Every Heart That Loves

By snowyruby

27.1K 2.5K 132

Rated : M Main Cast: YUNJAE, etc. Summary: kesalah pahaman terjadi, membuat yunho harus berpura-pura menjadi... More

Bab : Satu
Bab: Tiga
Bab: Empat
Bab : Lima
Bab: Enam
Bab: tujuh
Bab: delapan
Bab: sembilan

Bab: Dua

2.8K 320 32
By snowyruby

Happy reading~~~~





Boa menatap sengit suaminya, ia tidak merasa takut sama sekali saat kim joo won begitu murka kepadanya.

" apa yang kau pikirkan hah ! Kau selalu saja menyakiti Jaejoong, padahal dia juga anakmu. Anak kita ada dua, bukan cuma jae kyung." Teriakkan lantang kepala keluarga Kim menggelegar di seluruh penjuru mansion, baru Kali ini ia bertengkar hebat dengan istrinya, sebelumnya joo won lebih memilih mengalah. Tapi kali ini ia sudah tidak tahan melihat perlakuan boa pada jaejoong.

" aku tidak peduli, dia anakmu bukan anakku !!" Sahut boa melampiaskan kekesalannya, ia masih belum menerima Jaejoong sepenuhnya, Jaejoong adalah buah dari perselingkuhan Kim joo won suaminya dengan jung yu mi adik dari jung ji hoon.

Boa berjalan cepat menuju kamarnya, meninggalkan joo won yang duduk sambil memejamkan matanya, pusing dengan tingkah istrinya yang tidak pernah berubah pada jaejoong.

Jaejoong duduk santai di kamarnya, di apartemen miliknya, apartemen pemberian ayahnya ketika ia memutuskan untuk pergi dari rumah, sikap ibu dan kakaknya membuat jaejoong tidak tahan dan memilih pergi.

Jaejoong mengusap lengannya, bekas genggaman tangan yunho yang hangat masih terasa di lengannya, yunho tidak seperti yang ia bayangkan sebelumnya, dia pria yang menghormati wanita.

Ponselnya bergetar, ada sebuah pesan masuk. Jaejoong dengan segera membukanya, bibirnya membentuk senyum saat pengirim pesan tersebut ternyata yunho, pria itu menanyakan kapan ia akan tidur.

Jaejoong tengkurap, tangannya menyangga kepalanya, ia menggeleng pelan sembari tertawa, hatinya menghangat dan ada perasaan bahagia hanya dengan membaca isi pesan dari yunho.

" akan aku pastikan kau jatuh dalam pelukanku, jung yunho." Gumam Jaejoong.






Siwon memencet kode apartemen milik Jaejoong, begitu ia berhasil, ia langsung melesat mencari tunangannya yang ternyata tengah meminum segelas susu sambil berdiri di pinggir meja makan.

Jaejoong memakai jas kerja berwarna hijau muda yang sangat pas di tubuhnya, dua kancing teratas kemejanya di biarkan terbuka, rok span berwarna senada dengan jas yang di pakainya membuat penampilan wanita berusia dua puluh tujuh tahun itu semakin mempesona.

Grep~~~~

Siwon memeluk jaejoong dari belakang, mengundang geraman samar dari wanita itu.

Jaejoong berbalik, melepaskan diri dari pelukan siwon, matanya memandang datar kearah pria berlesung itu. " untuk apa datang kemari ?" Tanya jaejoong dengan sangat datar, ia jarang memamerkan ekspresi lainnya di hadapan siapapun.

Siwon tertegun, ia hendak menyentuh lengan jaejoong namun di tepis dengan kasar. " ada apa denganmu, aku merindukanmu." Jawab siwon dengan penuh keheranan, ada apa dengan tunangannya.

Jaejoong meletakkan gelas susu yang sudah habis ia minum isinya keatas meja. Terkekeh menatap pria di hadapannya. " aku tidak suka pada pria yang tidak bertanggung jawab, kau menghilang selama beberapa hari tanpa kabar lalu tiba-tiba kau datang dan merindukanku, omong kosong huh !" Jaejoong bersungut-sungut, ia tidak suka di tinggalkan begitu saja.

Siwon memasang wajah memelasnya, memaksa mencekal lengan Jaejoong. " ibuku menghubungiku dan memintaku untuk pulang, aku menurutinya. Ibu mengurungku dan tidak mengijinkanku untuk berhubungan lagi denganmu sayang." Siwon menjelaskan sebab ia pergi tanpa kabar yang membuat kekasihnya sangat marah.

