sakura masih bergelung dikamarnya, ini sudah hampir dua hari dia tidak keluar dari kamar, dia takut kalau nanti bertemu dengan lelaki yang sudah .... sudah Akrh . astaga menyebutkannya saja membuatnya merinding sekali, dan yang paling menyebalkan disini adalah kakaknya karin yang tiba-tiba harus pergi dua hari yang lalu, saat sakura memasuki kamar, dia menemukan note dikulkas yang menyebutkan bahwa, karin kakaknya sudah cek out duluan karena dia mendapatkan job iklan yang mengharuskannya untuk pergi ke seoul untuk produk kosmetik disana. 'setidaknya aku tak perlu menjelaskan alasan tentang keadaanku yang sekarang', pikir sakura.
sakura duduk dimeja rias, dia berdecak sebal melihat bercak merah yang masih ada dileher dan bahunya yang terbuka. 'ini benar-benar menjengkelkan', sakura sudah mencari tahu cara menghilangkan kiss mark itu diinternet, namun sialnya ada beberapa yang membandel dan tidak bisa dihilangkan. brengsek.
sekarang dia bingung sendiri, liburannya disini akan berakhir dalam satu minggu lagi, dan itu akan sangat membosankan jika harus menghabiskannya didalam kamar, hell dia bukanlah seorang tahanan, dia kemari untuk bersenang-senang. tapi semuanya rusak karena seorang pria yang sejujurnya tidak kuketahui wajah ataupun namanya, dan dia ketakutan jika nantinya dia bertemu dengannya,
'sebenarnya aku tidur dengan siapa?', jeritnya frustasi, yang dia ingat hanya bayangan samar samar seseorang yang mendekat dan menciumnya dengan intim. GOD .... aku tidak bisa berdiam diri disini, aku butuh refreshing persetan jika dia bertemu laki-laki brengsek itu.
sakura bergegas berganti pakaian dengan kemeja hijau kebesaran yang dia pakai sebagai outer, didalamnya dia lapisi dengan tanktop pink serta hot pant putih yang menampilakan paha mulusnya, dia memakai sepatu convers utnuk pekengkapnya, rambutnya dia gerai. make up yang dipakaipun hanya sekedar krim uv dan lipsblam saja. dia terlihat manis dikaca sebesar dua meter dihadapannya.
dia melangkah keluar dari kamarnya.
.
.
.
beralih pada casanova kita yang sedang uring-uringan selama dua hari ini, sasuke tengah duduk dicafe dekat hotel yang kebetulan berjarak beberapa puluh meter dari bibir pantai, sai dan suizetsu mengajaknya untuk kesana sebab melihat mood sasuke yang seperti terminator. sangat mengerikan, tak ada yang berani untuk mencari gara-gara dengannya saat ini, mungkin seharusnya sai mengalungkan 'awas sasuke galak' dilehernya.
"hey sasuke, berhentilah berwaajah mengerikan bergitu, kau membuat gadis-gadis ketakutan melihat kemari", seru sui yang tidak tahan melihat tatapan laser sasuke.
"hn", sasuke tidak berniat untuk mendengar ocehan suizetsu.
"ada apa dengan nya", kiba datang dan bergabung dengan mereka. "dia terlihat semakin menakutkan". sambungnya
sasuke memilih untuk mengacuhkan ketiga mulut sialan teman-temannya, matanya masih menelusuri pantai, dia berharap dapat menemukan gadis - ralat wanita - yang sudah membuatnya uring-uringan dua hari ini. bagaimana tidak, pikirannya selalu dan selalu menghubungkan dirinya dengan mata hijau yang sialan sangat dirindukannya, setiap dia menutup mata bayangan itu semakin jelas terlihat dikepalanya, seperti kepingan cd yang rusak, otak dan hati tidak singkron, berkali-kali otaknnya menyuruh untuk melupakan kejadian malam itu, tapi sekelebat bayangan malam panas mereka semakin menjadi-jadi, ini membuatnya tersiksa. sangat tersiksa sebenarnya. lihat saja juniornya yang bangun setiap membayangkan tubuh mulus dan suara desahan yang - shitt. stop berpikir tentangnya.
"hey sasuke, kau baik-baik saja?", tanya kiba yang melihat sasuke terus terdiam. temannya ini memang pendiam, tetapi diamnya kali ini sangat lah berbeda, dia terlihat sering melamun dan entahlah sulit untuk membaca raut datarnya itu.
"abaikan dia, hey lihat gadis-gadis seksi itu!", panncing kiba, matanya menyalang melihat gadis-gadis yang berpakaian bikini seksi. "aku tidak salah memilih spot disini", terusnya.
"kau benar lihat, dada mereka benar-benar membuat tanganku gatal, hey sasuke mereka melihat kearah kita", sasuke mengacuhkan ucapan suizetsu, dia hendak beranjak dari meja jika suara sui tidak membuatnya membeku seketika.
"ada yang berambut aneh, pink?", serunya.
sasuke membeku ditempat.
