The Reader and Protagonist De...

By meishinta666

461K 57.6K 6.3K

Judul : The Reader and Protagonist Definitely Have to Be in True Love Bahasa : Chinese Author(s) : 颓 Artist(s... More

Chapter 1 : Aku Seorang Fan Bubuk Hitam
Chapter 2 : Author: ... Mengerti
Chapter 3. Reader: Aku menyebrang...
Chapter 4. Pembaca: meong ~
Chapter 5. Protagonis : .....
Chapter 6. Reader / Protagonis : "MUA"
Bab 7 - Pembaca: Ini bukan mayat hidup ... Terlalu tampan, tidak ilmiah!
Bab 8 - Protagonis: ... Kemarilah.
Bab 9. Pengarang: Tiga tahun berlalu.
Chapter 10 - Author: Koridor ruang masa lalu dan ruang masa depan
Bab 11 - ???: Kau tidak akan pernah menemukan dia!
Bab 12 - Caraku meraih orang pasti salah!
Bab 13 - Pembaca: Pemuda ini tidak akan memberikan si imut ini padamu!
Bab 14. Protagonist: Aku akan memelukmu erat
Bab 15 - Protagonis : Jangan meninggalkan garis penglihatanku.
Bab 17 - Protagonis : Dia milikku
Chapter 18 - Protagonis: Kembalikan padaku
Chapter 19 - Doujinshi: Yoooooo ~
Chapter 20 - Pembaca/Protagonis: Jangan membuat keributan.
Chapter 21.1 - Protagonist: Situasi apa ini?
Chapter 22 - Penulis : Dalam YY Novel, pasangan lily dapat diluruskan.
Chapter 23 - Pembaca : Aku sudah melepaskan celanaku dan ini yang kau
Bab 24 - Pengarang: Kekuatan tempur Lord Flame hanyalah 5.
Bab 25 - Pengarang: Itu adalah penggunaan yang benar dari cincin penyimpanan
Chapter 26 - Pembaca : Berendam di mata air panas, berbicara tentang kehidupan
Chapter 27 : Feromon Xiu
Chapter 28 - Protagonis : Mari Kita Bertaruh.
Chapter 29 - Pembaca : Protagonis, kau iblis kecil!
Chapter 30
Chapter 31 - Protagonis : Pegang aku lalu duduk di atasnya.
Chapter 32 - Pembaca : Belajar keras dan buatlah kemajuan setiap hari.
Chapter 33
Chapter 33.5 = Episode Khusus: Empat Tahun
Chapter 34
Chapter 35 - Pembaca : Pilihan dialog yang memicu pertumpahan darah.
Chapter 36
Chapter 37 - Pembaca : Aku tidaklah cukup tahu tentangnya.
Chapter 38 - Protagonis : Kau akhirnya akan kembali kepadaku.
Chapter 39
Chapter 40 - Pembaca : Teman dekat ini merepotkan.
Chapter 41 - Penulis: Hanya orang suci yang bisa menyentuh unicorn.
Chapter 42 - Pembaca/Protagonis: Aku akan menerima tugas ini.
Chapter 43 - Pembaca: Anggur bisa menghangatkanmu.
Chapter 44 - Reader: (LOL)
Chapter 45 - Pembaca: Menjual rekan tim.
Chapter 46 - Protagonis : Karena itu kamu.
Chapter 47 - Penulis: Waktu memisahkan sepasang kekasih ini.
Chapter 48 - Protagonis: Aku sudah ingin melakukan ini sejak lama.
Chapter 49 - Protagonis : Jangan sentuh dia.
Chapter 50 - Pembaca : Itu bagus.
Chapter 51 - Protagonist: Batas waktu satu bulan adalah sekarang.
Chapter 52 - Pembaca : Aku sedang mengoleskan obat.
Chapter 53 - Pembaca : Panggilan dari artifak.
Chapter 54 - Pembaca: Apakah ini sesuatu yang akan dilakukan seorang pria?
Chapter 55 - Pembaca: Aku rasa aku bisa menyelamatkan situasi.
Chapter 56 - Protagonis: Jangan takut padaku.
Chapter 57 - Pembaca: Kau tidak boleh menghilang.
Chapter 58 - Pembaca: Terasa bagus.
Chapter 59 - Protagonis: Bagaimana seseorang bisa menjadi tuhan?
Chapter 60.1 - Pembaca: Teman-temanku dan aku tertegun.
Chapter 61 - Protagonis: Aku akan membunuh mantan diriku.
Chapter 62 - Peraturan : Menara Tuhan akan dibangun
Chapter 63 - Author: The Twilight of the Gods.
Chapter 64 - Pembaca: Pelatih, peralatan miliknya tidak sama dengan milikku!
Chapter 65 - Protagonis : Aku ingin bersamamu selamanya.
Chapter 66 - Protagonis : Siapa yang kau pikirkan?
Chapter 67 - Menara Tuhan : Arena Dewa Iblis
Chapter 68 - Pembaca: Makan, tidur, berkompetisi
Chapter 69 - Tower of God: The Undead Scourge
Chapter 70
Chapter 71 - Protagonis : Apa yang kau lihat?
Chapter 72 : Kuil Pengetahuan
Chapter 73 - Protagonist: Apakah kamu sedang menghiburku?
Chapter 74 - Hukum: Orang bodoh tidak bisa bertahan.
Chapter 75 - Menara Tuhan : Gua Naga
Chapter 76 - Protagonis: Apakah Anda memiliki seseorang yang Anda sukai?
Chapter 77 - Menara Tuhan : Fairy Illusion
Chapter 78.1&2 - Pembaca: Mengapa melepaskan perawatan?
Chapter 78.3&4 : Reader: Why give up treatment?
Chapter 79 - Menara Tuhan : Nyanyian Peperangan dari Kemarahan
Chapter 80 - Menara Tuhan : Reruntuhan Gnome.
Chapter 81 - Protagonis : Keterampilan baru
Chapter 82 - Pembaca : Produk jelek ini tidak bagus.
Chapter 83 - Pembaca : Malu Bermain
Chapter 84 - Menara Tuhan : Kota Langit
Chapter 85 - Sebuah Hasrat dari Kejujuran
Chapter 86
Chapter 87 - Protagonis: Ini akan hebat, ayo lakukan!
Chapter 88 - Protagonist: Kamu mempercayaiku?
Chapter 89 - Protagonis: Dia bukan Aku
Chapter 90 - Protagonis: Aku memiliki keterampilan spesial bea cukai.
Chapter 91 - Pembaca : Dunia ini adalah novel
Chapter 92 - Pembaca: Aku ingin melihatmu menjadi Tuhan
Chapter 92.4 - Pembaca: Aku ingin melihatmu menjadi Tuhan
Chapter 93
Extra 2: Mid-Autumn Festival