Jaejoong menghempaskan tangan siwon yang mencekalnya, memandang tidak suka pada pria di hadapannya. " aku tidak peduli dengan apapun alasan yang coba kau berikan padaku, turuti saja keinginan ibumu yang menginginkan kita berakhir choi siwon, kita akhiri semuanya sampai di sini." Jaejoong berujar telak, menyakiti perasaan siwon yang terlihat sedih mendengar ucapannya.

Jaejoong melepaskan cincin pertunangannya dan mengembalikannya pada siwon, wajahnya sangat tenang walau dadanya bergemuruh.

Siwon menggenggam erat cincin pertunangan miliknya, rahangnya mengeras menahan kekesalannya. " begitukah ? Inikah yang kau mau hah ? Kau ternyata tidak mencintaiku seperti aku yang mencintaimu, akhirnya aku tahu perasaanmu yang sesungguhnya kepadaku. " siwon berteriak marah, wajahnya memerah karena amarah. Jaejoong memalingkan wajahnya kearah lain, setitik air mata jatuh dari sudut matanya.

" aku memang tidak pernah mencintaimu, maafkan aku." Usai mengatakan kebenaran hatinya pada siwon, Jaejoong melangkah pergi, ia harus segera sampai di kantor karena yunho berjanji akan melihat koleksi busananya pagi ini.

Prangg~~~

Siwon melempar gelas bekas susu Jaejoong kearah dinding, matanya berkilat penuh amarah. " kurang ajar kau Jaejoong !" Desis siwon tidak terima dengan kenyataan yang menimpa pada cintanya, Jaejoong tetaplah wanita berhati dingin yang tidak bisa siwon taklukan.




Yunho berjalan santai menuju ruangan Jaejoong, ia langsung membuka pintu ruangan itu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

" ups, maaf. Aku tidak tahu kau sedang merancang busana. " ucap Yunho basah basi saat Jaejoong menatap tidak suka kearahnya yang dengan lancang masuk ke dalam ruangan khususnya untuk merancang busana.

Jaejoong melanjutkan kegiatannya, melipat bahan dan menjepitnya dengan jarum pentul. " aku pikir itu memang kebiasaanmu " sahut Jaejoong datar. Yunho mengangguk mengiyakan, Jaejoong memang cerdas menilainya.

Yunho berdiri di samping Jaejoong yang masih serius dalam pekerjaannya, tidak merasa risih pada pria di sampingnya.

Yunho memperhatikan cara Jaejoong merancang busananya dengan tenang dan cepat, ia mengagumi ketenangan yang di miliki jaejoong. Matanya menyipit melihat hasil rancangan Jaejoong. Gaun berwarna merah menyala dengan beberapa lipatan di bagian pinggang. " kuat, percaya diri, tidak mudah menyerah. Gaun ini melambangkan dirimu sendiri. " Yunho menganalisa. Ucapannya tepat sasaran karena Jaejoong menatapnya dengan sorot yang sulit di artikan.

Jaejoong berjalan mendekati salah satu mannequin miliknya yang terbalut gaun selutut berwarna hitam, menyentuhnya. Tertawa pelan dengan pikirannya sendiri. " apakah gaun ini juga melambangkan diriku, bagaimana menurutmu?" Jaejoong memegang gaun berwarna hitam itu.

Yunho menaikkan sebelah alisnya, berdecak melihat gaun itu. " gaun yang kau pegang itu terlihat kesepian, menyembunyikan luka dari orang luar." Splash. Jaejoong berubah datar dan tatapannya jadi kosong, terbahak mengasihani dirinya sendiri.

Yunho mendekati Jaejoong, memandang aneh pada wanita di dekatnya. " kenapa tertawa, apa penilaianku salah ?" Tanya yunho dengan penasaran, ia makin mengernyit bingung saat Jaejoong masih tertawa, tawa yang menyedihkan.

Jaejoong berhadapan dengan yunho, jarak tubuh keduanya hanya terpaut beberapa senti, Jaejoong memandang Yunho dengan polos. " aku tidak menyukaimu karena penilaianmu benar. Aku kesepian, aku merindukan kasih sayang dari mereka yang tidak pernah menyayangiku seperti halnya aku menyayangi mereka." Itu ungkapan hati Jaejoong, wanita itu rindu kasih sayang orang tuanya yang selalu mengabaikannya.

Jaejoong berjalan pergi dengan berurai air mata, ia selalu menangis setiap kali memikirkan keluarganya.
Meninggalkan yunho yang terpaku di tempatnya, ia akhirnya mengerti bahwa jaejoong merindukan keluarganya yang tidak menganggapnya.

