Annoying Senior! [MEANIE COUP...

By chris1497

77.6K 9.2K 521

-Aku membencimu sepenuh hati- . . Jeon Won Woo. Gue benci keributan. Gue benci maba sialan itu karena s... More

01. Maba Sialan
02. Mari buat perhitungan!
03. Childish
04. Kau lagi?
05. Revenge
06. Mad
07. Stupidity
08. Sorry
09. Kakak-Adik?
10. Dark
11. Kabur!?
12. Dua ratus tiga puluh tujuh
13. Double-Trouble
14. My Fault
15. Titik dua bintang
16. Contact Lens
17. Regret?
18. Malam Puncak
19. Sibuk
20. Where are you now?
21. Surat
22. Memilih yang lain
24. Crazy
25. A song
26. Teman?
Curhatan Author
27. Ringing Bell
28. Hah?
29. Jun
30. You are (not) my Sun
23
MEANIE MAYBE

23. Ini bukan mimpi

1.9K 265 21
By chris1497



Halo! Makasih untuk semua yg udah baca, vote dan comment!^^

Semoga suka kelanjutannya!^^

Aku bakalan update cepet karena bentar lagi tugas-tugas sudah menumpuk :D

Happy reading!

****

Mingyu's POV

Anjir! Sialan emang, annoying senior itu!!

Udah tiga bulan sejak Wonwoo ngirim surat ke gue dan sampai sekarang gak ada surat balasan atau kabar dari dia.

Gue hampir seminggu sekali ngirim surat buat dia, tapi gak ada balasan sama sekali.

SA-MA-SE-KA-LI.

Itu anak emang kerjaannya bikin gue khawatir!!

Nomor gak aktif.

Gue ngirim email gak dibales.

Pesan apalagi.

Surat gak dibales.

Bahkan tahun baru dia gak ada kabar dan gak kedengeran kabar kalo dia pulang.

Itu orang maunya apa sihhh!?

Gue susul ke London aja gitu ya?

Gak. Gila.

Jelas-jelas gue udah bilang gak akan nyusul dia sekarang.

Satu hal yang gue baru tahu adalah dia ternyata di sana bareng Jun.

JUN?

J.U.N.

ARRGGHH!!

Anjir!

Gimana kalo di sana si Jun ambil kesempatan?

Gimana kalo Jun ngeluarin jurus-jurus manisnya buat narik perhatian Wonwoo?

Jangan-jangan Jun tiap hari bareng Wonwoo.

Jangan-jangan mereka tinggal di apartement yang sama.

Kalo apartement Wonwoo tiba-tiba mati lampu, bisa-bisa Jun yang modus meluk Wonwoo.

Tapi, apartement di London bisa mati lampu ya?

Eh bisa aja sih.

ARRGGHH!

Jun sialan ambil kesempatan dalam kesempatan dia!!

Gimana kalo Wonwoo mulai suk—

Gak! Gak!

Gue percaya sama Wonwoo.

*****

"Gyu, itu kertas tugas mau sampe kapan lo kucek-kucek?"

Mingyu seketika merapikan kertas tugasnya yang tanpa sadar dia buat kusut karena memikirkan Wonwoo dan Jun.

"Lo tau gimana perasaan gue mikirin Wonwoo dan Jun di sana?"

Vernon dan Joshua tidak bergeming sedikit pun.

"Lo udah ngomong itu ratusan kali. Gue bosen dengerin lo ngomel," kata Vernon yang masih berkutat dengan tumpukan kertas soal.

"Ke London sih gak apa-apa, tapi ini sama Jun loh. Jun. Lo tau Jun kan?" keluh Mingyu kembali.

Vernon meluncurkan tatapan mautnya pada Mingyu.

"Lo juga udah ngomel masalah itu. Jadi sekarang lo berenti ngomel dan pake otak lo untuk nugas!"

Bukannya mengerjakan tugas, Mingyu malah pergi meninggalkan kedua temannya.

"Woy, lo mau kemana! Ini tugas kelompok, bego!!!"

Teriakan Vernon tak Mingyu hiraukan.

Mingyu terus berjalan meninggalkan kedua temannya tanpa menoleh sedikit pun.

***

Mingyu berlari mencari Seungkwan dan DK.

Mungkin kedua temannya punya kabar tentang Wonwoo. Pikir Mingyu.

Mingyu mencari Seungkwan dan DK langsung ke kantin karena dia mendapat informasi bahwa angkatan 2016 hari ini tidak ada praktikum.

Kemungkinan besar Seungkwan dan DK ada di kantin.

Senyum puas terlihat di wajah Mingyu setelah kedua matanya melihat keberadaan Seungkwan dan DK di kantin.

"Pinter juga gue," puji Mingyu bangga pada dirinya sendiri.

Mingyu segera menghampiri Seungkwan dan DK.

"Lagi sibuk?" tanya Mingyu menyapa kedua seniornya.

