CEO in Training

By KinantiWP

315K 10K 853

Semua orang bermimpi menjadi CEO, atau menikahi seorang CEO. Tapi tidak dengan Moira Latief. Setelah menghind... More

[1] New Diary
[2] The Talk
[3] First Time
[4] Is He Gay?
[5] Too Sexy For Office
[6] Make Friends
[7] Shake It!
[8] That Bitch
[9] Weekend Duty
[10] Ugly Dress
[11] Brilliant Idea
[12] One Fine Day
[13] Marketing Support
[14] Lazy Ass
[16] Old Friend
[17] Disaster
[18] Why Him?
[19] Unexpected Meeting
[20] Ex Attact
[21] Drama Queen
[22] Nomat?
PERFECT
BUKAN UPDATE
SEGERA TERBIT
PRE ORDER

[15] Evil Bitch

6.4K 354 31
By KinantiWP

Sabtu, 10 Desember
6.20 WIB
Kamar Kece

Aku lagi bingung milih baju buat hari ini. Ada beberapa dress yang mau aku pake, tapi makin diliat malah bikin aku makin galau. Kayaknya nanti aku mau minta pendapat sama Jojo aja deh untuk milihin dress yang cocok.

Untung aja Jojo pagi ini nggak ada jadwal dandanin orang lain, jadi aku suruh dia datang pagi-pagi. Seharusnya sebentar lagi Jojo sudah dateng.

Jojo adalah MUA yang cukup terkenal di Indonesia, dan riasannya cocok banget sama seleraku. Aku kenal Jojo dari dia baru memulai kariernya dan sekarang dia sudah jadi salah satu brand ambassador dari salah satu brand make up besar.

Ben rencananya akan jemput aku sekitar jam delapan. Barusan dia udah nelepon dan memastikan kalau aku harus sudah rapi saat dia datang. Cowok yang satu itu bawel banget, udah kaya nenek-nenek.

Sekarang kayanya aku sarapan dulu aja deh, biar nanti pas Jojo dateng aku langsung bisa make up.

So, bye for now.

---

---

(masih) Sabtu, 10 Desember
7.38 WIB
Kamar Kece (lagi)

Mukaku baru selesai dicoret-coret sama Jojo. Hampir setahun aku nggak ketemu Jojo, dan hasil make upnya makin keren. Aku jadi terlihat makin kece. Cetar membahana badai keelitan manjahhh kalau kata Syahrini. Hahahaha...

Oh ya, Jojo bilang aku pake long dress aja. Tadi dia milih gaun panjang berwarna biru dengan aksen manik-manik di sekitar leher untuk aku gunakan. Kayanya sih aku ikut aja deh pilihan dia dari pada aku pusing. Aku sepertinya juga nggak mau pakai aksesoris berlebihan karena detail di gaunku juga sudah lumayan ramai. Jadi mungkin aku akan pake jam tangan aja.

Aku mau siap-siap dulu nih, takut Ben keburu dateng. Sekalian nyari handbag dan sepatu yang cocok. Nanti malem aku sambung lagi ya.

Bye.

---

---

(masih) Sabtu, 10 Desember
18.11 WIB
Kamar Kece (lagi)

Aku baru banget balik dari acara fahion show koleksi terbarunya Van Gunadi. Tahu kan? Itu loh, si perancang busana elit, sekaligus pembawa acara yang sering nonggol di tv. Gaun-gaun rancangannya selalu terlihat istimewa dan punya sentuhan klasik yang bergaya. Nah, pagelaran tadi adalah peluncuran perdana koleksi batiknya, sebuah lini baru dari brand yang dimilikinya.

Semua pakaian yang dibawakan oleh para model punya desain moderen dengan detail batik yang membuatnya jadi lebih unik. Keragaman dari batik yang dipadukan dengan warna-warna kontras berbahan mewah benar-benar bikin mataku terpuaskan. Desain yang disiapkan oleh Van Gunadi sangat lengkap. Dia memastikan koleksinya dapat digunakan oleh semua orang dari berbagai usia dan bentuk tubuh. And, I love the collections.

Aku nggak sangka kalau ternyata Van Gunadi adalah salah satu klien Laksamana Group. Kerjasama itu seharusnya bisa dimanfaatkan untuk branding perusahaan. Ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan perusahaan atas pemberitaan tentang hubungan kerja sama Laksamana Group dengan desainer kondang sekelas Van Gunadi.

