Crystal Snow ✔

By jeonruu

38K 4.8K 522

[Completed] Asrama Bangtan tiba-tiba kedatangan gadis tak diundang. Gadis itu rapuh dan penuh luka di sekujur... More

PROLOGUE
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
Wait~wait.. Let me breathe
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 17
CHAPTER 18
CHAPTER 19
CHAPTER 20
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
Flashback Memories
Question
CHAPTER 24
CHAPTER 25
CHAPTER 26
CHAPTER 27
CHAPTER 28
CHAPTER 29
CHAPTER 30
CHAPTER 31
CHAPTER 32
CHAPTER 33
CHAPTER 34
CHAPTER 35
CHAPTER 36
A Letter from Taehyung
A Letter from Yoojung
Another Destiny - Only If [Fin.]

CHAPTER 16

609 92 9
By jeonruu

Yoojung membenci pemuda bernama Kim Minjae itu. Siapa dia? Entah seakan lelaki itu lebih mengetahui hidupnya ketimbang dirinya sendiri.

Kenapa Minjae mengatakan seolah Dongha memang bukan kakak kandungnya. Perkataannya terdengar meyakinkan mengingat ia pun kehilangan ingatannya, ditambah perlakuan kakaknya yang tidak bisa disebut sebagai perlakuan kakak terhadap adiknya.

Ah, ralat. Beberapa perlakuan Dongha meman terkadang aneh dan mengerikan. Namun terkadang Yoojung juga dapat merasakan sisi seorang kakak ketika bersama Dongha.

Meninggalkan café itu dengan segera adalah hal bagus. Ia tak ingin mendengar segala argumen yang dilontarkan Minjae mengenai dirinya dan kakaknya. Ia tak berhak menilai kehidupan pribadinya. Mereka memang teman SMA dulu, namun itu tak lantas menjadikan Minjae berhak berbicara di hadapannya seolah ia adalah orang paling benar di dunia. Dasar pria menyebalkan!

Yoojung menghentakkan kakinya memasuki rumah. Lelah-lelah keluar rumah demi menghampiri Minjae di café, padahal ia juga ingin menanyakan banyak hal, malah si pria menyebalkan itu menembaknya dengan rentetan kalimat yang memuakkan. Jika saja ia seberani Sohyun mungkin ia sudah melempar gelas kopinya, menyiram sisa kopi dinginnya untuk membalas perkataan kurang ajar Minjae.

Apa? Dia bilang dirinya hanyalah gadis dingin yang sok jual mahal?

Itu lebih baik daripada tebar pesona seperti dirinya. Ia pikir menjadi populer lantas membuat pria itu memiliki derajat yang lebih tinggi darinya. Sebegitu bangganya kah mendapat perhatian dari seluruh gadis di kampusnya?

Yoojung menghempaskan diri di sofa ruang tengah. Kakaknya belum pulang. Tentu saja. Memikirkan obrolannya dengan Minjae di café tadi memang menguras emosinya. Namun itu sedikit membuatnya memikirkan akan beberapa hal. Terlebih lontaran Minjae yang menanyakan apakah jangan-jangan kakaknya menyukainya. Ia tak memikirkan sampai sana. Ia tahu, Minjae hanya asal bicara saat itu. Namun, jika lelaki itu mengetahui apa yang pernah Dongha lakukan terhadapnya, mungkin pria itu akan membenarkan perkataannya.

Kim Dongha. Yoojung yakin sekali bahwa ia adalah kakak laki-lakinya dan keluarga satu-satunya yang ia miliki. Memang siapa lagi Dongha? Bahkan di album keluarga ia banyak menemukan foto dirinya dan Dongha saat masih kecil. Atau foto besar di dinding ruang tamu yang memajang fotonya bersama Dongha saat masih kecil. Bukankah itu sudah cukup sebagai bukti bahwa Dongha memang kakak kandungnya.

Yoojung mendesah resah akan ketidaktahuannya. Mengapa ia harus hilang ingatan? Dongha mengatakan bahwa ia mengalami kecelakaan mobil yang menyebabkannya hilang ingatan. Ia percaya. Karena 2 tahun yang lalu yang ia ingat adalah ia terbangun dari koma lamanya selama satu bulan dan melihat Dongha di sisinya sedang menggenggam tangannya erat.

