For A Love

Da salsazulfah

66.8K 2.9K 348

Maaf atas harapan yang terlalu besar kutitipkan hanya kepada seorang manusia. Semuanya telah usai, bahkan kit... Altro

one
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Nine
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fifteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty one
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty Eight
Twenty Nine
Thirty
Thirty One
Thirty Two
Thirty Three

Eight

2K 94 2
Da salsazulfah

Cinta akan datang bila memang sudah waktunya. Jadi, tunggu saja waktu itu.

Steffi tidak terlihat di kelasnya hari ini, Adara, Wulan dan Bintang sudah menanyakan perihal Steffi pada Rendy tapi Rendy sendiripun tidak tahu kenapa Steffi tidak masuk hari ini. Terlihat jelas raut wajah tidak tenang Rendy dan Bintang saat pelajaran berlangsung, hingga Rendy nekat untuk men-chat  Steffi, tapi sama sekali tidak mendapatkan jawaban hingga Rendy memutuskan untuk menghubungi David via Whatsapp.

Rendy
Bang, Steffi nggak
masuk sekolah kenapa?


Abang
Demam Ren, kalau bisa, balik sekolah lo kesini aja, gue ada ujian soalnya.

Rendy
Ok, thank u bang.

Alhasil Rendy tidak ingin keluar dari kelas hari ini pada jam istirahat, fikirannya dipenuhi dengan Steffi, karena Rendy tahu sekali Steffi memang akan sakit jika sedang menghadapi  masalah, sayangnya kali ini Rendy sama sekali tidak tahu masalah apa yang sedang dihadapi gadisnya itu.

Lamunan Rendy terhenti saat Joe teman sekelasnya memanggilnya untuk keluar karena sudah ada yang menunggunya di depan kelas, dengan malas Rendy keluar dari kelas dan melihat Fika sudah berdiri di depan kelasnya dengan senyumannya yang manis.

Fika mengajak Rendy untuk pergi ke kantin bersama, ya memang hubungan mereka sekarang semakin dekat hingga Fika kini sudah berani untuk menghampiri Rendy di kelasnya, Rendy dengan lembut menolak tawaran Fika dengan alasan ada tugas yang harus ia selesaikan sekarang, walaupun Fika sedikit kesal tapi ia tetap berusaha untuk mengerti.

“Yaudah nggak apa apa, kamu kerjain tugas kamu dulu aja.” Ujar Fika sambil menggunakan kata aku kamu dan tersenyum hingga Rendy ikut tersenyum karena tertular senyuman manis dari Fika.

“Makasih ya udah ngerti.” Ucap Rendy lalu Fika mengangguk dan pergi sambil melambaikan tangannya pada Rendy.
Rendy masuk kembali ke dalam kelas, ia bersyukur setidaknya saat Fika datang membuat moodnya lebih baik dari sebelumnya, Rendy yang juga melihat Bintang tengah duduk di kursinya sambil menggunakan earphone itu membuatnya tersenyum karena Rendy menebak bahwa laki laki itu sudah menyukai Steffi.

***

Rendy bersyukur karena waktu pulang telah tiba, ia langsung bergegas pergi ke parkiran namun di koridor Angga menghentikan langkah Rendy membuat Rendy harus berhenti dan menghembuskan nafas kasar.

“Kemana sih buru buru banget, sekarang'kan kita latihan.” Ujar Angga membuat Rendy menepuk keningnya karena ia lupa memang kesibukannya sudah bertambah satu.

“Aduh, gimana ya, hari ini gue ada perlu dan itu penting banget.”

Rendy melihat jam yang melingkar di tangan kirinya, “Gini aja deh, gue usahain sore entah jam berapa gue datang kesini.”

Belum sempat Angga menjawab, Rendy sudah lebih dulu berpamitan dan setengah berlari agar bisa cepat tiba di rumah Steffi.

Tanpa membawa apapun khasnya orang yang menjenguk, Rendy sudah tiba di rumah Steffi dengan cepat dan mengetuk pintu beberapa kali hingga pintu rumah terbuka, dan Bi Inah yang membukakannya, tak lama David pun keluar dengan sudah mengenakan tas kuliahnya.

“Syukurlah lo udah datang, langsung masuk aja and thank you bro!” Sapa David dan bergegas pergi kuliah, bagi David, Rendy juga sudah menjadi adiknya dan sudah sangat percaya bahwa Rendy akan selalu melindungi Steffi.

