Little Secret (End)

Por RinaAfina

1M 56K 2.9K

semua berawal dari pesta pernikahan sialan naruto yan membawa sasuke pada masalah yang akan ia emban suatu ha... Más

PROLOG
PART 1
PART 2
PART 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 9
Part 10
PART 11
Part 12
Part 13
Part 14
Attention
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Epilogue
Author pov
Promosi
Promosi kembali

Part 8

26.9K 1.5K 133
Por RinaAfina


7 tahun kemudian

.

.

.

Sakura pov

.

Tak terasa, waktu bergulir bergitu cepat, semuanya terasa begitu cepat berjalan, kehamilanku, kemarahan nii-chan, dan pertengkaran antara nii-chan dan nee-chan yang saling menyalahkan karena insiden kehamilanku, yang akhirnya diterima oleh keduanya, bahkan mereka sangat mensuport ku untuk terus berjuang demi 'anak-anakku',

Anak-anakku?

yup aku melahirkan tiga anak kembar yang begitu menggemaskan menurutku, mereka kebanggaanku, tiga malaikat kecil yang tak pernah kusesali keberadaannya. Jangan ingatkan aku tentang ayah brengsek mereka, mereka hanyalah anak-anakku, milikku, sumber kebahagiannku, aku tak akan pernah bisa menjabarkan betapa sayangnya aku kepada mereka, tak perduli cemoohan ataupun hinaan dari orang orang disekitar, bagiku, mereka tetaplah malaikat kecilku.

.

.

.

"Yukiiii, Salaad, Haruu cepat sarapan",

beginilah keseharianku, selama setahun belakangan, menjadi single mother bagi ketiga buah hatiku. Sejak setahun yang lalu, aku memutuskan untuk tinggal mandiri, bersama ketiga buah hatiku, awalnya memanglah ditentang habis-habisan oleh nii-chan, kami sempat beradu argumen cukup sengit, nii-chan dengan berlebihan mengatakan bahawa aku adalah ibu yan kejam karena harus memisahkan dirinya dan ketiga keponakannya, heuh.... padahal aku hanya menyewa apartemen yang jaraknya kurang dari 1 kilo meter darinya, bukan 1000 kiometer, sedangkan karin nee-chan, dia sepertinya mengetahui siapa ayah dari ketiga malaikatku, namun aku bersikeras menolak sebuah nama yang hendak dia katakan, dia terus terusan meminta maaf karena kesalahannya waktu malam itu, karena membiarkanku dibawa oleh laki-laki brengsek yang akhirnya menodai kesucianku, aku selalu mengatakan tidak apa-apa, toh sekarang aku tidak menyesalinya, menjadi ibu muda diusia belia tidak begitu buruk.

Oh ya, ngomong-ngomong tentang anak-anakku, perkenalkan Haruno Yuki, anak pertamaku bergender perempuan, dia terlihat sangat manis dengan rambut hitam panjangnya dan mata emerald, sifatnya sangat ceria persis sepertiku, namun juga pemarah,

(Haruno Yuki)

(*abaikan matanya yang agak kebiruan, anggap saja warnanya emerald, oke)

yang kedua Haruno Sarada, entah mengapa aku memberikannya nama tersebut, nama itu terlintas begitu saja dibenakku saat melihatnya, anak perempuanku yang cantik dengan rambut hitam panjangnya, dia mempunyai mata onyx yang sangat kusukai, membuatku seakan tidak bisa berpaling dari mata bulatnya yang hitam legam seperti jelaga, tapi anak perempuanku yang satu ini sangatlah pendiam, dia hanya akan bersuara kepada orang orang yang dia kenal saja, selebihnya, jangan harap, dia hanya akan bergumam 'hn..hn..hn', aku sampai bingung jika harus menerjemahkannya.

(Haruno Sarada)

Dan yang terakhir putra kebanggaanku, putraku yang kuberi nama Haruno Haru karena tampilannya yang hampir menyerupaiku, yup.... dia mempunyai rambut pink, hanya saja terlihat lebih tua, dengan matanya yang hitam legam seperti milik sarada, aku tidak bisa mengkategorikan anak lelakiku tampan, karena sejujurnya dia terlalu cute dan manis untuk ukuran seorang anak laki-laki, tapi dia selalu marah jika aku memujinya manis, kyaaa bahkan anak laki-lakiku itu jauh lebih manis dari kedua saudarinya, dan dia juga mempunyai otak yang bisa dibilang lebih jenius dari kedua saudarinya, dia sudah kelas dua sekarang, berbeda dari kedua saudarinya yang masih kelas satu, aku bangga sekali kepadanya.

(Haruno Haru)

(*anggap aja Natsu itu haru, oke)

Sakura pov end

.

.

.

"anak-anak", sakura kembali berseru kencang.

Terdengar bunyi bedebum dikamar ketiga anaknya, terlihat kepala pink haru yang terlebih dahulu muncul, anak itu dengan tenang duduk dikursinya,

"pagi haru", sapa sakura.