Selama 2 tahun ini Yoojung memang sudah memendam rasa penasarannya akan masa lalunya. Terlebih lagi Dongha selalu mengatakan dengan tegas bahwa ia memang tak perlu mengingat masa lalu. Namun pertemuannya dengan Minjae belakangan ini membuatnya kembali dirundung rasa penasaran.

Apakah benar yang dikatakan Minjae bahwa ia adalah anak tunggal? Entah mengapa tiba-tiba ia merasa menyesal harus meninggalkan café secepat itu. Jika saja ia bisa sedikit menahan emosinya berhadapan dengan pemuda dengan perkataan frontal itu, mungkin ia bisa mengetahui sedikit lebih banyak tentang masa lalunya.

Entah merasa terpanggil atau bagaimana, Yoojung berdiri dari duduknya dan bergerak menuju kamar Dongha. Ia menempelkan tubuhnya bersandar pintu kamar kakaknya yang tertutup itu dengan telinga yang menempel seakan ingin menguping sesuatu dari dalam sana. Tentu saja yang ia dapati hanya keheningan semata.

Yoojung mendesah resah. Pikirannya sudah cukup kacau dengan tekanan batin yang ia alami akibat perlakuan Dongha terhadapnya. Dan Minjae sukses membuat dirinya merasa semakin tertekan. Padahal ia tak pernah ambil pusing mengenai masa lalunya yang hilang meskipun ia penasaran juga. Namun kini seolah gejolak hatinya mengatakan ia harus mengingat segala hal dalam memorinya yang terpendam. Segala hal yang dapat memperjelas kehidupan rumit yang dihadapinya sekarang. Memperjelas segala perlakuan sinting kakaknya terhadapnya.

"Kau puas?!" Minjae berteriak garang kepada Taehyung selepas pertemuannya dengan Yoojung. Ia langsung naik ke lantai dua café begitu Yoojung keluar dari café dan menghilang di kelokan jalan. Taehyung dan Sungjae langsung mengejarnya dan menuntut penjelasan pada Minjae. Namun sebelum itu, Taehyung sudah memukul kepala Minjae terlebih dahulu membuat Minjae meringis kesakitan dan melotot marah menatap Taehyung.

"Bisa-bisanya kau berkata kasar padanya, dasar otak ayam yang kehilangan saringannya. Harusnya kau menyaring omonganmu sebelum mengatakan apapun pada Yoojung. Aku bisa lihat betapa sakit hatinya ketika ia meninggalkan café tadi. Oh astaga! Sepertinya mulutmu itu hanya lembut jika berciuman saja. Ah, tidak, aku bahkan tak yakin kau berciuman dengan wanita secara lembut."

Mendengar rentetan omelan Taehyung membuat Minjae berkacak pinggang. "Dasar alien bodoh otak mesum yang tak pernah belajar balas budi! Hei, dengar ya, jika bukan karenaku, kau tak akan bisa berhubungan dengan cinta pertamamu itu. Aku sudah berbaik hati membiarkan waktu berhargaku hanya untuk melaksanakan permintaan bodohmu. Dasar alien laknat tak tahu berterima kasih, harusnya waktu itu kubiarkan saja kau telanjang seharian di wc, agar kecoak memakanmu hidup-hidup sehingga aku tak bernafas dalam satu udara yang sama dengan alien aneh sepertimu." Balas Minjae mengingatkan Taehyung akan kejadian di SMA saat ia masih kelas 1. Dimana ketika ia ulang tahun, seluruh teman laki-laki sekelasnya menelanjanginya di wc dan meninggalkannya berteriak histeris meminta bantuan.

"Dasar lemak berjalan!"

"Dasar Alien bodoh!"

Sungjae menghirup nafas dalam-dalam. Well, perbedaan antara ia dan Minjae jika bertengkar dengan Taehyung adalah, ia akan lebih memilih berkelahi bersama Taehyung dan tak saling menggonggong bak anjing kesurupan macam Minjae. Sebelum ia mendengar kalimat kutukan yang lebih menyakitkan telinga, Sungja mendorong kedua kawannya ini agar saling menjauh.