Ada gempuran kuat di sudut hatinya, sesuatu rasa tiba-tiba muncul, keinginannya untuk melindungi jaejoong, rasa itu sangat kuat dan membuatnya bersemangat.






Jae kyung mengaduk spagetthi miliknya, masih merasa kesal karena jaejoong sudah membuatnya bertengkar dengan yunho, menurutnya.

Shin se kyung memandang jengah kepada sahabatnya jae kyung yang terus mengaduk makanannya, perutnya mendadak mual.

Tak~~~~

Se kyung membanting garpu yang di pegangnya dengan kasar, mendelik tidak suka pada jae kyung yang menatap bingung kearahnya. " jika kau tidak mau memakannya sebaiknya berhenti mengaduk makananmu seperti itu, kau membuatku mual." Se kyung berujar sengit pada sahabatnya sendiri, selera makannya menghilang ulah jae kyung.

Jae kyung menyingkirkan piring berisi spagetthi miliknya, bergumam pelan meminta maaf pada Se kyung.

" yunho menjauhiku, dia sedang dekat dengan adikku. Menyebalkan sekali " jae kyung mengeluarkan keluh kesahnya kepada shin se kyung yang menikmati jus jeruk sambil mendengarkannya.

" aku ingin sekali menyingkirkan jaejoong yang selalu lebih unggul dariku, aku tidak mau jika yunho sampai berpaling dariku, yunho itu tambang emasku." Jae kyung berbinar sengit, ia tidak mau di kalahkan jaejoong.

Se kyung mendesah malas, ia mengelap bibirnya menggunakan tissue. " kau harus membuat yunho bertekuk lutut dan tidak berkutik denganmu, itu satu-satunya cara." Se kyung memberi solusi kepada sahabatnya dengan tepat.

Jae kyung terdiam memikirkan cara agar yunho tidak bisa lepas darinya, jae kyung menyeringai saat sebuah ide bertengger di kepalanya. " aku akan membuatmu menyesal sudah berani melawanku, adikku yang malang." Batin jae kyung senang.




Ikatan rambut Jaejoong terlepas karena kuatnya tenaga jaejoong melepaskan diri dari pelukan pria yang dulu mencintainya, hwanhee.

Pria bertubuh seksi itu mencengkram lengan Jaejoong saat wanita itu hendak berlari meninggalkannya di ruang meeting perusahaan miliknya.

" jangan coba-coba kabur dariku, kau tidak akan pernah bisa lepas dari jeratanku." Hwanhee berbisik di telinga Jaejoong, sudut bibirnya terangkat membentuk seringaian mesum.

Jaejoong menggeliat, berbalik menatap pria yang sudah banyak membantunya dalam berjuang mewujudkan ambisinya. " kita sudah berakhir, jangan menggangguku lagi." Jaejoong sangat datar membalas hwanhee yang menyeringai memandangnya.

Hwanhee memeluk Jaejoong, membuat tubuh keduanya bersentuhan intim, tangan hwanhee meraba punggung jaejoong.

" lepaskan aku !" Desis Jaejoong berang, ia tidak suka tubuhnya di jamah sembarangan oleh pria si hadapannya.

" aku tidak suka kau berkata kasar padaku, sayang." Berujar pelan dan sangat lirih namun mengandung nada tajam di dalamnya.

" Hei !!"

Yunho berteriak lantang, mendobrak pintu ruangan itu dengan kasar, menerjang maju menghajar pipi hwanhee dengan telak.

Hwanhee jatuh tersungkur, sudut keningnya membentur kaki meja. " akh, sial !" Hwanhee mengerang menahan sakit, bisa ia pastikan bekas pukulan pria yang tidak ia ketahui namanya akan sulit hilang.

" jangan pernah kau berani menyentuh Jaejoong, kau dengar !" Menggeram dengan amarahnya yang menggebu, yunho bersiap untuk memukul kembali pria di hadapannya yang tidak punya sopan santun pada wanita, namun Jaejoong memeluk Yunho, menghentikan semua niatnya.

" aku mohon jangan lakukan itu lagi, kau bisa bermasalah jika sampai hwanhee terluka parah olehmu." Ucap jaejoong pelan, ia tidak mau membuat orang lain kesusahan karenanya.

Yunho tertegun, debaran jantungnya menggila saat ia menyadari Jaejoong yang memeluknya, ia bisa merasakan nafas Jaejoong yang menerpa lehernya.

Yunho menyentuh jaejoong, menatap wajah jaejoong dari jarak sedekat ini, ia bisa melihat kecantikan alami dari wanita yang memeluknya.

Deg~~~

Tidak mungkin, kenapa ketika ia melihat wajah jaejoong ia merasa wajah itu sangat mirip dengan wajah bibinya yang entah Sekarang ada dimana.