Oke, sepertinya pikiranku mulai agak ngaco. Sekarang semua hal serba berhubungan dengan pekerjaan dan keuntungan perusahaan.

Kembali ke cerita tentang Van Gunadi, tadi setelah selesai fashion show, Ben mengajak aku ke belakang panggung. Kami bergabung dengan orang-orang yang merayakan kesuksesan acara tadi.

"Ben, thanks for coming," Van menyapa Ben dengan ramah.

"Congratulation, Van. Oh ya, kenalin ini Moira, CEO baru Laksamana," ucap Ben sambil sedikit mendorong tubuhku.

"Selamat ya untuk launching-nya. Aku suka banget loh desain-desainnya," pujiku sambil memberikan sebuket bunga yang tadi sudah disediakan oleh Ben.

"Oh, terima kasih banyak." Van menerima bunganya dan menyalamiku. "Senang berkenalan dengan Bu Moira."

"Moira saja," ucapku.

"Aku seneng banget bisa kenalan sama CEO Laksamana. Nggak sangka kalau ternyata selama ini Laksamana punya CEO perempuan yang cantik dan modis." Van memperhatikan dandananku dan tak segan untuk memuji.

"Aku baru kok di Laksamana," sahutku.

"Moira baru akan diperkenalkan ke publik tahun depan, tapi karena gue tahu Moira suka nonton fashion show jadi gue ajak." Ben menimpali.

"Oh, I see. Pantes dandanannya keren banget."

"Aku nanti pasti akan mampir ke butik untuk liat-liat koleksinya yang lain," ucapku.

"Aku tunggu loh, Moira. Please enjoy the party, you two. Gue ketemu sama yang lain dulu ya, Ben," pamit Van.

Setelah Van pergi meninggalkan kami berdua, Ben menggandeng tanganku menuju meja yang menghidangkan berbagai macam camilan. Aneka kue dengan hiasan batik dan monochrome ditata dengan amat cantik. Seorang pelayan mendatangi kami menawarkan champagne. Ben mengambil dua gelas dan menyerahkan salah satunya untukku.

Gelas champagne yang kupegang baru hampir menyentuh bibir ketika sebuah suara cempreng menja terdengar sangat menganggu, "Beeen, apa kabaaar?"

Aku dan Ben reflek berbalik. Tak sulit menemukan perempuan yang paling tidak ingin aku temui sedang berjalan mendekat dengan tangan terentang. Aku menatap Ben tak percaya. Bisa-bisanya Ben membuat aku bertemu lagi dengan perempuan itu. Aku buru-buru berbalik sebelum dia mengenaliku.

Aku menghabiskan champagne di dalam gelas dalam sekali teguk. Berusaha menghiraukan apapun yang sedang dilakukan oleh Ben dan pacarnya itu.

Aku baru hendak melipir saat Ben menahan tanganku, membuatku terjebak dalam drama, "Oh, kamu sama perempuan ini lagi. Ngapain sih Beeenn kamu deket-deket sama dia. Nggak level banget deh, Beeen."

Kali ini aku nggak bisa menahan tawa. Asli, bener-bener menjijikan dengar cewek ini memanggil Ben dengan nada sok manjanya itu.

"Aku datang sama Moira karena ini salah satu bagian dari pekerjaan. Van kan klien perusahaan kami," sahut Ben.

"Oh iya, aku lupa." Lula terkekeh manja. "Kamu new year eve jadi dateng kan ke acaranya Surya?"

"Aku belum bisa pastikan. Nanti pasti aku akan hubungi Surya lagi tentang itu," sahut Ben.

Aku memalingkan pandanganku ke arah kue yang berjajar manis di atas meja. Berusaha keras agar tak mendengarkan perbincangan mereka. Sebuah mini macaron berwarna monochrome menyita perhatianku.

"Pantesan CEO kamu ini badannya segede gitu, makannya banyak sih," cetus Lula seolah aku tak mendengar ucapannya.