"hn,... pagi ma", jawabnya yang masih sibuk dengan ponsel pintarnya.

"haru, kau sudah tahu peraturannya, dilarang memainkan ponselmu dimeja makan",

Haru dengan malas menyimpan kembali ponselnya, jika kalian bertanya mengapa sakura membiarkan anak usia 6 tahun memegang ponsel sendiri adalah karena dia percaya kepada haru, terkadang dengan ponsel pintar itu memudahkan sakura untuk memantau ketiga putra-putrinya, haru dengan senang hati akan mengabarinya keadaan ketiganya jika membuat masalah disekolah, yang mana sudah sering dilakukan oleh ketiganya. Hanya haru yang dia ijinkan untuk memiliki ponsel, sedangkan sarada dan yuki,... jangan harap, mereka bisa merusak ponsel itu dalam sekejap, percayalah. Yeah walaupun dampaknya haru menjadi kecanduan games didalam ponselnya, seperti sekarang, anak itu sedikit kurang bisa diatur. Setidaknya itu tidak mempengaruhi tingkat prestasi belajarnya.

"dimana kedua saudarimu?", tanya sakura yang masih tidak melihat yuki dan sarada,

Haru mengendikkan bahunya, dia masih mengunyah sandwichnya.

"mama dimana kaus kaki bunnyku", rengekan yuki terdengar ditelinga sakura, sakura yang masih menata sarapan menengokkan kepalannya kearah yuki,

"bukankah sudah mama taruh dirak biasa", tutur sakura yang masih sibuk mempersiapkan bekal ketiga buah hatinya.

"tidak adaaa", seru yuki yang masih merengek.

"pakai yang lain saja yuki, yang lain sama saja kan",

"dasar manja", cibir haru dia masih mengunyah sandwich isi tomatnya,

Yuki yang cemberut melangkah memasuki kamarnya kembali, dia berpapasan dengan sarada yang memakai kaos kaki bunnynya, "itu kaos kaki ku salad, kembalikan",

Sarada memandang nee-channya, "tidak mau", sarada terus berjalan kearah meja makan,

"mamaaaa, sarada memakai kaos kakikuuuu", adu yuki

"hn", sarada terlihat tidak perduli dia malah menyantap sandwichnya dengan tenang bersama haru.

"akh sudahlah",merasa tidak dihiraukan membuat  yuki akhirnya mengalah dan masuk kembali kedalam kamarnya, selang beberapa menit dia kembali kemeja makan bergabung dengan kedua saudaranya dan mamanya.

"kalian sudah mengerjakan PR kalian", tanya sakura, mereka bertiga mengangguk.

"tidak nakalkan disekolah",

Giliran pertanyaan ini, sarada dan yuki diam ditempat, sedangkan haru tampak menyeringai imut, "ada masalah?", tanya sakura kembali, dia merasa ada yang tidak beres disini.

Ketiganya saling berpandangan, Mereka berdua masih diam, haru berinisiatif untuk membuka suaranya, "tidak ada mama",

"katakan", paksa sakura.

"kami tidak nakal kaa-chan", seru yuki akhirnya kesal sendiri

"hn", sarada ikut andil sekarang

Sakura menarik napas keras, "ya sudah, mama percaya pada kalian, cepat kalian habiskan sarapannya, jangan lupa minum susunya sampai habis", mereka bertiga mengangguk lucu, sakura tersenyum melihatnya, mereka sangat menggemaskan.

.

.

.

Setelah mengantar ketiga anaknya, sakura buru-buru pergi kerumah sakit, tempatnya bekerja, dia dipercaya seebagai dokter ahli bedah disini, sakura memasuki ruangannya yang bertuliskan dokter haruno sakura pada plat dipintunya, dia mengecek daftar pasien yang cukup banyak hari ini, belum lagi ini giliran shiftnya untuk berjaga di UGD, akh... 'semangat sakura', bisiknya pada diri sendiri.

TOK TOK TOK

Seseorang mengetuk pintunya tergesa-gesa,

"masuk", seru sakura yang sedang mengenakan jas putihnya.

Seorang perawat muda menemuinya, "dokter ada pasien korban tabrakan baru saja datang, dia sedang dibawa diruang UGD sekarang",

Sakura mengangguk mengerti, "ayo kesana". Mereka berdua bergegas menuju bangsal UGD,

"dimana pasiennya", seru sakura sesaat setelah memasuki pintu UGD. Suster yang mengikutinya menunjuk kearah tiga orang yang tengah dikerubungi oleh perawat. Sakura mendekatinya,

HIK, rasanya udara baru saja lepas dari paru-parunya, dia mematung melihat seseorang yang bersimpah darah dihadapannya, 'ya tuhaaan, d-dia', yeah.... yang sedang sekarat diranjang pasien adalah lelaki brengsek yang sudah menghamilinya 7 tahun yang lalu.

"Dokter Haruno", panggilan perawat disebelahnya membangunkan sakura dari mimpi buruknya, tetapi tidak menghilangkannya. Hanya memperjelas bahwa mimpi buruk itu real, dan dia tengah meregang nyawa dihadapannya.