"Enggak, ada apa?" tanya Seungkwan seraya memberi isyarat pada Mingyu untuk duduk.

Mingyu duduk di depan Seungkwan.

"Gue mau nanya—"

"Wonwoo?" tebak DK yang langsung tepat sasaran.

Mingyu tersenyum lalu mengangguk.

"Emang lo mau tanya apa?"

Mingyu menyenderkan badannya ke kursi.

"Kalian dapat kabar dari Wonwoo gak? Dia sama sekali gak ada kabar selama tiga bulan ini."

Seungkwan dan DK saling melirik lalu menggelengkan kepala bersamaan.

"Enggak?" tanya Mingyu memperjelas.

"Kita juga gak dapat kabar dari Wonwoo. Kuliah di sana mungkin emang padat. Jadi dia belum ada waktu buat ngabarin," jelas DK.

Minygu menghela napas panjang.

Lagi-lagi tidak ada kabar tentang Wonwoo.

Sesibuk apa dia di sana?

"Lo gak ada nomor kontak yang bisa dihubungi? Nomor dia yang dulu gak aktif terus," tanya Mingyu.

"Gak ada."

Mingyu mengeryit heran.

"Kalian kan temen deketnya, masa gak ada nomor kontaknya sama sekali?"

"Gue ada."

Perkataan Seungkwan seolah membawa angin segar untuk pikiran Mingyu.

"Beneran?"

Seketika wajah Mingyu menjadi ceria.

"Tapi HP gue ilang minggu lalu."

Seakan dibawa terbang ke langit lalu dijatuhkan dalam sekejap.

Anjir! Ini orang lagi ngerjain gue!?

Jawaban Seungkwan berikutnya membuat wajah ceria Mingyu dengan sekejap berubah.

"Ih! Lo ngerjain gue ya?"

"Beneran. Dia pernah nelpon gue sekali. Tapi kan HP gue udah ilang, ya mau gimana lagi," jawab Seungkwan dengan entengnya.

"Ya udah, thanks."

Mingyu segera meninggalkan Seungkwan dan DK dengan ekspresi kesal.

"Percuma gue nanya ke mereka. Sial!" gerutu Mingyu dalam hati.

****

Akhirnya Mingyu memutuskan pulang ke apartementnya.

Sama seperti hari lainnya, dia tak mendapat kabar sama sekali tentang Wonwoo.

"Ini anak pindah ke London atau ke planet lain sih!?" protes Mingyu.

Mingyu melempar HP nya ke tempat tidur.

Dddrrrttt...Dddrrttt..

HP Mingyu bergetar lama tanda ada sebuah panggilan masuk.

Jangan-jangan...

Mingyu langsung melompat mengambil HP dan menjawab panggilan tersebut.

"Wonwoo! Lo kemana aja? Gue cariin lo, taee! Kapan balik sialan!?"

Mingyu terus berbicara tanpa jeda mengeluarkan semua kekesalannya.

"Lo sehat?" jawab seseorang di ujung telepon.

Dahi Mingyu mengeryit.

Ko suara lo berubah sih?

Mingyu menjauhkan layar HP dari telinganya lalu menatap heran ke arah layar tersebut.

"Sialan," pekik Mingyu.

"Lo ngapain anjir tiba-tiba nelpon gue?" kata Mingyu sebal saat tahu yang tadi menelponnya bukanlah Wonwoo melainkan Vernon.

"Bodoh," gerutu Mingyu pada dirinya sendiri yang tadi langsung mengangkat telepon tanpa membaca dari siapa panggilan itu berasal.

"Namanya juga telpon, ya pasti tiba-tibalah. Masa gue mesti ngirim chat minta izin buat nelpon lo. Freak lo!"

Mingyu memutar matanya sebal.

"Jadi ada apa lo nelpon gue?" tanya Mingyu sesabar mungkin.

"Gyu, gue mengaku dosa sama lo," jawab Vernon dengan nada sesal.

"Lo emang banyak dosa. Tapi kalo lo mau minta maaf, please jangan sekarang. Gue lagi gak mood denger suara lo."

"Ini penting anjir! Menyangkut hidup dan mati kita," sahut Vernon serius.

Mingyu mendengus sebal.

"Ya udah apa? Buruan ngomong!"

Dari ujung telepon terdengar Vernon yang sedang menghela napas panjang.

"Jadi gini..."

Vernon menggantungkan kalimatnya.

"Jadi apaan sih? Elahhh!"

Mingyu semakin sebal karena Vernon yang berbicara berbelit-belit.

"Laporan praktikum yang kita kerjain tadi siang ilang. Maafin gue. Ampunn. Gue tadi lupa naro. Maafin. Maafin," jelas Vernon dengan sangat cepat.

Laporan praktikum?

Seketika mata Mingyu membulat dan Mingyu mulai panik.

