[SUDAH TERBIT] ALFA & OMEGA #...

By mongseptember

1.8M 23.1K 1.1K

Alfa , 22 tahun , adalah laki-laki pertama yang mencuri hati Omega. Ketika Zeta, adik Alfa sekaligus teman Om... More

Pre Order Alfa & Omega
Pengumuman Pengumuman
(Draft Baru) Prolog
(Draft Baru) Bab 2: Dua Kali Sehari Menelan Pil Pahit
(Draft Baru) Bab 3: Tiga Kata: 'I Love You'
(Draft Baru) Bab 4: Empat Tahun yang Tidak Akan Pernah Ada
(Draft Baru) Bab 5: Lima Tahun yang (Mungkin) Sia-Sia
PROLOGUE
EMPAT : TAHUN YANG TIDAK AKAN PERNAH ADA
#21 SATU HARI
Alfa & Omega on Instagram
Setelah 2 Tahun
Challenge First Reader Novel Alfa & Omega
Report Project PO Alfa & Omega

(Draft Baru) Bab 1 : Satu per Satu Semua Berganti

8.4K 480 10
By mongseptember

1.

SATU PERSATU SEMUA BERGANTI

"Mbak Mega! Mbak Mega!" seseorang memanggil nama Omega. Maka perempuan dengan balutan kemeja warna salem serta rok span yang sepadan itupun mengehentikan langkah kakinya dan menoleh ke belakang. Ternyata Siska dari bagian human capital yang memangilnya.

Siska berjalan mendekati Omega yang sekarang sudah berhenti dari aktivitas berjalan. Setelah Siska sampai dekat tempatnya berdiri, auditor yang terkenal karena karier cemerlang di kantornya itu baru bertanya, "Kenapa, Siska?"

"Mbak ... uh ... Mbak Mega dica .. dicariin Pak Gilang katanya urgent .." Siska bicara dengan napas tersengal hasil berlari mengejar Omega. Karena earphone portable yang Omega pakai, dia tidak mendengar Siska memanggilnya sedari tadi.

"Oke deh, nanti setelah urusan sama divisi tax selesai, saya akan ke bos GT," ujar Omega pada Siska.

Siska tersenyum. "Oke Mbak, makasih. Maaf ganggu ya, Mbak."

"Nggak kok."

"Oke mbak, saya permisi dulu kalau gitu." Siska tersenyum lalu berbalik arah dan pergi lagi menuju ruangan human capital di ujung lorong.

Bos GT adalah salah satu partner dan pendiri kantor akuntan publik alias KAP tempat Omega bekerja. Bapak Gilang Tismodiredjo S.E, A.k, MBA, MA, CA , CPA alias Bos GT – panggilan orang-orang kantor untuknya. Omega mulai memutar otaknya. Kalau dia diminta bertemu bos GT pasti urusannya berhubungan dengan klien baru yang akan masuk ke timnya. Klien baru sama dengan kerjaan baru. Kerjaan baru sama dengan kerjaan bertambah. Kerjaan bertambah sama dengan bulan-bulan peak season yang makin bertambah berat di depan sana nanti. Kalau sudah begini Omega hanya bisa menyesal mengapa dulu mengambil kuliah jurusan ekonomi dan memutuskan jadi auditor. Bulan peak season yang sudah ada di depan mata membuat kepalanya makin pening.

***

Ini sudah jam 3 sore dan si calon klien belum datang juga. Astaga, dia kira aku cuma mengurusi perusahaannya aja apa? Omega merutuk dalam hatinya. Kalau bukan karena pesan Bos GT tadi siang bahwa klien ini adalah klien premium alias klien kelas besar, Omega sudah akan menjadwal ulang pertemuan pertama hari ini.

"Ingat ya, Omega. PT Golden Greek ini sangat penting. Kita akhirnya bisa meyakinkan mereka untuk pindah KAP jadi jangan sampai mereka memutuskan kontrak dengan KAP kita," wejangan Bos GT masih terngiang di kepalanya. Iya sih tahu klien premium berarti juga pundi-pundi emas menanti di neraca revenue KAP tapi masa sampai mengorbankan klien yang lain?

Harusnya Omega bertemu dengan perwakilan dari PT Golden Greek jam 1 siang tadi sekalian lunch. Sayangnya, sampai jam 3 si so called perwakilan ini nggak datang-datang juga. Hal yang membuat Omega semakin kesal adalah mendadak semua Partner lain seakan hilang ditelan bumi, membuat dia jadi harus mengerjakan pekerjaan ini. Padahal Omega baru senior manager, itu pun baru beberapa bulan yang lalu diresmikan. Junior partner saja belum tapi sudah disuruh menghadapi klien macam ini. Bos GT itu kadang-kadang tidak bisa diikuti jalan pikirannya.

"Siang, maaf saya terlambat," seseorang duduk di depan Omega dan membuatnya mengalihkan pandangan dari layar ponsel.

