Danial POV
" Ya Allah Danial , kenapa Danial tergamak buat menantu mummy macam tu ? Danial sedar tak apa yang Danial buat ni ? Mummy kecewa sangat dengan Danial . Mummy tak ada anak yang kejam macam ni . " aku segera memeluk bahu mummy .
" Danial tahu Danial salah . Mummy janganlah hukum Danial macam ni . Mummy kena tolong Danial . Danial tak nak kehilangan Fauza . Mummy tolong Danial , ya ? " mummy menggelengkan kepalanya .
" Mummy takkan tolong . Danial yang cari pasal kan , pandai - pandai lah Danial selesaikan sendiri . Selagi Danial tak bawa balik semula Fauza , selagi tu mummy takkan maafkan Danial . "
" Kenapa abang tiba - tiba datang sini ? Bini dah lari ke ? " aku menoleh ke belakang . Aku tahu Irish tengah perli aku , tapi aku tak hiraukan .
" Biarkan dia mummy . Itulah , bila bini dah ada depan mata bukannya nak hargai . Bila bini dah lari , baru terhegeh - hegeh nak menyesal . Padan dengan muka dia . " aku cuba bersabar dengan Irish . Lagipun , memang semuanya salah aku .
" Irish , hormat sikit dengan abang kamu . " ujar mummy .
" Hormat ? Manusia macam ni ke yang mummy nak Irish hormat ? Manusia yang zalim macam ni ? Manusia yang sanggup dera isteri sendiri ? Irish malu lah ada abang macam ni . " aku nampak Irish mula memasuki biliknya , meninggalkan aku bersama mummy .
Aku sikit pun tak terasa hati dengan kata - kata Irish . Memang layak pun untuk aku . Aku tahu , aku yang ego . Aku yang jahat . Aku yang kejam . Memang aku tak layak nak dapatkan kemaafan daripada Fauza .
" Dah lah Danial . Danial pergilah balik . Tak guna pun Danial datang sini . Mummy nak Danial cari Fauza sampai dapat . Itupun kalau Danial masih sayangkan mummy . " aku hanya memandang sepi pemergian mummy .
Memang padan lah muka aku . Sekarang , semua orang yang aku sayang dah tinggalkan aku . Goodjob Danial , goodjob .
*****
Syafa POV
" Alhamdulillah , bayi dalam kandungan puan kedua - duanya sihat . Disebabkan ini last check up sebelum due bersalin nanti , saya nak puan jaga kandungan puan baik - baik ya ? Sekarang ni , puan kena sentiasa bersiap - sedia . Bayi puan boleh keluar bila - bila masa sahaja . " ya Allah , tak sabarnya nak tunggu anak - anak mama ni lahir .
" Ini rupanya suami puan Syaf . Memang tak hairan pun , sebab puan Syaf memang lawa . Sesuai sangat dengan encik . Nasib baik encik datang untuk last check up kali ni . Jadi , boleh lah saya nasihatkan encik serba - sedikit sebelum isteri encik bersalin nanti . " Adam ni sibuk je nak ikut aku pergi check up . Sebelum ni , tak pernah pun dia kisah .
" Mestilah doktor . Tengok lah suami dia siapa ? " aku terus memijak kaki Adam . Tak payah nak perasan sangat lah . Menyampah aku .
Adam mengaduh kesakitan .
" Oh ya , tadi saya ada terdengar doktor cakap kedua - dua bayi yang ada dalam kandungan isteri saya sihat . Saya tak faham . " aku mencebikkan bibirku . Tak faham lah sangat .
" Lah , encik Adam tak tahu lagi ke ? Inshaallah , encik Adam akan dapat anak kembar . " Adam memandangku dengan riak wajah yang terkejut .
" Ya Allah sayang , betul ke apa yang doktor cakap tu ? Kenapa sayang tak bagitahu abang ? Sayang tahu tak abang gembira sangat sekarang ni . " Adam mengucup tanganku berkali - kali .
Aku terus menarik tanganku . Ish , Adam ni buat malu aku je . Dah lah cium tangan aku depan doktor .
