Mr Killer's Girl |✔|

By mecx-zack

3.9M 180K 12.7K

[ BOOK 2 ] -•-•-•-•- [ C O M P L E T E D ] ... More

CAST
PROLOG
🍁 - [1]
🍁 - [2]
🍁 - [3]
🍁 - [4]
🍁 - [5]
🍁 - [6]
🍁 - [7]
🍁 - [8]
🍁 - [9]
🍁 - [10]
🍁 - [11]
🍁 - [12]
🍁 - [13]
🍁 - [14]
🍁 - [15]
🍁 - [16]
🍁 - [17]
🍁 - [18]
🍁 - [19]
🍁 - [20]
🍁 - [21]
🍁 - [22]
🍁 - [23]
🍁 - [24]
🍁 - [25]
🍁 - [26]
🍁 - [27]
🍁 - [28]
🍁 - [29]
🍁 - [30]
🍁 - [31]
🍁 - [32]
🍁 - [33]
🍁 - [34]
🍁 - [35]
🍁 - [36]
🍁 - [37]
🍁 - [38]
🍁 - [39]
🍁 - [40]
🍁 - [41]
🍁 - [42]
🍁 - [44]
🍁 - [45]
🍁 - [46]
🍁 - [47]
🍁 - [48]
🍁 - [49]
🍁 - [50]
🍁 - [51]
🍁 - [52]
🍁 - [53]
🍁 - [54]
🍁 - [55]
🍁 - [56] - LA TORTURA (I)
🍁 - [57] LA TORTURA (II)
🍁 - [58] LA TORTURA (III)
🍁 - [59]
🍁 - [60]
🍁 - [61]
🍁 - [62]
🍁 - [63]
🍁 - [64]
🍁 - [65]
🍁 - [66]
EPILOG
SPECIAL CHAPTER : HANS & DAMIA
SPECIAL CHAPTER : BLACK & ARESSA
SPECIAL CHAPTER : CARL'S & THE GANG
AUTHOR'S NOTE.
[ SEQUEL IS UP! ]

🍁 - [43]

42.7K 2K 173
By mecx-zack

Damia menjenguk sedikit kepalanya disebalik pintu bilik yang terbuka itu, sunyi saja ruang ditingkat dua tersebut.

Tudung dibetulkan sedikit sebelum dia melangkah keluar, sudah beberapa hari dia berkurung di dalam bilik.

Dan, serentak itu juga pintu bilik yang ketiga disebelah kanannya terbuka.

Damia hanya memerhati kelibat seorang perempuan yang juga bertudung sepertinya keluar daripada bilik tersebut.

Kening yang tak gatal digarunya, dia mahu bertanya perempuan itu arah mana untuk ke dapur untuk mebasahkan tekaknya.

Tegak Damia berdiri dengan mata yang tak lepas memerhati susuk tubuh perempuan itu.

"Er, cik?" tegurnya perlahan.

Nur Husna berpaling saat seseorang menegurnya.

Mata bertentang seketika dengan wajah masing-masing jelas terpancar riak terkejut bercampur bahagia yang bertandang.

Damia menekup mulutnya dengan kedua belah tapak tangan manakala matanya yang sedia bulat itu terbuka luas.

Nur Husna pula tergamam sesaat dengan mata terkebil-kebil memerhati Damia.

"Mia?"

Kaki diatur sedikit laju ke arah Damia lalu kedua belah bahu gadis itu dipegang dengan mata memerhati segenap wajah Damia dengan rasa tak percaya.

Damia tersenyum panjang, matanya mula kabur dengan airmata.

"Kakak.." ujarnya sebak dengan airmata yang mula mengalir laju membasahi pipinya.

Terus mereka berdua berpelukan. Nur Husna mengusap tepi bahu Damia, memandangkan ketinggian Damia hanya separas bahunya saja. Damia pula sudah tersedu-sedan menangis.

"Kakak rindu adik. Akhirnya kakak jumpa adik jugak. Kakak rindu Mia.."

Pelukan diregangkan sedikit. Wajah mereka berhadapan satu sama lain, lalu Damia tersenyum gembira sambil mengesat airmata Nur Husna begitu juga Nur Husna yang mengesat airmata Damia.