"Iya nggak papa, Pak Al, loh? Mas Alfa?" Omega terkejut memandangi lelaki yang kini terduduk di hadapannya. Perempuan itu masih tidak tahu apa yang sedang terjadi. Pikriannya mengokupasi hampir seluruh kesadarannya. Tunggu. Kenapa Mas Alfa ada di sini?

"Loh, Mega? Tunggu, tunggu. Jadi kamu si 'Bu Omega' dari kantor akuntan publik itu, toh?" Alfa tertawa dengan suaranya yang renyah.

"Mas Alfa orang dari PT Golden Greek? Astaga! Tahu gitu aku batalin aja jadwal hari ini. Mas telat banget, gila ini udah jam berapa?"

Alfa menghentikan tawanya. Dia lalu bicara serius, "Maaf banget, ya. Kamu pasti nunggu lama. Tadi ada rapat mendadak sama dewan direksi dan rapatnya benar-benar penting jadi nggak bisa ditinggal."

Omega hanya mengendikkan bahu. "Well karena tadi aku pikir ini klien baru, jadi aku tungguin aja walaupun dongkol juga. Jujur, kalau tahu kliennya ternyata perusahaan Mas Alfa mah mending aku tinggal dari tadi. Nih, lihat! Aku udah dikutukin satu tim karena harusnya sekarang aku lagi bantu associate-ku pemeriksaan lapangan ke Rawamangun," gadis itu menunjukkan layar ponsel yang berisi percakapan di line grup tim kantornya.

"Maaf deh, maaf. Lain kali nggak bakal begini kok. Ini pertama dan terakhir, janji deh," Alfa bicara penuh penyesalan yang dibuat-buat.

"Basi. Sama aja ya, nggak kakak nggak adek sukanya janji janji."

Alfa kembali tertawa. "Udah jangan malah ngomongin Zeta, kasihan nanti telinganya panas." Nada bicaranya lalu berubah serius, "Jadi gimana nih Bu Omega, kapan kira-kira proses auditnya bisa dimulai?"

"Begini Pak Alfa, sebenarnya kami punya audit procedure yang harus kami lakukan untuk setiap klien baru kami. Sebelum diaudit biasanya kami akan melakukan cross check kesehatan perusahaan dan membantu pemindahan data dari KAP sebelumnya dulu. Rentang waktunya sampai kami bisa benar-benar mulai proses audit itu kurang lebih dua bulan. Jadi mungkin sekitar bulan September proses audit baru bisa dimulai. Apa itu masalah buat PT Golden Greek?" Omega menanggapi tak kalah serius.

" ....."

"Mas Alfa?" Omega menyebut nama Alfa karena laki-laki itu tidak menanggapi perkataannya.

"Oh iya. Nggak ada masalah kok. Bulan kapan aja mulainya nggak masalah, yang penting audited financial statement kami bisa jadi tepat waktu."

"Sip deh kalau begitu," Omega tersenyum lega, "aku akan langsung lapor dan urus ini ke divisku."

"Divisi? Emang bukan tim kamu yang nanti ngerjain proyek ini?" tanya Alfa diiringi pandangan terkejut.

"Tergantung bos, Mas. Kan kami harus kalkulasi beban kerja tim sama alokasi work load juga. Sekarang Mas ketemu aku, tapi bisa jadi nanti Mas akan ketemu sama senior manager dari tim lain atau bahkan partner dari tim lain. Toh KAP-nya masih sama, Mas."

Alfa hanya menganggukkan kepala.

"Kalau gitu aku duluan ya, Mas. Masih harus ngejar waktu ke Rawamangun, nih. Nanti hasilnya aku email ke kantor Mas deh sekalian sama paket dan gambaran proyek ini," Omega membereskan tas, laptop, dan notebook yang dibawanya.

"Mas anterin deh, ya. Kamu nggak bawa mobilkan?" Alfa langsung terdiam melihat tatapan tajam Omega ke arahnya. "Iya, sori-sori retoris banget ya pertanyaannya. Mas masih inget kok kamu nggak bisa bawa mobil, makanya Mas anterin aja," sambung Alfa langsung.

"Kalau nggak ngerepotin sih aku malah berterimakasih banget, Mas."

"Nggak ngerepotin kok. Lagian Mas juga mau sekalian main ke rumahnya Zeta di Cawang."

Omega mengangguk. "Oke deh, jalan sekarang yuk, Mas."

Alfa lalu mengangguk dan lekas berdiri lalu berjalan berdampingan bersama Omega. Kalau saja Omega tahu bahwa ini adalah awal dari perjalanan tanpa akhir season kedua baginya, maka Omega akan lebih memilih pergi naik taksi saja. Sayang sekali, waktu terlalu mahal hingga tidak bisa diputar kembali.

