Little Secret (End)

By RinaAfina

1M 56K 2.9K

semua berawal dari pesta pernikahan sialan naruto yan membawa sasuke pada masalah yang akan ia emban suatu ha... More

PROLOG
PART 1
PART 2
PART 3
Part 4
Part 5
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
PART 11
Part 12
Part 13
Part 14
Attention
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Epilogue
Author pov
Promosi
Promosi kembali

Part 6

27.1K 1.5K 55
By RinaAfina

sasori menatap ponsel pintarnya yang tiba-tiba berbunyi, senyumnya mengembang tak kala melihat nama imouto cantiknya yang menelphone. segera dia mengangkatnya

"hallo saku-chan", sapanya lembut

"nii-chan..." terdengar rengekan sakura disebrang sana.

"ada apa saku-chan", 

"nii-chan aku sedang dalam perjalanan kesunna"

"APA?!!!", sasori kaget setengah mati, bukannya kedua adiknya itu sedang menikmati liburan mereka di konoha, sekaligus menghadiri pernikahan sepupu mereka Naruto baka. apa yang terjadi?

"bukankah kau sedang berlibur dikonoha saki, mengapa kau berkata ingin pergi kesunna".

"bukan ingin nii-chan, tapi aku benar-benar sudah dalam perjalanan kesuna"

"mengapa mendadak sekali, apa ada sesuatu yang tidak kau sukai disana"

"tidak ada apa-apa nii-chan, aku hanya bosan jika liburan sendirian, nee-chan meninggalkanku sendiri, kau tahu sendiri aku tidak suka sendirian"

"karin meninggalkanmu sendirian dikonoha?", 

"iya"

"benar-benar anak itu", geramnya, "apakah kau mau aku menyusulmu saki, kita bisa liburan disana bersama, aku akan menemanimu"

"tidak usah, nii-chan tidak perlu menyusulku, aku sudah berada dikabin pesawat saat ini"

"begitukah, ya sudahlah, jadi kau akan langsung pulang kemari"

"iya, aku akan pulang sekarang, lagi pula sunna jauh lebih baik kedengarannya"

"aku akan menjemputmu besok"

"iya aku akan menunggu nii-chan dibandara sunna sana"

"ya sudah, jaga dirimu baik-baik imouto, bye, aku merindukanmu disini"

"bye nii-chan"

sasori mematikan panggilannya. 

"siapa?", tanya seorang kawan sasori yang tiba-tiba muncul disebelah sasori.

sasori tersenyum, "adikku",

pria berambut sama dengan sasori itu mengeryitkan keningnya, "karin?"

"bukaan, dia sakura, oh ya kau tidak pernah bertemu dengannya ya gaara"

"sakura?", eja gaara yang sepertinya familiar dengan nama itu, nama yang identik dengan musim semi.

"nanti akan ku kenalkan padamu, dia adikku yang paling cantik, jangan samakan dengan karin, perbedaan mereka layaknya bumi dan langit, rencananya besok dia akan tiba di sunna, kau bisa mengantarkanku besok kan, mobiku sedang diservis".

"Aa, jam berapa adikmu tiba"

"mungkin jam sembilan nanti dia baru sampai, perjalanan konoha dan sunna kan jauh sekali"

gaara mengangguk mengerti, "baiklah",

sasori merangkul gaara, "kau benar-benar temanku yang sagat baik", mereka berjalan masuk kedalam gedung Kazekage inc, yang bergerak dibidang teknologi alat-alat tempur sunna.

.

.

.

Sakura menunggu kakaknya dengan gusar, kemana nii-channya ini sebenarnya, tidak biasannya dia terlambat menjemputnya, dia lelah menunggu disini, 12 jam lebih dia didalam pesawat, membuat pantatnya serasa panas sekaligus tidak nyaman, dan setelah turun dari pesawat kini dia harus menunggu lagi, 'aku akan membunuhmu nii-chan', batinnya mengeram. Seandainya sang kakak tidak mewanti-wantinya untuk menunggunya sudah dari tadi Sakura meninggalkan bandara dengan menaiki taksi biar lebih mudah. Tapi kakaknya yang super lebay itu berkata kalau adik manisnya ini bisa celaka jika pulang sendiri, dia terlalu paranoid untuk membiarkan Sakura pulang sendirian. Luar biasa posesif dan protektif. Tak heran orang orang mengira bahwa kakaknya itu menderita sister complex akut.

