Boy Meets Evil

By agustC

978K 144K 44.2K

[TELAH DITERBITKAN DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA] Kim Taehyung terjerat dalam suatu kasus yang membuatnya harus me... More

01% - begin
02% - please♫
03% - surprise
04% - hard
05% - talk♫
06% - wrath
07% - help
08% - fight
09% - leave
10% - stranger
11% - give up
12% - imagine
13% - let go♫
14% - sober
15% - tragedy
16% - goodbyes
17% - sloth
18% - nothing
19% - promise
20% - traces
21% - together
22% - crazy
23% - funeral
24% - hope♫
25% - alcoholic♫
26% - walk
27% - amazed
28% - teamwork
29% - information
30% - someone
31% - choice
32% - lies
33% - likes
34% - especially
35% - remember
36% - twins
37% - ended
39% - kind
40% - get out
41% - tears♫
42% - my type
43% - lust
44% - reunited
45% - woman
46% - gay
47% - club
48% - killer
49% - airplane
50% - falling
51% - her
52% - jelly
53% - world
54% - cockroach
55% - gluttony
56% - we on
57% - couple
58% - meets
59% - missing
60% - pride♫
61% - dna
62% - epiphany
63% - euphoria
64% - pre-order
65% - bonus
68% - truth untold
70% - the last

38% - mimi

14.6K 2.3K 585
By agustC

NADA dering teleponku berbunyi sebelum alarm pagiku terdengar.

Masih dengan mata tertutup, aku meraba-raba keberadaan sang penghancur mimpi itu di ranjangku.

"Aish, siapa yang menelepon di pagi buta ini." gerutuku sambil terus mencari ponselku dengan malas.

Setelah benda kotak itu ada di tanganku, aku pun menggeser dan mengangkat panggilan tersebut.

"Nuguya...." tanyaku masih dengan mata yang masih tertutup rapat. (Siapa disana)

Untuk waktu yang cukup lama, sang penelepon tak berkata apapun dari sana.

Aku mengerutkan alisku dan memaksakan mataku untuk melihat nama sang penghancur tidurku itu.

"Hey... Jangan bilang kalau ini hanya kejahilan semata, okay?" tanyaku lagi kepada sang penelopon yang tak terdaftar namanya dalam kontakku.

"Aku akan mematikan teleponnya!"

Tepat saat aku akan menekan tombol merah, akhirnya ia bersuara. "Andwae! Ya, Michinyeon! Jangan dimatikan! Ini aku, Jeon Choco, tolong jangan dimatikan, kumohon!" (Wanita gila)

Seketika aku langsung beranjak duduk dari ranjangku. "Ya! Berani-beraninya kau meneleponku di pagi hari ini, eoh? Terlebih, michinyeon? Sebenarnya siapa yang gila disini, HAH!"

Setelah itu tidak ada respon suara lagi darinya. Aku menatap sejenak layar ponselku yang masih tersambung dengannya dan menempelkannya kembali di telingaku.

"Ya.... Yeobeoseyo? Yeobeoseyo? Apa aku sedang berbicara dengan hantu, eoh? Yeobeoseyo!" (Hello?)

Hampir saja aku menutup teleponnya, lagi-lagi ia baru merespon. "Baiklah. Sebenarnya aku sangat malas mencari dan meneleponmu, sungguh. Tapi, aku hanya ingin menyampaikan padamu bahwa pacarmu itu ingin bertemu denganmu siang ini."

Seketika niat memarahinya pun luluh. Aku masih tidak percaya dengan perkataannya. "M-mwo? Pa-pacarku ingin a-apa?"

Choco kembali menjelaskan dengan detail. "Ne, kekasihmu 7102 Kim Taehyung. Bertemulah siang ini, hari ini, bulan ini, tahun ini."

"Terserah mau kau percaya atau tidak. Geunyang, come here." ucapnya sebelum ia menutup teleponnya. (Just)

Aku menjatuhkan ponselku dari tanganku lalu menampar pipiku sendiri, "Aw!"

