I See You [COMPLETE]

By Sitinuratika07

543K 28.4K 3.5K

Series #1 Horor Bagaimana perasaanmu saat diikuti oleh makhluk tak kasat mata? Pasti menyeramkan bukan? Bagi... More

Prolog
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
I SEE YOU

Part 1

54.5K 4.4K 556
By Sitinuratika07

Palembang, Agustus 2018.

Perhelatan akbar wisuda Politeknik Negeri Sriwijaya ke-34 berlangsung sangat meriah. Mahasiswa dan mahasiswi yang telah berubah menjadi alumni itu mengembangkan senyum bahagia mereka. Ajang foto-fotoan dari selfie hingga grufie pun menjadi pemandangan dimana-mana.

Tetapi tidak bagi Gia. Gadis itu menundukkan wajahnya lesu dan berkali-kali menolak permintaan temannya untuk berfoto. Gia tidak semangat sama sekali karena pacarnya tidak bisa hadir di moment berharga ini.

"Hey sayang. Senyum dong."

Meskipun tidak bisa datang, tapi Rendy, pacarnya Gia, masih sempat menelponnya via video call. Itu pun karena dia sembunyi-sembunyi dari bosnya di kantor.

Gia memakai handset untuk dapat mendengar suara pacarnya ini. Kalau tidak, alhasil suara bass yang sexy dari Rendy itu sama sekali tidak  terdengar. Bagaimana tidak, kalau di sini saja berisik sekali.

"Aku benci sama kamu. Kamu kan udah janji dateng ke wisuda aku waktu itu," balas Gia sambil cemberut.

"Maaf sayangku. Aku gak tau kalau hari ini temenku ada yang sakit, jadi aku disuruh gantiin shift nya sama bos," jawab Rendy dengan raut sedih.

Gia menghembuskan nafasnya. Dia merasa tidak enakan karena terlalu kekanak-kanakan. Padahal dia berjanji jika Rendy sudah mendapat kerja yang mapan, dia tidak akan bertingkah manja lagi padanya seperti dulu.

Karena itulah, Gia pun tersenyum manis dan berubah tidak sedih lagi meskipun Rendy tidak bisa datang ke wisudanya. Toh, pacarnya itu masih bisa datang saat wisudanya yang lain. Kan Gia baru D3, belum S1, atau bahkan S2.

"Gak papa kok sayang. Tapi gantinya ntar malem ke rumah aku ya. Bawain bunga sama coklat pokoknya," ucap Gia maksa.

Dia memang tidak malu lagi minta ini-itu dengan Rendy. Lagipula mereka sudah pacaran hampir 3 tahun.

Rendy Hikmawan, kakak tingkat di kampusnya yang lebih tua setahun dari Gia. Mereka berpacaran saat Gia menginjak semester 2, tetapi proses PDKT-nya sejak Gia lagi diksarlin. Rendy itu kakak pembimbing kelompok dimana Gia berada.

Setelah lulus tahun 2016 kemarin, Rendy akhirnya diterima di Pusri, salah satu BUMN ternama di Palembang dan menjadi perusahaan paling di incar seluruh wisudawan di kota Pempek itu.

"Iya nanti aku juga beliin boneka teddy bear yang besar ya sayang. Sekarang kamu foto-foto sama teman kamu, terus kirim ke WA aku. Aku mau lihat semuanya," kata Rendy dengan senyum merekah.

"Yeyeye oke sayang!! Love you! Jangan lupa ke rumah."

"Love you too. Siap tuan putri!"

Sambungan video call itu pun terputus. Mood Gia yang semula buruk, kini kembali ceria. Tidak apa-apa kalau Rendy tidak bisa datang siang ini, kan nanti malam dia bakal datang juga.

Ugh.. rasanya Gia tidak sabar.

"Gi, ayo selfie dong." ajak Meta, teman sekelasnya.

"Hayuk lah. Jangan lupa pake efek percantik ya biar jerawat aku hilang," kata Gia sambil ketawa.

"Haha pasti dong. Senyum yang lebar say!"

