๐ข ๐ฅ๐จ๐ฏ๐ž ๐ฒ๐จ๐ฎ | ๐‘ด.๐’š๐’ˆ โœ“

By queenhyerim

173K 16.2K 2.8K

[Written In Indonesian] Started : 17 Maret 2017 Ended : 16 Desember 2018 #48 Random [20-10-17] #49 Random [03... More

Preface
01 - Poem For You
02 - Lost You
03 - Miss You
04 - Begin
05 - Married?!
06 - Accident
07 - Meet
08 - Unknown
[Bonus] : Hyerin
09 - Morning Call
10 - Him
11 - Stalk
12 - Going Outside
13 - Implied
14 - Fever
15 - 2?
To : You
16 - Our Photos
17 - Annoyed!
18 - Is This Real?
19 - Sleep
20 - I Love You Hye Rim
21 - You Are Different
22 - Min Yoongi!!!
23 - Seok Jin
24 - Terbangun?
25 - Promises
26 - Peck
27 - Es Krim
28 - Shy
29 - Explain
30 - Hope
31 - Double?
32 - Another Sides
33 - Backwards
34 - This Point
35 - Lunch
36 - Akhir
37 - Tamu Tak Terduga
38 - Hard Choice
39 - Seongwol Datang
41 - Cook
42 - Who Comes?
43 - Aku Untukmu
44 - Manja
45 - The Case Starts
46 - Suprised
47 - We Were
48 - Let You Go [End]

40 - Yoonwol

1.7K 164 74
By queenhyerim

🏞 Happy Reading 🏞

Chapter kali ini berkecenderungan lebih panjang . Dimohon kesabaran membaca sewaktu menggulirkan chapter ini ke bawah bagi yang menggunakan mode scrolling. Juga Anda yang harus menggeserkan layar ke samping agar slide chapter berganti bagi yang memakai mode paging.

NOW THIS IS THE REVISON CHAPTER

ARE YOU READY EVERYONE?!

LET'S GET START IT!

Words Count : 3062 words

Sekalian refreshing ya aku kasih deh
wajah - wajahnya Yoongi 😂

🍉🍉🍉

Aku masih mengizinkanmu bahagia kali ini.
Tapi janganlah kau berharap semua berlangsung lama. Selama aku masih bernapas, selagi kaki berpijak di bumi akan ku pergunakan tiap detik yang ku miliki tuk membuatmu melepaskannya selamanya. Lalu kita kembali dalam kehidupan cinta seperti semula.

Unknown

Tidak akan pernah ku lepaskan dirimu Min Hyerim. Akan ku pastikan siapapun yang hendak mengakhiri hubungan kita dia harus berhadapan denganku.  Sesungguhnya dia telah berani membangunkan singa dari tidurnya.

Min Yoongi


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*continue flashback*

Writer's POV

Hyerim melihat laki - laki berkulit putih yang bahkan lebih pucat darinya tertangkap basah memperhatikannya secara diam - diam.

"Apa yang kau lakukan?"

Hyerim mendelikkan kedua matanya , ia menatap curiga akan gerak - gerik Yoongi yang ketahuan memperhatikannya.
Tentu saja Yoongi menjadi takut di tatap seperti itu. Biasanya juga Yoongi yang galak apabila ada yang memperlakukannya seperti yang Hyerim perbuat.
Hei! Tapi mengapa hari ini ia tidak mampu galak seperti biasanya.

Justru hal ini menciptakan kegugupan sekaligus ia menjadi takut untuk berbicara. Dengan seluruh keberanian yang ia miliki, sekuat tenaga mencoba menyuarakan isi pikirannya.

"A.. aku.. Bo.. bolehkah
aku ber.. bermain dengan.. denganmu?"

Akhirnya Yoongi bisa mengeluarkan kata - kata tadi meski agak terbata - bata.
Hyerim mengubah ekpresi wajahnya. alis matanya bertautan, keningnya mengerut tidak mengerti , bagaimana tidak
bocah laki - laki mengajaknya bermain.