Rendy pun masuk ke kamar Steffi dan melihat gadis itu berbaring dengan mata terpejam, membuat Rendy semakin khawatir, ia duduk tepat disebelah kanan gadis itu dan menggenggam tangannya yang sangat menunjukkan kekhawatirannya.

Rendy mengedarkan padangannya dan bibirnya terangkat untuk tersenyum saat melihat buku harian yang ia berikan untuk Steffi masih ada dan sekarang tepat ada di sebelah kiri Steffi, Rendy penasaran akan tulisan tulisan yang dbuat Steffi, saat berniat hendak mangambil buku harian itu Steffi terbangun dari tidurnya dan tanpa sadar menggenggam tangan Rendy.

“Dingin.” Ujar Steffi yang sepertinya tidak sadar akan ucapan dan perlakuannya pada Rendy.

Rendy melepaskan genggman Steffi dan bergegas membenarkan selimut yang sudah agak berantakan untuk menutupi tubuh Steffi yang sedang kedinginan, dan setelahnya ia kembali menggenggam tangan itu kembali sambil sesekali mengelus dan meniupnya agar terasa lebih hangat.

“Masih dingin Stef?” Tanya Rendy sangat pelan hingga hampir tidak terdengar.
Saat mendengar suara itu, Steffi berusaha memulihkan kesadarannya dan tebakannya sangat benar bahwa memang itu adalah suara yang sedang Steffi rindukan saat ini.

“Lo disini?” Ucap Steffi sangat lemas.

“Gue disini buat lo, buat jagain lo seperti yang selama ini gue lakuin.” Rendy menatap lekat mata sayu itu.

“Tolong jangan pergi dulu, gue nggak mau sendiri.” Steffi punya maksud lain dari perkataannya itu, bukan jangan pergi agar Rendy saat ini ada di sampingnya tapi jangan pergi untuk seterusnya.

“Gue nggak akan ninggalin lo, cepet sembuh jangan bikin gue khawatir.” Rendy mengusap pelan kening Steffi agar Steffi dapat merasakan bahwa kali ini Rendy benar benar khawatir.

Setelahnya tidak ada percakapan lagi anatar Rendy dan Steffi, hingga Rendy membuka suara meminta izin Steffi untuk pergi ke dapur dan membawakan bubur untuk Steffi, Rendy sudah berdiri namun Steffi menggeleng tanda tidak mengizinkan.

“Sebentar aja, gue janji.” Tetap saja Steffi tak membiarkannya pergi, Steffi malah semakin menggenggam tangan Rendy kuat karena tangan itu memapu menyalurkan kehangatan.

Akhirnya Rendy mengalah, dan duduk kembali di samping Steffi. Tiba tiba suara dering Whatsapp Rendy berbunyi, dan saat Steffi bertanya siapa, ternyata itu adalah Bintang.
B

intang
Ren lo dimana? Udah ketemu Steffi?

Rendy

Rmh Steffi. Lg skt.

Bintang
Gue mau jenguk dia.

“Bintang mau datang kesini.” Ujar Rendy yang sebenarnya kesal karena menurut Rendy, Bintang sudah menganggu waktunya dengan Steffi, karena baru hari ini lagi Steffi mau berbicara dengannya tidak seperti kemarin kemarin.

“Serius?”

Rendy hanya mengangguk, dan selang beberapa detik akhirnya Steffi meminta makanan kepada Rendy untuk mengisi perutnya, tapi tetap saja Steffi tidak mau ditinggal hingga akhirnya Rendy harus memanggil Bi Inah untuk membawakan bubur untuk Steffi.

Setelah beberapa menit, akhirnnya buburnya datang, Rendy membantu Steffi untuk duduk lalu menyuapi Steffi dengan telaten hingga tanpa sengaja Steffi mellihat sosok Bintang di celah pintu sedang memperhatikan mereka, Bintang terlihat sudah akan pergi dan Steffi buru buru memanggilnya.

“Stef cepet sembuh ya.” Ujar Bintang yang masih berada di posisi awalnya setelah kepergok Steffi.
“Lo kenapa disitu? Sini masuk.” Tawar Steffi pada Bintang, karena sebenarnnya Bintang pun ingin mengetahui kabar Steffi secara detail akhirnya ia masuk ke kamar Steffi.

Bintang mebawa buah buahan serta sekantung plastik yang berisi makanan untuk Steffi lalu menyimpannya di nakas, “Kenapa bisa gini? Kemaren lo baik baik aja'kan?”