Cekrek~

Setelah itu, Gia semakin banyak membuat foto kenangan bersama teman-temannya, bahkan lebih banyak dari foto bersama orang tuanya sendiri di sepanjang masa perkuliahannya itu.

Papa dan Mama Gia tidak bisa hadir karena terlalu sibuk bekerja di luar negeri. Mereka hanya mengirimkan ucapan selamat melalui video call.

Walaupun begitu, Gia tidak terlalu ambil pusing. Dia sudah biasa, bahkan sangat biasa, ditinggalkan oleh orang tuanya seperti itu. Jika ditanya apakah dia sedih, jawabannya pasti iya. Siapa yang tidak sedih kalau orang tua tidak bisa hadir di acara wisuda anaknya sendiri?

Tapi Gia bisa apa?

Setiap dia protes pun, Papa atau Mamanya pasti menjawab kalau semua kerja keras mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan Gia. Padahal gadis itu rela tidak melanjutkan kuliahnya asalkan orang tuanya bisa berkumpul seperti dulu.

Untung saja masih ada Rendy, pacar gantengnya itulah yang selalu menemani hari-hari kesepian Gia setiap harinya.

*******

"Tante sama Om gak nginep dulu?" tanya Gia sebelum turun dari mobil.

"Gak sayang. Kami langsung pulang aja. Kasian Yasmine ditinggal dari pagi," jawab Wella, tantenya Gia, sedangkan Yasmine itu anaknya yang masih berumur 7 tahun.

"Iya, Gia. Kamu hati-hati dirumah ya," ujar Pamannya.

"Ya udah kalo gitu. Makasih ya om, Tante, udah temenin Gia hari ini. Nanti Rendy juga dateng ke rumah hehe," kata Gia cengigisan.

Dia tidak malu-malu lagi membicarakan tentang Rendy, lagipula seluruh keluarga besar Gia sudah menyetujui hubungan mereka dari awal. Tak terkecuali, Papa dan Mamanya. Bahkan kedua orang tua itu sengaja menitipkan Gia untuk dijaga oleh Rendy.

"Ish kalian ini. Awas ya macem-macem. Suruh Rendy jangan pulang larut, maksimal jam 10!" tegas Wella.

"Siap Tante."

Setelah itu, Gia pun turun dari mobil dan memasuki perkarangan rumah. Awal-awal ditinggal oleh orang tuanya dulu sih, dia masih takut tinggal sendirian. Tapi sekarang Gia sudah biasa, membuka pintu lalu disambut dengan keheningan di dalam rumahnya.

"Huh menyedihkan," keluh Gia sambil membuka wedges dikakinya. Kalau begini terus, dia rela menikah muda daripada harus tinggal sendirian setiap hari.

Namun apakah Rendy sudah siap mengajaknya menikah? Menurut Gia, Rendy pasti siap-siap saja. Soalnya Rendy pernah bicara kalau nanti dia akan melamar Gia jika sudah di angkat menjadi pegawai tetap.

Dan pertanyaannya, itu kapan!?

"Tau ah. Hemm, kira-kira si gingsul udah pulang belum ya," kata Gia bicara sendiri sambil berjalan menuju kamarnya.

Dia memang sering memanggil Rendy dengan sebutan 'gingsul'. Tapi karena gigi gingsulnya itulah, senyuman Rendy jadi manis sekali bagi Gia.

Tidak peduli dengan baju kebaya yang masih dipakai, Gia langsung berbaring diranjangnya sambil mengotak-atik ponsel. Ia ingin mengirim pesan ke pacar kesayangannya itu.

Gia : Gingsul cakep 😘

Tak beberapa lama, Rendy pun membalas pesan dari kekasih hatinya yang sangat dia cintai itu.

Rendy : Hallo tembem. Udah pulang ke rumah?

Gia : Udah, barusan aja. Kamu jadi kan ntar malem ngapelin aku? 😚

Rendy : Jadi dong yng. Abis sholat maghrib aku langsung otw. Kamu mau minta beliin apa buat makan malem? 😘

Gia : Martabak telor!!