"Hei, kau kan laki - laki?" Tanyanya.

"Gwaenchana, boleh ya, Jebal?"  Yoongi mengeluarkan puppy eyes andalannya.

"Baiklah. Ayo bermain bersama."

Mungkin Hyerim merasa iba , apalagi laki - laki di depannya seru untuk diajak bermain.
Kebetulan Hyerim belum memiliki teman laki - laki begitu pula sebaliknya dengan Yoongi. Akhirnya Hyerim mengizinkannya menemaninya bermain.
Laki - laki berkulit seputih susu itu menganggukkan kepala kemudian, tanda mengerti. Seulas senyum terukir di bibirnya.

Yoongi sangat antusias bisa dekat dengan Hyerim. Bahkan wajahnya begitu sumringah , layaknya bulan yang terang benderang menghiasi langit malam. Setelahnya Yoongi malah diam saja. Apalagi Hyerim tidak dengan keheningan. Tanpa banyak berpikir ia mengajak Yoongi untuk berkenalan.

Hyerim bertanya seraya memperhatikan Yoongi yang ikut duduk di sebelahnya.
"Namaku Mi..Min.. Yoongi." Jawab Yoongi kikuk.
Hyerim tertawa kecil melihat keanehan sikap Yoongi sedari tadi.
"Hihihi, senang berteman denganmu. Namaku Hyerim." Tukasnya disertai senyuman hangat.

Hyerim mengulurkan tangannya hendak menjabat tangan Yoongi. Ia membalas uluran tangan dari kawan barunya ini tidak lupa memberi senyuman menawannya. Hyerim memuji senyumannya, "Wah, senyumanmu lucu ya."
Dalam hati Yoongi berdecih , sebenarnya apa yang lucu dari senyumku, sih?

Tapi ya sudahlah lagipula ia lucu juga.
Aish mengapa aku tiba - tiba menjadi tidak jelas begini, ya? Kira - kira seperti inilah gambaran hati seorang Min Yoongi.

"Yoongi?"

Sambil melambai - lambaikan tangannya di depan wajah Yoongi.
Dia tampaknya sedang melamun.

"Ha.. halo , Hyerim!
Senang berkenalan dengan.. denganmu."

Hyerim malah terkekeh pelan.

"Jangan begitu, Yoongi.
Aku baik kok, tenang saja. Aku tidak akan menggigitmu. Kau baik - baik saja, kan?"

"Tidak , tidak apa." Sahutnya singkat sembari menatap manik mata sipit Hyerim.

Baru mengajak Yoongi berbicara , kini bocah kecil itu kembali diam. Hyerim penasaran dengannya, karena Eommanya bilang Imo Min dan Yoongi rumahnya tidak jauh. Bisa dikatakan berada di sekitar lingkungan perumahan di mana tempat Hyerim dan Eommanya bermukim.

"Yoongi, Eomma bilang kita bertetangga?"

"Ne, benar."
Sahutnya masih asyik bermain lego.

"Kalau begitu, bolehkah aku ke rumahmu?"

Mendengar kata rumah, Yoongi menoleh.
Baru kali ia merasa berbunga - bunga ada seseorang gadis yang berkunjung ke rumahnya, Yoongi jadi tersipu malu dibuatnya. Tetapi yang namanya Yoongi , dia anti dan gengsi menunjukkan kelemahannya ini.

"Tentu saja, Rim." Balasnya dengan mantap.

"Hore! Aku bisa bermain ke rumahmu!" Ucap Hyerim senang seraya bersorak sorai.

Yoongi hanya mengangguk dan melanjutkan menata tumpukan lego milik Hyerim.

