Little Secret (End)

By RinaAfina

1M 56.2K 2.9K

semua berawal dari pesta pernikahan sialan naruto yan membawa sasuke pada masalah yang akan ia emban suatu ha... More

PROLOG
PART 1
PART 2
PART 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
PART 11
Part 12
Part 13
Part 14
Attention
Part 15
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Epilogue
Author pov
Promosi
Promosi kembali

Part 16

23.7K 1.4K 105
By RinaAfina

“A-anak-anak?!”,
.
.
.
F*ck, demi apapun, sasuke menyumpahi siapapun yang sudah seenak jidat menginterupsi kegiatannya berciuman.

Sialan rasanya rusuk sasuke kembali patah karena dorongan kuat dari sakura.

“A-anak-anak?!”, sakura berseru cukup kuat.

Sasuke memindahkan pandangannya pada tiga kurcaci kecil yang tengah memandangi mereka berdua seakan berkata ‘what the hell they are doing’.

Sakura menghampiri ketiga anaknya yang masih mematung ditempat.

“mama ciuman sama dia”, sarada menunjuk kearah sasuke yang masih terdiam ditempatnya,  dia menatap dengan pemikiran yang tak terbaca. Dia terus menatap triplet tanpa mau berkedip, dan triplet meresponnya dengan menatap sama intens nya dengan sasuke.

Mereka bertiga tersenyum jenaka melihat mamanya yang terlihat salah tingkah.

“se-sedang apa kalian disini, bukannya mama sudah bilang untuk menunggu mama diruangan mama”, seru sakura antara panik dan malu.

“hihihi wajah mama merah, lucu”, komen yuki. “mama habis ciuman sama pa...hup”, mulut ember yuki langsung dibekap oleh haru.

‘hampir saja’,

Sakura mengerutkan keningnya, “hei kalian masih belum menjawab pertanyaan mama, bagaimana bisa kalian tahu mama ada disini”, sakura berkacak pinggang didepan triplet,

“mama lama, makanya kami menyusul mama, bibi tenten yang memberitahu kalau mama sedang ada diruangan ini”, jelas haru, dia tidak mau mengambil resiko kalau yang menjawab dua saudarinya, apalagi yuki.

“sekarang mama jawab, kenapa mama ciuman sama paman itu?”, tanya haru pada mamanya.

Sakura gelagapan , “i-itu, ... itu bukan ciuman sayang, i-itu ma-mama... mama  memberikan napas buatan untuk paman itu, yah napas buatan, ka-karena dia sesak napas”, dustanya.

Alis haru mengkerut, “tapi kenapa sambil emut-emutan, apa kalian juga rebutan permen dimulut mama, karena paman itu menjilati kedalam mulut mama terus”,

‘kenapa kata-katanya terdengar sangat frontal, apa lagi ini yang mengatakan anak kelas dua SD, tuhaaan’, pekik hati sakura. Rasanya wajah sakura sudah sangat memerah sekarang, apalagi mendengar adegan ‘emut-emutannya’.

“i-itu..”, ‘ayolah berpikir sakura’,

‘oh kami sama, ingin rasanya aku memutar waktu,Arrgh UCHIHA BRENGSEEEKKK. Kami-samaaa aku sudah mencemari pemikiran anak-anakku, haruskah aku mengaku saja, hwaaaa’, paniknya dalam hati, dia bisa merasakan keringat dingin mulai terasa dipelipisnya. Sakura meremas jemarinya yang terasa licin.

Haru masih menanti jawaban sakura, “mama tahu, ciuman mama seperti ciuman paman sasori dengan bibi konan”,

“iya, benar”, seru yuki yang sepertinya ingat dengan momen itu, “cium sambil emut-emut”, pekiknya gembira karena berhasil mengingatnya

“hn”, sarada mengangguk mengiyakan.

“huh?”, oke sakura shock berat sekarang,

‘ingatkan aku untuk membakar bibir sasori-nii nanti’, batinnya.

“jadi mama ada hubungan apa dengan paman itu?”, haru mengembalikan ketopik utama.

‘Damn, tak bisakah mereka kubuat amnesia sejenak’.

“BERHENTILAH MENYEBUT MAMA CIUMAN, ya tuhan itu bukan kosa kata yang baik untuk kalian, lagian... APA URUSANNYA DENGAN KALIAN?”, pekik sakura akhirnya, karena bingung mau membuat alasan apa lagi.

Triplet berjengit ngeri melihat mamanya yang akan segera mengamuk.

Disekitar sakura seakan ada tulisan ‘KODE MEREAH’, yang artinya menyingkir.

Yuki segera berlari kearah sasuke yang masih mengamati interaksi antara anak dan ibu  tersebut. Onyxnya mengikuti gerak gerik yuki yang mendekat kearahnya, anak perempuan lucu itu tersenyum manis kearahnya.

