Little Secret (End)

By RinaAfina

1M 56K 2.9K

semua berawal dari pesta pernikahan sialan naruto yan membawa sasuke pada masalah yang akan ia emban suatu ha... More

PROLOG
PART 1
PART 2
PART 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
PART 11
Part 12
Part 13
Part 14
Attention
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Epilogue
Author pov
Promosi
Promosi kembali

Part 27

21.4K 1.3K 148
By RinaAfina


Sasuke memejamkan matanya, 'selamat tinggal sakura'.

"TIIIDAAAAAAAKKKK", jerit sakura putus asa.

.

.

.

Chapter 27

Sasori menghentikan pukulannya tepat sepuluh centi dari wajah sasuke. Mendengar tangisan serta jeritan dari adiknya sudah cukup sebagai jawaban untuknya, keduanya terlihat menderita. 'tes selesai'. Sasori beranjak dari tubuh sasuke. Dia menatap adiknya yang terlihat sangat terluka karena melihat prianya tergolek tak berdaya. Sasori menunduk untuk menyamarkan senyumnya.

'begitu rupanya'.

.

.

.

Flasback on

.

.

.

Sasori baru saja tiba dibandara internasional sunnagakure tengah malam. Wajah tampannya mendapatkan sorotan banyak mata dari orang-orang sekitar, tapi dia mengacuhkannya, fokusnya adalah pria merah bertato 'Ai didahinya yang tengah menunggunya digerbang pintu keluar.

Sasori segera memberikan pelukan seorang teman pada gaara.

"bagaimana kabarmu?", tanyanya basa basi.

Gaara memutar matanya, "hn".

Sasori berdecak sebal mendengar sahutan gaara yang terdengar acuh terhadapnya.

"kopi?", tanya gaara simple.

Sasori mengangguk, "ayo cari cafe dekat sini, ada yang harus kita bahas sekarang".

Mereka melangkah keluar dari area bandara.

Gaara membawa mereka menuju salah satu cafe terdekat yang masih buka 24 jam. Sasori memesan sebuah ekspreso sedangkan gaara hanya secangkir kopi hitam, mereka duduk dibangku dekat jendela besar, sehingga mereka bisa leluasa memandang keluar jendela agar tidak merasa jenuh.

"jadi... bagaimana dia?", tanya sasori setelah dia menyeruput sedikit ekspresonya. Rasa nikmat kopi perlahan turun membasahi kerongkongannya. Matanya sedikit lebih awas sekarang.

Gaara sedkikit mendengus, "kau bisa melihat luka diwajahku 'kan, 'dia' pelakunya",

Sasori tergelak, dia tertawa atas luka yang dialami oleh gaara, sedikit simpati dan banyak menertawakannya, "Hahaha, coba kau jelaskan padaku, bagaimana bisa dia melakukannya, mengingat kau adalah orang yang sulit untuk sekedar diberi bogeman mentah".

Gaara mendecih, dia melengoskan wajahnya, "dia pria yang arogan, dan seorang uchiha",

Sasori menegakkan duduknya, "apa? Seorang uchiha? Maksudmu 'dia' masih satu ras dengan si keriput itachi",

Gaara mengeryitkan keningnya, "kau mengenalnya?",

"Aa,.. begitulah, jadi sekarang katakan, siapa dia? Rasanya aku tidak sabar untuk memberikan pelajaran kepada bocah keparat itu".

Gaara mengangguk, "Aa, kau tahu uchilha sasuke",

Sasori menerawang, mengingat-ingat siapa itu uchiha sasuke dalam kepala merahnya, selanjutnya dia mengangguk, "adik si keriput. Jadi dia orangnya",

"hn, ... uchiha dengan ego yang tinggi. Dia mengatakan kalau dia menyukai sakura, dan seenak hati mengklaim sakura sebagai miliknya, cih", gaara terlihat emosi mengingat kelakuan sasuke. "dan asal kau tahu, dia sudah bertunangan dan hampir menikah, kalau saja dia tidak mengalami kecelakaan disini".

Sasori berdecak kagum, "ternyata kau berbakat dalam menggosipi orang gaara, kau terdengar seperti konan saat membicarakan orang", sindirnya.

Plak

Gaara memukul kepala sasori kesal, "seriuslah bocah".

Sasori mendecih, "kau yang lebih bocah baka", sungutnya.

"jadi apa yang akan kau lakukan sekarang? Apakah kau akan memisahkan mereka?", gaara terdengar sangat berharap dalam ucapannya.