Ia hendak membangun gedung. Sebenarnya Hyerim sempat menawarinya untuk bermain boneka namun Yoongi menolaknya.
Akhirnya Hyerim memberi Yoongi mainan legonya.
Ternyata meski belum beranjak Dewasa Yoongi memahami cara berbicara dengan baik. Hyerim juga berpikir lagi, mana ada anak laki - laki yang menyukai boneka. Tetapi Yoongi bilang ia menyukai Kumamon. Ah, bagaimana sih anak ini? Sudahlah, aku tidak peduli, batin Hyerim dan melanjutkan bermain dengan Winnie The Poohnya.

Dari kejadian tak terduga itulah Yoongi bisa dekat dengan Hyerim.
Sesudahnya ia jadi lebih sering menghabiskan waktunya bermain bersama gadis mungil yang memiliki tatapan mata nan teduh itu.

Setiap bermain ia tidak melulu datang bersama Nyonya Min.
Nyonya Yoon , ibunda Hyerim bahkan menganggap Yoongi seperti anak kandungnya sendiri.
Keakraban mereka tercipta dengan sendirinya. Mereka asyik bersenda gurau satu sama lain lalu tertawa akibat tingkah bodoh salah satu diantara keduanya. Patut diakui dibalik kesemuanya  tidak jarang terjadi pertengkaran di antara mereka padahal hanya masalah sepele. Meski begitu, setelah marahan mereka pasti saling bermaafan dan berteman seperti biasa lagi.

Baru seminggu berteman , Yoongi hari ini sedang bermain ke kamar Hyerim. Di sela - sela aktivitas bermainnya ia  memanggil Hyerim, spontan gadis kecil bermarga Yoon tersebut menghentikan kegiatan bermainnya. Yoongi digerayangi rasa jenuh tetapi ia juga ingin melakukan sesuatu namun tidak tahu apa yang mesti ia perbuat. Mata sipitnya beralih memandang Hyerim. Ada aliran yang membawanya untuk mendekati gadis kecil itu.

Pelan tapi pasti Yoongi mulai mendekat "Hyerim!"

"Ne?" Sahutnya mengalihkan perhatiannya kepada Yoongi.

"Bolehkah aku memelukmu?" Tanyanya dengan wajah polos.

"Memeluk? Benda macam apa itu memeluk?"

Batinnya bertanya - tanya apa ya tujuan dari perkataan temannya ini?

Yoongi pun mendekap tubuh mungil Hyerim padahal belum diberi rambu - rambu alias izin dari sang empunya.
"Eomma melakukannya padaku juga, tapi aku tidak tahu artinya."
Terang Yoongi , baginya tidak salah kan jika memeluk temannya sendiri.

"Lalu? Mengapa kau memelukku?" 

Tanya Hyerim tidak paham. Ia hanya bisa menerima perlakuan Yoongi.

"Aku hanya ingin merasakannya memeluk selain appa dan eommaku."

"Oohh."
Jawabnya sekedar berkata oh.

"Hyerim-ah." Panggil nya lagi, dan kini Hyerim hanya bisa menurut.

"Ada apa?" Sahutnya sambil memandingi dinding kamarnya.

"Aku menyayangimu." Kalimat itu lolos begitu saja dari bibir mungilnya. Entah apa yang ada di benak Yoongi saat ini.

"Hm, Apa yang kau katakan Yoongi?" Hyerim tidak mengerti dengan kalimat yang dilontarkannya.

"Aku menyayangimu Hyerim."

"Yoongi kita masih kecil!"
Hyerim mencoba memperingatinya kali ini.

"Memang tidak boleh ya?"
Tanyanya dengan wajah sedih sekaligus suaranya yang terdengar kecewa atas perkataan yang terlontar dari bibir mungil teman gadis kecilnya.
Hyerim tidak tega melihat perubahan sikap Yoongi , sepertinya ucapannya telah menyakiti hati pria salju ini.

"Mian, aku menyayangimu juga."

"Kita harus selalu bersama , Rim."

