Crystal Snow ✔

By jeonruu

38K 4.8K 522

[Completed] Asrama Bangtan tiba-tiba kedatangan gadis tak diundang. Gadis itu rapuh dan penuh luka di sekujur... More

PROLOGUE
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
Wait~wait.. Let me breathe
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
CHAPTER 17
CHAPTER 18
CHAPTER 19
CHAPTER 20
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
Flashback Memories
Question
CHAPTER 24
CHAPTER 25
CHAPTER 26
CHAPTER 27
CHAPTER 28
CHAPTER 29
CHAPTER 30
CHAPTER 31
CHAPTER 32
CHAPTER 33
CHAPTER 34
CHAPTER 35
CHAPTER 36
A Letter from Taehyung
A Letter from Yoojung
Another Destiny - Only If [Fin.]

CHAPTER 1

2.3K 256 9
By jeonruu

Malam telah begitu larut dan jam di dinding menunjukkan pukul tengah malam. Seluruh member Bangtan baru saja pulang setelah kegiatan sibuk mereka. Melalui latihan pagi, pemotretan, tampil di beberapa acara musik, dan sebagainya. Seluruh wajah member Bangtan menyiratkan kelelahan dan kantuk yang menguasai mereka. Oleh karena itu, tanpa mengobrol atau bercanda satu sama lain mereka langsung masuk ke dalam kamar masing-masing. Merebahkan tubuh lelah mereka ke atas ranjang dan mulai terlelap dalam mimpi mereka.

Tak ada suara lain lagi selain suara detik jarum jam, atau dengkuran Namjoon. Biasanya Taehyung akan mendekati Namjoon untuk menghentikan dengkuran tersebut karena mereka satu kamar. Namun untuk malam ini ia terlampau lelah dan mengantuk untuk turun dari ranjang.

Jin adalah member terakhir yang masuk kamar. Sebelum ia masuk ke kamarnya sendiri yang sekamar dengan Yoongi, ia akan mengecek kamar member lain. Hoseok dan Jimin yang tidur dalam satu kamar sudah tidur dan mematikan lampu kamar mereka. Begitu pula Namjoon dan Taehyung. Sedangkan Jungkook yang memiliki kamar sendiri masih terbuka dengan lampu menyala. Jin melongok masuk di ambang pintu.

"Kau belum tidur?" tanyanya membuat Jungkook yang tengah memakai krim malam menoleh.

"Sebentar lagi."

"Em, baiklah. Akan ku tutup pintunya."

"Terimakasih, hyung." Lantas setelah itu tersenyum tipis dan menutup pintu kamar Jungkook. Kemudian berjalan mencari tombol lampu di ruang tengah dan mematikannya. Kamarnya yang masih terbuka dengan lampu menyala memberikan sedikit cahaya yang menerangi ruang tengah, tempat berkumpul dan bersantai member Bangtan. Jin berjalan gontai kembali masuk ke dalam kamar. Yoongi sudah terlihat tidur di atas ranjangnya tanpa memakai selimut. Kemudian ia mematikan lampu dan berjalan menuju ranjangnya. Lantas membuang dirinya ke atas kasur. Menghela nafas lega dan menarik selimut.

Hari melelahkan telah mereka lewati. Dan mereka harus memiliki istirahat cukup untuk kegiatan padat esok hari termasuk menghadiri fansigh di Hongdae. Mereka tak ingin terlihat lelah di hadapan fans. Malam ini mereka harus benar-benar istirahat cukup. Mengisi kembali tenaga yang telah mereka keluarkan hari ini.

Jarum jam terus berdetak. Memecah keheningan malam. Malam semakin larut menuju pagi. Jam dinding menunjukkan pukul 2 dini hari ketika pintu asrama mereka digedor seseorang. Sangat keras dan berkali-kali, pun dengan bel rumah mereka yang berbunyi berkali-kali mengganggu tidur nyenyak mereka.

Aneh sekali seseorang datang dini hari dan menggedor pintu rumah mereka keras. Jika saja itu manajer mereka pastilah sudah masuk ke dalam rumah karena mengetahui password rumah. Namun siapa yang bisa masuk dan mencapai pintu rumah mereka jika gerbang mereka saja terkunci dengan password.

Satu-persatu member Bangtan keluar dari dalam kamar. Masih dengan wajah yang amat sangat mengantuk. Belum ada yang berani membuka pintu rumah. Perlahan suara gedoran itu mulai menghilang. Namjoon mendekati interphone dan melihat siapa yang berada di luar rumah. Namun tak mendapati siapapun selain kesunyian disana.