Sasori menerawang keluar jendela, "kita lihat saja, sampai dimana perjuangan uchiha itu, aku ingin melihat kesungguhan tekadnya. Sakura terlalu berharga untuk dipermainkan oleh siapapun, aku tidak akan semudah itu menyerahkan adikku. Bahkan sui sudah pernah merasakan bagaimana rasanya amukanku karena berani melamar karin".

Ingatannya melesat ke kejadian beberapa tahun lalu saat seorang pemuda berambut putih kebiruan nekat melamar karin melalui dirinya. Sasori sampai harus bertengkar dengan karin selama seminggu karena sudah membanting pacarnya, bukan hanya membanting sebenarnya, dia sudah mengancam agar pemuda itu menjauh dari karin. Tapi dasarnya dia memang keras kepala, dia menolak untuk menjauh dari karin, bahkan dia tetap kekeuh terhadap pendiriannya setelah sasori membuat wajahnya dihiasi oleh beberapa lebam.

"maaf gaara, aku memang merestuimu untuk bersama dengan adikku. Tapi sepertinya sakura hanya menganggapmu sama sepertiku, sebagai kakak. Aku tak bisa mengekang sakura untuk menyukaimu, terserah dia memilih siapa nanti. Sidang akan segera dimulai, kita lihat, seberapa tangguh calon kita saat ini", sasori menyeringai sadis.

.

.

.

Flasback off

.

.

.

Sasori tak menyangka bahwa bungsu uchiha itu akan sangat keras kepala, tidak perduli dia sudah menghajarnya habis-habisan, dia bahkan sangat menantikan dia untuk menyerah, setidaknya dia tidak perlu melukai tangannya seperti sekarang, tangannya membiru karena terlalu keras memukul sasuke, belum lagi tenaganya yang terkuras hanya untuk menghabisinya.

'sudah cukup'.

Sasori memberi aba-aba pada gaara untuk melepaskan sakura. Gaara mengangguk, dengan berat hati gaara melepaskan cengkramannya pada sakura, 'berbahagialah kalian'. Sakura tidak melihat seutas senyum tipis gaara, wanita itu langsung saja menerjang tubuh sasuke yang sudah terkapar dibawah. Pelan-pelan dia memindahkan kepala sasuke yang terasa lengket karena darahnya keatas pangkuannya.

"Hiks Hiks sasuke", air matanya jatuh menetes kewajah sasuke. Sasuke sedikit membuka matanya. Senyumnya terkembang, "Hai Chherrhy", pemuda itu tersenyum. Dia tahu dia sudah memenangkan hati sasori, jalan untuk memiliki sakura terbuka lebar untuknya. Dipandanginya wajah sakura yang basah oleh air matanya, tubuh wanita itu bergetar seiring dengan isakan kecil yang lolos dari bibir mungilnya. Tangan sasuke menangkup pipi itu, dia meringis merasakan tangannya yang terasa sakit hanya untuk mengelap air mata sakura, "janghan menanghis", ucapnya lirih, "shudah khu bhilangkhan, akhu akhan memperthahankhanmu, akhu menhang sekharang, khau milikku, sakhura milhik uchiha shashukhe".

Sakura mengangguk, mengiyakan perkataan sasuke, sakura mengelus tangan sasuke yang bertengger dipipinya, "hiks... bodoh... hiks .... sasuke-kun bodoh,... hiks aku membencimu,... hiks aku sangat membencimu sialan,... hiks.... kau membuatku hampir mati berdiri tadi... hiks... bodoh... idiot bodoh... hiks... dimana harga diri uchihamu yang kau bangga-banggakan itu hah,... hiks kau memang bodoh,...hiks",

Sasuke tersenyum senang, "maaf".

"hiks ... bagaimana jika kau mati brengsek,... hiks... kau mau aku menikahi pria lain hah", rancau sakura. "hiks ... menyebalkan".

"akhu menchintai-mhu".

Sakura semakin mengeraskan tangisannya. Bagaimana bisa sasuke tetap mengucapkannya dalam keadaan sekarat begini, 'ini terdengar manis'.

Sakura dilanda panik saat dirasakannya tangan sasuke yang semula dalam genggamannya terkulai, disertai dengan tertutupnya mata sasuke.

"sa-sasuke hiks sasukeee hiks, bangun sialan, hiks ... jangan membuatku takut hiks bangun, SASUKEEE", sakura mencoba menggoyang-goyangkan badan sasuke, tapi tidak bereaksi apa-apa.

"Gaara, ambulan dibawah sudah siap?", tanya sasori pada rekannya.

Gaaraa mengangguk, sasori mengerti.

"sakura-chan",

"APA!!!", salak sakura pada sasori, sasori sampai kaget sendiri, 'astaga galak sekali'.

