๐ข ๐ฅ๐จ๐ฏ๐ž ๐ฒ๐จ๐ฎ | ๐‘ด.๐’š๐’ˆ โœ“

By queenhyerim

173K 16.2K 2.8K

[Written In Indonesian] Started : 17 Maret 2017 Ended : 16 Desember 2018 #48 Random [20-10-17] #49 Random [03... More

Preface
01 - Poem For You
02 - Lost You
03 - Miss You
04 - Begin
05 - Married?!
06 - Accident
07 - Meet
08 - Unknown
[Bonus] : Hyerin
09 - Morning Call
10 - Him
11 - Stalk
12 - Going Outside
13 - Implied
14 - Fever
15 - 2?
To : You
16 - Our Photos
17 - Annoyed!
18 - Is This Real?
19 - Sleep
20 - I Love You Hye Rim
21 - You Are Different
22 - Min Yoongi!!!
23 - Seok Jin
24 - Terbangun?
25 - Promises
26 - Peck
27 - Es Krim
28 - Shy
29 - Explain
30 - Hope
31 - Double?
32 - Another Sides
33 - Backwards
34 - This Point
35 - Lunch
36 - Akhir
37 - Tamu Tak Terduga
38 - Hard Choice
40 - Yoonwol
41 - Cook
42 - Who Comes?
43 - Aku Untukmu
44 - Manja
45 - The Case Starts
46 - Suprised
47 - We Were
48 - Let You Go [End]

39 - Seongwol Datang

1.8K 196 62
By queenhyerim

Good day for everyone!

I comeback with this freakin chapter. Do you miss me, eh (?) Nah!
I mean, Do you miss Min Yoongi? Same! I miss him so much 😄😏
Let's start the story!
I never tired to remind you to vote and comment. Don't be a silent readers!

New Update : 22 Juli 2017

Words count : 2565 word

Chapter ini sangat panjang sehingga jika merasa boleh dilewati.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Beware! Terdapat kesalahan di berbagai lokasi alur cerita ini! Di mohon kesabaran, ketabahan dan harap memaklumi apabila terlihat saat membaca!
Terima kasih!

💌 Happy Reading 💌

Cinta bukan soal saling mengungkapkan perasaan tetapi tentang kepekaan terhadapnya. Seperti terdapat aliran yang menghubungkan kalian berdua di waktu sama, walaupun berpisah dalam jarak sekalipun. Seakan - akan aku adalah kau dan kau adalah aku dalam satu raga.

Min Yoongi

Berbagi waktu dengan pria siput berkedok wajah rupawan sungguh menyenangkan. Ia memesona hingga membawaku menuju dunia kapas penuh warna diselingi bianglala dan bintang bintang terang. Teruslah hadir , tumbuh dan bersama menerangi hidupku.

Yoon Hyerim

🍰🍰🍰

[Yoon Hyerim's POV]

Aku menceritakan apa yang telah ku alami barusan kepada adik kesayanganku, dia mendengarkan setiap penuturanku.

Ia tidak memotong pembicaraanku sama sekali, malah mendengarkannya dengan saksama , memberiku kesempatan berbicara.

"Hiks.. Hyerin-ah, aku takut." ucapku didalam dekapannya.

Dengan tenang ia berujar,  "Semua akan baik - baik saja, percayalah. Bukankah Min Yoongi - Oppa lebih pintar dibanding Taehyung, lalu mengapa harus takut?"

Aku melepas pelukannya, menatapnya sejurus kemudian tidak mengerti.

Sebenarnya apa maksudmu?

"Yak! Tenang bagaimana coba?! Dia ingin membunuh Yoongi!  Kau sudah tahukan kalau Taehyung memaksaku berkencan dengannya!?"

Hyerin tertawa kecil, 

"Yoongi Oppa bukanlah pria yang bodoh, maksudku dia sangat mengenal Kim Taehyung.

"Feelingku mengatakan bahwa dia tak akan tinggal diam. Karena aku tahu Kak, Yoongi menyayangimu, ia akan selalu menjagamu, kapanpun." Tuturnya lalu mengakhirnya penuh dengan penekanan.

Aku terkesiap dengan perkataanya, menurutku Hyerin benar.

Mengapa aku harus takut dengan Taehyung, semakin takut ia pasti makin berulah.