"SAKURA-CHAAAAN", suara teriakan seseorang mengalihkan lamunan Sakura. Dan disanalah kakak merahnya sedang berlari kearahnya, wajahnya luar biasa lega menemukan adik merah mudanya tengah berdiri dihadapannya.

Tanpa babibu Sasori menerjang tubuh Sakura, hingga rasanya mereka berdua bisa terjengkang jatuh kebelakang. Orang-orang yang menyaksikan adegan telenopela itu hanya menggelengkan kepala mereka, 'dasar anak muda'. Pikir mereka.

"ni-nii-chan se-sak", Sakura berusaha mendorong kakaknya, rasanya tubuhnya bisa remuk dalam dekapan Sasori.

Sasori melonggarkan pelukannya, tapi tidak melepaskannya, "aku sangat merindukanmu imouto, sudah hampir setengah tahun kau tahu, kenapa kau sangat keras kepala tidak mau ikut aku pindah kemari baka, kau juga tidak menggunjungiku, hanya karin yang pernah kemari, dia sangat cerewet mengenai beberapa kartunya yang sengaja ku blokir, melihat tagihan belanjanya membuatku sakit kepala".

"aku juga merindukanmu nii-chan, jangan bertingkah berlebihan Sasori-nii, kau membuatku malu, kita hanya berpisah setengah tahun bukan satu abat, kau sangat berlebihan, kau tahu alasanku untuk menolak pindah kemari kan nii-chan, aku ditahun terakhir pelajaran, sebentar lagi aku ujian, aku tidak bisa meninggalkan kirigakure seenaknya, lagi pula sekarang aku sudah lulus, aku menjadi lulusan terbaik disana, kau bangga padaku", Sakura memberikan senyum terbaiknya

Sasori memeluk Sakura semakin erat, " kau benar-benar adik terbaikku, aku bangga padamu saki", Sasori mengacak-acak rambut Sakura

"apa tidak ada hadiah untukku?", tuntut Sakura.

"kau akan mendapatkannya nanti, jadi apa sekarang kau akan bersedia tinggal disunna Sakura-chan?", Sasori menatap penuh harap kearah Sakura.

Sakura tersenyum cerah, "tentu saja nii-chan, aku akan tinggal disini, disini tidak buruk, apa karin nee-chan juga tinggal bersamamu?",

"dia bahkan sudah mempunyai kamar tersendiri dirumah saki, ayo kita pulang, oh sebelumnya perkenalkan temanku", Sasori memeluk bahu Sakura, dia mengarahkannya pada seorang pemuda yang tersenyum hangat kearahnya, pemuda tampan yang mempunyai surai merah seperti kakaknya, dan sebuah tato 'Ai' dikeningnya.

"dia sabaku Gaara, dia temanku",

Sakura membungkuk hormat, "hallo, aku haruno Sakura", Sakura memperkenalkan dirinya

Gaara tersenyum hangat, "sabaku Gaara, aku sepertinya pernah melihatmu", ungakap Gaara. Sakura tersenyum cerah, "oh yah, dimana?"

"dikonoha sepertinya, sekitar minggu lalu, kalau tidak salah disalah satu mall, aku melihatmu berjalan menggerutu atau sejenisnya, kau terlihat lucu saat itu".

Sakura merasakan pipinya memanas, dia merutuki lelaki dihadapannya yang menjelaskan secara gamblang keadaan dirinya, dia tersenyum canggung, "kurasa itu memang aku".

Gaara terkekeh melihat wajah manis Sakura yang merona karena ucapannya.

"kebiasaan lamamu tidak berubah saku, membuat malu saja", Sakura menyikut rusuk Sasori dengan keras, "salahkan saudari kembarmu yang memperlakukanku layaknya kuli panggul, memutari mall sampai kakiku rasanya mau copot", gerutu Sakura.