"Sakit.... Sakit sekali.... Sakit tapi INI BUKAN MIMPI!" Aku menjerit histeris hingga tanpa kusadari aku sudah melompat-lompat kegirangan di atas ranjangku.

"TAEHYUNG INGIN BERTEMU DENGANKU LAGI! EOTTEOKHAJI!" (bagaimana ini)

Setelah cukup lelah olahraga di ranjangku, aku pun langsung menyerbu lemari bajuku dan mencari pakaian terbaik yang akan kupakai hari ini.

Aku mulai bertanya kepada diriku sendiri. "Haruskah aku menjadi cantik, manis, atau menggoda?"

"Neo waegeurae? Mengapa kau berteriak keras sekali tadi? Apa kau mengalami mimpi yang sangat buruk lagi?" tanya Jungkook eomma yang entah sejak kapan sudah hadir di kamarku.

Dengan penuh semangat, aku memeluk wanita yang sudah menjadi ibu angkatku selama 3 tahun itu dengan erat. "JUNGKOOK EOMMA, AKU SANGAT TERAMAT AMAT BAHAGIA HARI INI! AKU HARAP HARI INI TIDAK AKAN BERAKHIR DENGAN CEPAT!"

Jungkook eomma membalas pelukanku tanpa tahu apa alasanku melakukannya. "Arasseo, arasseo. Apapun yang membuat Kyungra bahagia turut membuatku bahagia."

"Jadi, sekarang ceritakan apa yang membuat gadis ini bahagia sekali." ucapnya sambil melepas dan merapikan rambutku.

Aku menaruh kedua tanganku di pipiku. "Na eotteokhae? Kurasa aku terlalu bahagia hingga aku tidak tahu harus berkata apa untuk ini." (Aku harus bagaimana?)

"Jungkook eomma, bisakah kau pilihkan saja pakaian terbaik untukku tanpa tahu alasannya? Yang jelas aku harus tampil dengan sangat memikat hari ini." lanjutku sambil tersipu malu.

Entahlah mengapa namun rasanya aku seperti kembali di hari dimana Taehyung mengajakku kencan untuk pertama kalinya.

Jungkook eomma mengangguk dan segera menyelusuri lemariku. "Baiklah, eomma mengerti."

"Jadi, apa kau mau tampil cantik atau menggoda pada hari ini, nona?" tanyanya sambil mengambil dan menyocokan dua pasang baju di badanku.

Aku menggeleng-geleng lalu berlari dan menyembunyikan wajahku di balik ranjangku. "Molla... Naneun molla." (Aku tidak tahu)

"Kurasa pertama-tama aku harus mandi dan menghabiskan semua sabun Jungkook sekarang." ucapku sebelum melarikan diri ke kamar mandi.

Aku harap ini akan lebih menyenangkan dibanding sebelumnya.

🔫🔫🔫

Yoongi POV

Tidur itu terlalu indah untuk dijadikan sebuah waktu peristirahatan sementara saja. Ingin rasanya aku tidak bangun darinya.

Namun....

"Ironayo, Min Yoongi-ssi~" teriak seseorang yang sudah berhasil menghancurkan di awal hariku ini.

Aku sudah mengenal suaranya tanpa harus membuka mataku.

Walau jujur, aku penasaran mengapa kini ia memanggil nama lahiriyahku dan bukan cumi, kakek, minyak, atau yang lainnya, ditambah nadanya yang riang dan lembut tidak seperti biasanya.

Namun aku berpura-pura tidak mendengarnya dan kembali tertidur.

Tentu saja, bukan Im Kyungra namanya jika ia menyerah dengan mudah. "Arasseo~ Aku tahu kau tidak akan langsung bangun...."

"Jika kau tidak bangun,...", Kyungra sengaja menggantungkan perkataannya sambil berpikir.