"Kau benar Hyerin, Terima kasih."
Balasku disertai senyuman lebar sambil menepuk - nepuk bahunya.

Hyerin kembali tersenyum,

"Sudah kewajibanku, Kak.

Jadi sekarang kau tidak perlu takut dengannya selagi kau masih mencintai Min Yoongi Oppa.
Percayalah jika ia takdirmu maka tak seorangpun bisa mengganggu gugat termasuk , Kim Taehyung."

Perkataannya barusan sukses menyihirku , sungguh menimbulkan ketidakpercayaan bagiku.

Rupanya Hyerin sudah dewasa, aku senang melihatnya tumbuh dewasa dan bersikap di atas umurnya .

"Wah! Yoon Hyerin telah berubah, rasanya baru kemarin kau lahir."

Pujiku sekaligus menganggunya dengan sindiran kecil, ah ini membuatku tidak bisa menahan tawa.
Hyerin menghadiahiku pouting kemudian memukul lenganku pelan,

"Kau ini! Aku bilang eomma ya!" Ancamnya akan memanggil eomma.

Dengan lantang ia berteriak memanggil eomma kami, "Eomma! Kakak jahat!"
Aku menertawakan perilaku bodohnya , masa bodoh dengan suaraku kini.

"Teriak saja sekeras yang kau bisa, Eomma sedang pergi, kau lupa, huh?"

Aku mencoba mengingatkannya.
Dia menepuk keningnya , mungkin ia baru sadar kalau eomma sedari tadi pagi sudah tidak berada di rumah.

"Keluar lagi deh sikap manjamu pada eomma."

Lirikku melihatnya yang sudah seperti balita yang apa - apa selalu eomma.

Ia mendengus kesal, "Biarkan! Lagipula aku juga anak dari Eomma Yoon Hye Sun." Huh, terserah kau saja Hyerim ujarku dalam hati, diselingi putaran malas kedua bola mataku.

Ah! Aku punya ide anak ini baru akan reda jika aku mentraktirnya sesuatu,

"Hyerin bagaimana kalau nanti kita makan di luar? Aku yang membayarnya? Mau kan?"

Ia berbalik ke arahku , lihatlah matanya yang berbinar - binar, sepertinya usahaku berhasil dasar pecinta gratisan langsung deh excited.

Adikku benar - benar lucu dan sepertinya dia termasuk kategori manusia kedua ter-aneh setelah Taehyung hihihi, harus ku akui.

"Ah! Kamsamhanida Kakakku yang cantik!"

Sesudahnya ku balas dengan anggukan kecil diselingi senyum betapa manisnya adikku ini.

"Tetapi sebelumnya, aku minta tolong padamu Hyerin."

Kali ini aku memulai pembicaran yang lebih serius sekalian memperbaiki suasana yang sempat terpotong akibat pertentangan kecil tidak berfaedah barusan.

"Minta tolong apa , Kak?" Jawab Hyerin menatap mataku intens , ia juga membenahi posisi duduknya.

"Tolong jaga aku ,  maksudku bukannya aku tidak mampu menjagamu sebagai kakak yang baik
tetapi disini berbeda lagi permasalahannya, kau tahu seperti apapun takdir nantinya, tidak ada yang tahu seperti apa jalan yang akan ditempuh Taehyung. 

Aku dan Yoongi tidak akan bisa bekerja sendiri dalam hal ini , kau tahu sendiri ia bukan hanya memikirkan diriku.
Ia juga harus memikirkan perusahaan dan berbagai hal yang penting."

Wajahku menunduk apabila mengingat permasalahanku sendiri, semestinya dari awal tidak ada istilah aku dan Taehyung saling mengenal bahkan sampai pernah menjalin hubungan, kalau tahu begini dari awal aku tidak perlu mengetahui tentangnya , Tuhan.

"Kak , tidak perlu kau meminta tolong padaku bahkan tanpa kau mengatakannya, aku akan melakukan apapun untuk kebaikan hidupmu. Janganlah sekalipun merasa hidup sebatang kara di muka bumi ini, kau masih memiliki orang - orang yang mengasihimu. Kau memiliki orang - orang yang dengan tulus memberi cinta untukmu.
Aku dan Jimin bersama - sama akan melindungimu. Dan yang paling utama diatas segalanya...."