Gaara yang masih memperhatikan Sakura yang tengah merajuk merasa geli sendiri, 'menarik', gadis yang sejak awal memang menarik minatnya, sejak pertama kali dia melihat Sakura dikonoha dengan gayanya yang sedikit tomboy dan childis membuatnya terlihat menggemaskan dimata Gaara, akhirnya selama 22 tahun hidupnya dia memiliki ketertarikan khusus terhadap wanita. Dan dia adalah Sakura haruno, adik dari sahabatnya Sasori haruno.

Mereka meninggalkan airport menggunakan mobil Gaara menuju rumah Sasori, rumah itu sebenarnya adalah salah satu aset peninggalan almarhum kedua orang tua mereka. Rumah minimalis yang terlihat hangat dan nyaman untuk mereka tinggali.

Sakura berdecak kagum melihat tempat hunian barunya, dia diberi kamar dilantai dua, kamarnya berdekatan dengan kamar karin kakaknya yang sekarang masih shotting diseoul sana. Kamar minimalis yang bertemakan warna pink, dari , ranjang, perabotan hingga dindingnya berwarna pink. Sangat Sakura sekali. Dia juga mempunya kamar mandi ruangan sendiri jadi tidak perlu mengantri untuk sekedar mengeluarkan hajad ataupun mandi lagi seperti rumah mereka dikirigakure. Secara keseluruhan Sakura suka dengan tempat tinggalnya yang baru. 'kuharap aku dapat menata kehidupanku yang baru disini.

.

.

.

Disisi lain terlihat uchiha Sasuke yang masih tidak terima buronannya kabur darinya, dia sudah menyuruh anak buahnya untuk mencari gadis merah muda tersebut di sunna, namun mencarinya tidaklah mudah, karena sunna termasuk negara yang sangat menjaga keamanan identitas warganya, belum lagi segala tetek bengek protokol asing yang menyulitkannya untuk mencari cherry blosomnya, semuanya bertambah rumit.

Ponselnya berdering, dia mengangkatnya.

"hn"

"yo Sasuke-chan, bagaimana kabarmu huh", Suara itachi kakaknya mengalihkan atensinya dari gadis merah muda yang menghantui pikirannya.

"hn".

"kau tidak punya kosa kata lain ya selain 'hn' mu itu".

Sasuke berdecak sebal, "langsung saja itachi, ada apa?"

"kau benar-benar adik yang tidak sopan, panggil aku dengan benar baka"

"...."

"baiklah-baiklah, ayah ingin kau pulang sekarang, ada hal yang ingin dibicarakan kepadamu".

"ada apa", suaranya terdengar datar seperti biasa

"pulang saja, ayah yang akan berbicara langsung padamu",

"hn", Sasuke mematikan sambungan telephon. Dia bergegas untuk berkemas karena perintah ayahnya yang menyuruhnya untuk segera pulang kemansion uchiha sekarang. Dia memiliki firasat buruk tentang hal ini.

.

.

.

Sudah sebulan lamanya Sakura tinggal bersama kakaknya Sasori, dia bahagia disunna, setidaknya dia tidak lagi harus memusingkan dirinya untuk menjauhi pria gila yang ditemuinya di konoha sana, itu sangat menakutkan baginya, meskipun harus dia akui pria itu cukup tampan untuknya, namun melihat kesan terakhir yang dia torehkan pada lelaki itu dia tidak yakin jika lelaki itu tidak akan membalas perbuatannya yang secara langsung melukai harga diri dan 'adik kebanggaanya', gah mengingatnya membuat otaknya sakit seketika.

Tapi ... sejujurnya Sakura merasakan ada yang aneh terhadap tubuhnya kini, entahlah ini hanya perasaannya saja atau benar kalau tubuhnya kali ini sedikit berubah, kau tau sedikit gemuk kurasa. Dan nafsu makannya yang lumayan gila gilaan sebenarnya, mungkin itu sebabnya berat badannya yang kini naik hingga beberapa kilo, kakaknya tidak mempermasalahkan hal tersebut, dia merasa bahwa ini bagus untuk pertumbuhan Sakura, karena sebelumnya berat badan Sakura sejujurnya mengkhawatirkan, dia tidak terlalu memusingkan dengan berat badan Sakura yang bertambah sekarang.