Sasori nyengir tanpa dosa, sedikit ngeri melihat pelototan sakura yang bisa memutilasinya ditempat, Glek. "errr, begini imouto-chan, sebaiknya kita bawa dia kerumah sakit sekarang, ambulan sudah menunggu dibawah lagi pula, aku sudah menyiapkan dokter untuk jaga-jaga juga disana. Kau tak ingin nyawanya melayangkan?".

"kau yang akan kubuat melayang dari atas sini baka", sinis sakura yang tidak bisa diajak bercanda.

Sasori dan gaara segera menggotong sasuke kelantai bawah. Dipintu keluar sudah terdapat sebuah ambulance lengkap dengan para medis yang memadai, mereka dengan cekatan menaruh sasuke diatas ranjang pasien, yang membawanya masuk kedalam ambulance,. Mobil itu melaju menuju rumah sakit sunna yang terletak tidak jauh dari kawasan apartemen sakura. Sasuke segera diberi pertolongan pertama didalam ambulance, sakura ikut mendampinginya didalam ambulance, dia menggenggam tangan sasuke dan terus memanjatkan doa semoga sasuke selamat dan tidak terjadi luka yang serius pada dirinya.

Sepuluh menit kemudian, ambulance sudah sampai pintu masuk rumah sakit. Ranjang yang membawa sasuke langsung dikeluarkan, diseret masuk kedalam ruang UGD.

Diluar ruangan Sakura, Sasori, dan Gaara tengah menunggu dengan gelisah mengenai keadaan sasuke didalam.

"kalau sasuke sampai kenapa-kenapa, aku tidak akan segan-segan memusuhimu seumur hidup nii-san", ancam sakura.

"memangnya seberapa penting pemuda itu untukmu sakura",

Pertanyaan sasori membuat sakura bungkam, 'seberapa penting...'.

Sakura baru saja menyadari sesuatu, 'seberapa penting arti sasuke dalam hidupku?'.

"sangat.... sangat penting nii-chan, bahkan posisinya hampir setara dengan triplet, tapi dalam konteks yang berbeda", jawab sakura dengan wajah menunduk. Dia menyadari arti sasuke dalam hidupnya. Ternyata pria bajingan itu benar-benar berhasil membuatnya luluh, 'gila'. Pria gila yang nekad ingin menikahinya. Sakura tersenyum. 'sayangnya aku baru sadar, bahwa ... aku.... mencintai pria dengan segala kegilaannya itu'.

Dua jam lebih sasuke berada didalam ruang UGD. Dan selama dua jam itu pula sakura harus menahan diri agar tidak mendobrak paksa pintu yang masih menyala merah tersebut.

Ponselnya berbunyi, nama triplet tertera disana. Sakura segera menjawabnya.

"hallo, mama! Mama dimana, kenapa rumah sepi sekali, dua orang berisik itu terus merengek lapar disini", jelas seseorang disebrang sambungan.

Sakura merutuki dirinya yang lupa membuatkan sarapan untuk ketiga buah hatinya, ibu macam apa dirinya. "sayang,... ma-mama... harus kerumah sakit tadi pagi,... a-ada pasien mama yang dalam kondisi kritis, kalian tunggu sebentar ya, sebentar lagi mama pulang",

"hn, baiklah... mama..."

"ya"

"apakah papa juga bersama mama? Papa juga tidak terlihat disini".

".....", sakura terdiam.

"mama?", suara haru kembali memanggil sakura.

"ya, sayang... emh papa ya? ... ya tadi papa mengantar mama kerumah sakit, kalian tunggu sebentar mama akan segera pulang"

"hn, baiklah, bye ma".

"bye sayang". Sambungan dimatikan, sakura terpekur sendirian, dia bingung haruskah dia pulang keapartemen sekarang? Bagaimana dengan sasuke, pria itu bahkan belum jelas keadaannya. Tapi dia juga tidak bisa egois, anak-anaknya membutuhkannya sekarang.

"kau disini saja, biar triplet aku yang akan mengurusnya", ucap sasori padanya.

Sakura mengangguk, sasori pergi meninggalkan sakura bersama gaara.

Tak lama lampu diatas pintu mati, seorang dokter keluar dari dalam ruangan, "tsunade-sama, bagaimana keadaannya didalam sana".

Dokter berambut pirang yang sempat menjadi mentor sakura saat kuliah dulu terkejut mendapati sakura yang terlihat kacau.