Damia, adiknya yang bertahun-tahun tak dijumpai dan juga terputus hubungan saat kedua ibu bapa mereka meninggal dunia.

Nur Husna dijaga oleh Puan Maimunah manakala Damia pula diambil sebagai anak angkat oleh Puan Laila.

"Mia pun rindu kakak. Mia tak sangka dapat jumpa kakak dekat sini." jelas nada teruja dan gembira Damia.

Nur Husna memegang tepi wajah Damia lalu pipi kanan dan kiri adiknya itu dikucup bertalu-talu melepaskan rindu yang terpendam selama bertahun-tahun. Damia tergelak kecil dengan perbuatan Nur Husna.

"Mia macam mana boleh ada dekat sini? Mia lah yang Que selamatkan haritu? Kakak ingat siapa, mujur Mia tak apa-apa."

Damia mengerut dahinya sambil merenung Nur Husna hairan.

Wajah kakaknya tak pernah berubah, tetap cantik dan lebih kepada keanak-anakan sama sepertinya. Rupa yang diwarisi oleh ibu mereka.

"Que? Siapa tu? Mia kenal abang handsome je. Eh tak! Hans. Ha, Mia kenal dia je." ujar Damia sedikit menggelabah.

Nur Husna tergelak kecil, kepala digeleng kecil mengingati perangai adiknya yang satu itu. Mulut yang tak pernah diam.

Lain pula dengannya yang kurang bercakap dan sedikit pendiam.

Kini baru dia tahu adiknya merupakan buah hati Carl Hans Mikael. Tak sangka mereka berdua ditakdirkan berjumpa dalam situasi sebegini.

"Que tu suami kakak lah. Hans tu adik suami kakak, kakak dah kahwin. Abang handsome? Oh, patutlah.." sengaja dia menyakat adiknya sambil tersengih nakal.

Wajah Damia mula membahang malu, bibir diketap rapat sambil memukul perlahan lengan Nur Husna yang sedang tersengih-sengih itu.

Seketika, mereka berdua tertawa kecil.

Damia juga tak menyangka yang kakaknya sudah berkahwin. Tapi dia bahagia bila dapat bertemu dengan kembarnya yang tak seiras itu.

"Tapi dia tu serial killer lah. Lepastu suka sangat paksa Mia. Tak suka lah macam tu.." luahnya dengan nada geram.

Damia mencebik bibirnya dengan wajah yang benar-benar tak berpuas hati sebaik mengingati sikap Encik serial killer yang selalu memaksanya itu.

"Eh! Kau kena suka aku jugak."

Nur Husna yang ingin bersuara menoleh ke kiri lalu dia tersenyum sedikit pada Carl Hans Mikael yang sedang berasandar di dinding bersebelahan dengan pintu lif itu dengan tangan yang disilangkan pada dadanya.

Entah bila lelaki itu berada disitu. Mungkin ketika mereka berdua sedang ralit berbual sehingga tak perasankan kehadiran Carl Hans Mikael.

Damia pula terkelip-kelip memandang wajah Encik serial killer, bibir diketap rapat sebaik dia dengan selambanya mengutuk lelaki itu sebentar tadi.

"Er, Mia berbual lah dulu dengan abang handsome Mia tu. Kakak nak turun bawah kejap." lembur saja nadanya sambil menyakat adiknya itu.

Nur Husna mengusap bahu adiknya sesaat sebelum berlalu pergi, senyuman tersirat terukir dibibirnya saat berselisih dengan Carl Hans Mikael. Lelaki itu pula hanya tersengih kecil.

"Abang handsome eh?" kening diangkat sebelah pada Damia.

Carl Hans Mikael tersenyum nakal melihat wajah memerah Damia yang malu disakatnya. Suka pula dia melihat wajah gadis cute itu. Comel!

Damia menarik nafas dalam, cuba disabarkan hatinya. Bibirnya mengukir senyuman semanis mungkin sebelum wajahnya kembali serius.

"Perasan!" dijelingnya tajam lelaki itu dengan wajah menyampah.