Dan tanpa sadar Yoongi mendaratkan kecupan di pipi kanan Hyerim tanpa melepas eratan yang terjalin antara keduanya.

Tentu Hyerim terkejut , matanya melebar. Dan bertanya - tanya ada apa dengannya? Namun apa daya, ia tidak mengerti apalagi arti sebuah kecupan.

"Aku mengantuk, ayo tidur!"

"Ti..tidur?"

"Ne, rasanya mengantuk."

Yoongi menarik tangan Hyerim mengajaknya untuk menemaminya tidur.
Tidak perlu waktu lama, Yoongi pun terlelap bersama Hyerim.
Kedua balita itu saling berbagi selimut. Yoongi tertidur sambil mendekap Kumamon kesayangan Hyerim.
Sementara Hyerim berada di belakangnya. Tangan bayinya memeluk tubuh sahabatnya.

30 menit kemudian Nyonya Yoon dan Nyonya Min masuk ke kamar Hyerim.
Dari tadi mereka berusaha memanggil sang anak untuk makan siang tetapi tak kunjung ada sahutan.
Hingga akhirnya beliau memutuskan menuju kamar Hyerim. Kedatangan kedua ibu itu disambut pemandangan yang tidak biasa.

"Aigoo, lihatlah anak - anak kita, Yoon Mi." Ujar Nyonya Yoon tak lepas memandang buah hatinya begitu pun Nyonya Minm

"Aku melihatnya, Hye Sun."

"Tidur mereka tenang sekali."

"Mungkin mereka lelah bermain."

"Biarkan saja mereka tidur." Balas Nyonya Yoon sambil menempelkan telunjuknya di depan bibir. Dan diberi jawaban anggukan oleh Nyonya Min.

"Hye Sun, tapi bagaimana dengan jam makan siang mereka?"

"Nanti biar aku yang membangunkannya Yoon Mi, lagipula ini masih jam sebelas siang kan?"

"Aku mengerti." Balas Yoon Mi sambil menutup pintu perlahan diringi langkah kaki sahabatnya.

Hingga suatu hari ketika Yoongi harus pamit meninggalkan Hyerim ke Daegu, tempat kelahirannya. 

Appa dan Eommanya akan segera tinggal disana oleh karenanya mau tidak mau Yoongi harus mengikuti kedua orangtuanya.

Sebenarnya mereka sangat nyaman bertempat tinggal di Seoul. Ya , namun apa mau dikata Appa Yoongi mendapat tugas untuk bekerja di perusahaan cabang Daegu.

"Hyerim, maafkan Yoongi.
Yoongi harus pergi dengan Appa dan Eomma." Terang Yoongi sambil menundukkan kepalanya.

"Hiks, kau tega meninggalkanku! Jahat!" Teriak Hyerim , sedih dan kesal berbaur menjadi satu. Ia mendorong tubuh Yoongi hingga jatuu ke rerumputan. Namun dengan cepat Yoongi bangkit.

"Tidak begitu, Rim!" Yoongi bangkit dan berjalan mendekati temannya.

"A.. aku juga tidak mau."
Kali ini ia mencoba menjelaskan. Berharap Hyerim mengerti kondisinya. Yoongi ingin sekali menghabiskan setiap waktu yang ia miliki tuk bermain dengan Hyerim.

"Baiklah kalau kau pergi." Hyerim pasrah. Dan merasakan bahwa sudah saat melepaskan kepergian Yoongi.

"Rim, jangan marah sama aku." Pintanya dengan nada memohon.

"Hiks. Pergi!" Bentaknya seraya mengusap air matanya kasar.
Sekujur tubuhnya merasakan gejolak hingga saling bergemetaran.

"Rim, aku sayang denganmu. Aku pasti akan kembali dan kita akan bermain lagi." Ujarnya melembut.