"bodynya lumayan juga, dia terlihat manis dengan rambut anehnya, apa dia mewarnai rambutnya, warnanya norak sekali",
"bokongnya benar-benar seksi, walau dia tidak memakai bikini, tapi bokongnya sudah sangat menggiurkan untuk diremas, benarkan kiba, hey ki..", kiba dia ditempat melihat sasuke yang memukul suizetsu, "SASUKE",
"JANGAN MEMBICARAKAN GADISKU SEMBARANGAN SIALAN", raung sasuke, sesaat dia memang diam membeku menatap punggung kecil yang terhalang rambut panjangnya, perasaanya membuncah melihat gadis itu sedang berdiri melihat lihat souvenir yang ada didalam toko, dia terlihat senang melihat salah satu saouvenir yang dipajang dan terlihat di etalase, dia terlihat semakin cantik saat dilihatnya gadisnya tersenyum, dan semua fantasi indahnya rusak saat dua mulut sialan temannya membicarakan tentang gadisnya, rasanya ingin sekali dia merobek mulut sampah keduanya.
sasuke berlari keluar dari cafe, tidak menghiraukan seruan teman-temannya, jangan lupa umpatan-umpatan yang dia dapat dari sui, dia tidak peduli. jantungnya serasa ingin meledak melihat gadisnya berada didepannya dengan jarak beberapa meter darinya. dia ingin merengkuh dan merasakan hangat tubuh gadisnya cherrynya, wangi cherry blosom yang masih dia ingat hingga sekarang, bahkan sprei dan bantal yang dipakai mereka masih samar samar tercium wangi itu, dan itu cukup membuat rindunya tersalurkan. 'apakah aku jatuh cinta padanya' , sasuke masih tidak yakin, namun dia tau pasti ada sebuah ketertarikan khusus yang dia rasakan untuk gadis musim seminya.
Deg
jantungnya serasa mau lepas saat mata hijau teduh itu menyorot kearahnya, catat kearahnya. sasuke masih tidak berkedip memandangi kedua iris hijau rumput itu, onyxnya seakan melebur melihat kilau mengagumkan dari mata gadis musim seminya. gadis itu mengeryitkan dahinya saat dipandangi sebegitu intensnya oleh sasuke. dia memutuskan contak mata tersebut dan berjalan menjauh, sasuke yang menyadari sakuranya menjauh darinya, mulai berjalan mendekat, dia berlari kesetanan, menarik pergelangan gadis itu. dengan sangat cepat gadisnya sudah berada dalam rengkuhannya. semua terasa benar disini.
.
.
.
sakura pov
aku berjalan-jalan didekat pantai, aku sedang melihat-lihat souvenir ditoko pinggir jalan, ada souvenir yang sangat cantik yang ingin sekali aku beli, namun melihat harga yang terampang di etalase membuatku mengurungkan niat untuk membelinya, aku merasa sedang diawasi seseorang. mataku menjelajah kesekeliling, dan aku menemukannya, sepasang mata onyx sehitam jelaga tengah menatap intens kearahku, dia melihatku seakan aku adalah pusat dari porosnya, mata itu seakan membiusku untuk terus menatapnya, matanya sangat indah, mata yang dinaungi oleh alis yang cukup lebat berjejer rapi diatasnya. wajah pria itu sungguh tampan, tipe good looking yang sangat digemari wanita, tapi... mengapa dia menatapku sedemikian rupa. apa aku mengenalnya pikirku. atau dia tertarik kepadaku. akh lupakan opsi terakhir paling dia melihat rambut anehku yang sangat mencolok, itu sudah biasa.
aku meneruskan jalanku, baru beberapa meter aku melangkah, sebuah tangan menyentakku kebelakang, membuatku terhempas dan menubruk sesuatu yang keras, semua terjadi begitu cepat, aku merasakan seseorang merengkuh tubuhku,dan membenamkan kepalanya dileherku, aku masih diam tidak bergegerak, otakku terasa tersumbat oleh sesuatu sehingga memerlukan proses yang lama untukku memproses kejadian ini, tangan besar itu masih memelukku dengan erat, hingga kurasakan napas seseoranga yang menerpa leherku, dan itu membuatku tersentak kaget, langsung ku dorong siapapun yang tengah dengan lancang memelukku seenaknya.
pria itu terdorong beberapa langkah dariku, mata hijauku menatap nyalang kearahnya, "siapa kau, berani-beraninya kau menyentuhku", bentakku padanya, mataku melotot berusaha untuk mendiktenya, dan ... kurasa tidak berhasil.
.
.
sasuke pov
mata emeradl itu melotot lucu kearahnya, belum lagi pipinya yang menggembung, sangat menggemaskan. boleh aku menciumnya. gadisku benar-benar membuat suasana hatiku menjadi menyenangkan, tapi ... apa dia benar-benar tidak mengenaliku, keterlaluan sekali dia, aku dibuat tidak bisa tidur nyenyak hanya karena memikirkannya, tapi dia malah tidak memikirkanku barang sedikitpun.
end pov.
.
.
.
"hey kenapa kau diam saja?", sentak sakura yang sedari tadi hanya diperhatikan oleh sasuke.
'ya tuhan... aku baru saja membentak seorang dewa'
sasuke masih diam ditempat memandangi sakura, kedua tangannya dia sembunyikan disaku celananya.
sakura yang tidak mendapatkan respon dari sasuke gemas sendiri, 'terserahlah', dia berbalik arah melangkah menjauhi sasuke, hingga pernyataan pemuda itu membuatnya mematung seketika.
"dua hari lalu, hotel namikaze, lantai 32, kamar Suite President".
sasuke menyeringai melihat sakura yang diam membatu, dia melangkah mendekatinya, wajahnya dia condongkan kearah samping kepala sakura, "I got's you", bisiknya tepat ditelinga sakura, dia menyeringai melihat tubuh itu tersentak kaget.
.
.
to be continue
.
.
kyaaaa minnnnaaaaa, akhirnya aku bisa up lagiiii
setelah seminggu penuh siksaan di kampus, akh aku lelah sekali
maaf baru up, buat komen dan vote kalian
MAKASIH BANYAAAAK
and pertanyaan soal siapa yang melihat sakura di chap pertama, .....
Psst..... akan dibahas di chap-chap selanjutnya, dia belum saatnya muncul
okelah bye bye semuaa
salam sasusaku muach