Carl Hans Mikael tergelak kecil sambil memerhati susuk tubuh Damia yang melangkah pergi meninggalkannya disitu.

*

*

*

Carl Que Alexander menghampiri Nur Husna yang sedang duduk bersandar dikepala katil sambil ralit membaca novel ditangannya.

Wajah Nur Husna yang sesekali berkerut dan menggumam kecil itu membuatnya tergelak kecil.

"Tak tidur lagi?" tegurnya perlahan.

Nur Husna mendongak sedikit memandang tubuh suaminya yang naik ke atas katil lalu berbaring disebelahnya.

Dia tersenyum sedikit sambil menggeleng kepala perlahan.

"Belum. Ada sikit je lagi nak habis, nanti Husna tidur lah. Abang mengantuk ke?" soal Nur Husna lembut sambil memandang suami disebelahnya itu.

Carl Que Alexander meletakkan sebelah tangannya dibawah kepala manakala sebelah tangan lagi berada disisinya. Wajah isterinya dipandang lama tanpa sebarang riak.

Seketika, sedang dia terkebil-kebil menunggu kata dari suaminya, novel ditangannya dirampas oleh Carl Que Alexander.

Keningnya mula berkerut dengan wajah geram sambil cuba mengambil novel yang berada ditangan suaminya.

Dia cuba mencapai novel tersebut tetapi suaminya sengaja mengangkat tangan tinggi ke atas.

"Abang.. Bagi lah balik novel Husna. Husna tak habis baca lagi." ujarnya perlahan dengan nada geram yang cuba ditahan.

Carl Que Alexander tersengih sinis sambil menayangkan novel tersebut dihadapan wajah Nur Husna, bila isterinya cuba menggapai novel itu tangan diangkat tinggi ke atas.

"Nak?" soalnya dengan sengihan nakal.

Laju Nur Husna mengangguk dengan wajah berharap.

Carl Que Alexander memberi isyarat mata pada isterinya, menyuruh gadis itu cuba mengambil buku tersebut.

"Kau ambil lah kalau dapat."

Ternganga kecil bibir halus Nur Husna. Terus wajahnya berkerut geram, lalu dia duduk dengan kedua belah lutut yang menampung badannya lalu tangan diangkat ke atas cuba mengambil novel tersebut.

Tak berjaya.

Carl Que Alexander tergelak sinis dengan wajah mengejek.

Bila tangan kecil Husna ingin merebut novel ditangannya, laju saja dia menarik ke atas, ke kanan dan juga kekiri. Sengaja mahu mengusik isterinya.

Nur Husna berdecit geram, tubuh kecilnya ke kiri dan ke kanan untuk mengambil novelnya tetapi tetap saja tak berjaya.

Dia cuba berdiri sedikit lalu tangan digapai ke atas dan tak semena-mena dia jatuh tersembam di tubuh suaminya saat lelaki itu mencucuk pinggangnya.

Matanya membuntang luas saat dia sedar akan sesuatu.

Bibirnya secara tak sengaja bercantum dengan bibir Carl Que Alexander sewaktu badannya hilang keseimbangan sebentar tadi.

Terkebil-kebil dia seketika sebelum tergesa-gesa untuk bangun. Seluruh wajahnya terasa panas, malu dengan situasi sekarang.

Tapi, dia tak mampu bergerak bila kedua kaki suaminya bersilang diatas kakinya, mengunci pergerakannya.

Carl Que Alexander memeluk erat pinggang Nur Husna yang tertiarap dia atas tubuhnya itu.

"First, your sweet lips meet mine," sengihan nakal terukir dibibir.

Lalu, dalam keadaan memeluk tubuh isterinya dia memusingkan badan ke kanan diikuti tubuh Nur Husna.

Sebelah tangan yang memeluk pinggang isterinya memegang tangan halus Nur Husna.

"Then, your right hand hug me- " dibawa tangan kanan isterinya dan diletakkan pada pinggangnya.

Nur Husna hanya diam merenung wajah suaminya. Segala perbuatan suaminya hanya diperhati dengan perasaan tertanya.