Saat ini Sakura baru saja keluar dari kamar mandi, dia keluar menggunakan kaus merah ketat dengan hot pant hitamnya, Sakura tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk putih, dia berhenti sejenak memandangi cermin, tatapannya beralih kearah perutnya yang dirasa sedikit membuncit, 'apa ini akibat karena aku sering makan?', tanya Sakura pada diri sendiri, lalu tatapannya bergulir pada tanggalan dimeja belajarnya. Sakura merasa napasnya direnggut dari paru-parunya, dia sadar akan satu hal, 'periode menstruasiku telah lewat lebih dari dua minggu', pikirnya. Dia semakin kalut saat melihat perutnya yang sedikit membuncit kini, 'kuharap ini hanya ketakutan sesaatku saja', doanya dalam hati.

Sakura lekas keluar dari kamarnya mengambil mantelnya untuk keluar dari rumah kakaknya sejenak, dia mengendarai motor matiknya dengan jantung yang berdebar keras, dalam hati dia terus berdoa semoga kekhawatirannya tidak terbukti benar. Dia mengendarainya menuju apotik terdekat.

Dia membisikkan apa yang hendak dia beli kepada pegawai yang berjaga, wanita yang berjaga diapotik itu memberikan apa yang Sakura minta. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, dia langusung pulang kerumahnya. Memarkirkan sepeda motornya dengan asal, dia langsung masuk kedalam kamar mandi, mengeluarkan sebuah benda pipih kecil yang panjangnya sekitar lima belas centi meter, dia mencobanya, tidak hanya pada satu alat, namun pada beberapa alat sekaligus. 'semoga semuanya salah ya tuhaaan'.

Namun semua doanya seakan tidak didengar oleh kami-sama, dua garis yang tertera pada tespack itu membuktika segala kegundahannya, dilihatnya pada empat alat lain yang menunjukkan hasil yang sama, 'a-aku ha-mil'.

Setetes, dua tetes dan disusul oleh tetesan yang lainnya muncul dan membasahi pipi dan wajah Sakura, dia jatuh terduduk dilantai marmer yang dingin, menangis sendirian mendapati kenyataan pahit yang harus ditanggungnya diusia semuda itu.

'apa yang harus aku lakukan'

.

.

to be continou

.

.

ohayyo minna, makasih buat dukungan kalian, aku nggak nyangka kalian akan suka dengan ceritaku.

nah.. guys, maaf sekali lagi aku nggak bisa bales komen kalian, tapiiiii... aku selalu baca kok komen-komen kalian, itu sangat membantuku sebagai penyemangat disini

sebetulnya kalau aku mau bales komen kalian, aku merasa canggung sendiri.

i'm introvert, yang mana nggak begitu bisa berinteraksi dengan orang lain, aku takut salah atau keliatan aneh saat bales komen komen kalian, gommen ne

aku cuma mau kalian tahu aja, kalau aku tidak sepenuhnya acuh terhadap komen-komen membangun kalian, seneng banget kalo pas buka wattpad  and nemuin komen kalian di notif, 

so jangan kapok kapok buat komen dan vote ya, aku tunggu...

salam sasusaku guys, 

sorry kalo kurang memuaskan part ini

bye bye

Continue Reading

You'll Also Like

37.8K 4.2K 20
Harusnya Naruto tidak memulai semua ini. Harusnya ia melupakan kebenciannya terhadap Gaara dan tidak menyeret Hinata ke dalam masalahnya. Kini, Narut...
145K 13.7K 29
Sebenarnya saya gak terlalu bisa membuat deskripsi, tapi saya akan berusaha sebaik mungkin membuat deskripsi disini. ... Hinata. Gadis lugu dan polos...
251K 37K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
228K 19.5K 31
VOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA, TERIMA KASIH. Pernahkah kalian mendengar penyakit mati rasa? Tidak merasakan marah, kesal, senang, bahkan cinta, dan y...