Bab 16 - Pembaca: Aku tidak mengkhianatimu

4.5K 689 64
By meishinta666


Dahulu kala ada anak beruang. Dia diejek oleh sekelompok anak beruang lain, oleh karena itu dia menjadi seorang chuuni. (Dahulu kala ada anak nakal. Dia diejek oleh sekelompok anak nakal lain, oleh karena itu dia menjadi otaku bersosial terbelakang.)

Du Ze selalu merupakan seorang makhluk kecil bodoh, lucu; ia lahir seperti itu. Sebelum ia memiliki masalah dengan telinganya ia imut di dalam dan di luar; Setelah ia harus memakai alat bantu dengar, wajahnya menjadi tak berdaya tapi di dalam dirinya masih sangat bodoh.

Saat lahir telinganya tidak bagus, tapi baru saat SMP telinganya benar-benar mulai memburuk. Karena perkembangan gangguan pendengarannya sangat lambat, pada awalnya Du Ze tidak menyadari hal itu terjadi. Ia hanya berpikir bahwa kadang-kadang ketika orang berbicara, ia tidak bisa mengerti apa yang mereka katakan. Satu-satunya yang bisa dilakukannya adalah meminta orang lain untuk mengulanginya sendiri. Tapi setelah ini terjadi berulang kali, Du Ze menemukan bahwa orang mungkin tidak ingin berbicara dengannya lagi.

Du Ze memikirkannya: jika ia berbicara dengan seseorang dan orang itu terus menyelanya dan memintanya untuk mengulanginya beberapa kali, bukankah itu akan mengganggu? Tapi bagaimana ia bisa menghentikan dirinya dari melakukan ini? Si moe Du Ze memantapkan pikirannya: selama ia tersenyum, semuanya akan baik-baik saja.

