"BERTUAH punya budak ! " menjerit Luna dan Dahlia saat telinga ditarik Tok Wan . Isabella ketawa besar . Riang hati lihat sahabatnya dilayan begitu .
Feng dan Iman hanya mampu memandang . Tak nak masuk campur kalau macam ni .
"Maghrib baru reti nak balik ! " sambung Tok Wan . Tadi tak sempat nak puaskan diri bermandi manda . Datang je budak-budak tu terus Feng Adam dan Iman ajak pulang . Tak betah lihat gadis gadis mereka di perhati sekumpulan lelaki itu .
"Awak ni pun ! Awak tu mengandung ! Duk pi mai waktu macam ni ! Kalau terjatuh macam mana ? "
Jerkah Tok Wan menyepikan keadaan . Masing-masing berpandangan antara satu sama lain .
Pap !
Pap !
"Sakit sial ! Korang ni pahal ! " jerit Feng tiba-tiba . Adam dan Iman bercekak pinggang dengan muka bengis menghadapnya .
"Aku tak ajar kau buat perkara macam ni ! Asal dah gian sangat tak boleh tunggu kahwin ?! " tepis Adam .
Feng yang menggosok belakang kepala yang dipukul Adam dan Iman serentak berkerut memandang Adam .
"Aku dah cakap ! Kalau nak kahwin cakap ! Aku boleh tolong meminang ! Tengok dah mengandung ! " jerit Iman pula .
"Tak sial . Apa ni tho ? Siapa yang mengandung ? " sumpah Feng blur !
"Luna lah ! " serentak dua lelaki itu menjerit .
"Bila masa aku tidur dengan dia ?!! " terbuntang luas mata Feng .
Kuk !
Kuk !
"Luna ! Auch ! " kini mereka pula memegang dahi yang dijentik Luna .
Gila ! Sakit nak mati . Macam tak sesuai dengan jari runcing dia .
"Bukan aku bengong ! Dahlia ! " Ujar Luna . Dahlia menahan senyum melihat riak Iman .
"Aik ? Apa yang Dahlia mengan..HAH ?! " laju Iman mendapatkan Dahlia . Dipegang erat bahu Dahlia memandang meminta penjelasan .
Melihat anggukan Dahlia terus Iman melompat sambil menjerit . Ke hulur ke hilir sambil melompat .
Adam dipeluk erat .
"IM GONNA BE A FATHER !! " sekuat hati dia menjerit sebelum mendapatkan Dahlia semula .
"Dah berapa bulan ? "
Dahlia mengangkat tiga jari runcingnya .
"Three weeks baru " terus Iman mendakap tubuh Dahlia erat . Dicium sisi kepala Dahlia berulang kali .
"Thank you ! Thank you ! Thank you ! "
Sumpah dia bahagia ! Dah terlalu lama dia ingin cahaya mata sendiri dan akhirnya , Tuhan dengari doanya .
Ingin saja menangis namun ditahan dahulu tak mahu merosakkan suasana .
"Dah dah ! Masuk ! " tegas Tok Wan membuatkan yang lain pecut masuk kedalam rumah . Mana tidak , Tok Wan sudah bersiap sedia nak tarik telinga sesiapa saja yang berdekatan dengannya .
Iman terus menarik Dahlia ke bilik . Tok Wan tergeleng kecil . Kalau selalunya rumah sentiasa sunyi , sekarang kepulangan cucu perempuannya membuatkan dia tidak lagi keseorangan .
"Thank you , Love . " dicium bibir Dahlia sebaik saja mereka masuk kedalam bilik . Tercungap gadis itu mencari nafas .
Pipinya ditekup Iman .
"Fuck , i can't stop fall in love with you " bisik Iman . Dahlia gigit bibir bawahnya menahan senyuman bahagia .
"I promise you , i will take care of you and our baby . I never ever gonna leave you and lost my trust and love on you . So stay with me , baby girl "
Dahinya disandarkan pada dahi Dahlia . Mata saling bertatapan bagai melimpahkan kasih sayang yang tak cukup hanya dihati .
"I will , as long as you stay mine too . I will , until you the one who ask me to leave" Iman senyum kecil .
Dia mendakap erat tubuh genit Dahlia. Bahagia sumpah tak terucap .
Dari dulu sampai sekarang , kasih dan sayang pada gadis ini tak pernah pudar . Makin cinta dan sayang adalah . Diuji berat bagaimanapun , janji dia sayang Dahlia sampai mati .
DAHLIA memeluk pinggang Iman erat . Terkebil-kebil dia memandang siling putih . Jam sudah di angka 3 pagi namun matanya masih segar .
Dia berdecit perlahan . Menyumpah seranah dalam hati . Tadi tanpa sengaja dia ternampak video di explore intagram 'MukBanq' tengah makan lobster sambil bunyi bunyi . Ya Tuhan , tak lena terus tidur .
Kan best kalau dapat makan ketam..takpe besok nak suruh Imanlah belikan ! Yeay !
