaja.

Hinata tersungkur ke tanah merasakan rasa sakit yang menyengat di wajahnya.terutama Hidung.

Hinata dapat merasakan darah keluar ari hidungnya.

Naruto membeku disana.tanganya gemetar menyadari apa yang telah dia lakukan.Naruto tidak berani mendekat,perasaan bersalahnya telah menyelimuti dirinya sehingga Naruto terlalu takut.

"Hi-hinata aku--"Naruto mendekat,ingin melihat bagaimana luka Hinata yg disebabkan oleh dirinya.

"KAU SUDAH GILA YA!!"teriak Sasuke tiba-tiba datang dan mendorong Naruto untuk menjauh.sementara teman-temanya yang lain mengerumuni Hinata.

"Kau tidak apa-apa?"tanya Kiba lalu mencoba menghentikan darah yang keluar dari hidung Hinata dengan sapu tangan yang disodorkan oleh Sakura.

Hinata menatap Naruto untul sesaat.

Naruto masih bisa melihat Hinata yang menatapnya diantara kerumunan itu.

Naruto tau jelas arti dari tatapan itu 'Kenapa?'.

Dan lagi-lagi Naruto melarikan diri,dia tidak cukup berani untuk melihat luka hasil perbuatan tanganya.

Dia tidak cukup berani untuk melihat Hinata.

--

  Naruto pergi kabur dari sekolah.menuju sebuah tempat,sebuah tempat dimana dia bisa tenang saat pikiranya kacau.

  Kolam,ada kolam yang besar di daerah ini..itu adalah tempat dimana Naruto dan Hinata biasa bermain dulu.

  Hari sudah senja dan Naruto masih duduk di bawah pohon di tepi kolam itu.adegan dimana dia tak sengaja memukul Hinata terulang-ulang dikepalanya sehingga Naruto tak bisa merasakan apapun lagi selain perasaan bersalah.

  Naruto menyandarkan kepalanya pada batang pohon dan memejamkan matanya.berusaha mendapatkan sebuah ketenangan.

  Hingga kemudian Naruto merasakan sebuah tangan ada diatas tanganya.Naruto membuka matanya terkejut hingga kemudian mendapati Hinata tengah menatapnya dan menggenggam tanganya.

"Hai...mau soda?".
--

  Hinata berjalan mendekati kolam lalu tersenyum setelah akhirnya menemukan Naruto yang mungkin sedang tidur?.

  Hinata merogoh tas sekolahnya mencari soda yang tadi dibelinya hingga kemudian tanganya merogoh sesuatu yang lain.

   Sebuah kertas yang sudah terlipat dengan berantakan dan tampak kusut.Hinata membuka kertas itu penasaran.sebuah formulir pendaftaran yang diberikan guru Kakashi.

   Hinata menatap formulir itu,sebuah kesempatan emas untuk pergi ke tokyo dan mendalami bidang yang sangat disukainya.kendo.

   Sejenak Hinata merasa senang.mengetahui kemampuanya diakui hingga bahkan seseorang kesini untuk menawarinya masuk kesebuah sekolah kendo ternama.

   Hingga bocah pirang yang tengah duduk di tepi lain dari kolam ini dengan menyedihkan melenyapkan perasaan senang itu dengan seketika.

   Hinata menghela nafas berat memandang formulir itu dan Naruto secara bergantian.lalu setelah menarik nafas dengan mantap Hinata mencengkram kertas itu merobeknya dan melemparnya ke tanah.

  Hinata telah membuang mimpinya.ada sesuatu yang lebih berharga bagi Hinata saat ini.

 
  Hinata berlari menghampiri Naruto lalu duduk disampingnya dan menggenggam tangan Naruto yang dibiarkan terkulai di tanah.

 
  "Hai..mau soda?"bisik Hinata dan Naruto hanya menatapnya tidak mengerti"aku tau kau akan ada disini"sambung Hinata.

   Hinata memberikan sekaleng soda yang Naruto terima dengan perasaan bingung.

   "Bibi kushina,dia selalu membuatkanku kue"ujar Hinata tiba-tiba.

   "Dia selalu membantuku mengepang rambutku karena aku tidak pernah bisa melakukanya"ujarnya lagi.

   "Dia yang mengajariku menyulam"gumam Hinata.

  Hinata meneguk sodanya "kau ingat saat aku mendapatkan haid pertamaku dan aku berteriak panik dan tak satupun dari kelurgaku tau apa yang harus dilakukan?bibi Kushina juga yang membantuku saat itu"ujar Hinata sambil tertawa.

  "Jadi aku juga mulai menganggapnya ibuku dulu..karena aku kehilangan ibuku sejak lahir jadi aku selalu menganggap bibi Kushina adalah ibuku"tutur Hinata lagi.

  Naruto menoleh begitu mendengar kata-kata Hinata.

  Hinata mulai terisak "Dari kecil aku selalu berpikir apakah Naruto tidak apa-apa jika berbagi ibu denganku?apakah dia tidak akan marah?pertanyaan konyol itu selalu terpikir olehku sejak aku kecil".

  Naruto terdiam,bayangan tentang kenangan-kenangan bersama ibunya dulu merasuki pikiranya lagi.

  Hinata terisak "Aku tidak tau jelas bagaimana cara menghibur seseorang soal ini tapi-- karena dia ibuku juga apa aku boleh menangisinya bersamamu?"tanya Hinata dan bersamaan dengan itu pertahanan Naruto runtuh.

  Naruto mengeluarkan semuanya, dia mengeluarkan perasaanya yang dia pendam selama tiga minggu ini lewat sebuah tangis.

  Hinata memeluk Naruto "Menangislah..karena ini hanya aku jadi tidak apa-apa"bisik Hinata disela air matanya.

  Naruto membenamkan kepalanya di leher Hinata dan memeluk gadis itu erat mengeluarkan seluruh dukanya disana.

  "Kita bahkan belum melakukanya sesuatu untuknya jadi ayo menyesalinya untuk beberapa hari.."desis Hinata "dan kemudian kita bisa mulai untuk mencoba keluar dari lubang ini..bersama-sama".

-----to be continued-------

Thanks for reading :)

  

Continue Reading

You'll Also Like

11.8K 634 6
for you Borusara fans. pada akhirnya kisah orang tua trio Uzumaki akan dikupas pada my next Story. jika kalian berpikir bahwa aku membuat cerita baru...
363K 4K 82
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
855K 12.6K 7
"Kamu bilang yang menjadi ratumu harus cantik, anggun dan pintar." "Aku berbohong, yang bisa menjadi ratuku harus dirimu." Yu xue wu, gadis dari abad...
1M 83.1K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...