Baiklah, sekarang apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Entah mengapa aku selalu penasaran padanya. Bisa jadi ia akan membanjurku dengan air atau...

"... Aku akan menciummu!" lanjutnya dengan bergairah.

Entah mengapa hal itu mampu membangunkanku dari tidurku dan membukakan kedua mataku sekaligus. "Neo...."

Aku berhenti berbicara dan terdiam sejenak saat kudapati seorang gadis yang sudah hadir di depan mataku dengan senyumnya yang mengembang di wajahnya.

Penampilannya memaksakan mataku untuk memperhatikannya dari ujung kaki hingga kepalanya dengan seksama.

Rambutnya terurai panjang dengan anggun ditambah polesan make up di wajahnya yang sederhana namun berhasil membuat terpaku siapapun yang melihatnya.

Dengan dress minim berwarna kuning cerah yang mengekspos separuh kaki jenjangnya, mataku sepakat untuk memanggilnya cantik.

Sungguh sulit kukatakan bahwa ia adalah gadis yang sama dengan gadis bernama Im Kyungra.

"Aigoona... Aku tak menyangka kau akan bangun secepat itu." ucapnya sambil tersenyum padaku dengan lesung pipinya yang tak pernah kuketahui sebelumnya.

Entahlah apa aku menyesal bangun atau tidak. Namun penampilannya hari ini melebihi kata cantik dari Im Kyungra sebelumnya.

Setelah cukup lama tertegun, akhirnya mulutku dapat bersuara. "Kau mau kemana dengan pakaian norakmu itu?"

Kukira ia akan mengamuk besar akan perkataanku seperti biasanya. Namun nyatanya....

Ia malah duduk di sampingku dengan manis. "Min Yoongi-ssi~"

"Bisakah kau beri aku waktu sebentar saja untuk bertemu dengan satu-satunya kupu-kupu dalam hidup kelamku pada siang ini?" tanyanya sambil menggandeng tanganku dengan erat.

Ah... Akhirnya aku tahu maksud dari semua ini. Kim Taehyung.

Aku menghela napasku sambil melepas tangannya dariku. "Jeogi, Im Kyungra-ssi?"

"Apa kau ingin bekerja sebagai detektif atau berkencan dengan kekasih narapidanamu itu?" tanyaku sambil tersenyum mengancam padanya.

Tak kusangka, ia malah membalasku dengan senyumnya kembali. "Tentu saja aku ingin berkencan, tuan. Itulah alasanku berdandan hari ini hingga membuat tuan meneteskan air liur tadi."

Aku memegangi keningku sendiri sambil menutup mataku. "Entah apa kau ini bodoh atau aku yang bodoh, tapi pekerjaanmu adalah─"

Kini ia memohon sambil mengacungkan jari telunjuknya dan menundukan kepalanya padaku. "Satu jam...."

"Beri aku satu jam saja untuk berbicara dengannya. Kumohon..." ucapnya dengan penuh harap.

Aku menurunkan jarinya lalu mengucek mataku sendiri. "Ya... Apa kau lupa tujuanmu sebenarnya bergabung dengan─"

Lagi-lagi ia merajuk. "Kalau begitu, tiga puluh menit!"

"Beri aku waktu tiga puluh menit saja. Jebal..." tambahnya dengan gerakan yang sama seperti sebelumnya.

Aku menggelengkan kepalaku, "Perlu kau tahu, tidak hanya kau saja yang ingin memiliki waktu untuk urusan pribadimu, aku juga ingin─"

"Dua puluh menit!"

"Andwaeyo...."

"Lima belas menit!"

"Im Kyungra-ssi..."

"Sepuluh menit!"

"Apa kau tidak mengerti─"

Kini ia memegangi kedua bahuku dan berteriak, "KALAU GITU, LIMA MENIT SAJA!"

"Tolong, aku sangat membutuhkannya. Aku akan melakukan apapun untuk itu. Jebalyo~" tambahnya dengan putus asa sambil menundukkan kepalanya.

