𝐢 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐲𝐨𝐮 | 𝑴.𝒚𝒈 ✓

By queenhyerim

173K 16.2K 2.8K

[Written In Indonesian] Started : 17 Maret 2017 Ended : 16 Desember 2018 #48 Random [20-10-17] #49 Random [03... More

Preface
01 - Poem For You
02 - Lost You
03 - Miss You
04 - Begin
05 - Married?!
06 - Accident
07 - Meet
08 - Unknown
[Bonus] : Hyerin
09 - Morning Call
10 - Him
11 - Stalk
12 - Going Outside
13 - Implied
14 - Fever
15 - 2?
To : You
16 - Our Photos
17 - Annoyed!
18 - Is This Real?
19 - Sleep
20 - I Love You Hye Rim
21 - You Are Different
22 - Min Yoongi!!!
23 - Seok Jin
24 - Terbangun?
25 - Promises
26 - Peck
27 - Es Krim
28 - Shy
29 - Explain
30 - Hope
31 - Double?
32 - Another Sides
33 - Backwards
34 - This Point
35 - Lunch
36 - Akhir
37 - Tamu Tak Terduga
38 - Hard Choice
39 - Seongwol Datang
40 - Yoonwol
42 - Who Comes?
43 - Aku Untukmu
44 - Manja
45 - The Case Starts
46 - Suprised
47 - We Were
48 - Let You Go [End]

41 - Cook

1.3K 150 14
By queenhyerim

I'm teribbly sorry cause IMH out of the update schedule :(

Sepertinya harus ada perombakan jadwal. Jadi, bukan setiap Sabtu melainkan semampu saya.

Recommendation song :

Baek Hyun - Take You Home

⭐ Happy Reading ⭐

Words Count : 1728

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

[Min Yoongi's POV]

Aku masih memeluknya, membiarkan ia mengalirkan segala kegundahan yang memberatkan pikirannya. Jantungku berdegup melebihi ketukan yang seharusnya. Hal - hal buruk yang tidak ku inginkan berputar menggoyahkan pemikiran jernihku. Tidak, tidak Min Yoongi, jangan merusak dirimu, dengan hal - hal yang mencemari bahkan merusak kebahagiaannmu. Bagaimanapun kau adalah gadisku, sampai kapanpun. Aku berusaha menghapus pemikiran bodoh yang akan mengacaukan hidupku dan dirinya.

Walaupun aku mencoba bertahan pada pendirianku, aku masih saja goyah, masih saja terbakar api cemburu. Wajar, karena inilah diriku sesungguhnya, manusia yang teramat angkuh lagi ber-ego tinggi.

Keculasan akan cinta adalah kekuasaan tertinggiku, absolut, tak satu pun mampu mengalahkanku.

Bagaimana tidak?

Dikarenakan berurusan dengan dia yang menguasai jiwa dan tubuhku. Aku tidak menerima penolakan, pengkhianatan, atau seseorang yang hendak menerobos masuk lalu mencuri dirinya.

Akankah ini yang terakhir kalinya kita bisa berjumpa?

Akankah kau tetap menjadi
Min Hyerim-ku yang lugu lagi polos?

Ataukah kau akan berpaling dan kembali kepada pria yang tidak pantas memilikimu seutuhnya?

Aku percaya dan yakin bahwa mustahil ia berpisah dariku.

Apa yang harus ku lakukan , Tuhan?

Ku mohon lindungilah dia.
Aku percaya bahwa dia adalah takdirku.

Dan aku adalah takdirnya. Siapapun yang ingin memisahkan kami , patahkanlah, runtuhkanlah Tuhan.

"Yoon Hyerim , kau dalam keadaan bahaya. Jadi ku mohon jangan mencoba jauh dariku. Atau haruskah kau bertempat tinggal di flatku?"

Hyerim masih enggan bicara, tak ada satupun suara yang keluar dari mulutnya. Ia diam membisu. Samar - samar aku mendengar suaranya menagan deraian air bening yang hendak membasahi pipinya lagi.

"Sayang, jawab aku. Aku hanya ingin menjamin bahwa kau akan aman bersamaku."

Aku merenggangkan jarak diantara kami. Jariku yang bebas terulur untuk menghapus kesedihannya.

Dengan sabar aku mencoba mengontrol segala umpatan yang ingin ku lontarkan untuk Kim Tae Hyung.