"tenanglah sakura, dia baik-baik saja. Tapi tidak terlalu baik juga, dia mengalami geger otak ringan, patah tulang dibeberapa tempat, termasuk rusuknya yang kemarin cidera, tak kusangka sekarang bertambah parah, dan memar dan lebam yang mendominsi. Sebenarnya apa yang terjadi padanya?", tanya tsunade.

"..."

"biar kutebak, sasori benar?",

Sakura mengangguk. Tsunade mendengus, "kurasa anak itu masih sangat keras kepala, sister complex akut. Nekat juga dia membuat seorang uchiha babak belur. Kakakmu menggali lubang kuburnya sendiri",

"shisou kenal dengannya?",

"cukup mengenal, keluarga dengan watak keras seperti mereka. Jadi hubungan kalian sudah dalam tahap apa? Bukankah yang kudengar dia sudah memiliki seorang tunangan",

Sakura mengendikkan bahunya, 'pantas sasori menghajarnya habis-habisan'.

"sudahlah, untuk sementara mungkin priamu itu tidak akan sadar selama satu atau dua hari karena operasi kecil, kau jangan terlalu khawatir, dia akan baik-baik saja. Dia akan segera dipindahkan keruang rawat, kau bisa menungguinya disana, sementara kau urus saja bagian administrasinya terlebih dahulu".

Sakura mengangguk, "kalau begitu aku pamit dulu, jaga kesehatanmu dan ketiga anak-anakmu, 'dia' orangnya kan?",

Sakura bersemu merah, tsunade terkekeh, "mereka terlihat mirip", Tsunade berlalu pergi.

Tak lama ranjang yang membawa sasuke keluar dari dalam ruangan, pria itu terliaht menyedihkan dengan selang dan seluruh tubuh yang dibalut perban layaknya seorang mumi.

"kau temani dia, aku akan mengurus segala administrasinya", perintah gaara.

Sakura mengangguk, dia mengikuti sasuke yang dibawa keruang VVIP rumah sakit.

Para perawat itu menempatkan sasuke pada ranjang yang lebih besar didalam ruangan, memberikan pelayanan yang menyamankan pasien. Setelah melakukan pekerjaannya, mereka pamit pergi.

Sakura duduk dibangku sebelah ranjang, menggenggam tangan sasuke, menciumnya pelan, dan meremasnya. Menyalurkan getaran pada sasuke yang masih tertidur tidak sadarkan diri.

"cepatlah sembuh, hiks... aku mengkhawatirkanmu,... hiks ... aku berjanji akan mengatakan seluruh perasaanku padamu saat kau sadar nanti, hiks... jadi cepatlah kau buka matamu brengsek"

"bagaimana aku harus menjelaskan pada anak-anak nanti, hiks... aku... hiks... mereka masih membutuhkanmu... begitu juga denganku,... hiks... aku... aku membutuhkanmu,... hiks".

"aku mencintaimu sasuk-kun,... aku mencintaimu,..", aku sakura pada akhirnya, dia menangis sambil memegangi tangan sasuke.

.

.

.

Semalaman sakura menjaga sasuke, tapi pria itu masih tidk sadarkan diri, dia bahkan menyerahkan urusan triplet pada sasori.

Dia bahkan selalu menolak makanan yang disodorkan gaara padanya, dia selalu beralasan tidak lapar tidak lapar, sampai pagi ini sakura masih enggan untuk makan barang sedikit. Dia tetap duduk dikursi sebelah sasuke seraya menggenggam jemari sasuke, berharap empunya segera bangun.

BRAK

Pintu ruangan di buka keras, di ambang pintu terlihat hanabi yang terlihat marah, dia membawa beberapa orang berseragam polisi dibelakangnya.

"TANGKAP WANITA ITU, DIA YANG SUDAH BERSEKONGKOL MENGANIAYA CALON SUAMIKU", teriak hanabi.

.

.

.

.

Yo minaaa

I'm back, mundur dari jadwal ternyata, tak apalah

Yang penting cepat tamat

Plis vote and komen kalian guys

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 81.7K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
222K 18.8K 27
•SasuSakuFanfiction• Highest rank #Rank1 in narutofanfic #Rank1 in sasusakufanfic #Rank1 in ssl #Rank2 in comfort #Rank2 in uchihasasuke #Rank2 in ha...
584K 45.3K 40
[COMPLETED] Sasuke Uchiha, pria incaran yang dikenal dingin dan kejam, untuk pertamakalinya merasakan perasaan aneh yang membuat degub jantungnya men...
37.8K 4.2K 20
Harusnya Naruto tidak memulai semua ini. Harusnya ia melupakan kebenciannya terhadap Gaara dan tidak menyeret Hinata ke dalam masalahnya. Kini, Narut...