"And, you put your little head here- " kepala Nur Husna diletakkan pada dadanya.

Carl Que Alexander tersenyum sinis sambil memeluk erat tubuh kecil Nur Husna manakala isterinya yang sudah malu itu menunduk ke bawah dengan wajah yang kemerah-merahan.

"So, I'll sleep well while cuddling my doll." bisik Carl Que Alexander gemersik.

Nur Husna tersenyum kecil dengan wajah yang makin merah menahan malu sambil merenung suaminya yang turut merenungnya.

Lantas, hujung hidung Nur Husna digigitnya perlahan membuatkan Nur Husna tergelak kecil sambil melarikan wajahnya tapi pantas dihalang Carl Que Alexander.

"J-jangan lah gigit hidung Husna.." hidungnya yang sudah merah itu digosok perlahan setelah digigit suaminya, lembut dan tak terasa sakitnya.

Carl Que Alexander tergelak kecil, lalu dahi Nur Husna dikucupnya lama sebelum menutup kelopak mata isterinya menggunakan ibu jarinya dan dia turut memejamkan matanya.

"Goodnight, dear." bisiknya perlahan.


*

*

*


Joe menghempas kasar kamera yang dipegangnya ke dinding. Kamera tersebut hancur dan berterabur di atas lantai.

Rambut diramas kasar dengan mata yang merah akibat terlampau marah. Diraup berkali-kali wajahnya.

Setiap perbuatan dan seksaan yang Carl Hans Mikael lakukan pada adiknya tak dapat diterimanya.

Segala barang yang berada di atas meja itu dilempar dan ditolak hingga terjatuh ke atas lantai.


"Kau memang tak guna!"

Kerusi kayu itu ditendangnya kuat hingga terbalik.

Sungguh dia tak menyangka Carl Hans Mikael membunuh dan menyeksa adiknya sedangkan lelaki itu tak sekejam itu.

Selama ini, dia menganggap Carl Hans Mikael seorang yang lemah dan cukup mudah untuk dihapuskan tetapi sangkaannya meleset bila lelaki itu boleh berubah kejam seperti abangnya.

Dia silap, sebelum ini dia hanya melihat kelemahan dan ketenangan yang berada pada lelaki itu tanpa dia tahu Carl Hans Mikael juga akan berubah kejam.

Dia silap!

Kini, adiknya yang menjadi mangsa kerana perbuatannya.

Badannya disandarkan pada dinding bilik dengan wajah yang mula membengis, dia akan pastikan lelaki itu mati ditangannya.

"Aku bunuh kau Hans! Aku bunuh kau! Kau memang sial!" jeritnya dengan mata yang meliar.

Senyuman sinis terukir dibibir dengan nafas yang sedikit termengah saat amarah menyelubungi dirinya.

Dia bertekad akan membunuh Carl Hans Mikael secepatnya.

Tunggu saja.


[#]DONE

Continue Reading

You'll Also Like

4.7M 181K 52
[ COMPLETED ] 1. Kejar kau. 2. Cium kau. 3. Rogol kau. 4. Kahwin dengan kau. 5. Happy Ever After. Aku cuma sayang kau. Hanya kau. Lebih dari diri ak...
1M 67.8K 46
Storm Series: 1 [STORM ITU MILIK INARA ZAHARA] Dingin? Kejam? Iblis? Itulah lelaki yang bernama Aziel Storm yang merupakan ketua keluarga mafia iait...
164K 12.8K 45
#2 𝓗𝓲𝓼 𝓢𝓮𝓻𝓲𝓮𝓼 𝙆𝙖𝙨𝙮𝙖𝙛 𝙀𝙫𝙧𝙚𝙣 | 𝘿𝙖𝙝𝙡𝙞𝙖 𝙀𝙡𝙫𝙞𝙣𝙖 Kasyaf's Obsession⚠️ Pertemuan pertama mereka bukanlah yang terbaik. Perte...
2.8M 141K 97
Tiada ungkapan lain yang boleh diucapkan selain beku , sejuk dan dingin . Itu merupakan ungkapan yang sangat sinonim dengan perwatakan lelaki itu...