" Maaf ya doktor ? Suami saya ni memang macam ni . " aku mencubit pehanya sekuat hati . Ha , rasakan . Sepatutnya aku tak payah bawa dia ikut aku .
" Aduh , sayang . Sakitlah ! " doktor yang melihat pergaduhan kecil antara kami berdua hanya tertawa .
" Tak apa puan , perkara ni memang normal . Biasalah , nak dapat anak kembar kan ? Siapa yang tak teruja ? "
" Betul cakap doktor tu , sayang . Abang teruja tahu tak ? " aku menjegilkan mataku kepadanya . Tak serik - serik lagi ke Adam ni ? Nak makan penampar aku dulu ke baru mulut dia nak diam ?
*****
" Awak ni kan , buat malu saya jelah ! Menyesal saya bawa awak sekali . " aku menjelingnya .
" Sayang , takkan lah abang teruja pun sayang nak marah ? Kenapa sayang tak bagitahu abang yang kita akan dapat anak kembar ? Kalau sayang bagitahu awal - awal , boleh abang belikan baju lebih untuk anak kita . " kata Adam .
" Saya tak suka awak ganggu hidup saya . Saya rimas awak tahu tak ? Cukup Adam . Jangan mainkan perasaan saya lagi . " Adam mengeluh .
" Sayang , abang tahu kesalahan yang abang buat memang susah untuk dimaafkan . Tapi , tolong bagi abang peluang untuk perbetulkan balik semua ni . Abang cuma nak jaga sayang dengan anak - anak kita . Itu je . Tolong lah , abang merayu sangat - sangat . Kalau sayang bencikan abang , tak apa . Abang tak kisah . Lepas sayang habis berpantang nanti , abang janji abang takkan kacau sayang lagi . "
" Baguslah kalau macam tu . Lagi cepat awak pergi lagi bagus . Saya pun dah tak sabar nak kahwin dengan Ziyyad . Saya dah jumpa lelaki yang baik untuk saya . Oh ya , nanti saya jemput awak ke majlis perkahwinan saya dengan Ziyyad ya ? Awak jangan tak datang pula . " aku sengaja menyakat Adam . Biar dia sakit hati !
" Tak apa lah kalau macam tu , abang doakan sayang bahagia dengan pilihan hati sayang . Lepas berpantang nanti , abang akan lepaskan sayang . Kalau tak ada apa - apa , abang balik dulu lah . Kirim salam dekat Asha tau nanti . " aku lihat kereta Adam mula hilang meninggalkan kawasan rumah kak El .
Aku terdiam seketika . Betul ke Adam akan lepaskan aku nanti ?
*****
Fauza POV
" Fauza , kau sihat ? "
" Aku sihat lah . Kenapa kau tanya macam tu ? " Ariana menggeleng .
" Umi kau dah ceritakan segalanya dekat aku , Fauza . Danial dera kau kan ? " soal Ariana .
" Mana ada lah . Danial sayang aku . Takkan dia nak dera aku . " Ariana memegang erat tanganku .
" Fauza , janganlah macam ni . Danial tu memang lelaki tak guna . Dia tak sayang kau , Fauza . Kalau dia sayang kau , dia takkan pukul kau sampai macam ni . Cuba kau buka mata kau luas - luas . Danial tu dah buat macam - macam dekat kau ! Tapi kau tetap bela dia . Sudah lah tu , Fauza . Apa yang kau buat ni , sia - sia je ! " lantang Ariana berbicara .
" Sayang , sudah lah tu . Jangan lah buat Fauza makin tertekan . " ujar Ryan .
" Rian , kau tak kenal Danial macam mana . Dia baik . Dia sayangkan aku . Cuma dia terbawa - bawa emosi dia . Tapi , tak apa . Aku tak kisah , sebab aku sayangkan dia . Aku sayangkan dia sangat - sangat , Rian . Aku sanggup buat apa sahaja untuk Danial asalkan dia bahagia . Aku larikan diri ni pun sebab aku tak nak Danial menderita . Aku tahu mungkin dia jemu kot tengok muka aku hari - hari . Tapi tak apa , asalkan Danial bahagia , aku tak kisah berjauhan dengan dia . " Ariana terus memeluk tubuhku .