"Siapa hyung?" tanya Taehyung mendekat ikut memeriksa interphone dan melihat tak ada siapapun di luar. Jungkook memeluk Jimin dari belakang dan menyenderkan kepalanya pada pundak Jimin, masih mengantuk. Hoseok sudah memasang wajah khawatir. Lantas setelah mengumpulkan seluruh keberanian, Namjoon mendekati pintu rumah hendak membukanya.

"Jangan hyung." Jimin menghentikan Namjoon. Menelan salivanya berat dan mencengkeram tangan Jungkook yang melingkari perutnya. "Bagaimana jika itu orang jahat?"

"Kita harus memastikan dulu. Tidak mungkin orang jahat menggedor pintu begitu keras membangunkan kita semua." Ujar Jin.

"Bagaimana jika itu sasaeng fans?" Jungkook menyahuti. Namjoon terdiam dan saling pandang dengan Jin. *fans fanatik

"Sudahlah. Kita kan bertujuh, jika dia orang jahat kita pasti bisa melawannya. Bukalah, siapa tahu seseorang yang membutuhkan pertolongan disana." Yoongi menimpali. Lantas setelah mendapat anggukan dari Jin, Namjoon kembali melangkah mendekati pintu. Hoseok mendekatkan dirinya pada Yoongi dan bersembunyi di balik tubuh Yoongi. Jin berdiri di belakang Namjoon sedang tangannya sudah memegang tongkat bisbol.

Namjoon menelan salivanya berat. Tangannya sudah meraih kenop pintu. Kemudian perlahan memutarnya pelan. Pintu terbuka memberikan kesempatan angin malam yang dingin menerobos masuk ke dalam . Menerpa wajah Namjoon dan membuat pemuda itu bergidik dingin. Ia membuka pintu lebih lebar dan matanya membelalak kaget begitu pula Jin.

Seorang gadis langsung menerobos masuk ke dalam rumah begitu pintu terbuka. Yoongi, Hoseok, Jimin dan Jungkook berteriak kaget. Menjauhkan diri dari gadis yang berjalan masuk dan langsung berdiri di tengah ruangan lantas berjongkok. Terlihat gadis itu meloloskan nafasnya lega. Terlihat menggigil kedinginan. Raut ketakutan terpancar dari wajah mungilnya. Namjoon segera menutup pintu rumah kembali.

Kini seluruh member Bangtan berdiri terpaku menatap gadis yang berjongkok di tengah ruangan dengan tubuh bergetar. Bukan hanya itu yang membuat mereka terkejut, melainkan seluruh luka dan lebam di tubuh gadis itu seperi seseorang telah memukulinya. Darah mengalir di pelipisnya, ujung bibirnya sobek, dari balik gaun putih pendek berlengan pendek, dari lengannya mengalir darah yang mulai terlihat membeku karena angin malam di luar. Terlihat beberapa memar keunguan di sudut mata gadis itu dan juga di kaki maupun lengannya.

Jin mengambil tindakan cepat. Ia bergerak mendekati gadis yang bergetar tersebut. Sedang Yoongi sudah ke dapur mengambil kotak p3k. Jin memapah gadis tersebut duduk di atas sofa. Tatapan gadis itu terus tertuju ke bawah. Pikirannya entah melayang kemana.

Padahal baru beberapa menit lalu seluruh member Bangtan dikuasai oleh kantuk mereka. Namun mendadak malam ini rasa kantuk itu menghilang entah kemana.

Jimin melepas pelukan Jungkook dan bergerak duduk di samping gadis tersebut sedang Jin duduk di sisi lainnya. "Kau tak apa?" tanya Jimin.

"Apa maksudmu. Tentu saja ia tak baik-baik saja." Namjoon menimpali. Lantas menerima uluran kotak p3k dari Yoongi dan bergerak duduk bersimpuh di hadapan gadis tersebut. Mata Namjoon dan gadis itu bertemu, namun dengan cepat gadis itu menarik pandangannya menatap buku-buku jarinya yang terluka sedang kedua tangannya saling bertautan.

"Hyung, haruskah kita menelpon polisi?" tanya Jungkook.