Ia tidak pernah berpikir bahwa telinganya bermasalah tapi ketika orang tuanya mengetahui tentang masalahnya, mereka membawanya ke rumah sakit untuk memeriksa pendengarannya. Du Ze melihat saat orang tuanya mendapat alat bantu dengar untuknya. Ia merasa sangat panik - hanya dalam sekejap mata ia diberi label "cacat?"

Jadi Du Ze berlari dari kenyataan. Ia menolak memakai alat bantu dengar, berpura-pura tidak ada yang terjadi.

Jika kau tidak bisa mendengar dengan jelas, tersenyum saja. Jika kau tidak tahu bagaimana harus bereaksi, tersenyum. Saat orang lain senyum dan mengucapkan sesuatu, terus tersenyum. Ia tidak menyadari bahwa suaranya menjadi semakin tidak jelas karena ia tidak dapat memahami intonasi dan volume yang tepat.

Karena kondisi pendengarannya yang memburuk, Du Ze akhirnya harus memakai alat bantu dengar. Hari pertama ia memakainya, ia tiba-tiba berada dalam dunia yang jernih. Saat ia berdiri di luar kelas, mendengarkan teman baiknya di dalam, Du Ze mendengarnya berkata:

- Ah Ze, dia idiot, selalu cekikikan dan mengatakan hal-hal yang membuat orang lain menertawakannya sampai mati.

Seorang teman sepertinya menirukan nada suara yang sangat panjang, lucu, bergetar, dan jelek, membuat yang lain tertawa.

"Benar! Kukatakan padanya bahwa dia orang tolol dan dia hanya tertawa seperti orang bodoh. "

"Sekali lagi!"

"Kamu! Bukankah guru mengatakan untuk 'bersikap baik terhadap orang cacat'? "

Du Ze membuka pintu. Ruang kelas yang penuh dengan orang-orang tertawa tiba-tiba berhenti dan menatap Du Ze. Ia berjalan ke tempat duduknya dan duduk dengan tenang, wajahnya datar tanpa perubahan. Orang-orang di sekelilingnya saling pandang dengan cemas. Mereka tidak tahu apakah Du Ze telah mendengar apa yang mereka katakan.

"Ah Ze, kamu di sini ... apakah itu headset MP3 yang baru? Keren!"

Du Ze menatap "teman baiknya." Dadanya terasa seolah ada sesuatu yang sedang meremasnya dan ia tercekik. Tiba-tiba, ia merasa bahwa membuat suara adalah hal yang memalukan dan menakutkan. Imitasi lucu itu tersimpan di otaknya, ejekan meniru cara bicaranya tadi membuatnya tahu bahwa perilaku awalnya untuk melarikan diri dari kenyataan adalah hal yang konyol untuk dilakukan.

Remaja itu mengangkat tangannya ke headphone alat bantu dengarnya, di depan teman-teman sekelasnya, ia mengangguk dalam diam, tersenyum kaku: Ya, ini headphone, hanya headphone.

Karena itu ia tidak mendengar apapun.

- Itu mungkin terakhir kali Du Ze tersenyum di depan orang lain.

Sejak saat itu si remaja moe bodoh itu memasang rute B dan bersikeras bahwa ia tidak membutuhkan orang lain sampai ia kuliah. Ia mengubur dirinya sendiri di internet, kehidupan sosialnya berantakan, dan miopi-nya sampai hampir menerobos langit.

Kemudian Du Ze menemukan karya Ye Zhi Qiu.

Penulis itu seperti cangkir, protagonis adalah alat makan, dan pembaca adalah keseluruhan meja kopi.

*******

Dengan linglung, Du Ze tersandung dan duduk. Sambil mencondongkan tubuhnya ke dinding batu, ia tidur. Tiba-tiba, ia terbangun. Xiu diam terbaring di pelukannya, tertidur nyenyak. Gnome itu tampak seperti bentuk manusia yang imut, lezat dan sempurna yang diimpikan oleh otaku. Du Ze mengulurkan tangan untuk menyentuh dahi Xiu lalu menarik napas lega.