Ia memberi jeda sekian detik , kemudian meneruskannya kembali,
"Jangan lupakan Tuhan. Ia senantiasa berada disisimu, menyertai setiap makhluk -Nya."

Ia berucap seraya meraih tanganku lalu mengenggamnya. Seakan - akan menyalurkan kekuatan kepadaku.

Aku menyadari bahwa aku telah memiliki begitu banyak orang - orang baik disekelilingku.

Keberadaan mereka telah memberi kesan warna yang menghiasi hari demi hari yang ku lewati.

Mereka menyayangiku tanpa pamrih, tanpa meminta bayaran jasa.

Kan ku panjatkan rasa syukur atas tiap karunia yang telah ia beri kepadaku khususnya.

🍬🍬🍬

[Min Yoongi's POV]

Prang!

Tiba - tiba saja gelas yang hendak ku gunakan terjatuh.

Ketika gelas terjatuh perasaanku mendadak berubah.

Berubah menjadi aneh, apakah ini sebuah pertanda? Pertanda apa?

Aku takut terjadi hal buruk setelahnya. Langsung tanpa berpikir panjang ku bersihkan serpihan - serpihan kaca itu dari lantai.

Setelah selesai membersihkannya aku merasa ada yang hilang.
Tetapi sebenarnya apa yang hilang? Alright, I know right now.

Hyerim, Yoon Hyerim mendadak aku teringat gadisku.

Sudah dua minggu ini kami tidak berkomunikasi baik lewat pesan maupun telepon.

Kesibukan kemarin benar - benar membuatku tersiksa.

Aku jadi jauh dengan kekasihku,
aahh menyebalkan!

Bagaimana dengan kabarmu, Yoonwol? Apakah kau makan dan tidur dengan baik?

"Tuhan , ada apa ini?"

Ucapku sembari membuang serpihan kaca itu ke dalam tempat sampah setelahnya, aku kembali duduk di ruang makan.

"Apa lebih baik aku pergi ke rumah Hyerim?"

Tanpa perlu menimang pemikiran lebih jauh , ditambah otakku yang kini telah sepenuhnya dikuasai oleh kekhawatiran , aku langsung berganti pakaian bergegas melaju ke rumah Hyerim kemudian dengan mobil kesayanganku.

Ting Nong! Ting Nong!

Ku tekan bel rumah dengan perasaan harap - harap cemas. Rupanya Hyerin yang membukakan pintu untukku, gurat wajahnya tak bisa ku tebak.

"Oh, Yoongi - Oppa, silakan masuk!" Ujarnya mempersilahkanku ke dalam.

Aku mengangguk sambil sedikit tersenyum, setidaknya mengurangi ketakutanku.

Ia tidak membalas senyumku jadilah ketakutanku memuncak .
Akhirnya, diriku memberanikan diri untuk bertanya,
"Rin-ah, Apa Hyerim baik - baik saja?"

Hyerin menggeleng,
"Ia sedang tidak baik - baik saja, lebih baik kau temani dia di kamar. Ia membutuhkanmu saat ini di sampingnya."

Benar , firasatku tidak meleset, sesuai dugaan. Daripada berlama - lama lebih baik kau menemuinya Yoongi.

"Hyerin mianhae, aku baru bisa datang kemari setelah sekian lama."
Sesalku diakhir kalimat.

Hyerin mengusap pundakku, "Tidak masalah , Oppa. Kakak mengerti kesibukanmu, sudah lebih baik Oppa ke kamar kakak sekarang!"

"Kakak! Ada yang datang, yang jelas bukan lelaki tadi pagi."

Lelaki tadi pagi, apa maksudnya?

"Nuguya?"

"Kau buka pintu makanya dan lihatlah siapa!"

"Oppa?!"

Hyerim menghamburkan diri memelukku, "Oppa! Akhirnya kau disini.
Aku merindukanmu!"

Serunya kegirangan seperti anak kecil yang baru saja diberikan permen kapas oleh ayahnya.

Senang sekali mendengarnya merindukanku, bahkan kerinduaanku atas dirimu berlipat-lipat lebih besar dari pada kau.

Ku usap sayang rambut hitamnya yang selalu beraroma bunga chamomile ini, entahlah aromanya membuatku tenang.