'persetan dengan masalalu, aku harus profesional sekarang', serunya dalam hati. Dia mulai menganalisa keadaan pasien. Cukup parah keadaan sasuke sekarang, 3 rusuk patah, dan beberapa luka menganga akibat tusukan kaca. Cukup serius, semoga tidak ada kerusakan organ dalam, doanya dalam hati.

"kalian sudah menghubungi kerabatnya"

"sudah dok, keluarga pasien dalam perjalanan kemari",

Sakura mengangguk, "siapkan meja operasi sekarang", seru sakura.

Mereka berkerja cepat, operasi berjalan selama kurang lebih 3 jam, sangat melelahkan. Setidaknya pasien selamat sekarang, tinggal menunggu pasien sadar saja.

.

.

.

Sudah dua hari sasuke tidak sadarkan diri, dan selama dua hari juga sakura harus mensugesti dirinya bahwa semua akan baik-baik saja, dia mungkin saja sudah melupakan kejadian 7 tahun yang lalu, yah mungkin saja.

Saat ini sakura tengah memeriksa keadaan sasuke diruangan VVIP Rumah sakit, jelas sekali pria dihadapannya bukanlah orang biasa, batin sakura. Setelah mengecek keadaan sasuke, sakura langsung dihadapkan pada keluarga sasuke yang menanti kabar darinya,

"jadi dokter, bagaimana keadaan putraku, mengapa dia tidak kunjung sadar, ini sudah dua hari", tanya seorang wanita paruh baya yang disinyalir sebagai ibu sasuke, batin sakura.

"putra anda baik-baik saja nyonya, semua tanda vitalnya bekerja dengan baik, kemungkinan belia akan sadar dalam waktu dekat, jangan khawatir", senyum sakura terasa menentramkan kegelisahan mikoto.

"terima kasih", ucap mikoto tulus.

"tidak perlu sungkan, ini memang tanggung jawab saya, permisi", sakura hendak keluar dari ruangan, namun dia dikagetkan oleh seseorang yang tiba-tiba memasuki ruangan dengan tergesa-gesa. Perempuan itu terlihat lebih tua beberapa tahun dari sakura, dia mempunyai rambut coklat panjang dengan iris mata mutiara.

"kaa-san", perempuan itu menghampiri mikoto. "bagaimana keadaan sasuke-kun kaa-san?",

"dokter haruno bilang sasuke baik-baik saja, tinggal menunggu sasuke siuman".

iris amesty hanabi mengarah kearah sakura, 'errr entah perasaanku saja atau wanita itu memang memandang sengit kearah ku', batin sakura yang tampak canggung didalam ruangan.

"baiklah, saya pamit undur diri nyonya uchiha", Karena dirasa suasana yang tidak terlalu baik, sakura lebih memilih untuk pergi sekarang.

Fugaku dan mikoto yang berada dalam ruangan mengangguk kecil, sedangkan hanabi ... dia tidak peduli dengan keberadaan sakura, baginya yang terpenting sekarang adalah keadaan sasukenya, .

.

.

.

Sakura menyenderkan tubuhnya dikursi ruangannya yang terlihat nyaman, dia melirik kearah foro difiguran (bener nggak sih ejaannnya), dia tersenyum melihat fotonya dan ketiga buah hatinya yang sedang tersenyum ceria dipantai saat musim panas lalu, melihatnya membuat dia merindukan ketiga anaknya, huuuh bagaimana keseharian mereka saat ini, pikir sakura.

Lamunan sakura terhenti tatkala seseorang mengetuk pintu ruangannya begitu kuat, sakura membukakan pintu untuknya.

"dokter adik saya sudah sadar", ucap seorang laki-laki berperawakan tinggi dengan rambut hitam panjang yang diikat longgar padanya. 'kakak si ayam', batin sakura.

Sakura bergegas menyusul langkah itachi menuju ruang rawat sasuke, dengan ragu dia memasuki ruangan, dan... mata hitam kelam yang tengah menatapnya begitu intens itu sukses membuatnya tertegun beberapa saat,

Lalu dia melihat sebuah seringai yang terpati dibibir pucat pria yang tengah menatapnya.

'kurasa dia mengingatku...ralat, dia memang masih mengingatku 100% mengingatku', batin sakura.

.

.

Seguir leyendo

También te gustarán

184K 18.2K 30
Aku melihatnya lagi pagi ini. Dia berjalan dengan penuh kharisma menuju pintu lift yang dikhususkan untuk petinggi perusahaan. Pemuda yang entah men...
90.6K 8.3K 25
So sad,Alexa play despacito
95.2K 7.3K 23
[END] Sebelum menjalani pernikahan, Hinata membuat surat perjanjian yang serupa dengan kontrak yang berisikan apa yang boleh dan tidak boleh dilakuka...
37.8K 4.2K 20
Harusnya Naruto tidak memulai semua ini. Harusnya ia melupakan kebenciannya terhadap Gaara dan tidak menyeret Hinata ke dalam masalahnya. Kini, Narut...