“YUKII...”, sakura memanggil anak perempuannya, Sakura panik melihat ketiga buah hatinya mendekati sasuke yang masih diam membisu disana.

‘kami-sama, kumohon jangan sekarang’, dia menggigit bibir bawahnya gusar,

Yuki, sarada, dan haru mendekati ranjang sasuke, tubuh mereka menempel pada pinggiran ranjang pasien yang cukup tinggi, hingga kepala mereka bertiga saja yang dapat menyembul diatasnya.

Senyum mereka bertambah lebar saat sasuke membalas senyum mereka, bukan seringai seperti biasanya, dan tatapannya tidak menajam menyakitkan, tatapannya melembut, menatap mereka bertiga, pandangan antara kaget, takjub dan tidak percaya.

“paman”, ‘papa’, ingin sekali haru berseru demikian, “paman siapa?”, lanjutnya

Sasuke seperti kehilangan suaranya, rasanya sangat berat hanya untuk sekedar membalas pertanyaan sederhana haru. ‘ada apa denganku’. Bisiknya pada diri sendiri.

Tak kunjung mendapat jawaban dari sasuke, ketiganya saling berpandangan. Kepala mereka bertiga saling berdekatan, membentuk sebuah lingkaran membelakangi sasuke.

“apa paman ini bisu?”, bisik yuki keras.

Sarada mengangguk, “hn, kurasa iya”,

“sayang sekali, ternyata ‘dia’ bisu”, timbrung haru.

“sekarang bagaimana? Haru, kau ada ide”, tanya sarada

Haru menggeleng, “aku tidak pernah berbicara dengan orang bisu, aku hanya pernah berbicara dengan ‘pakun’, anjing kakashi oji-san”,

“tapi ‘pakun’ tidak bisu”, pekik yuki,
Sarada mencubit lengan yuki, “berisik”,

Yuki cengengesan.

Sasuke yang mendengar bisik-bisik mereka terkekeh, ‘ya tuhan, mereka lucu sekali’, menyebutnya bisu dan bergerombol layaknya sedang mengadakan rapat direksi.

Mendengar suara dibelakang, mereka langsung berbalik, dan melihat sasuke yang tengah menutupi mulutnya, matanya menyipit.

“paman bisa bicara?”, tanya yuki dengan wajah inoncentnya, ketiganya menatap sasuke penuh minat.

Sasuke yang dipandangi begitu membuatnya tidak tahan untuk terbahak lebih keras, ‘astaga, wajah polos mereka benar-benar lucu’, batinnya.

Mereka bertiga merengut melihat sasuke yang tertawa terbahak-bahak,

“dia menyebalkan, kita pulang saja”, putus sarada.

“TUNGGU”, sasuke berseru cukup keras, dia menetralkan perasaannya, setelah sedikit tenang dia kembali menatap serius kearah mereka bertiga, dia tersenyum.

“namaku sasuke, uchiha sasuke”,

Wajah ketiga anak-anak itu langsung berbinar-binar, “kyaaa... hup”, sarada membekap mulut yuki.

“ck, kau ini berisik sekali”, tukasnya sarkatis. Yuki menatap sengit sarada, dia menghempaskan tangan sarada yang masih bertengger diwajahnya.

“haruno haru”, haru mengulurkan tangannya pada sasuke,

Sasuke menerima uluran tangan haru, “uchiha sasuke”,

Cengiran lebar terbit diwajah cubby haru. ‘rasanya seperti mimpi bisa bertemu denganmu papa’.

“hei, gantian, aku juga mau kenalan”, interupsi yuki.

Haru yang merasa terusik mendecih tidak suka,

“haruno yuki, salam kenal paman”, dia tidak mau disalahkan lagi kalau memanggil sasuke papa,

sasuke menerima uluran tangan yuki. “uchiha sasuke”, sasuke mengelus pipi cubby yuki, dan sedikit mencubitnya

“YAK aku sudah bosan dicubit terus”, sungut yuki, bibirnya mengerucut lucu. “dipikir tidak sakit apa”, runtuknya tidak terima.

Sasuke memalingkan wajahnya kearah sarada, dari kedua saudaranya, entah mengapa wajah saradalah yang terasa paling familiar dipandangan sasuke.

“siapa namamu?”, suara berat sasuke menggetarkan sarada, dadanya sesak menahan gejolak perasaannya, rasanya ingin sekali dia membebaskan hatinya dari himpitan perasaan yang dia sendiri tidak begitu tahu apa.

“haruno sarada”,

Sasuke mengelus surai legam sarada. Semburat merah terlihat kontras dipipi sarada.

“demi apa aku melihat salad memerah, hei haru,... bukankah salad terlihat sangat manis huh, cup cup cup cup”, yuki menarik-narik pipi sarada yang memerah.