"Aku juga merindukanmu, Yoonwol." Jawabku.

"Ekhem, sepertinya aku harus pergi dari sini, ada yang harus ku kerjakan!" Pamit Hyerin.

Hyerim melepas tautannya kemudian menatap Hyerin sinis,
"Cih pergi sana!Mengganggu kemesraanku dengan Yoongi Oppa!"

Aku menggelengkan kepala heran dengannya, selalu ada saja keributan kecil diantara mereka.

"Sayang, jangan begitu dengan adikmu."
Ujarku menasihati Hyerim sembari merengkuh bahunya.

"Ya sudah Hyerin- ah , tidak apa - apa. Biar aku yang menemani kekasih tercintaku ini."
Setelah mengucapkannya aku menghadiahi kecupan ringan tepat di puncak kepalanya.

Hyerin mengerlingkan mata ,
"Selamat bergembira Kakak!"
Ia tertawa puas setelahnya , dan langsung kabur menuruni tangga.

"Yak! Dasar nakal! Awas kau Hyerin!" Kesalnya tak terima.

Aku tertawa, selang beberapa menit barulah tawaku berhenti.

Hyerim tak henti - hentinya menatapku tajam, ia kesal sepertinya atau sedang menstruasi?

Wanita sering kali mengerikan saat periodenya.

Aku mengecup pipinya lalu membelai helaian rambutnya ,

"Hyerim ia hanya bercanda, jangan berlebihan."

Tukasku kepada Hyerim.
Gadis dihadapanku malah enggan menjawab, ia memutar matanya jengah seraya menyilangkan tangan.

"Kekasihku, ayolah jangan diam terus." Bujukku kemudian meninggalkan ciuman dipipinya.

Hyerim menghela napas,

"Mengapa kau meminta maaf untuknya? Sudahlah, aku juga tidak serius memarahinya."

Hyerim berbalik mendekat tidak ku sangka ia mencium bibirku.

Mataku terbuka lebar karenanya. Aahh, ciuman yang ku rindukan akhirnya datang.

Aku melirik Hyerim diiringi senyuman nakal,

"Lucu sekali, could you repeat over again?"

Langsung saja Hyerim menghadiahkan pukulan kecil yang sukses menghujani dadaku.

"Pervert!"

Pekiknya tanpa melihatku alias menutup mata, wajahnya memerah seperti paprika, Hyerimku malu rupanya.

Dalam hati aku ingin tertawa tetapi harus bisa ku tahan.

Setelahnya dengan sengaja aku menjatuhkan diri sambil memegangi dadaku yang sakit.
Hyerim berlutut menghampiriku, tangannya menyentuh dadaku,

"Maaf Oppa, apa aku menyakitimu?
Aku menyesal harusnya tidak memperlakukanmu..."

Aku menariknya hingga terjatuh ke dalam pelukanku kemudian berbisik,

"Aku tidak akan memaafkanmu, nona Min. Ada syaratnya.."

"Sya.. syarat apa?"

Wajahnya dibasahi peluh. Detak jantungnya berdegup kencang, terasa sekali apalagi posisi kami kini.

Tataplah aku dengan tenang, anggap saja warming up.

"Syaratnya adalah.."

"Hah! Tuan Min aku lelah."

"Ayolah sekali lagi sayang ini sangat nikmat."

"Kau ini berisik sekali kalau didengar orang rumah bagaimana?"

"Biarkan saja."

"Cih! Siput berkedok wajah tampan, aku lelah Yoongi badanmu ini berat."

"Ayolah sekali lagi, ya?"

"Aaaaahhh... Nikmat sayang."

"Teruskan, eoh!"

"Yak! Yoongi! Aku hanya memijitmu tidak perlulah berlebihan! Dasar gula weirdo!"

"Yak! Call me Oppa, Baby!
Kau lupakah?"

"Masbulo!"
(Mean : Masalah buat lo!)

"Luckily you're my toots, so I love you, girl!"

"Love ya too, my sugar cube."

"Sudah cukup, aku tahu kau pasti penat." Pintaku supaya ia berhenti dari aktivitasnya, tentunya ia harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memijitku.

Ku akui setiap titik sentuhan yang ia berikan mengendurkan otot - ototku yang kaku. Hingga sekujur tubuhku rasanya segar dan rileks sekali.