"Aku tunggu janjimu Yoongi." Hyerim hanya bisa menunggu kehadiran Yoongi kembali dalam hidupnya. Hyerim kecil masih berderai air mata , dan Yoongi menghapus linangan kesedihan yang membasahi pipinya.

"Kotak ini untukmu, semoga kau suka. Kau boleh membukanya setelah aku pergi."
Yoongi memberikannya kotak berwarna biru muda berbentuk hati.

"Apa isinya?"
Tanya Hyerim, ia nampang menimang - nimang apa gerakan isi dari kotak itu.

"Rahasia, hihihi." Bukannya menjawab Yoongi malah tertawa kecil.

"Tapi kau benar - benar mengingatku kan untuk seterusnya?" Ragunya, bagaimana tidak mereka akan berpisah dalam tenggang waktu yang tidak diketahui sampai kapan berakhir.

"Tentu Rim, maaf aku harus pergi"

"Yoongi.. Bolehkah aku.."

"Apa Rim?"

Hyerim tanpa sepatah kata apapun menghamburkan diri memeluk Yoongi.
Yoongi membalas pelukan sahabatnya itu.

"Kita pasti bersama lagi!"

Dan setelah mengucapkannya Yoongi meninggalkan pekarangan rumah Hyerim. Jarak rumah mereka cukup dekat jadi hanya perlu berjalan kaki.

"Hiks.. Yoongi!"

Yoongi melambaikan tangannya karena telah di tunggu oleh Appa dan   yang telah siap untuk berangkat.

*flashback off*

***

[Yoon Hyerim's POV]

Yoongi Oppa sepertinya kecewa, lagi - lagi aku masih lupa akan kita di masa silam anggapannya pasti begitu terhadapku.

"Yoongi Oppa benarkah kita saling mengenal sejak kecil?"

Sebenarnya aku telah mengetahui dari awal kalau ia akan menceritakan kisah kecil kami ini.
"Benar. Untuk apa aku mendustaimu." Jawabnya datar lagi dingin , ia tidak melihat manik hitam kedua mataku.
"Tetapi mengapa aku tidak ingat?" Tanyaku pura - pura seakan tidak tahu.

"Maaf sebelumnya, Eommamu bilang kalau kau terlalu sibuk dengan kegiatanmu. Jadi lupa padaku. Kau tahu sayang, aku sedih mengetahuinya. Padahal aku berharap ketika aku pindah ke Seoul lagi dan satu sekolah denganmu kau masih mengingatku, nyatanya tidak."
Air muka kekasihku berganti cenderung sendu.

"Maafkan aku, Oppa. Sebenarnya aku ingat tapi berpura - pura."
Akuiku bersalah. Aku tahu benar seharusnya menyambut Yoongi dengan cara yang baik misal memeluknya ketika bertemu. Bukannya malah mempermalukan diri dengan menumpahkan minuman di seragam sekolahnya. Yoongi mendesah frustrasi, "Ah! Apa - apaan itu , Hyerim - ah. Bahkan lebih buruk dari sebulan lalu kita bertemu."

Yoongi berkata lagi setelahnya.

"Jadi sewaktu aku bertemu denganmu di Seoul National High School, kau pura - pura tidak mengenalku setelah insiden memalukan itu?"
Aku mengeluarkan cengiran polos.

"Maafkan aku Tuan Min hihi...
Aku tidak sengaja melakukannya. Aku juga terkejut melihat kalau orang yang berada di hadapanku , kau. Lagipula masa itu kau benar - benar bukan Min Yoongi kecil yang ku kenal. Tetapi kan intinya sekarang aku menyayangimu, Oppa." Ungkapnya.

Hyerim meraih lengan Yoongi yang bebas dan membawanya ke sela - sela lengannya sehingga Yoongi bisa merasakan lengan mereka saling berkait satu sama lain. Yoongi hanya membalas perbuatan Hyerim dengan senyuman. Sayang sekali itu tidak sampai 5 detik.