***

Bos GT akhirnya menunjuk tim dibawah kendali Omega untuk mengurusi proyek audit PT Golden Greek. Itu berarti Omega akan lebih sering bertemu dengan Alfa serta antek-antek perusahan Golden Greek. Baru setelah resmi memegang proyek audit PT Golden Greek, Omega tahu bahwa ternyata Alfa adalah Chief Financial Officer – CFO – di sana. Namanya, 'Alfa Bintara', tercatat sebagai CFO di laporan tahunan PT Golden Greek.

Selama sekian tahun berteman dekat dengan Zeta, bahkan dekat juga dengan keluarganya, Omega tidak pernah tahu bahwa keluarga Zeta adalah pemilik PT Golden Greek. Omega bahkan tidak pernah tahu kalau Alfa yang adalah anak laki-laki satu-satunya, sekaligus anak pertama keluarga itu, lebih memilih menjadi CFO ketimbang CEO di PT Golden Greek.

Selama ini yang Omega tahu hanyalah bahwa ayah Zeta merupakan seorang pengusaha, Alfa bekerja di perusahaan keluarga, ibu Zeta adalah seorang dokter anak, dan Zeta sendiri lebih memilih menjadi perancang busana serta menikah muda. Dia tidak pernah ingin tahu apa nama perusahaan ayah Zeta, bisnis apa yang ditekuni keluarga mereka atau juga di rumah sakit mana ibu Zeta bekerja. Semuanya terasa tidak penting bagi Omega. Apa faedahnya? Toh dirinya dan Zeta tetap berteman baik meskipun dia tidak mengulik-ulik tentang hal itu.

Harusnya Omega sadar dari awal kalau Zeta bukan berasal dari keluarga biasa-biasa. Bagaimana tidak? Zeta dengan mudahnya memilih Paris sebagai kota tempat dia ingin melanjutkan kuliah usai lulus SMA. Kakaknya – Alfa – lulusan University of Amsterdam di Belanda dan kemudian melanjutkan pendidikan master di Amerika. Meskipun kedua bersaudara itu hidup sederhana, namun pakaian mereka tidak pernah kelihatan berasal dari barang diskon department store.

Yah, tapi Omega tidak berteman dengan Zeta untuk hal itu kan? Jadi mungkin itu alasan dia tidak pernah tahu kalau mereka adalah anak-anak pewaris PT Golden Greek, perusahaan manufaktur consumer goods multinasional.

Tak berapa lama getaran di atas meja menghentakkan Omega. Rupanya ponsel yang sedari tadi tenang dan damai tergeletak di atas meja kerjanya bergetar. Sebuah notifikasi masuk ke ponsel Omega.

Barry : Honey, pulang jam berapa? Aku jemput ya?

Oh Barry sudah pulang ke Jakarta? Memang sekarang tanggal berapa ya? Omega yang cukup kaget langsung mengecek kalender di meja kerja dan ternyata sekarang sudah tanggal sepuluh. Pantas saja Barry sudah pulang dari Singapura.
Lekas dia membalas pesan dari Barry

Omega Db : Hai Honey, ini udh selesai kok. Kamu sampai Jakarta jam berapa? Aku bisa pulang sendiri kok. Kamu istirahat aja

Tidak perlu menunggu lama dan balasan dari Barry sudah muncul.

Barry : Late! Aku udh di lobby kantor kamu. Cepetan ya, hehe.

Omega Db : gimme 5 minutes n I'll be there!

Barry tetaplah Barry. Pacar dengan satu juta kejutan. Malam ini salah satunya. Barry tetaplah Barry. Pacar dengan satu juta kontroversi karena satu: mereka pacaran backstreet, dua: Barry ini gitaris Zero – band jazz terkenal Indonesia dan tiga: Barry adalah orang pertama yang mampu membuat Omega keluar dari ruangan tanpa pintu keluar season satu yang pernah dialaminya.

Kalau saja Omega tahu jika kemudian mereka akan lebih seperti magnet dengan kutub yang sama. Maka dia tidak akan pernah memilih masuk ke dalam mobil Barry malam ini. Omega akan lebih memilih naik taksi atau bahkan berjalan dari kantor ke apartemennya yang berjarak tidak seberapa. Sayangnya, tidak ada yang bisa mengubah masa lalu. Tidak ada juga yang bisa mengubah takdir.

***

Continue Reading

You'll Also Like

10.1K 2K 33
"Mimpi itu cuma buat orang kaya, Ga. Mau kita sepintar apa pun, kalau kita nggak ada uang, kita nggak bisa jadi 'orang'." "Jangan terlalu bermimpi, N...
213K 1K 105
Kumpulan-kumpulan cerita yang menurut saya menarik yang bergenre ROMANCE
1.5M 8.8K 23
Menceritakan kehidupan seorang lelaki yg bernama Nathan. dia dikenal sebagai anak baik yg tidak pernah neko neko dan sangat sayang pada keluarganya...
32.9K 1.4K 41
Tanpa kata, Aku mencintaimu dalam diam. Tanpa kata, Aku mengagumimu dalam bisu. Tanpa kata, Caraku menunjukkan rasaku padamu. Satu yang harus kamu ke...