Aku mengangkat alisku dan bertanya kembali untuk memastikan. "Apapun?"

Seakan-akan mendapat sedikit harapan, gadis itu pun melepaskan tangannya dariku lalu menangguk dengan semangat. "Ne! Apapun akan kulakukan untuk─"

"Termasuk berhenti memukuliku lagi?" tanyaku lagi.

Kyungra mengangguk dengan yakin. "Ne! Akan kukurangi tenagaku untuk itu."

Aku menurunkan ujung bibiriku. "Kalau begitu aku tidak jadi untuk─"

"NE! AKU AKAN BERHENTI MEMUKULIMU! JEONGMAL!" teriaknya dengan lantang. (Sungguh)

Aku menahan tawaku sambil mengulum bibirku. "Termasuk mengontrol emosimu seperti janji kita dahulu?"

Kyungra mengangguk dengan kalem. "Baiklah, kita sudah sepakat akan itu sebelumnya."

"Jadi, kau akan mengijinkanku untuk menemuinya, bukan?" ucapnya bertanya balik.

Aku menggelengkan kepalaku dan menambahkan persyaratan, "Termasuk memanggil namaku dengan benar, mulai dari sekarang?"

Kyungra nampak berpikir sejenak sebelum menjawab, "N-ne.... I-itu tidak sulit. Asalkan kau menginjikanku untuk─"

"Termasuk menciumku?" tambahku sebagai persyaratanku yang terakhir.

Baiklah, aku tidak bermaksud untuk itu. Aku hanya ingin mencobainya, okay?

Namun dengan tegas ia menjawab, "Ne! Kecuali itu!"

Aku melipat kedua tanganku dan memasang wajah murung. "Bagaimana ya.... Aku kecewa. Kau bilang kau akan melakukan apapun untuk─"

"BAIKLAH! MENGAPA TIDAK?" cetusnya dengan tegas.

Tanpa kusangka, ia menarik tanganku hingga kami bersamaan berdiri secara berhadapan.

Mataku membulat dengan sempurna. "Y-ya... Kau tidak menanggapi perkataanku dengan serius, bukan?"

Tanpa mendengar perkataanku, ia memejamkan matanya dengan erat seakan-akan sedang menonton film horor. "Untuk Kim Taehyung...."

Kemudian ia memegangi kedua pipiku seakan-akan memegangi ikan yang amis. "Aku datang!"

Aku semakin panik. "Ya! Ya! Ya! Hajima...." (Berhenti)

Lalu, secara melambat....

"Jangan paksakan dirimu. Aku tidak bermaksud untuk itu!"

Wajahnya yang sangat terlihat terpaksakan semakin mendekatiku....

"Aku tidak ingin dicium oleh nenek-nenek seperti kau!"

Lebih dekat namun bibirnya tak kunjung sampai di bibirku...

"YA! IM KYUNGRA!"



Dan,...




"HYUNGNIM!"

Hampir saja bibirnya mendarat di bibirku, datanglah Jungkook yang entah merusak suasana atau sebaliknya menyelamatkanku dari jebakanku sendiri.

Aku segera menjauhkan gadis itu dari pandanganku lalu bangkit berdiri. "Wae!"

Entah apa lelaki polos itu pura-pura tidak melihat atau memang tidak melihat adegan tadi itu.

Namun ia hanya memberikan dan menempelkan ponselnya padaku seakan-akan tidak ada apa-apa yang terjadi tadi. "Panggilan dari Detektif Jung Hoseok."

Aku melepas tangannya dan memegang ponselnya dengan tanganku sendiri. "Yeobeoseyo?"

"Akhirnya.... Agust D! Kukira kau sudah mati. Mengapa kau tidak mengangkat telepon dariku? Kau membuatku bersusah payah mencari nomor telepon bawahanmu ini, tahu." ucapnya dari seberang sana.

Aku menjawab dengan malas. "Tidak, aku tidak tahu itu. Ada hal penting apa yang mau kau sampaikan padaku, eoh?"