"Anjir! Itu deadlinenya hari ini bego! Itu tulisan tangan gue!"

Mingyu sangat kesal karena dengan bodohnya Vernon menghilangkan laporan praktikum yang baginya adalah hidup dan mati Mingyu di semester ini.

Ditambah lagi sebagian besar isi laporan adalah hasil tulisan tangan dia.

Vernon dan Joshua bekerja mencari materi dan yang menulis menjadi laporan adalah bagian Mingyu.  

Meski pun tadi siang memang Joshua yang menyelesaikannya karena Mingyu pergi menemui Seungkwan dan DK.

"Sorrry, Gyu."

Intonasi Vernon memang terdengar menyesal, tapi tentu saja menyesal tak membantu apa-apa.

Mingyu mencoba menenangkan dirinya, mengatur napas dan mencoba berpikir tenang.

"Jadi laporan itu terakhir kali lo liat dimana?"

"Hmmm... Kayanya di taman belakang," jawab Vernon.

"Ya lo tinggal ke sana, ambil dan kasihin ke dosen."

"Masalahnya adalah gue lagi gak enak badan. Lo kan tau gue dari kemaren demam. Hari ini juga maksain masuk untuk ngerjain tugas itu."

Mingyu menggertakan giginya menahan kesal.

"Lo tuh ngerepotin! Ya udah gue yang ambil," kata Mingyu dengan terpaksa.

"Satu lagi..."

Mingyu menghela napas pendek.

"Apa lagi?"

"Sekalian anterin ke kosan asisten laboratorium ya. Jam segini dosen pasti udah pada pulang."

Mingyu melirik jam dindingnya.

Jarum jam menunjukkan pukul 17.00 dan deadline tugas jam 6 sore.

Seharusnya tugas itu memang dikumpulkan pada asisten laboratorium.

Biasanya yang menjadi aslab adalah kakak tingkat.

"Iya iya! Sialan lo!"

Mingyu langsung menutup panggilan dengan kesal.

*****

Mingyu memacu mobil dengan cepat.

Mengerjar waktu yang semakin dekat dengan deadline pengumpulan tugas.

Belum lagi dia harus menyerahkannya langsung ke kosan asisten laboratorium.

Sepanjang perjalanan mulut Mingyu tak berhenti menggerutu dan mengeluh.

Sesampainya di kampus, Mingyu segera memarkirkan mobilnya di tempat paling dekat dengan taman belakang.

Mingyu keluar dari mobil dengan tergesa-gesa dan langsung menuju taman belakang.

"Dimana sih!?" gerutu Mingyu.

Dia memeriksa satu per satu kursi di taman belakang.

Kesal tak kunjung ketemu, Mingyu akhirnya menelpon Vernon.

"Laporannya dimana sih!? Gue udah di taman belakang," sahut Mingyu sesaat Vernon baru saja menerima panggilan darinya.

"Di kursi-kursi. Cek satu-satu makanya," jawab Vernon.

Mingyu semakin kesal.

"Ini gue lagi periksa satu-satu bego! Harusnya lo yang ke sini. Lo pikir taman belakang tuh sempit!"

Mingyu langsung mematikan telepon.

Menelpon Vernon adalah keputusan yang salah.

Vernon tak membantu sama sekali.

Mingyu meneruskan pencariannya meski hari sudah mulai gelap dan membuatnya kesulitan menemukan laporan itu.

Mingyu menghela napas lega saat matanya menemukan laporan yang dia cari berada tergeletak di rumput dan hampir tak terlihat karena tertutupi dedaunan rumput yang sudah memanjang.

"Akhirnya."

Mingyu mengambil laporan tersebut.

Laporan tersebut tepat berada di samping kursi favorit Wonwoo.

Pikiran Mingyu kembali teringat Wonwoo.

"Mingyu."

Mingyu menoleh ke arah suara yang memanggilnya.

Matanya membelalak melihat siapa yang memanggilnya.

Jantungnya berdegup kencang.

"Wonwoo?"

Mingyu tanpa pikir panjang langsung berjalan mendekat.

Tangan dan kakinya gemetar.

"Ini bukan mimpi kan?"

Mingyu berjalan semakin mendekat.

"Ini bukan mimpi."

****

Semoga suka lanjutannya^^

Mau cepet ending atau engga nih? Hehe

Hayo tebak endingnya gimana?

Continue Reading

You'll Also Like

26.9M 1.1M 42
she dreads to get to school because of one name. ; high school au, tsundere!taehyung lmao » under edit » #4 in fanfiction on 171222
183K 359 19
Just a horny girl
347K 15.3K 33
The 7 Boys end up living in the same dorm and fell in love with their own roommates while disturb by the single ghost.... This is boyxboy fanfiction...
22.2M 685K 29
"Ethan." Aiden pauses. "I want you." He softly bites my ear. "I want to kiss you more than you will ever know." Trying to avoid the daily beatings of...