"Yoon Hyerim!" Serunya kesal setengah berteriak. Tetapi aku tahu benar , Yoongi bukanlah pria kasar lagi berhati keras. Dia  gentlemen bagiku, manusia yang sempurna di matanya. Lihat matanya itu sangat indah , ditambah rambut matanya yang lentik, bentuk bibirnya, wajahnya dan aahh... aku tidak mampu meneruskannya. Kalian bayangkan sendiri saja, okay?

"Jadi selama ini kau berpura - pura. Aigo, mengapa aku baru mengetahuinya sekarang?" Yoongi berdecak sebal, dan memainkan lidahnya menambah kesan seksi.

"Habis sewaktu kau menjadi murid baru di sekolahku, kau sangat sangat berbeda." Terangku.

"Berbeda? Iya, iya, aku tahu kalau aku ini tampan." Ucapnya santai.

"Berbeda tahu. Sebenarnya, bohong jika ada yang mengatakan kau tampan. Tidak, tidak! Aku bercanda. Kau semakin tampan, apalagi sekarang kata tampan tidaklah cukup untuk mendeskripsikan kesempurnaan wajahmu."

"Jangan menggodaku sayang, kau akan tahu akibatnya." Ia melepas kontak kami kemudian memelukku dari belakang sambil membisikkan kalimat yang terdengar mengerikan di daun telingaku. Tuhan, membayangkannya saja sudah membuatku rambut - rambut halus di sekitar kulitku berdiri.

"Memang apa yang kau lakukan, huh?" Tanyaku disertai wajah kerlingan mata.
"Tentu saja menjahilimu sampai kau kapok."
"Memangnya apa yang kau pikirkan?"
"Aku pikir kau akan menghamiliku. Kau kan lelaki dewasa yang mesum."

"Eits, aku hanya bercanda , Sayang! Lagipula aku berkomitmen untuk melakukannya setelah menikah."

"Syukurlah. Kau masih bisa mengendalikan dirimu."

"Tentu saja."

Yoongi membawaku tidur bersamanya. Ia intens menatap setiap lekuk wajahku. Tangannya yang bebas memainkan rambutku sayang. Entah rasanya aku selalu berdegup kencang jika Yoongi manja seperti ini.
"Sayang!" Panggilnya lembut dengan suaranya yang terdengar berat namun mampu menawankan hati kaum hawa.

"Ada apa, Oppa?" Aku menoleh menatapnya.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu?" Nadanya bicaranya berubah kali ini. Suasana diantara kami juga ikut berganti.

"Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Siapa pria tadi pagi?" Tanyanya to the point.

"Pria tadi pagi si..siapa? Perasaan tidak ada yang mengatakan itu."
Ah perasaan ini mulai memburuk.

"Jangan mencoba menyembunyikan sesuatu dariku." Suara rendahnya menyentakkan batinku. Terkesiap sudah tentu. Siapa yang tidak akan khawatir apabila kekasihmu mengetahui hal apa yang telah kau sembunyikan di belakangnya.

"Bila ku berbicara Jujur, apakah kau bisa menerimanya?" Aku menelan salivaku sendiri.

"Tentu saja, aku akan menerimanya. Apa salahnya, Nona. Selagi kau mengatakannya sesuai kenyataan." Jelasnya setelah lepas dekapan hangatnya. Embusan napasnya jatuh menerpa kulitku. Yoongi tidak segan mendekat padaku, ia menyukai keminiman jarak diantara kami. Tentu meski kami sering menghabiskan waktu bersama rasanya kali ini canggung bagiku.

"Kau ingat kan dengan.."

Kalimatku terhenti begitu saja, entah apa yang harus ungkapkan kali ini padanya. Apalagi menerangkannya di hadapan pria yang telah mencuri semua telah ku miliki. Namun kini timbul kecemasan dalam diriku, ada berbagai hal yang ku khawatirkan sangat banyak. Rasanya kepalaku tidak lagi mampu menanggungnya.