"Ben, lain kali kalau pilih temen, cari yang ada otaknya sedikit, ya. Kasian banget loh temen kamu ini, hari gini masih aja ngelakuin body shaming," ucapku serius pada Ben. "Dan, kamu. Hati-hati ya sama mulut kamu itu. Saya punya cukup banyak uang dan pengaruh untuk bikin mulut kamu itu dididik di dalam penjara."

Aku memasukan macaron ke dalam mulut dan berjalan menjauh. Kali ini tangan Ben tak bisa menahanku. Aku tidak berniat melarikan diri, aku cuma males aja berada di dekat perempuan yang auranya aur-auran itu. Toh aku dan perempuan itu tidak sedang memperebutkan Ben, kenapa juga dia harus terus menyerangku. Dasar perempuan gila!

Selain pertemuan dengan sundel bolong itu, acara hari ini cukup bisa aku nikmati. Aku dan Ben sempat berpamitan pada Van sebelum kami pulang. Van memberikan nomernya dan memastikan janjiku untuk mampir ke butiknya. Van Gunadisangat ramah, pantas saja kariernya terus meroket.

Sepulangnya dari acara launching itu Ben mengantarku ke rumah. Sekarang dia masih ada di bawah, lagi ngobrol sama Papa. Kayanya tuh orang bakalan ikut makan malam lagi di sini.

Tulisanku udah panjang banget nih. Pegel juga nulisnya. Nanti aku sambung lagi ya. Aku mau bersihin make up lalu turun untuk makan malam.

Bye.

---

---

(masih) Sabtu, 10 Desember
21.21 WIB
Kamar Kece (lagi)

Bener, kan. Si Ben tadi ikutan makan malam lagi di rumahku. Kayanya nih cowo lagi tongpes deh, masa numpang makan mulu di rumah orang. Udah gitu duduknya selalu di kursi aku lagi. Heran! Nggak ada yang mau apa bilangin ke dia kalau itu kursi aku.

Anyway, tadi sebelum aku naik ke kamar Papa bilang besok aku disuruh nemenin dia buat dateng ke nikahannya keponakan Om Loddy di Patrajasa. Acaranya besok malem jam tujuh. Sebenernya undangan itu buat Mama dan Papa, tapi berhubung Mama kalau pergi-pergi kelamaan dikawatirkan kondisinya drop, jadi katanya mendingan aku aja yang nemenin Papa.

Aku tadi udah telepon si Jojo lagi dan dia bisa dandanin aku besok. Katanya besok dia cuma ada panggilan make up untuk acara wedding sampe jam 2 siang. Jadi dia bisa dateng ke rumahku sorenya.

"Kak Moi pake baju warna apa?" tanya Jojo di seberang telepon.

"Aku punya gaun sutera blue purple. Kayanya itu cocok sih kalau buat ke acara nikahan. Besok Jo liat aja ya," jawabku.

"Oke deh, see you tomorrow, Kak."

Aku menutup telepon, lalu mematikannya.

Ternyata kerja kantoran dengan jabatan tinggi itu capek. Weekend aja masih ada acara ini itu. Kalo gini terus badanku bisa rontok juga lama-lama. Aku mau tidur dulu deh.

Akhirnya, besok aku bisa bangun siang.

Good night.

Bye.

Continue Reading

You'll Also Like

568K 80.1K 35
Mili sangat membenci kondisi ini. Dikejar-kejar oleh Mamanya sendiri yang mau menjodohkannya. Bahkan, titah untuk menikah sebelum usia 24 tahun terus...
53.4K 4.9K 41
Mela menyukai Ervin sejak lama, tetapi pria itu akan menikah dengan wanita lain. Fares menyukai Mela sejak lama, tetapi wanita itu menyukai pria lain...
36.6K 4.2K 16
°━━━━━ ☆ ʙʟᴜᴇ ʟᴏᴄᴋ x ғᴇᴍ! ʀᴇᴀᴅᴇʀ ❝ხɑgɑꪱmɑnɑ ხꪱsɑ ɑkυ mɑsυk kᧉ k𐐫mꪱk ხ𐐫ɥs ᥣ𐐫vᧉ gꪱᥣɑ ꪱnꪱ?!❞ ≫ st𐐫ɾɥ ხ...
349 71 9
Diajeng Bellona melarikan diri ke Yogyakarta setelah rencana pernikahannya diputuskan sepihak melalui panggilan telepon. Butuh lebih dari lima tahun...