Kemarin, karena Xiu pergi mencari Du Ze, luka gnome telah terbuka dan dia jatuh dalam koma yang panas. Du Ze bergerak bolak balik hampir sepanjang malam sehingga saat fajar ia baru saja beristirahat. Ia memang memiliki fungsi pemulihan sehingga meski ia tidak pernah tidur, ia tidak akan mati, tapi stres membuatnya merasa sangat lelah. Setelah melihat bahwa Xiu sedang tidur nyenyak, Du Ze juga memejamkan mata untuk beristirahat dan bermimpi tentang masa lalu yang membahagiakan.

Du Ze menatap langit. Rasanya mendung tapi menurutnya sudah lewat tengah malam.

Apakah ia melewatkan waktu yang telah ditentukan dalam transaksinya dengan Dan?

Ia melihat headphone-nya untuk memeriksa apakah ada cukup baterai. Hanya ada separuh dari baterai normal. Jika ia pergi sekarang, ia masih bisa mencapainya.

Apa yang kamu tunggu? Berjalanlah ┏ (゜ w ゜) = ?!

Du Ze dengan hati-hati meletakkan Xiu dari pelukannya, sedikit berfantasi yang menyenangkan bahwa ia adalah orang dewasa yang berpura-pura kesal dan tidak berdaya pada anak manja yang mencengkeram pakaiannya dengan ketat: anak yang sakit ini sangat lengket, ah ~ (besar kesalahpahaman disini).

Si orang bodoh, lucu itu tidak ingin membangunkan Xiu. Bagaimanapun, setelah kesepakatan dengan Dan selesai, ia akan segera kembali. Ia mencoba dengan lembut melepaskan genggaman Xiu di jubahnya tapi jubahnya malah sobek. Untungnya, tidak terlalu parah karena jubahnya memang sudah rusak. Karena bajunya robek, ia kehilangan beberapa waktu, dan terlalu terburu-buru untuk kembali ke Kota Halphas sehingga ia tidak terlalu memikirkan apa yang sudah ia lakukan.

Gambar: Du Ze meninggalkan Xiu. Dia curiga menyelinap pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun karena dia tidak mau membangunkan Xiu.

Sepasang mata emas terbuka dan dengan diam menatap punggung Du Ze saat ia pergi. Mata itu suram dan tidak pasti.

***

Baru pada saat Du Ze bergegas menuju kota, ia ingat bahwa ia telah mengatakan "di luar kota" tanpa menentukan di mana mereka akan bertemu. Di luar kota itu penuh batu tinggi dan rendah, bagaimana mereka bisa saling menemukan?

"Aha, kamu di sini akhirnya."

Suara itu datang dari atas. Du Ze mendongak dan melihat iblis hijau itu duduk di atas batu, tersenyum dengan sungguh-sungguh. Dan dengan tangkas melompat, membungkuk pada Du Ze, dan berkata, "Aku menunggu sangat lama untukmu."

Dan tangan kanan memegang sebuah buku, seperti biasa. Dia bertepuk tangan, dan dari suatu tempat sebuah kotak muncul di tangan kirinya. Kotak itu adalah kotak yang sama yang dipilih Du Ze dari kiosnya.

"Pakaianmu luar biasa," seru Dan. "Bolehkah aku bertanya bagaimana pembuatannya?"

Itu adalah sebuah kecurangan, kau tidak akan mengerti.

Melihat bahwa Du Ze tidak berniat berbicara, Dan hanya bisa mendesah dengan menyesal dan memberikan kotak itu kepadanya.

"Inilah yang kau mau."

Du Ze mengambil kotak itu. Kotak abu-abu kecil itu sangat tidak mencolok. Tidak ada yang bisa menebak dari luar bahwa ada senjata tingkat tinggi di dalamnya.

Saat Du Ze memandangi kotak itu, mata Dan tampak menyapu sudut di belakangnya. Senyum Dan menjadi lebih cerah.

"Apakah kau ingin menghubungi Tuan Penguasa Kota untuk mendiskusikan penjualan?"

Du Ze berhenti sejenak, karena kotak itu berasal dari Dan, tentu saja Dan tahu apa yang ada di dalamnya.

"Penguasa kota akan sangat senang bisa mendapatkan jenis yang langka." Dan mengungkapkan senyuman yang ambigu. "Kau bisa mendapatkan banyak uang, dan bahkan mendapatkan apresiasi dari penguasa kota"

Memang, pedang iblis itu adalah artefak yang sangat berharga tapi entah mengapa Du Ze merasa kata-kata Dan sangat aneh meski dia tidak dapat menentukan dengan pasti apa yang salah.