Matanya mampu mengartikan ada keganjalan yang menganggu jalan pikirku hari ini. "Tidak perlu dilanjutkan, aku telah membaca isi pikiranmu."
Aku terhenyak, pria ini tahu maksud dan arah pembicaraanku. "Pasti Kim Taehyung? Aku tidak salah menduganya , Sayang."

Dengan berat aku menelan salivaku, bagaimana ini dia sudah bisa menebak orang yang ku tujukan. Lalu apa yang akan terjadi jikalau ku ceritakan kedatangan Taehyung yang memintaku meninggalkannya secara diam - diam? Tamatlah riwayatku.

"Ceritakan saja tujuannya datang kemari? Aku ingin mendengar segala penuturannya darimu."
Aku menghirup napas dalam - dalam sekaligus mengumpulkan tenaga tuk berbicara.

"Pertama, ku harap kau tidak memotong ataupun menyela pembicaraanku, Oppa. Beri kesempatan bagiku menjelaskannya."
Yoongi paham lalu mengiyakan perkataanku seraya mengusap rambut hitamku tak lupa mengakhirinya dengan kecupan manis yang ia berikan di puncak kepalaku.

Aku menangis dalam pelukannya. Dengan sepenuh hati Yoongi menenangkan kegundahan serta kelaraan hati ini. Seperti kata terimakasih tidaklah cukup atas segala hal yang ia beri dengan tulus. 

"Aku mencintaimu Oppa, ku mohon jangan salah menafsirkan. Aku tidak pernah ada keinginan untuk mengkianatimu. Bahkan aku menentang keras permintaan bodohnya. Bagaimana pun juga kita harus memikirkan cara agar dia berhenti mengharapkanku. Ia berpikiran bahwa , akulah satu - satunya cintanya. Padahal kau amat mengetahui, aku milikmu seutuhnya." Mataku berkaca - kaca ingatanku berpendar akan kejadian pagi hari ini.

"Kau jelek kalau menangis. Sudahlah aku tidak menyukai gadis yang cengeng. Jangan risau, Hyerim. Aku berada disini , disisimu, dan menyertai tiap langkahmu. Aku mempercayaimu sangat.
Kau adalah satu - satunya wanita yang ku miliki.
Aku tidak ingin melepaskanmu, tak kan ku lepas sampai kapan pun. Bila diibaratkan rasa cinta yang ku punya sama besarnya seperti aku mencintai ibuku."

"Oppa, maafkan aku.. Aku menyesal mencintai lelaki saekkya itu. Seharusnya aku menyadari dari awal ia bukanlah lelaki yang baik. Dia hanya mempermainkanku".
"Sudah berapa kali ku katakan padamu? Menyesal di kemudian hari Itu tiada artinya. Dan soal Taehyung biar aku yang urus. Kau tinggal mengikuti instruksi dariku. Kalau perlu Taehyung ku lenyapkan."

"Oppa? Jangan kau lakukan itu, kasihan istri dan anaknya."

"Kasihan? Pantaskah bagiku mengasihani manusia - manusia yang menyakitimu? Aku bisa menjadi Yoongi yang bengis dan jahat kepada siapa saja yang nekat melukai hati kekasihku."

"Dia pikir, siapa dirinya Huh?! Main asal mengklaim kekasih orang. Ku rasa ia telah gila."

***

[Kim Taehyung's POV]

"Hyeo!"

Aku yang sedang berbaring di ranjang memanggil Hyeosin yang sedang menggendong Hyeori.

"Ada apa, Oppa?" Ujarnya membawa bayi kami dalam dekapannya.