Sarada menampik tangan yuki, “ck lepaskan nee-chan,.... menyebalkan”.

Haru terkekeh melihat kedua kakaknya yang kembali tidak akur.

.

.

.

Sasuke pov

Kalian tahu, aku bukanlah seseorang yang menyukai anak-anak, mereka berisik dan merepotkan. Tapi ....

Sepertinya itu tidak berlaku bagi tiga buah hati sakura, mereka membuatku merasakan perasaan hangat... entahlah, sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya, rasanya sangat menyenangkan, menggelitik dan sedikit cheessy mungkin.

Ada perasaan asing terasa dalam hatiku,

‘benarkah aku masih mempunyai hati?’

Aneh... rasanya aneh, melihat mereka tersenyum dan tertawa,... rasanya aku juga ingin ikut tertawa bersama mereka. Rasanya ada ikatan tak kasat mata yang menghubungkan diriku bersama mereka.

Rupanya bukan hanya ibu mereka yang dapat mencuri perhatianku.

Namun ketiga buah hatinya juga.

Dan kalian tahu, aku jadi memikirkan apa yang dikatakan naruto tadi pagi....

‘benarkah mereka anak-anakku?’

.

.

.

Sakura masih mematung ditempat. Melihat interaksi mereka berempat membuat sesuatu didalam dadanya terasa menyesakkan, rasanya sangat sesak, terasa membunuhnya dengan cara yang manis. Sasuke yang tersenyum dan tertawa melihat tingkah konyol anak-anaknya, serta anak-anakanya yang terlihat begitu bersinar dan bahagia ... entahlah, seperti .... semuanya terasa benar disini. Kedekatan mereka,... kontak tubuh mereka... tawa mereka,  semuanya ... dan tanpa sadar, hati sakura menuntunnya untuk menempatkan nama sasuke pada sebuah tempat tersembunyi, tempat kramat, yang paling dia jaga dan tidak pernah dia biarkan seseorang menempatinya.

‘ayah dari anak-anakku’, air mata sakura menetes meresapi sebuah kenyataan yang telah lama dia pendam.

Dia kembali bertanya pada dirinya,

‘benarkah langkahku ini’.

Memisahkan anak dengan ayahnya selama 7 tahun lamanya,

‘bagaimana jika sasuke mengetahui fakta ini?’

‘apakah dia akan marah?’

‘apakah dia bisa menerimanya?’

‘atau justru sebaliknya!’

Berbagai pertanyaan berseliweran dibenaknya, dia tersenyum miris .

“sayaaang”, seruan seseorang membuat sakura tersentak kembali kepada kenyataan, bahwa hal itu salah, pria ini sudah ada yang memiliki, dan dia tidak mau mempertaruhkan hidupnya dan ketiga anaknya pada takdir yang mengikatnya dengan kehidupan sasuke, dia tidak yakin cukup kuat dan bisa bertahan nantinya, walaupun melihat triplet yang terlihat lebih bahagia bersama sasuke, tapi pria itu bisa saja berbalik merenggut kebahagian mereka, membuat mereka semakin terluka nantinya.

.

.

.

“Sayaaang”, seruan hanabi membuat semua orang serentak memfokuskan perhatian mereka pada wanita yang baru saja memasuki ruangan sasuke.

Hanabi memasuki ruangan sasuke, matanya memicing tidak suka melihat sakura yang berada didalam ruang sasuke, dia melipat tangannya didepan dada, gayanya yang angkuh membuat sakura berdecih keras. ‘astaga, ternyata do’aku tidak didengar oleh kami-sama’, semua orang menatap kearah hanabi yang  terlihat menantang sakura.

“sedang apa disini? B*TCH, Mencoba untuk menggoda calon suamiku lagi huh? Dasar murahan, bilangnya tidak tertarik dengan sasuke-kun, tetapi diam diam mendekatinya, Munafik”, cecar hanabi,

.

.

.

.

Tbc
.

.

.
Ok guys,  lupakan acara 3 minggunya

Author labil

Aku cuma mau bilang

Aku bakal up kalau mood sedang bagus dan UAS tidak semprawut

Udah gitu aja

Bye bye

Ps : maafkan kelabilan author

Continue Reading

You'll Also Like

YES, DADDY! By

Fanfiction

299K 1.7K 9
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
1.7M 65.1K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
176K 19.8K 39
VOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA, TERIMA KASIH. Naruto Namikaze itu kejam, suka sekali membully Hinata yang polos. Menurut Naruto itu balas dendam. Ever...
112K 5.5K 34
Andai kau tau aku mencintaimu, tapi itu hanya cintaku yang bertepuk sebelah tangan hubungan kita persahabatan kita renggang semenjak perempuan itu ha...