Rendy : Always martabak telor 😂 Ya udah mandi sana. Aku juga baru mau pulang nih.

Gia : Siap gingsul 💏

Rendy : Pinterrr ❤️

Setelah itu, Gia pun langsung melesat masuk kamar mandi. Dia ingin bersiap-siap menyambut sang pangeran hati yang sebentar lagi akan datang ke istananya.

Di lain tempat, Rendy baru saja pulang ke rumah. Ia juga membawa sekantong besar hadiah wisuda untuk pacarnya berupa figura foto dan buket bunga yang lucu. Bunga itu dihiasi oleh tokoh kartun favorit Gia yakni Doraemon yang memakai toga di kepalanya.

Rendy yakin Gia pasti suka.

Bukan hanya itu, Rendy juga sengaja membelikan boneka teddy bear besar berwarna putih gading. Seperti janjinya tadi siang.

"Pak, nanti Rendy minjem mobil ya, mau ke rumah Gia abis maghrib." kata Rendy saat melihat ayahnya sedang duduk diteras sambil membaca koran plus minum kopi.

Itu adalah kebiasaan ayahnya di setiap jam 5 sore. Setelah pensiun menjadi PNS, Beliau memang selalu santai dirumah. Lagipula fisik yang sudah renta tersebut tidak bisa lagi bekerja seperti biasanya.

"Iya. Gia wisuda kan Ren? Bilang sama dia kalo Bapak ngucapin selamat," jawab Trisno, ayahnya Rendy, sambil tersenyum.

"Oke Pak. Ibu mana?"

"Ada tuh di dapur."

"Ohhh."

Rendy pun langsung pergi ke arah dapur minimalisnya. Disana terlihat sang ibu sedang memasak sesuatu yang aromanya sampai menyebar kemana-mana.

Saat berada di dekat ibunya, Rendy sengaja ingin mengagetkan Beliau.

"Dor!"

"Eh bajing loncat, loncat! Eh loncat bajing eh!"

"Hahahahaha." Rendy tertawa keras melihat ibunya yang latah itu.

"Ya ampun Rendy!" Nike memukul-mukul pundak anaknya itu dengan keras. "Kebiasaan banget ya kamu ngagetin ibu! Untung aja gak ngomong kotor tadi."

"Hahaha peace Bu. Peace. Makanya ilangin dong latahnya, ntar di denger besan kan gak enak."

Rendy memakan mie tumis yang masih ada di atas penggorengan itu memakai garpu. Karena itu jugalah, pundaknya kembali dipukul oleh Nike. Ya gimana coba, mie-nya saja belum matang.

"Emang kamu mau nikah sekarang apa sama Gia? Udah ngomong besan-besanan segala," ujar ibunya Rendy kembali mengaduk-aduk mie.

"Bentar lagi Bu. Tungguin aja hehe. Oya, nanti malem aku mau ke rumah Gia ya bu."

"Iya, iya. Bawa mie tumis ini buat dia makan malem. Jadi jangan beli diluar terus," pesan Nike menasihati.

"Siap Bu!"

Setelah itu, Rendy pergi mengambil handuk di dalam kamarnya lalu masuk ke dalam kamar mandi. Hanya lima menit di dalam sana, ia pun keluar dan masuk lagi ke dalam kamar.

Malam ini, Rendy ingin kelihatan rapi dan tampan di depan Gia. Pacarnya itu senang sekali kalau dia memakai kemeja polos berlengan panjang. Apalagi warna hitam. Bisa dipastikan Gia terus memeluk tubuhnya lama-lama karena geregetan.

Tapi Rendy tidak ingin memakai kemeja hitam malam ini. Dia mau memakai kemeja putih saja dan celana jeans hitam. Dengan postur tubuh setinggi 178 cm itu, ia kelihatan sangat gagah dan berkharisma.

Memang tak dipungkiri kalau Rendy memiliki banyak fans dikampusnya dulu. Apalagi kalau dia sedang memakai baju bengkel khas teknik Mesin, pasti ada saja yang mencuri-curi pandang dengannya.