"Bisakah kita bicara? Tapi tidurkan dahulu anak kita." Aku sebenarnya tidak enak mengatakan ini di depan Hyeosin, aku mencintainya meskipun di sisi lain ada Hyerim yang melekat di hatiku.
"Baiklah , Oppa aku pergi ke kamar Hyeori dahulu."
Aku membalasnya dengan anggukan kepala.

Sepuluh menit kemudian ia kembali. Jujur aku takut mengatakannya. Bagaimana lagi ini, ku rasa bila ia membenciku setelahnya  memang disebabkan atas kesalahanku.
Diri ini naif tidak bisa mengendalikan hasratnya sendiri.
Hyeo, istriku maafkan aku.

"Jadi kau ingin mengatakan apa?"

"Hmm, duduklah."

Hawa kamar kami memanas entah apa karena pendingin ruangannya atau karena pemikiran dan kekhawatiranku. Hyeomi telah duduk di sebelahku. "Ayo, Oppa. Mengapa terdiam?"

"Kau sudah lupa ya Oppa?!
Bagaimana denganku dan Hyeori?!"

"Memangnya mengapa? Aku tidak mencintaimu."

"Semudah itu ya bagimu mengatakan tidak mencintaiku?!"

"Terserah , ini hakku Kim Hyeosin."

"Tetapi aku mencintaimu, Kim Taehyung!"
Ku mohon jangan tinggalkan aku dan anak kita. Dia masih memerlukan kasih sayang dari Appa kandungnya. Dan aku bahkan menyayangimu melebihi apapun!"

"Hyeosin, sebenarnya aku melakukan semua ini dikarenakan.."

"Dikarenakan apa?"

"Aku mencintai Yoon Hyerim."

"Hiks.. Hiks.. Hiks.. Hyerim? Untuk apa kau mengingatnya bukannya hubungan kalian sudah berakhir?!"

"Tetapi dia lebih baik darimu."

"Kalau begitu mengapa waktu itu kau menghamiliku?!"

"Aku tidak sengaja dan sebenarnya aku terpaksa menikahimu."
"Jadi selama ini kau tidak mencintaiku, Oppa?"

"Tidak. Aku tidak mencintaimu."

"Aku ingin kita mengakhirinya, mari bercerai."

"Bercerai? Kau sudah gila!" Teriaknya sambil berdiri.

"Gila? Adanya kau yang gila perempuan murahan!  Karenamu lah aku tidak bahagia."
Bohong sekali aku bahkan bahagia denganmu Hyeosin. Maafkan aku sekali lagi tetapi aku harus memperjuangkan Hyerim.

"Oppa tolong jelaskan padaku mengapa kau sangat ingin kita berpisah?"

"Memangnya kau tidak mendengarku sedari tadi ya? Aku melakukannya karena YOON HYE RIM!"











To be Continued...

Terimakasih sudah menunggu FF
Queen update!
Mohon maaf atas keterlambatannya ya kawan - kawan!
Seharus jadwal update saya semalam tetapi di karena kemarin FF saya belum rampung 100% jadi di tunda dahulu.
Jangan lupa aku tunggu Vote dan Comment dari kalian 😍😙😘

Continue Reading

You'll Also Like

16K 1.1K 16
[COMPLETED] Highest rank : #5 on shortff [200619] . . . Sulit. Satu kata yang mendeskribsikan tentang pernikahannya bersama Kim Taehyung.
17.2K 832 41
Bagusnya, follow sebelum membaca... (revisi) Dimas kira, kehidupannya akan terus abu-abu. Dengan keluarga yang berantakan dan masalah kian berdatan...
46.5K 3.8K 6
[Completed]โˆš hal yang paling aneh dalam mencintai adalah ketika kita merasakan cinta pada seseorang yang takdirnya bukan untuk kita. ยฉhana31543 [2017]
468K 54.7K 47
Min Yoongi bekerja menjadi produser musik di Amerika. Dan disinilah SoHyun, harus menelan utuh hubungan jarak jauhnya dan mencoba bertahan dari rasa...