"Oke, cukup! Aku tak ingin membuka kebun binatang di cafeku. Cafeku belum cukup sukses sehingga membuatku tak ingin fokusku teralihkan dengan membuka bisnis baru semacam tempat rumah sakit anjing gila. Duduklah, aku akan buatkan kopi untuk meredakan emosi kalian."

Minjae dan Taehyung menurut meskipun masih saling menatap tajam satu sama lain. Sungjae yakin, jika mereka terus melotot seperti itu sepertinya akan ada laser merah keluar dari mata mereka dan menghancurkan cafenya. Dengan satu jentikkan jari diantara tatapan Minjae dan Taehyung membuat dua makhluk merepotkan itu saling membuang pandangan. "Cukup saling melotot seperti itu. Jika boleh jujur, wajah kalian sudah jelek, jangan menambahnya menjadi lebih jelek lagi dengan pelototan kalian."

Setelah beberapa menit Sungjae turun untuk membuat dua kopi hangat untuk dua kawannya itu, akhirnya pria berambut coklat itu naik kembali membawa dua cangkir kopi yang dibawa dengan nampan. "Jadi, apa yang kau dapatkan dari pembicaraan tadi?"

Minjae dan Taehyung saling bertatapan lagi sebelum Minjae membuka mulut. "Bolehkan aku bercerita 'Tuan Kim yang tak bisa move on dari cinta pertamanya'?"

"Eish, dasar mulut laknat. Cepatlah, aku tak punya banyak waktu lagi untuk berada disini."

"Baiklah-baiklah." Minjae memajukan kursinya. Lantas menyesap kopinya sedikit sebelum berbicara.

"Jadi, yang kudapat dari perdebatanku dengan tuan putri cinta pertama sang alien..." Minjae tersenyum ke arah Taehyung yang mendesis sebal. Sementara Sungjae merotasikan bola matanya melihat dua kawan bodohnya. "ah, apakah aku boleh menyampaikan analisisku dari cara Yoojung berbicara?"

Tak ada jawaban dari kedua temannya. Dan Minjae menganggap itu sebagai jawaban 'ya'.

"Gadis itu benar-benar terlihat sangat meyakinkan ketika mengatakan bahwa Kim Dongha adalah kakak kandungnya. Dia bilang dia memiliki banyak foto masa kecilnya bersama kakaknya sebagai bukti. Yah, meskipun itu tak lantas membuatku benar-benar yakin Kim Dongha adalah kakaknya. Tapi siapa tahu Kim Dongha mungkin kakak laki-lakinya yang telah lama berpisah."

Minjae terdiam sebentar dan meletakkan kedua tangannya di atas meja. Ia menatap Taehyung. "Kau ingat tidak, yang pernah kau ceritakan padaku, katanya Yoojung pernah muncul di asramamu dua tahun yang lalu?"

Taehyung mengangguk. "Ya, aku saat itu terlalu terkejut sehingga membuatku hanya diam memandangnya. Kenapa?"

"Kau bilang kan saat itu tanggal 1 september."

Taehyung mengagguk cepat. "Ya, aku mengingatnya karena saat itu Jungkook ulang tahun."

"Nah, jadi saat malam 1 September Yoojung muncul di asramamu, esoknya ia mengalami kecelakaan. Sebuah kecelakaan yang menyebabkannya hilang ingatan."




[]

Continue Reading

You'll Also Like

295K 12.4K 200
Tidak menerima req disini. Jika anda ingin req? Silahkan lakukan di pt2 nya, terimakasih. Start 25 Januari 2019 Finish 29 Desember 2019
5.1K 553 13
🎖️ #3 - tradisi (May, 27 '22) Janitra Kusuma, yang dipaksa ikut aturan keluarga, melanjutkan tradisi turun temurun. Mampukah dia melawan ego? BXB/ B...
32K 3.4K 30
Maafkan aku! aku tahu aku salah!. Karena itulah aku kembali meski aku tahu engkau enggan memaafkanku. Dan... Aku hanya ingin engkau tahu bahwa hatiku...
777K 79.4K 55
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...