"Bolehkah aku bertanya, kapan kau akan menjual? Mungkin aku bisa mengenalkanmu pada Penguasa kota?" Dan menyarankan. "Atau kau bisa memberikan 'dia' padaku terlebih dahulu, dan aku dapat memproses penjualan untukmu, dengan cara itu Penguasa kota tidak akan menemukan identitasmu."

Du Ze terkejut. Dan tampaknya telah mengetahui bahwa dia adalah manusia, dan, untuk mencegah Penguasa kota tidak mencari tahu, ingin membantunya. Dan adalah orang yang baik? Du Ze sekali lagi ingat bahwa dalam "Mixed Blood," Dan misterius tapi dia selalu berada di pihak protagonis. Du Ze ragu tapi sekarang tidak punya uang, bahkan tidak cukup untuk membayar biaya masuk kota. Apalagi dengan penghalang sosialnya, akan sangat sulit baginya untuk berbicara dengan Penguasa Kota yang makanan pokoknya adalah manusia.

Gambar: Ingat! Tuan kota 'suka' makan manusia.

Karena itu, Du Ze mengangguk. "Ya, bantu aku untuk menjualnya."

"Tolong jangan khawatir, aku pasti akan mendapatkan harga yang bagus." cara Dan berbicara itu dibesar-besarkan dan dia menyeringai dengan gembira. "Pastinya, 'dia' tidak akan pernah tahu bahwa kau sudah mengkhianati 'dia' dan kau tidak akan terbunuh oleh kontrak darah dengan 'dia' –"

Du Ze terkejut, ia tidak mengerti apa yang dikatakan Dan. Ia hanya bisa terlihat tak berdaya saat pria berpakaian hijau itu menekuk alisnya dan melihat ke belakang Du Ze.

"ada tikus kecil ... Keluar, aku tahu kau ada di sana."

Du Ze berpaling untuk melihat apa yang dilihat Dan saat melihat sesuatu yang tidak akan pernah dia lupakan sepanjang hidupnya - Xiu berdiri di bawah bayang-bayang batu besar, Du Ze tidak tahu berapa lama dia berdiri di sana. Wajahnya tidak memiliki ekspresi sedikit pun, sama seperti binatang sekarat. Mata yang berwarna cerah itu dingin, seperti mata air neraka dalam yang tampak lembut tapi saat disentuh akan membekukan orang sampai ke sumsum tulang.

Du Ze dibekukan oleh mata itu. Ia belum pernah melihat Xiu menatapnya dengan mata seperti itu, bahkan jantungnya sampai terasa sangat dingin, ia mengira sudah berhenti berdetak.

Di samping Du Ze, Dan memiliki ekspresi menyesal dan tak berdaya: "Ah, aku ketahuan."

Du Ze ingat apa yang dikatakan Dan. Ia sudah disesatkan! Ia sengaja menggunakan kata-kata yang akan membuat Xiu berpikir bahwa dia telah dikhianati!

"Ini sebuah kesalahan -"

Dan terkekeh dan menyela keras Du Ze. "Sudah ketahuan olehnya, jangan berpura-pura lagi."

F ***! Kamu fuc*er pembohong! ****! ****!

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Du Ze memiliki dorongan untuk mencekik seseorang sampai mati. Di depan Xiu, kata-kata penjelasan yang tak terhitung jumlahnya bergulir di otaknya. Tepat pada saat ini, headphone mengirim pukulan fatal pada Du Ze saat baterai habis.

Du Ze kehilangan hati. Dan mengucapkan beberapa patah kata yang Du Ze tidak bisa dengarkan pada Xiu, di bawah bayang-bayang batu, akhirnya berbicara.

- Dikhianati ... apakah dia marah?

Xiu menatap Dan yang ekspresi wajahnya penuh sarkasme jahat. Nada gnome itu ringan tapi pada saat yang sama, sangat berat seperti harapan yang sirna.

Dia berkata, "Aku sudah terbiasa dengan itu."

Du Ze tidak bisa mendengar apa yang Xiu katakan tapi ia melihat sirat kelelahan dan mati rasa dari Xiu - tidak ada rasa keputusasaan, tapi lebih pada tidak adanya harapan.

Karena dikhianati sekali, seseorang akan marah.