Tetapi aku sadar bahwa pada saat ini, aku berhadapan dengan kekasihku sendiri. Aku harus menjaga wibawaku di depannya. Aku tidak ingin merusak citra dan harga diriku sendiri.

Semakin aku berusaha untuk bersabar di saat itu juga terjadi pemberontakan dalam tubuhku.

"Oppa, Oppa, maaf karena aku telalu banyak menangis hari ini. Dan lagi - lagi pertahananku runtuh, padahal baru tadi kau melarangku menangis. Rasanya aku ingin mengakhiri hidup. Tidak kuat rasanya di posisi seperti ini. Padahal ia bukan siapa siapa bagiku. Ia hanyalah..."

Hyerim menatapku lagi, aku tidak tahu sudah berapa kali kami saling kontak mata, tidak perlu mencoba menghitungnya dikarenakan tiada berarti, lagi berfaedah.

Tiba - tiba ia memandang jendela kamarnya yang terbuka lebar, angin masuk menerpa kami berdua. Rambut hitamnya terurai bebas, aku melihat perbedaan sisi yang ia punya hari ini.

"Kau melarangku untuk menghabisinya, kau beralasan bahwa dia memiliki anak dan istri yang sepatutnya menjadi pusat perhatiannya. Tetapi setelah ku telaah lebih jauh, suami macam apa dia? Kalau benar dia seorang ayah dan suami seharusnya dia tahu bahwa perbuatannya telah melanggar batas."

Hyerim mengangguk , menepuk bahuku pelan, meyakinkan bahwasanya agar aku menahan diri.

"Aku tahu kau sangat membencinya, tetapi pastilah ada permasalahan lain yang menghinggapinya. Aku ingin mengajak bicara istrinya, firasatku buruk hari ini. Aku tidak tahu darimana pastinya ia datang menghampiriku, tetapi seperti ada kejadian yang sekilas membayangiku. Hanya sekelebat, tidak jelas gambarannya."

Akan ku pastikan jika Taehyung berani berhadapan denganku saat ini, sudah pasti emosi tidak lagi terbendung.

Mendengar namanya saja membuatku ingin muntah. Nasib baik menghampiriku, setidaknya perkataan Hyerim meredakan emosiku yang memuncak. Tutur katanya bagaikan obat penyembuh yang mujarab.

Apa yang dia katakan? Hyerim, kau ?

"Sayang, apa maksudmu? Jangan membuatku semakin kesal?!" Mataku menatapnya tajam, mungkin ini tatapan membunuh yang ku miliki, Min Yoongi sabarlah sekarang kau di hadapan kekasihmu.

Aku baru ingat jika Hyerim memiliki kelebihan , ia sering melihat bayangan tanpa sengaja mencuat di pikirannya. Seakan akan suatu hal terjadi disaat itu juga.

"Mereka berkelahi, ya benar berkelahi, bahkan sangat memilukan untukku melihatnya secara langsung di tempat, kita tidak bisa tinggal diam.

Harus ada cara lain supaya ketegangan rumah tangga mereka mereda, dan kehidupan kita membaik. Kau ingin kita merengkuh kebahagiaan bukan? Lagipula kalau mereka bahagia, hubungan kita akan berjalan baik."

"Lalu , apa rencanamu Sayang? Aku muak dengan mereka."

Jemariku terulur merapikan rambutnya. Ia tersenyum lalu menyubiti aset berhargaku.
Ah sayang, pipiku sakit!

"Kau tidak mengerti ya, kekasihku Min Yoongi yang tampan? Aku berkata apa? Aku ingin bicara berdua dengan istrinya. Terserah jika dia marah padaku, jelas disini aku tidak melakukan tindak kejahatan apapun apalagi percobaan merebut suami orang. Jangan cemburu , okay?"

Akhirnya dengan tawa yang tergelak, puas sekali melihat kekasihnya cemberut.

Aku mengiyakan saja meski mau tidak mau.

"Min Hyerim, aku khawatir sayang. Kau satu - satunya yang ku miliki. Tidak, aku tidak mengizinkanmu." Ucapku tegas, lagipula tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya.

"Min Yoongi Oppa, kalau kau khawatir temani aku nanti, bagaimana?"
Tawarnya meminta persetujuan dariku. Ide yang tidak buruk, kalau begini ia aman disisiku.