Jaejoong dan Yunho saling memandang tanpa berkedip, bibir cherry jaejoong bergerak merasakan ketidak nyamanan dengan posisi mereka saat ini.

Tanpa mereka berdua sadari keduanya saling mendekat, hembusan nafas keduanya menghangatkan wajah mereka berdua yang terbawa suasana.

Satu senti lagi bibir keduanya menyatu, namun hwanhee tidak membiarkan hal itu terjadi. Hwanhee menarik jaejoong sampai wanita itu terpental dan kepalanya membentur hiasan keramik di sudut meja.

Jaejoong meringis menahan perih Dari luka di kepalanya yang mengeluarkan sedikit darah, Yunho mendorong hwanhee keluar, ia lalu menghampiri Jaejoong yang memegang kepalanya.

" kau tidak apa-apa ?" Yunho panik saat melihat aliran darah dari sela jari tangan jaejoong.

Yunho memegang tangan pucat itu, menatap penuh khawatir pada wanita di depannya yang mampu membuatnya terguncang.

" kita ke rumah sakit, lukamu cukup parah." Tanpa menunggu jawaban dari Jaejoong, yunho langsung membawa wanita itu keluar dengan bridal, kakinya melangkah panjang supaya cepat sampai di rumah sakit, ia sangat panik dan khawatir.

Hwanhee sudah lenyap menghilang entah pergi kemana saat Yunho keluar dari gedung perusahaan yang juga mitra bisnis ayahnya.

Jaejoong menahan sakit namun ia tetap diam, memperhatikan yunho yang tampak menghawatirkannya, ia terharu. Untuk pertama kalinya ada orang lain yang menghawatirkan keadaannya.

Jaejoong menyadarinya, ia mulai jatuh cinta kepada yunho, ia bisa merasakan suatu rasa cinta tubuh mekar di hatinya, Jaejoong mencintai yunho.







Yunho membenarkan rambut Jaejoong yang berantakan, menyelipkan anak rambut Jaejoong ke belakang telinga wanita itu, mengundang senyum tipis dari jaejoong.

Yunho gugup, berdekatan dengan Jaejoong membuatnya gugup dan salah tingkah. Jaejoong dan yunho saling memandang dalam diam, keduanya tertawa pelan saat beradu pandang.

" kenapa ?" Yunho terlihat bingung saat jaejoong yang masih menatapnya sambil tersenyum.

Jaejoong menggeleng pelan, ia tersipu malu di hadapan yunho. Yunho merasa hanyut dalam senyuman Jaejoong, senyum yang ia kagumi. Yunho ingin selalu melihat senyum itu setiap hari.







Jae kyung berkomat kamit di dalam kamarnya, ia melempar ponselnya keatas ranjang saat mendapat suara operator yang menjawab panggilannya, ponsel Yunho tidak aktif sejak siang dan itu membuatnya khawatir.

Jae kyung tidak mau jika sampai bayangannya tentang yunho yang tengah bersama Jaejoong jadi kenyataan, ia tidak mau. Jae kyung tidak rela jaejoong merebut yunho darinya.

" yunho harus tetap jadi milikku apapun yang terjadi." Gumam jae kyung penuh ambisi.

Jae kyung duduk di pinggir ranjang, rambutnya berantakan ulah tangannya sendiri, pelampiasan rasa kesalnya.







Jaejoong memeluk jas milik yunho yang sengaja pria itu berikan kepadanya, aroma maskulin tubuh yunho tertinggal di jas.

Lagi, Jaejoong menghirup aroma Yunho dari jas kerja pria itu, aroma yang membuatnya tenang dan nyaman. Ah.... Jaejoong jadi merindukan yunho, ia ingin segera bertemu kembali dengan yunho.





Yunho berbaring di ranjang, kedua tangannya terlipat sebagai bantalan kepalanya. Tatapannya menerawang membayangkan Jaejoong. Ia rindu melihat senyuman Jaejoong yang sangat manis, ia rindu.

" aku mencintaimu "

Yunho berbisik pelan pada udara hampa, ia tersenyum tipis. Matanya terpejam, Yunho tertidur menjemput mimpinya tentang gadis impiannya, Kim jaejoong.









TBC

Pendek ? Emang, hahaha

Continue Reading

You'll Also Like

15.3M 217K 8
Sudah terbit
696K 3K 12
Hts dengan om-om? bukan hanya sekedar chatan pada malam hari, namun mereka sampai tinggal bersama tanpa ada hubungan yang jelas. 🔛🔝 my storys by m...
2.2M 100K 46
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...