“Kecapekan biasa, tenang aja.”

Hingga Bintang dan Steffi pun mengobrol ringan, dan tanpa sadar bahwa Rendy masih berada di tengah tengah mereka.
“Stef lo masih kedinginan? Sini.” Ujar Rendy memotong pembicaraan Bintang dan Steffi lalu meraih tangan Steffi dan melakukan hal yang sama seperti beberapa waktu lalu sebelum Bintang datang.

Setiap kejadian itu disaksikan oleh Bintang, entah kenapa disaat Rendy dan Steffi berjauhan Bintanglah yang mencoba mendekatkan mereka, tapi saat mereka sudah dekat kenapa rasanya sulit bagi Bintang melihat kedekatan mereka padahal itu sudah sering terjadi sebelumnya, tapi kali ini berbeda ingin sekali Bintang melepaskan genggaman itu, namun dia bukan siapapun di hidup Steffi hingga tak bisa melakukan apapun.

“Steffi gue harus pulang.” Ujar Bintang yang sudah tidak tahan melihat kedekatan mereka.

“Kenapa? Lo baru aja sampe Bin.”

“Nggak apa apa, Rendy kan udah ada, kalau lo kesepian lagi gue akan datang lagi buat lo.”

Steffi mengerenyitkan alisnya, entah kenapa Steffi merasa ada makna tersembunyi di balik kata kata Bintang barusan, saat Steffi ingin mencoba memanggil Bintang, laki laki itu sudah pergi dan hilang dari pandangannya.

Sekitar pukul 5 sore, David datang dan melihat Rendy yang masih setia menemani adiknya itu, karena tidak tega akhirnya David menyuruh Rendy untuk pulang walaupun  Steffi awalnya tidak ingin ditinggalkan oleh Rendy, namun lagi lagi ia harus mengalah karena Rendy harus latihan basket hari ini.

“Lo cepet sembuh, dan obatnya diminum.”

Steffi tersenyum dan mengangguk, “ Gue besok masuk, doain aja.”

Rendy pun mengangguk sambil mengelus puncak kepala Steffi lalu pergi.

***

Selepas pulang dari rumah Steffi tadi, Bintang ternyata kumpul dengan anggota bandnya, Bintang memang anggota Rajawali Band dan bertindak sebagai vokalis, ada juga Max, Sendy, Chicco dan Deny mereka berlima dekat layaknya sahabat walaupun mereka dari kelas yang berbeda. Bintang sedari tadi memainkan asal gitar milik Max hingga pemiik gitar itu menghampirinya yang sedang menyendiri.

“Lagi galau?” Tanya Max dan ternyata teman teman yang lainnya menyusul hingga sekarang mereka membuat setengah lingkaran.

Dengan mudahnya Bintang percaya mereka, ia menceritakan awal kedekatannya dengan seorang gadis yang merupakan teman sekelasnya yaitu Steffi, hingga kedekatan Steffi dan Rendy layaknya sepasang kekasih.

“Tapi mereka belum pacaran 'kan?” Tanya Chicco saat Bintang menyelesaikan ceritanya, dan Bintang menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Chicco.

“Tembak aja gimana?” Usul Deny saat melihat gelengan dari kepala Bintang.

Dengan ragu, Bintang menyetujui usulan itu dan teman temannya siap untuk membantu Bintang dalam acara ini.

Jangan lupa vote dan commentnya gaisee
❤❤

Continua a leggere

Ti piacerà anche

101K 5.3K 20
Cantik, pemberani, labil dan anger issues. Seperti itulah Afika di mata orang-orang. Suara hentaman, pukulan serta erangan sudah tak asing lagi di t...
148K 3.8K 35
DON'T COPY MY STORY! "Lo bisa gak sih gak ganggu gue? Kesel gue dekat sama lo digosipin yang enggak enak di dengar" ujar Sandra "Hahaha, resiko lo...
150K 6.3K 68
Langit berubah menjadi biru terang bila ada kamu dan berubah abu-abu yang di sertai petir bila tak ada kamu. Aku gak butuh banyak kata dari kamu, yan...
725 148 9
"eh lu yang tadi kan?"tanya cowo "haaa siapa ya?"kaget si cewe "ohh iya kenalin nama gw Derel Arfansyah lu siapa?"tanya derel "ohh derel kenalin gw...