"Deal?"
Aku tampak berpikir lagi, "Baiklah, ide yang cukup bagus."
Hyerim tersenyum penuh kemenangan,

"Good then."

"Oppa aku lapar, bagiamana kalau kita memasak bersama?" Ajaknya merangkul bahuku yang bebas dengan santainya. Sekarang moodnya berubah lagi, cepat sekali ya wanita berganti suasana hati.

"Kau yakin? Mengajakku memasak?"
Tanyaku tidak yakin, memangnya dia tidak takut jika nantinya aku akan membakar dapurnya ? Atau bisa saja kan semua pan masak mendadak menghitam bagian dasarnya.

"Hey, mengapa wajahmu tidak santai? Kau mau tahu tidak wajahmu seperti beruang di we bare bears terlalu polos!"
Dan baiklah kali ini aku dipermalukan oleh kekasihku sendiri.

"Memangnya kau ingin memasak apa? Kau belum makan sedari tadi ya,hm? Kau lupa, aku tidak suka jika kekasihku belum sarapan, nanti kau bisa - bisa sakit? Siapa yang akan mengantarmu berobat?"

Ucapku panjang lebar , dia seringkali malas untuk makan, kalau sudah begini akulah yang harus menasihatinya berulang kali.

"Aku takut berat badanku naik karena makan di pagi hari. Nanti kalau tubuhku membesar kau tidak mencintaiku lagi." Wajah Hyerim berubah murung sembari menopang dagunya. Melirikku sekilas lalu memutar bola matanya bosan.

"Alasanmu malah membuat dirimu sendiri terluka." Imbuhku , kemudian melanjutkan,

"Sayang, Hyerim.. Dengar ucapanku. Aku pernah mengatakan bahwa aku tidak peduli dengan fisik bukan?
Jadi apapun nantinya, kau tetap Hyerim milik Min Yoongi."

Aku memberi penekanan di akhir, karena bagiku Hyerim tetap jelita di mata siapapun yang memandangnya termasuk diriku. Dan tak satupun kuasa mengelaknya.

"Terimakasih Oppa, kau benar - benar mencintaiku, aku jadi semakin mencintaimu." Lalu Hyerim mengambil ciuman tanpa seizinku, rasanya manis menerpa pipiku.

Aku pun merangkulnya , mengajaknya untuk menuruni tangga. Apalagi kalau bukan untuk memasak.

Walaupun senyumnya mampu meluluhkan suasana yang awalnya kaku tapi aku tahu bahwa malam ini aku harus menemui Hyeosin, perlukah aku mengajak Hyerim turut serta ?

[ Writer's POV ]

Aroma masakan menjelajahi setiap sudut rumah besar ini. Yoongi sedang menumis daging sapi. Hari ini Hyerim sengaja mengajak Yoongi untuk memasak agar bisa memperat kesenjangan yang sempat terjadi.

Kesenjangan hati tentunya, Hyerim tahu mereka sama - sama menyukai dunia masak - memasak. Bahkan sesekali Yoongi mencuri kesempatan untuk bisa memeluk Hyerim.

Hyerin, sang adik diam - diam berjalan menuju dapur hanya untuk memastikan apa yang sedang mereka perbuat.

Dengan derap langkah perlahan bahkan nyaris tanpa suara bersembumyi di sisi belakang dinding. Apalagi Hyerin sedang menjalani hubungan jarak jauh dengan Jimin pasti cemburu setelah mengetahui percakapan Yoongi dan Hyerim.

"Aw!" Ringis Hyerim , berkali - kali mengipaskan tangannya.
Yoongi menghentikan aktivitas memasaknya dan segera mematikan api kompor. Ia berlari kecil menghampiri kekasihnya.

"Sayang, apa kau terluka?"
Mata Yoongi membulat seketika, darah segar mengalir dari telunjuk kanan Hyerim.

Dengan sigap Yoongi membawa tangan kekasihnya menuju tempat pencucian piring. Pria itu segera membuka kran lalu membiarkan air mengalir menerjang setiap inchi kulit Hyerim , termasuk jarinya yang terluka.

Hyerim diam diberikan perlakuan seperti ini oleh Yoongi. Ia menyaksikan bentuk - bentuk ketanggapan serta kesigapannya terhadap hal kecil terkait dirinya.