Walaupun wajahnya tidak setampan Zayn Malik atau Shawn Mendes, tapi jika Rendy tersenyum, gigi gingsul dan lesung pipit di kedua pipinya itu pun langsung terlihat. Dia sangat manis dan ganteng banget khas orang Indonesia.

Bahkan banyak sekali gadis yang iri dengan Gia saat berpacaran dengan Rendy. Beruntung sekali Gia dapat pacar kakak tingkat yang ganteng, keren, macho, dan masa depan terjamin.

******

Setelah sholat maghrib, Rendy akhirnya siap untuk pergi ke rumah Gia. Dia menyemprotkan parfum Bvlgary extreme, wangi kesukaan pacarnya, ke arah leher dan kemeja. Kemudian, Rendy mengambil kunci mobil di atas meja makan dan memakai converse miliknya.

"Pak, Bu. Rendy pergi dulu. Assalamualaikum," pamit Rendy di depan pintu.

"Ya waalaikumsalam."

"Hati-hati dijalan," pesan orang tuanya.

"Sip!"

Rendy pun masuk ke dalam mobilnya. Sambil memasang seatbelt, ia melihat ke arah jok belakang. Seketika Rendy tersenyum, Gia pasti senang dengan semua hadiah yang diberikan olehnya.

Melajukan mobil dengan kecepatan rata-rata, Rendy juga bernyanyi mengikuti alunan lagu pop dari USB. Tak lama dari itu, ponselnya berbunyi dan terpampang kontak My Beloved di sana. Ia langsung tersenyum sambil mengangkat ponsel itu.

"Gingsul. Dimana? Ini udah jam 8 loh!"

Suara cempreng dari Gia yang khas membuat senyum Rendy semakin lebar.

"Mana ada jam 8 sayang. Ini baru jam 6 lewat 40. Kamu mah kadang lebay," ucap Rendy sambil ketawa.

Gia memang sering seperti itu. Contohnya saat menunggu Rendy jemput, telat 30 menit saja dia sudah ngomong, "aku udah 4 hari loh disini". Tapi menurut Rendy, disitulah letak lucunya Gia.

"Hehe, makanya cepetan dateng. Kita kan udah setahun gak ketemu. Aku kangen banget sama kamu," kata Gia hiperbola. Padahal baru seminggu dia tidak bertemu Rendy.

"Sepuluh menit lagi nyampe kok sayang. Oh iya, aku gak jadi beli martabak, udah dibawain ibu mie tumis nih. Kamu mau gak?" tanya Rendy.

"Wah mau dong masakan mertua. Oke aku siapin jus jambu dulu kesukaan kamu. Nanti kalo udah sampe kan kamu bisa langsung minum."

"Istri idaman," puji Rendy membuat Gia tersenyum senang di sana. "Sampai ketemu dirumah yng."

"See you gingsul." Gia pun mematikan sambungan telepon itu.

Hati Rendy terasa geli setiap Gia memanggilnya dengan sebutan itu. Sejak awal PDKT sampai mereka pacaran hampir 3 tahun, Gia selalu memanggilnya gingsul. Oleh karena itulah, teman-temannya yang lain ikutan memanggil Rendy dengan sebutan yang sama.

Beberapa saat kemudian, terdengar lagu kesukaan Rendy berjudul Heartache dari One Ok Rock di music Player. Pria berumur 23 tahun ini pun semakin memperbesar volume suaranya.

TIN TIN

TIN TIN

Karena volume yang besar itu, Rendy jadi tidak sadar jika dia terus diklakson dari belakang. Ia baru tersadar saat suara klakson terdengar sangat nyaring karena berada tepat di belakangnya.

"Kenapa sih---" Rendy pun menoleh ke belakang dan spontan saja matanya melotot lantaran terkejut.

Pria itu langsung membanting setir ke kanan karena mobil pick up dari belakang melaju dengan sangat kencang. Untung saja, Rendy cepat menghindar, kalau tidak, mungkin dia akan tertabrak.

"Ngebut banget pak. Mau gajian apa," gerutu Rendy mengomentari sopir mobil pick up tadi.  Ada-ada saja.