"Jangan!" teriak gadis itu tiba-tiba membuat ketujuh pemuda itu kaget. Suaranya bergetar. "Kumohon jangan. Jangan beritahu siapapun mengenai diriku. Biarkan aku sembunyi disini malam ini. Esok aku akan pergi. Jadi tolong rahasiakan hal ini dari siapapun." Pinta gadis tersebut dengan suara bergetar. Dari cara bicaranya mereka tahu bahwa gadis ini sedang ketakutan. Mereka tak tahu apa yang telah terjadi terhadap gadis itu. Jin memandang Namjoon dan saling mengangguk. Tentu saja mereka harus mengizinkan gadis ini.

"Baiklah. Tidurlah malam ini disini. Kau bisa memakai kamar sebelah." Ucap Jin menunjuk kamar Jungkook. Jungkook memandang protes namun Jin melotot. Tentu saja harus kamar Jungkook yang tidur sendirian. Latas Taehyung medekati Jungkook menyentuk pundak anggota termuda member Bangtan. "Sudahlah. Kau bisa tidur bersamaku malam ini," Ucapnya membuat Jungkook menyerah.

Sementara itu Namjoon tengah sibuk mengobati luka di sekujur tubuh gadis itu. Dari kakinya yang lecet, tangannya yang memiliki luka bekas sayatan benda tajam dan juga wajah gadis tersebut. Entah apa yang telah dialami gadis ini hingga mendapat luka sebanyak ini. Selesai mengobatinya Namjoon berdiri dan bergerak mundur berdiri bersebelahan dengan Yoongi dan Hoseok.

Mereka terdiam begitu lama sampai akhirnya tiba-tiba air mata mengalir membasahi wajah gadis tersebut. Mereka terlihat kebingungan menatap gadis yang tiba-tiba menangis tersebut.

"Maafkan aku sudah merepotkan kalian. Maafkan aku. Juga terimakasih. Aku akan mengingat kebaikan kalian dan akan kupastikan untuk membalasnya." Ujarnya lantas menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Gadis itu menangis dan seluruh member Bangtan hanya terdiam. Jin mengusap lebut punggung gadis tersebut. Jimin tampak berpikir sebentar lantas bangkit dari duduknya menuju kamarnya.

Begitu datang kembali ia sudah membawa sweeter biru berbahan rajutan dan memberikannya kepada gadis tersebut. Baju yang dikenakan gadis tersebut sangatlah terbuka. Gaun putih itu menampakkan bagian tubuh atas gadis tersebut dengan jelas. Dengan lengan tipis berupa seperti tali putih. Gadis itu menerima uluran baju dari Jimin dan mengucapkan terimakasih.

Lantas setelah itu Jin memapah gadis yang berjalan terseok itu ke dalam kamar Jungkook. Mengucapkan beberapa kata penenang dan menutup pintu. Selepas itu di luar kamar Jungkook, ketujuh pemuda itu saling pandang.

"Sudahlah. Kita pikirkan masalah itu besok." Ujar Yoongi lantas masuk ke dalam kamarnya kembali. Jungkook dan Taehyung saling pandang lantas dengan Jungkook yang berada dalam pelukan Taehyung dari belakang, bersama mereka masuk ke dalam kamar Taehyung. Jin mengangguk dan menatap Namjoon.

Hoseok menghela nafas berat. Ini adalah pertama kalinya asrama mereka kedatangan seorang gadis. terlebih lagi dia adalah gadis asing dan datang dengan penuh luka seperti itu. Sesuatu hal buruk pasti telah terjadi terhadap gadis tersebut. Perampokan? Percobaan pemerkosaan? Ah, Hoseok tak berani memikirkannya lagi. Ia lantas kembali masuk ke dalam kamar setelah mendapat panggilan dari Jimin.

Ruang tengah kembali lenggang. Rumah kembali dirundung kesunyian dengan suara jarum jam yang memecah keheningan. Namun seluruh member Bangtan tak mengantuk lagi ala mini. Pikiran mereka dipenuhi oleh spekulasi-spekulasi mengenai gadis tersebut. Jungkook dan Taehyung yang tidur dalam satu ranjang belum memejamkan mata mereka.

"Menurutmu siapa gadis itu Hyung?" bisik Jungkook yang tidur di samping kiri Taehyung. Namun bukanya menjawab Taehyung malah berguman, "Dia cantik."

Yoongi memutuskan untuk melupakan masalah malam ini. Toh, tak ada gunanya ia memikirkannya. Lebih baik ia beristirahat dan esok ia akan menanyai gadis tersebut.