"Sayang kau tidak perlu memasak, biarkan aku yang melanjutkannya. Kau duduklah disini!"

Darahnya belum berhenti. Masih mengucur keluar , ia telah siap dengan aid band yang telah diambil dari kotak P3K. Yoongi dengan penuh kehati - hatian melakukannya.

Pasti ini akan membuat kekasihnya merasakan perih. Sebelumnya, ia membersihkan jari Hyerim menggunakan alkohol dan kapas tentunya. Baru sesudahnya ia membalut luka itu.

"Perih Oppa!" Ringis Hyerim menahan sakit.
"Sebentar , Sayang! Tahan sedikit , ya!" Ujar Yoongi. Netranya tidak lepas dari jemari mungil Hyerim.

Hyerim tertegun saat manik mereka berdua saling berjumpa, wajah Yoongi tampak berbeda hari ini.

Bahkan dari jarak yang cukup dekat ia baru menyadari bahwa Yoongi memiliki aura yang berbeda dengan setiap laki - laki yang ia temui di tempat kerja bahkan di manapun.

"Jangan memandang calon suamimu begitu! Aku tampan sejak lahir jadi jangan berlebihan."

"Cih! Siapa yang memandangmu, aku hanya mengamati."

"Baiklah, kau jangan memasak. Biar aku yang meneruskannya. Tunggulah di meja makan!"

Hyerim menurut dan mengikuti perintah kekasihnya.

Dengan wajah murung ia berujar, "Yah, Oppa mengapa jadi kau yang memasak. Harusnya kan aku , sudah lama aku tidak membuatkan sesuatu untukmu."

"Tidak masalah, lain kali kalau menggunakan pisau berhati - hatilah. Aku tidak ingin jarimu mengalami hal buruk. Karena di jarimulah lingkaran berhias namaku tersemat di sana."

"Baik Oppa, aku akan lebih berhati - hati lagi."

Hyerim mengangguk tanda mengerti lalu mengakhirinya dengan helaan napas sambil menopang pipinya.

Yoongi gemas dengan ekspresi kekasihnya , tangannya ingin mengadiahinya cubitan tepat di hidungnya.

Di luar sang ibu, Nyonya Yoon telah tiba. Hyerin dengan cepat - cepat berlari menuju pintu besar setelah mendegar dentingan bel.

Baru hendak menggapai gagang pintu untuk memutar knop, Eomma nya malah lebih dahulu membukanya. Pergerakan Hyerin kalah cepat, padahal ia ingin menyambut kepulangan beliau.

"Eomma! Akhirnya kau kembali!" Seru Hyerin senang. Eommanya tersenyum akan perlakuan sang anak yang ceria, padahal Eommanya hanya pergi untuk berkunjung ke rumah sahabatnya.

"Aigo, Hyerin - ah, Kau ini seperti Eomma tinggal ke luar negeri saja."
Ujarnya disertai kekehan.

"Sayang, kau tahu mobil siapa yang berada di rumah kita? Apa ada tamu?"
Hyerin ingin menjawab tetapi haruskah ia mengatakan kedatangan seseorang pria di sini.

Eomma Yoon menatap Hyerin, hingga tersadar akan aroma yang membuat siapapun yang menghirupnya tergugah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ingin rasanya menghabiskan keseluruhan napas dan hidupku hanya denganmu, satu - satunya pangeran pemenang atas diriku. Hari ini dan seterusnya hanya ada dirimu di lubuk hatiku yang akan selalu menyertai kemanapun kakiku melangkah.

Yoon Hye Rim

Yeay! Versi terbaru update! Aku sempatkan waktu untuk memperbaiki chapter kemarin.
Jangan lupa memberi vote dan komen!

Continue Reading

You'll Also Like

54.6K 4.1K 26
(Private) 17+ Berawal dari 'iseng' aku jadi cinta beneran sama kamu. -Jun Awalnya aku ragu, tapi seiring berjalannya waktu, aku jadi tau kalo cinta a...
41.6K 3.4K 46
Bukan tahta yang mereka perebutkan, melainkan hati seorang gadis cantik berkulit susu.
29.2K 4.2K 29
{COMPLETE} Park Sooyoung gadis lugu yang seumur hidupnya hanya berteman dengan dua sahabatnya , Ong Seongwoo dan Kang Daniel. Akhirnya harus menjauh...
240K 20.9K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...