Karena dikhianati berkali-kali, seseorang akan sedih.

Karena dikhianati berkali-kali dan kali, seseorang akan kehilangan semua harapan.

Pada akhirnya, orang akan menyadari bahwa dikhianati bukanlah akhir, dan semua yang tersisa hanyalah kelelahan, seperti bara api yang sekarat.

Tenggorokan Du Ze terasa kering. Ia tahu rasa sakit karena dikhianati. Ia terlalu malu untuk menyentuh dunia hanya karena ia diejek oleh "teman baiknya." Ketika ia melihat protagonis "Mixed Blood" dikhianati oleh sahabatnya, seraya ia duduk di depan komputer, Du Ze merasa seperti ia sedang tercekik. Karena protagonis, ia peduli dan menyukai "Mixed Blood". Ketika ia melihat protagonis dalam nyata, Du Ze mengucapkan terima kasih atas keberadaannya - untungnya ia masih bisa memberi kompensasi pada protagonis tersebut. Jadi ia menandatangani kontrak darah, digunakan sebagai subjek tes, diperlakukan dengan curiga, dihujani hujan asam, tapi hal itu tidak ada pentingnya baginya. Ia bukan seorang masokis, ia hanya berpikir bahwa inilah cara untuk mendapatkan kepercayaan protagonis dan mengembalikannya ke karakter aslinya yang lembut.

Tapi sekarang karena ia disesatkan oleh Dan, Du Ze "mengkhianati" sang protagonis.

Jadi cepatlah dan jelaskan! Du Ze menatap mata Xiu yang tidak hitam, mereka lebih gelap dari hitam. Mulutnya terbuka dan tertutup beberapa kali; jika ia tidak menjelaskan maka akan terlambat -

- Ah Ze, dia idiot, selalu cekikikan dan mengatakan hal-hal yang membuat orang lain menertawakannya sampai mati.

... Aku idiot! Oke, terserah!

"... aku ... tidak ... mengkhianatimu."

Sangat sulit untuk mengucapkan kata-kata itu, seolah-olah ia belum berbicara untuk waktu yang lama. Suaranya tidak selaras, gagap dan kaku, dan ia tidak bisa mengendalikan volumenya.

Xiu melihat pada pemuda berambut hitam itu dan si Dan yang tersenyum, merenung.

Takut bahwa penjelasan yang panjang akan terdengar seperti suara hati yang bersalah atau munafik, Du Ze tidak menambahkan apa-apa lagi. Ia hanya menatap bayangan Xiu dan, dengan suara aneh dan lucu itu, hanya mengulang :

"Aku tidak mengkhianatimu."

"Percaya padaku ... okay?"

******

Daniel sadar bahwa dia sudah terlihat. Menghadapi Xiu dengan senyuman yang sama sederhananya, dan jujur yang sama seperti yang dia kenakan saat Xiu masih seorang manusia, yang akan membantunya membully seniornya, dia berbicara.

"Xiu, maaf, hal terbaik yang bisa kaulakukan sekarang adalah mati."

Aneh rasanya mengetahui bahwa dia dikhianati lagi tapi dia tidak terluka atau sedih. Bahkan kemarahannya pun mendingin. Tidak ada rasa sakit di hatinya, entah - Tidak.

Kerangka tulang itu membuka mulutnya dan mulai tertawa.

Hatinya sudah meleleh, bukan?

Api jiwa biru itu melonjak dalam lubang hitam soket matanya, dingin dan tanpa sedikit pun jejak panas.

- kutipan dari "Mixed Blood"

_________

Penulis memiliki sesuatu untuk dikatakan:

Pembaca : Aku tidak mengkhianatimu. QAQ

Penulis : Buktikan dengan tindakanmu, Nak.

Protagonis : Ayo duduk disini.

Pembaca: ...Aku akan mengkhianatimu. = 皿 =

Continue Reading

You'll Also Like

594K 57.1K 27
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...
597K 17.1K 21
Judul Sebelumnya : My Cold Husband Selena Azaerin, itulah namanya, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, dia tak pernah kehilangan sif...
447K 31.2K 42
menikah dengan duke Arviant adalah hal yang paling Selena syukuri sepanjang hidupnya, ia bahkan melakukan segala cara demi bisa di lirik oleh Duke Ar...
119K 11.4K 15
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...