Jungkook, sang pemilik ponsel, nampak gelisah sambil menguncang-guncang pundak Kyungra. "YA! Bagaimana bisa kau berdandan disaat korban lainnya sudah terbunuh tadi malam, huh?"

Kyungra nampak kebingungan. "Y-ya... Neo waegeurae? Memangnya siapa yang dibunuh kali ini hingga aku tidak boleh berdandan?"

Hoseok kembali bersuara dari telepon. "Apa kau ingat Park Jimin?"

Aku mengerutkan alisku sambil mengingat-ingat. "Park Jimin? Maksudmu, polisi berotot yang selalu menjaga TKP itu?"

Kyungra yang awalnya acuh mendadak peduli setelah mendengar perkataanku. "Jimin sunbaenim? Ada apa dengannya? Mengapa kau menyebut namanya?"

"Seolma....", Kyungra nampak membeku tanpa meneruskan perkataannya. (Jangan bilang...)

"Aku tidak bisa lama-lama sekarang. Aku sudah mengirimkan alamatnya. Datanglah kesana dan kau akan tahu sendiri mengapa aku langsung meneloponmu." ucapnya sebelum telepon itu terputus olehnya.

Aku terus menerus memanggilnya. "Yeobeoseyo? Ya! Jung Hoseok! Yeobeoseyo? YAAA!"

"Jangan buang waktumu untuk itu. Lebih baik kita bergegas sekarang juga." ucap Chanyeol yang entah sejak kapan telah bangun dan menyimak percakapan tadi.

Kyungra menahan tangan Chanyeol yang hendak pergi. "Camkkan...."

"Aku yakin, aku tidak melihatmu menggunakan kamar mandi pagi ini. Kau juga Jungkook." ucapnya dengan curiga kepada kedua lelaki yang sudah berpakaian rapi dan siap untuk berangkat pergi keluar. "Sejak kapan kalian man─"

"Itu tidak penting sekarang, mandi atau tidak, yang jelas kami berdua lebih siap dibanding dia." cela Chanyeol sambil menunjuk kearahku.

Kyungra hendak menahannya lagi, "Geundae─" (tapi)

Chanyeol menghiraukan perkataan gadis itu dan beralih mengambil kunci mobilku. "Aku tidak tahu urusan apa diantara kalian, tapi maknae dan aku akan pergi ke TKP sekarang juga."

"Jimin adalah polisi favoritku. Aku tidak akan membiarkan siapapun melukainya!" tambahnya sebelum ia menarik dan membawa pergi Jungkook bersamanya.

Dengan tenaga yang masih belum terkumpul penuh, aku berusaha mencegah keduanya.

"Ya! Ya! Ya! Bagaimana bisa kalian meninggalkan komandan dan melakukan tugas kalian sendiri, eoh? YA, SIBAL!" teriakku walau kutahu itu adalah usaha yang sia-sia karena mereka sudah sepenuhnya menghilang dari hadapanku.

Aku menghela napasku sambil menoleh kepada gadis yang kutinggalkan tadi. "Im Kyungra-ssi, kau sudah dengar kabar tadi, bukan? Jadi─"

Omonganku terhenti saat kulihat dirinya sedang duduk sambil memegangi ujung roknya dengan murung.

Ia tidak menangis dan tak mengucapkan apa-apa.

Entah apa ini karena aktingnya yang sangat bagus atau alasan lainnya, namun hatiku terasa sakit melihatnya.

Kurasa ini adalah tanda-tanda dari gangguan jiwa.

"Beri aku waktu untuk mengganti baju." ucapnya sambil berjalan menuju kamarnya dengan penuh kekecewaan.

Aku menghela napasku dan menahan gerakannya. "Hey.... Kau sudah berdandan berjam-jam seperti itu. Asalkan kau tahu, aku tidak suka orang yang sudah membuang-buang waktunya dengan usaha yang sia-sia."