- - - -
Panjang muncung gadis itu kedepan . Iman dibelakang sekali ditepis tangan yang cuba meraih tangannya . Dia berpeluk tubuh . Melangkah ke arah Tok Wan disofa .
Kepala terus disandarkan di bahu Tok Wan . Tok wan saja berada di ruang tamu . Beruk 4 ekor tu hilang entah kemana . Cemburu hati Dahlia . Nak keluar juga !
"Ni dah kenapa ? Mulut tu elok sikit . Kang terkeluar anak macam tu " terus Dahlia betulkan muncungnya.
"Iman ni Wan ... tadi Lia nak ikut diorang pergi jalan-jalan pekan Iman tak kasi . Lepastu , Dahlia nak makan ketam rebus dia taknak belikan pula ! " adu Dahlia . Tok Wan tergelak kecil . Iman menjeling Dahlia menyampah . Eleh , tadi cakap lain sekarang adu lain . Aku cium jgk nenek genit ni .
"Kenapa tak bagi dia makan ketam pula Iman ? " soal Tok Wan .
"Kat sini susahlah Wan . Iman bukanya tahu dekat mana nak beli . Iman dah cakap dekat dia tadi . Balik KL nanti pergilah makan . 30 ekor pun tak pe " jawab Iman . Dahlia jelir lidah .
"Aih , tak dak nya susah . Mai ikut Wan pergi Pekan . Kesian lah dia sorang-sorang dekat rumah . Lepastu mengidam pula . Lagipun kesianlah mengidam tapi tak dapat makan " Tok Wan bangun masuk kedalam bilik .
Menyalin pakaian mungkin . Terus Iman menerpa arah Dahlia . Terkejut gadis itu hingga tersandar .
"Ooo , dah pandai mengadu eh ? Siap sayang nanti " usik Iman sengaja membengiskan wajahnya . Dia bangun terus ke bilik mengambil wallet dan kunci kereta setelah melihat Tok Wan yang sudah siap bertudung.
"Dah jum "
Yeay pergi pokan !!
"Wan , belilah apa yang Wan nak beli . Takpe , Iman bayarkan tanda Wan tolong belikan ketam "
Tok Wan laju mengeleng . Ais krim goyang tergoyang kiri dan kanan diikuti gelengan kepala .
"Eh , tak payah . Tak perlu . Dekat rumah Wan tu tak habis makan . Wan sorang je . Beli banyak-banyak nanti . Siapa yang nak makan ? "
Iman terus cuba dan mencuba . Tak selesa betul melihat Tok wan tanpa sesuatu .
Sampai di kereta , Iman meletakkan barang-barang yang dibeli kedalam boot kereta .
Perutnya yang tiba-tiba memulas membuatkan dia laju mendapatkan Dahlia .
"Sayang , aduh . Aku sakit perut ni . Kau tunggu kejap eh ? Tunggu dalam kereta tau ? Nah " kunci kereta dihulurkan . Laju dia berlalu ke tandas awam . Sakit sangat tu .
"Kamu masuklah Dahlia . Wan nak pergi dekat Mak Cik Giyah kau tu . Dah lama rasanya tak berborak . " terus Tok Wan pergi pada arah yang dimaksudkan . Dahlia terus masuk kedalam kereta .
Entah macam mana dia boleh terlelap . Dia merengek kecil saat terasa ada pergerakkan di tubuhnya .
Sedar-sedar je dah sampai dekat rumah . Tersengih saja dia memandang Iman . Dicium pipi Iman sekilas .
Riuh rendah dapur Tok Wan dengan suara tiga gadis itu . Bergerak je ketam nyaring menjerit 3 gadis itu .
Yang lelaki selamba saja mematahkan kaki kaki ketam . Sepit ketam terikat itu memudahkan lagi mereka untuk 'bangga diri' .
Si gadis-gadis mencebik menyampah . Kadang mulut mereka membebel .
"Hak alah , ketam ikat memanglah berani ceh "
"Eleh tak gerak banyak memanglah"
"Wow !! Besar !!"
Yang last tu siapa lagi kalau bukan Dahlia ? Dari tadi telan air liur tak sabar-sabar nak makan .
"Sabar sat Dahlia . Teruk bebenor telan air liur Mak Buyung ni " usik Tok Wan terus mencebik Dahlia diusik .
"Wan ni . Taknak kawan " terus dia mendakap belakang Iman yang sedang mencabut kaki ketam .
"Sayang , busuk ni " ditolak bahunya ke belakang fikirnya akan buat Dahlia melepas pelukkan itu namun makin kuat adalah .
"Sayang , busuk aku cakap . Pergi duduk sana " tegas suara Iman . Terus Dahlia menjauhkan diri sambil mencebik bibir .
"Mana ada busuk ! " betul , Iman tak busuk . Bau peluh dia seksi adalah .
"Takde takde . Pergi duduk sana " Iman mencium dahi Dahlia sekilas sebelum Dahlia ditolak perlahan duduk dimeja makan .
Dahlia jeling Iman dengan sebal .
Benci !
Dia , Bidadari Tak Bersayap . Episode 20