Setelah sampai di perempatan jalan, Rendy pun menghidupkan lampu sein ke kiri. Tapi bersamaan dari itu, motor yang keluar dari arah berlawanan hampir saja mengenai dashboard mobilnya.

Seketika Rendy mengerem dan menghidupkan klakson kuat-kuat. Dia memaki pengendara motor itu karena tidak melihat kondisi jalan dan langsung belok saja.

"Ya Allah, kenapa sih malem ini. Ck ck ck." Rendy mengelus dadanya seperti ingin menyabarkan diri sendiri.

Sebentar lagi dia akan masuk ke komplek perumahan pacarnya. Jangan sampai emosi di perjalanan kebawa-bawa saat di rumah Gia.

Pria berlesung pipit dua itu kembali melajukan mobilnya dengan tenang. Papan nama komplek Grand Garden pun sudah terlihat dari kejauhan. Rendy pun tersenyum sumringah karena tidak sabar bertemu Gia.

Dua menit kemudian, Rendy menghidupkan lampu sein lagi ke arah kanan. Namun sayangnya, dia tidak tahu jika truk dari arah belakangnya ingin menyalip sehingga tabrakan keras pun terjadi.

Tubuh Rendy maju ke depan dan kepalanya sedikit mengenai setir mobil. Jika tidak ada airbag, mungkin dia sudah tidak sadarkan diri lagi.

"Sssh..," keluh Rendy karena dahinya membiru.

Ia baru saja melihat ke arah samping kanannya, tetapi....

BRAK!!!

Mobil Rendy kembali terhantam dari arah depan. Sopir puso tersebut sulit menginjak rem karena jarak yang terlalu sempit sehingga mau tak mau menabrak mobil Toyota, milik ayah Rendy, hingga bagian depan penyok parah bahkan mengenai tubuhnya.

Rendy mengeluarkan darah yang banyak dari mulutnya karena terhimpit oleh dua mobil. Ia sudah tidak peduli lagi dengan kerumunan orang-orang yang ingin melihat kecelakaan parah tersebut. Rendy hanya melihat ke arah belakang, lalu senyuman kecil pun terhias di wajahnya.

"Hadiah untuk Gia tidak apa-apa."

Setelah itu, mata Rendy lama-kelamaan kian menutup dan jantungnya pun berhenti berdetak.

*******

Ting tong~~

Suara bel pintu terdengar. Gia langsung berlari memburu ruang tamu. Akhirnya yang ditunggu-tunggu sudah datang juga.

"Gingsul!" seru Gia dengan raut gembira.

Kegembiraannya bertambah setelah melihat Rendy membawa banyak hadiah untuknya. Ada boneka beruang besar, figura foto, dan sebuket bunga.

"Hai tembem. Happy graduation,"  kata Rendy dengan senyum manisnya. Pria itu memberikan semua hadiah itu kepada Gia.

Tentu saja Gia menerimanya dengan suka cita, "Woahh hehe. Makasih sayang. Ayo masuk," ucap Gia sambil menarik tangan Rendy untuk masuk ke dalam rumahnya.

Setelah itu, Gia menutup pintu dan tak lupa menguncinya. Kebiasaan dia memang, Gia takut kalau ada orang asing masuk ke rumahnya tiba-tiba. Bagaimana kalau dia lagi berada dikamar?

"Kenapa diem aja? Ayo masuk. Duduk depan TV yok," ajak Gia berjalan duluan ke arah ruang keluarga. Rendy pun mengikutinya dari belakang.

"Kamu gak mau peluk aku? Katanya kangen?" Rendy bersandar di pembatas ruangan antara ruang tamu dan ruang keluarga sambil melihat Gia yang menaruh hadiah-hadiah darinya dengan rapi.

"Hehe iya emang kangen." Gia mendekat ke arah pacarnya itu lalu dipeluknya tubuh Rendy dengan erat. "Kok badan kamu dingin sih?" tanya Gia sambil mendongakkan wajahnya ke atas.

"Iya tadi kan kena AC mobil sayang. Jadinya dingin," jawab Rendy asal. Pria itu membalas pelukan Gia sambil mengusap kepala gadisnya dengan lembut.