" Fauza , aku tahu kau kuat . Tapi , tolonglah . Jangan seksa diri kau macam ni . Danial tak layak untuk perempuan sebaik kau . Kita buat laporan polis nak ? Aku dengan Ryan boleh tolong kau . Kita boleh dakwa dia atas tuduhan mendera kau . " aku terus meleraikan pelukan kami .
" Tak boleh ! Aku takkan buat laporan polis . Aku tak nak Danial masuk penjara sebab aku . Nanti dia makin bencikan aku . Lagipun , aku sayangkan dia . Aku tak nak tengok dia meringkuk dalam penjara . " Ariana mengeluh .
" Ya Allah , mulianya hati kau Fauza . Kenapa lah Danial tu buta sangat , hah ? Geram betul lah aku . Takkan dia tak nampak kebaikan kau selama ni ? Kalau aku jadi kau , dah lama aku minta cerai daripada dia . "
" Tak apa lah , Rian . Aku dah tak nak ganggu hidup dia lagi . Biarlah dia cari kebahagiaan dia . Sekarang ni , aku cuma nak jaga kandungan aku dengan baik . Itu je . " mata Ariana terbuntang luas .
" Kau pregnant ke , Fauza ? Tahniah ! Dah nak jadi ibu orang dah kawan aku yang sorang ni . " aku tersenyum .
" Ini lah penguat semangat aku , Rian . Aku sayang sangat dengan baby aku . " aku memegang perutku lalu mengusapnya perlahan - lahan .
Walaupun Danial tak ada , tapi bayi ni bukti cinta aku dan Danial . Bukti Danial sayangkan aku . Kalau Danial tak sayang aku , bayi ni takkan muncul .
*****
Adam POV
" Fariz , aku nak minta maaf dengan kau . Aku gagal laksanakan amanah kau . Aku gagal jadi suami yang baik untuk Syaf . Aku memang tak layak untuk gadis sebaik Syaf . Aku dah sakitkan hati dia . Dari dulu sampai sekarang , aku selalu lukakan hati dia . Sepatutnya aku yang pergi , bukan kau . Kalau kau ada sekarang ni , mesti hidup Syaf takkan sengsara . " aku memegang batu nisan yang terukir nama Fariz .
" Kau tahu tak , dulu aku selalu cemburu dengan kau sebab Syaf pilih kau . Dia hanya nampak aku sebagai lelaki yang jahat . Tapi sekarang aku dah faham kenapa Syaf pilih kau . Kau memang sesuai untuk Syaf . "
" Fariz , patut ke aku lepaskan Syaf ? Aku tahu Syaf dah bencikan aku . Tapi aku tak sanggup nak hidup tanpa dia . Apa yang patut aku buat , Fariz ? " kataku seolah - olah Fariz berada di hadapanku .
" Dalam masa beberapa hari lagi , Syaf akan bersalin . Kau nak tahu tak , aku akan dapat anak kembar. Aku nak berterima kasih sangat - sangat dekat kau sebab kau tolong jagakan Syaf sebelum aku muncul dalam kehidupan korang . Selagi aku hidup , aku akan cuba bahagiakan Syaf . Tapi kalau aku dan Syaf memang dah tak ada jodoh , aku akan lepaskan dia . Kau faham aku kan , Fariz ? Aku tak nak kau salah sangka . Aku lepaskan Syaf untuk kebaikan dia juga . "
" Okay lah , Fariz . Aku balik dulu . Nanti bila - bila aku datang lagi . Nanti aku bawa Syaf dengan Asha sekali . Diaorang mesti rindukan kau sangat - sangat . Aku akan sentiasa doakan kau supaya kau ditempatkan dalam kalangan orang yang beriman . Aku pergi dulu , ya ? Assalamualaikum . " aku terus beredar meninggalkan kawasan perkuburan tersebut .
Walaupun aku tak nampak Fariz , tapi aku dapat rasakan yang dia dengar semua kata - kata aku tadi . Aku tahu dia nampak aku . Aku harap Fariz faham keadaan aku sekarang .
*****