"Kuberi kau 10 menit lalu kita pergi ke TKP." lanjutku sambil berdehem dengan pelan.

Kyungra membalikan badannya dengan perlahan.

Kukira ia akan bahagia hingga tidak segan-segan memelukku. Namun lagi-lagi sikapnya selalu diluar ekspektasi.

"Apakah anda benar-benar Min Yoongi-ssi?" tanyanya sambil menatapku layaknya spesies baru.

Aku mengedipkan mataku beberapa kali. "Ne?" (Pardon?)

Kemudian ia membentuk jarinya layaknya pistol dan mengarahkannya padaku. "Cepat katakan, dimana kau menyembunyikan Min Yoongi!"

Bodohnya, aku pun mengangkat kedua tanganku seakan-akan di tangannya itu pistol sungguhan. "Tapi aku benar-benar Min Yoongi...."

Kyungra mengerutkan dahinya dan kini ia menaruh pistol tangannya itu tepat di dahiku. "Diam kau, minyak yongyong. Siapkan kata-kata terakhir untuk menutup hidupmu!"

Sebenarnya aku ini sedang apa?

Aku menaruh tangan besarku yang cukup menutup wajah mungilnya dan menyingkirkannya dari pandanganku.

"Jika kau masih seperti ini, aku akan memotong waktumu menjadi 60 detik." lanjutku sambil berjalan mendahuluinya.

Kini ia berbalik menahan tanganku. "Geundae, sebelum kau pergi,..."

"Apa kau tidak akan mandi terlebih dahulu?" tanyanya seperti bocah kecil yang menegur ahjussi tua.

Aku melepas genggamannya dan beralih menggandeng tangannya. "Jika kau sudah menjadi detektif sebenarnya, kau tidak akan mengenal apa itu mandi."

"Kajja.", lalu aku menarik tangannya dan angkat kaki dari rumah ini.

Baiklah, aku pun tidak tahu mengapa aku harus menggengam tangannya disaat ia memiliki kedua kaki yang masih berfungsi dengan baik.

Namun yang jelas adalah saat kami sepenuhnya keluar, aku tidak menemukan jejak mobilku yang sudah kuparkirkan di depan rumahnya tadi malam.

Aku menghentikan langkahku dan berdiri mematung dengan tatapan kosong kepada jalan di depanku. "Celaka.... Semalam, aku yakin aku sudah memarkirkan mobilku disini."

"Eoh, kau memang memarkirkannya disini. Namun Detektif Park sudah membawanya tadi bersama Jungkook." jawab Kyungra dengan enteng sambil menunjukan sebuah pesan dari ponselnya padaku.

from : Jungkook similikiti
Katakan pada Hyungnim, kami sangat mencintainya dan kami memakai mobilnya.

Seleketep.

to be continued....

Hello. Maaf kemarin wattpad aku error dan saat aku baca ulang part kemaren, ternyata itu belum direvisi dan yang sudah direvis itu HILANG.

Soo aku pun nulis ulang part kemaren walau dengan mood yang tidak sebaik pertama :(

Dora nanya : apa kalian juga punya hal yang bikin kalian kecewa soal wattpad?

Segini saja,
dora yang dibunuh deadline.

Continue Reading

You'll Also Like

30.2K 3.3K 15
«Jika dunia tidak menerima kita,mari kita buat dunia kita sendiri,hanya kau dan aku didalam nya» Lalisa Manoban. +++ GIP area! jangan ditiru 🔞
65.2K 12.6K 22
Lisa adalah segalanya untuk Jennie, Jennie adalah segalanya untuk Lisa. Kehidupan pernikahan mereka tidak berjalan seperti yang mereka ekspektasikan...
51.5K 2.3K 42
Almeera Azzahra Alfatunnisa Ghozali seorang dokter muda yang tiba-tiba bertemu jodohnya untuk pertama kali di klinik tempatnya bekerja. Latar belakan...
268K 21.2K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...