"Ohh.. Aku kira kamu bawa mobil Bapak, eh rupanya naik Gocar. Tapi gak papa deh, yang penting kamu udah sampe," kata Gia sambil menggusel-gusel kepalanya di depan dada bidang Rendy.

"Iya tembem." Rendy mencium kening Gia, "Aku sayang banget sama kamu," lanjutnya.

"Sayang aja gitu?" tanya Gia sambil tersenyum lebar.

"Cinta juga dong. Kalo gak cinta, ngapain aku ke sini coba." Rendy mencubit pipi Gia gemas.

"Hehe, makasih ya hadiahnya Gingsul. Aku suka banget," kata Gia sambil menjinjit sedikit untuk mengecup bibir Rendy.

"Iya sama-sama tembem. Aku sayang banget sama kamu." Rendy mengusap pipi Gia dengan halus dan menatap mata gadis itu dengan tatapan intens.

"Kamu udah ngomong itu tadi. Kayak dejavu aja," rengut Gia. Ia pun melepaskan diri dari pelukan Rendy dan duduk di depan televisi.

"Sini duduk." Gia menepuk-nepuk ambal di sampingnya seolah menyuruh Rendy untuk duduk di sana. Pria itu pun hanya menurut.

"Oh iya ya! Jus jambu kamu udah aku buatin. Bentar ya aku ambil dulu di kulkas," ucap Gia sambil melesat ke arah dapur.

Gadis itu pun membuka pintu kulkas dan mengambil dua gelas berisikan jus jambu. Ia menaruh jus itu di atas meja makan terlebih dahulu, karena Gia ingin sekalian mengambil snack.

Saat ingin mengambil snack di dalam kulkas, terdengar ponselnya berbunyi dari arah ruang keluarga.

"Sayang. Coba angkat dulu telepon aku!" teriak Gia dari arah dapur.

Tapi Gia heran, kenapa Rendy tidak menyahutnya sih? Apalagi telepon itu terus berbunyi tanpa henti.

"Ishhh si gingsul kemana sih?!" gerutu Gia sambil berjalan ke arah ruang keluarga tempat di mana Rendy berada.

Namun Rendy tidak ada di sana.

"Loh gingsul ke toilet ya?" tanya Gia pada dirinya sendiri. Ia pun mengambil ponselnya dan mengerutkan dahi saat melihat siapa yang menelpon.

Tante Nike, ibunya Rendy.

"Kenapa Tante Nike nelpon ya? Apa Rendy kelupaan sesuatu?"

Meskipun heran dan bingung. Gia pun akhirnya menjawab panggilan itu.

"Assalamualaikum Tante," sapa Gia dengan sopan.

"Waalaikumsalam, Gia. Kamu bisa dateng ke rumah sakit Pusri sekarang nak?" tanya Nike dengan suara isakan.

Mata Gia langsung melotot, "Hah sekarang Tante? Tapi Rendy lagi ke---"

"Rendy kecelakaan, Gia."




*******

TBC

HOW???

MAU KU LANJUTIN TAPI....

BRR....

Continue Reading

You'll Also Like

819 132 10
❝Ku mohon biarkan aku berada di sisimu, jadi aku bisa mengembalikan segala cinta yang telah kuterima, sebelum hidup ini berakhir.❞ Hyunjae x Sohyun x...
395K 29.2K 32
( Baca Dulu The Lord Noblasse 1) #highrankinfantasi Aku datang dimusim gugur tanpa ingatan kecuali kebencian tak ada cinta dihatiku tak ada kehidupan...
26.1K 2.3K 57
🍀(Seri pertama : kota zombie)✅ Bertahan hidup ditengah hancurnya kota, dengan dua anak balita bersamaku. Membuat perasaanku menjadi campur aduk, apa...
404K 18.8K 180
Lanjutan Predatory Marriage sebelumnya. [Novel Terjemahan] • Ditulis dan dibuat oleh Saha 사하 ~~~~~~~~~~~~~ 21+ Putri Leah menulis surat bunuh diri s...