Jarum jam menunjukkan pukul dini hari. Seluruh member Bangtan telah kembali terlelap dalam tidur mereka. Sedangkan itu di kamar Jungkook, gadis itu terduduk di atas ranjang. Ia telah memakai sweeter biru Jimin dengan merangkap pakaian awalnya dobel dengan sweeter tersebut. Gadis itu memeluk lutut.

Malam ini ia benar-benar tak bisa tidur. Ia memang mengantuk, namun rasa takutnya mengalahkan rasa kantuknya. Mata gadis itu berulang kali memeriksa jam dinding. Menghitung waktu yang tepat. Ketujuh pemuda itu sudah begitu baik padanya. Ia sudah cukup memberikan masalah kepada mereka dengan memaksa tinggal di rumah ini semalam. Ia memang tak mengenal ketujuh pemuda tersebut. Namun ia benar-benar akan mengingat mereka sebagai penyelamatnya. Entah ia tak tahu pasti kapannya. Namun suatu hari nanti ia pasti akan membalas kebaikan ketujuh pemuda itu. Ia berjanji.

Lantas keesokan harinya. Ketika matahari telah muncul di permukaan, menyinari Kota Seoul dan beberapa belahan bumi lainnya. Sedang jam alarm Yoongi yang telah berbunyi nyaring, mata sipit pemuda itu perlahan terbuka. Yoongi menguap lebar sementara itu terdengar suara di luar kamar. Yoongi langsung teringat akan gadis tersebut.

Pemuda sipit itu melompat dari atas ranjang. Membuka pintu dan mendapati manajernya telah datang tengah duduk di sofa ruang tengah menelpon seseorang. Lantas kepalanya beralih ke kamar Jungkook yang tertutup dengan segenap kecemasan. Apakah manajernya sudah tahu?

Lantas dengan cepat membuka pintu kamar dan mendapati kamar tersebut telah kosong. Tak ada seorang pun disana. Ranjangnya rapi dan seperti tak pernah ada seorang pun yang tidur disana. Tiba-tiba Taehyung datang menepuk pundak Yoongi membuatnya menoleh ke belakang. "Kemana dia?" bisiknya.

Yoongi mengendikkan bahunya. Sepertinya perkataan gadis itu benar ketika mengatakan bahwa esok gadis itu akan pergi. Lagipula manajernya terlihat tak mengetahui hal tersebut menunjukkan bahwa gadis itu telah pergi pagi sekali sebelum manajernya datang. "Mari kita rahasiakan ini dari Sejin Hyung (manajer bangtan)." Ucap Yoongi. Taehyung mengangguk.

Dan kemudian begitulah hari-hari mereka berjalan dengan normal bahkan seperti tak pernah ada yang terjadi di asrama mereka. Mereka memutuskan untuk merahasiakan hal tersebut dari siapapun. Semenjak hari itu, seluruh member Bangtan tak pernah bertemu gadis itu. Entahlah. Mereka tak tahu dimana gadis itu, pun tak tahu siapa namanya. Namun yang jelas, mereka menyimpan memori kenangan mereka tentang gadis itu.








[]

Jadi, ini adalah cerita pertamaku di wattpad yang selesai dan waktu itu aku bisa updet tiap hari. Aku nulis ini tepat setelah aku lulus SMA dan rehat setahun karena belum nentuin kuliah mau jurusan apa. Setahun nganggur aku lebih sering main di wattpad, dan waktu itu pembacaku masih dikit banget. Lewat cerita inilah waktu itu akhirnya banyak yg tertarik sama tulisan2ku lainnya.

Seingetku dulu followersku baru 300an. Itupun hasil feedback dan follback. Kerja keras buat promosiin cerita. :)

But, enjoy ya

Continue Reading

You'll Also Like

12.1K 2.7K 24
[ Choi San and You ] . Hanya dengan sebuah kecelakaan kecil dan rasa bersalahnya. San, si kakak kelas penuh ekspresi itu, akhirnya menjadi seorang pe...
1M 47.7K 24
Menceritakan tentang Putri kelima kerajaan Kim, Kim Lalisa, yang menolak mentah-mentah perjodohan dengan pangeran kedua kerajaan Jung, Jung Jungkook...
773K 78K 54
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
27.6K 2.7K 40
Ketika Yunseong si cowok kalem bertemu dengan Nara si cewek bar bar "What's the reason you love me?" -Nara- "I have one thousand reason, why i love u...