"Hyerim Yoon! Mengapa kau melamun, ayo tidurlah disampingku."

"Ani, aku ingin duduk saja."

"Ayolah, lagipula sejak kecil kita selalu tidur bersama."

"Sejak kecil? Ah, kau pasti mengigau tuan Min."

Mataku melebar akan statementnya barusan, aish jinjja yeoja didepanku ini pikun, pelupa apa bagaimana?

Aku ingat, bahkan bayangan masa lalu semasa kecil kita melekat disana, dalam sanubari dan pikiranku tentunya.

Aku pikir kau masih mengingatnya, ah nyata kau tidak ingat.

Jadi selama ini akulah yang selalu mengenangnya sendirian.

Sungguh tragis lagi malang nasibku Tuhan.

#Ok Fix , Tolong saya Tuhan

#Kesedihan seorang Yoongi

#nangis dulu kuy

#turut berduka ya suamiku makanya jangan K-E-G-E-E-R-A-N

(means : Ke-gedean Rasa)
😛😂


*flashback*

"Eomma, kita mau ke rumah siapa?"

"Rumah Ibu Yoon, dia sahabat Eomma, sayang."

Eomma Min mencium kedua pipi gembilnya bergantian.

Yoongi hanya terdiam dibuatnya. Dia memberi tatapan polos seorang anak kecil.

Mata sipitnya mereflesikan alangkah imutnya tingkah Yoongi kecil kepada Eomma Min.

"Ugh, anak Eomma berat."
Beliau mengangkat tubuh mungil Yoongi , hingga ia berada dalam dekapan hangat sang Eomma.

"Kau tahu sayang, hari ini kita akan bertemu dengan kawan barumu juga." Jelasnya sambil tersenyum tak lupa membenarkan tubuh Yoongi agar ia lebih nyaman di sisi Ibunya.

"Jinjja? Nuguya Eomma?" Kali ini Yoongi antusias, siapa tahu temannya perempuan. Soalnya Yoongi termasuk anak yang pilih pilih dalam berteman.

"Rahasia."

"Eomma." Kali ini ia menggunakan wajah cemberutnya sebagai taktik memperalat Nyonya Min Yoon Mi. Ia sedari kecil telah licik rupanya.

"Aigo, Jeongmal Kyeowo."

"Eomma, Yoongi mau tahu :'( "

"Intinya kau akan tahu sendiri." Pungkasnya.

"Jebal, Eomma jangan begitu sama Yoongi."

"Iya sayang, iya sudah dong jangan manyun begitu."

"Hehe, maaf Eomma."

"Terserah anak Eomma , deh."

"Namja atau yeoja?"

"Yeoja."

"Cantik tidak Eomma?"

"Anak Eomma genit ya!"

Seraya menghadiahi cubitan kecil di hidung bocah manis di hadapannya.

"Dia baik tidak?"

"Baik , sangat baik, kau pasti akan senang berteman dengannya."

Eomma dan putra kecilnya telah sampai di kediaman keluarga Yoon.

Kedatangan Nyonya Min hari ini untuk memperkenalkan Yoongi kepada teman barunya sekalian mengantar bibimbap untuk Nyonya Yoon.

Tentunya Nyonya Yoon harus membawa beban ekstra, karena ia membawa tas besar berisi makanan sengaja dimasak Nyonya Min untuk keluarga Yoon. sekaligus Yoongi yang sedang bergelayut manja.

"Yoon Hye Sun! Yoon Hye Sun, apakah kau ada di dalam?
Ini aku Min Yoon Mi!" Serunya nyaring.
Yoongi hanya diam tenang dalam gendongan ibunya.

Tak lama kemudian muncul sosok wanita yang berlari membukakan pintu pagar berwarna emas itu.

"Annyeong haseyo, Min Yoon Mi!
Maaf apakah aku lama membukakanmu pintu? Aku sedang memasak di dapur."

Sambil membungkukkan badannya beberapa kali, merasa tidak enak hati.

"Astaga, tidak apa - apa Yoon Hye Sun." Balasnya sembari tersenyum.

Tanpa sengaja wanita bermarga Yoon itu melihat anak laki - laki yang juga bersama Min Yoon Mi.

"Yoon Mi , apakah dia anakmu?"

"Ne, ini anakku." Jawabnya sambil mengusap rambut hitam Yoongi.

"Siapa namamu , namja manis?"
Nyonya Yoon bertanya padanya sambil mendekat. Tampaknya ia menyukai kehadiran Yoongi.

"Naneun Min Yoongi imnida , Imo." Balasnya begitu menggemaskan.

"Woah, nama yang bagus. Mari silakan masuk."

Nyonya Yoon dan Yoongi pun dipersilakan duduk di ruang tamu.

Hari ini cuaca tidak terik seperti biasanya meski siang hari.

"Hyerim, di mana kau nak? ayo kemari bertemu dengan teman Eomma."

Panggil Nyonya Yoona kepada putrinya sedikit berteriak tetapi tidak terlalu nyaring.

"Ne, Eomma aku disini."

Hyerim keluar dari kamarnya.
Ia tampak membawa boneka Winnie The Pooh kesayangannya.

"Aigo, ia mirip denganmu, Yoon Hye Sun."

"Hahaha , kau ini bisa saja." Ujar Nyonya Yoon sembari tertawa kecil.

"Annyeong yeoja cantiknya Imo."
Sapa nyonya Min hangat.

"Annyeong Imo!"

"Siapa namamu , sayang? Imo hampir saja lupa."

"Namaku, Yoo..Yoon Hye Rim, Imo."

"Imo senang bertemu dengan putri dari sahabat Imo."

"Aku juga senang bertemu Imo yang cantik! Oh ne, Imo. Hyerim mau lanjut main lagi. Boleh?"

"Boleh , sayang."

Yoongi awalnya tidak tertarik dengan gadis kecil itu.

Namun ternyata setelah dilihat lagi, ia cantik dan ada sesuatu yang berbeda darinya.

'Senyumannya seperti es krim kesukaan Yoongi, rasanya pasti manis.'

'Siapa namana aku lupa.'

'Aku harus menjadikannya milikku.
Iya, dia adalah milik Min Yoongi!'

"Eomma, bolehkah aku bermain?"

"Yoongi mau bermain dengan Hyerim?" Kali ini Nyonya Min menjawabnya.

Yoongi menganggukan kepalanya. Nyonya Min kemudian melepaskan kedua tangannya membiarkan Yoongi beringsut turun.

"Jangan nakal dengan temanmu ya Yoongi. Bertemanlah dengan baik, sayang." Nasihatnya lembut sambil mengecup kening Yoongi.

"Siap, Eomma!" Kemudian membalas kecupan dengan sentuhan di pipi beliau.

"Yoon Mi, aku permisi ke dapur sebentar ya. Kau mau minum apa? Biar ku buatkan."

"Aigo, tidak usah repot Hyesun."

"Tak apa, jangan begitu aku kan temanmu dari sekolah menengah."

"Baiklah kalau begitu, teh lemon saja."

Sementara itu dengan langkah malu - malu Yoongi mendekati Hyerim.

Hyerim tidak menyadari kedatangannya sebab ia sedang asyik bermain dengan boneka - boneka kesayangannya.

*flashback will continue in the new chapter, so waiting forward for them!*

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Maaf sekali readersku kalau aku lama tidak mengupdate IMH 😭😭😭😭😭
But rightnow I fulfill my promise meski terlambat.

Ini full version , soalnya aku merasa telah menggantungkan kalian huhu. Maaf kalau tanggal 15 Juli kemarin masih half ver.
Apalagi banyak yg bilang ke aku utk segara up karena udah penasaran dan nunggu kelanjutan IMH. Oleh karena itu aku sengaja memperpanjang alurnya jadi 2889 words.

Terimakasih aku panjatkan kepada Tuhan karena ff ini bisa mencapai 15K readers, yeay!🎉🎊Terimakasih juga untuk kalian my beloved readers!


😘😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

23K 2K 26
Jeon Wonwoo. Laki-laki dingin dan misterius yang selalu berada di depanku. Laki-laki yang sejak pertama masuk sekolah selalu ada di depanku. Di dalam...
241K 20.9K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
139K 16.2K 41
[Completed] Seingat Yoojung, ia baru saja memungut anjing manis di jalan dan tidur bersamanya tadi malam. Tapi ketika ia bangun, ia malah mendapati...
208K 19.5K 71
Freen G!P/Futa โ€ข peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...