My Date [knb]

By KimikoCtz17

50.9K 3.8K 397

Cerita sederhana dengan chara KNB yang dibuat semenarik mungkin untuk fangirls ❤ Just read and enjoy~ Don't f... More

[A/N]
My Kuroko Tetsuya
Come On!{Aniki! Akashi x Imouto!Innocent! Reader // Slight Kuroko x Reader}
My Best Day (Akashi x Reader)
Komitmen [ Kise x Reader ]
My Diary About You { Akashi x Reader }
Don't Be Like That! { Aomine x Reader }
Thank You { Kuroko x Reader }
Tsundere-kun~ { Midorima x Reader }
Switch { Kagami x Reader } | Part 1
Switch? { Kagami x Reader }| Part 2
Valentine {Murasakibara x Reader}
Thank You For Your Love {Aomine x Reader} |Part 1
Thank You For Your Love {Aomine x Reader} |Part 2
Lebih Indah { Nijimura x Reader }
Badboy or Goodboy? {Nash Gold Jr x Reader}
But You Didn't { Kise x Reader }
Badboy or Goodboy? { Nash Gold Jr x Reader } |Part 2
Jealous { Akashi x Reader }
Bake Date? {Murasakibara x Reader}
The Tragedy [ Christmas Edition ]
Senpai~ | Kise x Reader
Koi no Yokan [Aomine x Reader]
GOOD BOYFIE [Midorima Shintaro x Reader]

Game { Aomine x Reader}

1.2K 105 3
By KimikoCtz17

Request dari syp_ibgdrgn_svt

( Maaf kalau ada typo, kurang romantis, dll )

"Aku bosan~~" Ujar [Name] sambil mematikan televisi. Ia pun tidur terlentang menatap ke atas.

Di liburan musim panas ini, [name] tidak memiliki rencana apa-apa untuk pergi liburan. Ia hanya ingin menetap di apartemennya bersama sang kekasih. [name] yang tengah berbaring di sofa itu menggerakkan tangannya ke arah rambut Aomine, sang pacar yang duduk di lantai dan bersandar di sofa. Dia pun memainkan rambut Aomine dan menghela nafas.

"Daiki~ Aku bosan.." [name] menatap Aomine yang sedang sibuk membaca majalah mesumnya.

Aomine tidak menggubris perkataan [name] dan konsentrasi terhadap gambar di majalah tersebut. [name] yang merasa diabaikan langsung menarik rambut Aomine dengan kuat dan membuat si empunya merasa kesakitan.

"Aw aw, [name]! Itu sakit!" Ujar Aomine dengan kesakitan. [name] dengan cepat mengambil majalah yang ada di tangan Aomine dan menindihnya. Aomine yang menyadari bahwa majalah kesayangannya telah diambil pun menatap [name] dengan kesal. 

"Kau kenapa sih?? Kembalikan majalahku." Aomine berusaha mengambil majalahnya yang ditindih oleh [name]. Dia agak kesusahan merebutnya kembali lantaran [name] menindih majalah tersebut dengan kuat.

"Aku bosan, Daiki.." Ujar [name] dengan cemberut. Aomine menatap [name] sejenak kemudian berusaha menggelitiknya. 

"Hahaa.. Daiki!! Berhenti!! Hahaha Dai-Hei!" Aomine berhasil merebut majalahnya kemudian berlari menjauhi [name]. [name] pun bangun dan duduk sambil berusaha menarik nafas. Ia pun menatap Aomine yang bersandar di pintu kamar dan lanjut membaca majalahnya. [name] kemudian berdiri dan berjalan ke dapur untuk mengambil minuman.

Setelah memuaskan dahaganya, [name] kembali duduk di sofa dan menatap Aomine dengan cemberut.

"Kau tidak seru Daiki." Aomine berhenti membaca majalahnya dan menatap [name] dengan seringai di wajahnya. 

"Maksudnya?"

"Aku bosan~" Aomine menghela nafas dan kembali membaca majalahnya, "Lalu? Kau mau apa?" Tanya Aomine sambil terus membaca.

"Kita bermain game saja!" Aomine menatap [name] kemudian mendengus, 

"Kau anak kecil ya? Kenapa kita tidak keluar saja, jalan-jalan gitu."

"Aku malas. Dan diluar sangat panas. Ayolah Daiki..  Kita main ya? Please~" Ujar [name] sambil menatap Aomine penuh harap. Aomine yang tak kuasa melihat tatapan [name] pun menghela nafas dan berjalan ke arah [name]. Ia pun duduk disamping [name] dan meletakkan majalahnya di atas meja. 

"Baiklah. Kau mau main apa?" Tanya Aomine dengan bosan. [name] dengan cepat memikirkan permainan apa yang akan mereka mainkan.

"Hmmm.. Aha!" [name] berdiri dan berjalan menuju ke arah kamar. Beberapa saat kemudian ia keluar sambil membawa sesuatu di tangannya. Aomine yang melihat permainan di tangan [name] pun protes, "Hah.. Apa kita harus main itu? Tidak adakah permainan lain?" [name] menggelengkan kepalanya. Dia pun duduk disamping Aomine dan meletakkan permainan itu diatas pahanya.

"Mau bagaimana juga kita akan bermain ular tangga. Kau tidak boleh menolak!" Ujar [name] dengan tegas sambil mempersiapkan permainan. 

Aomine menatap [name] dengan malas dan menutup wajahnya dengan bantal sofa. "Kau itu umur berapa? Sudah tua tapi masih main itu." Keluh Aomine dan kembali menatap [name] yang sibuk mempersiapkan permainan. [name] yang mendengar perkataan Aomine langsung menatapnya dengan wajah tidak terima.

"Lalu kenapa kemarin kau main ini bersama Kiseki No Sedai?"

"Hei! Aku dipaksa Akashi. Kau pikir aku mau main permainan ini?!" Mengingat wajah Akashi kemarin membuat Aomine kembali bergidik.

"Ha.. Banyak alasan. Sudah diam situ. Dan ini ambil bidakmu." Aomine dengan sabar, mengambil bidaknya dari [name]. Jujur saja, ia kurang suka bermain permainan ini. Karena menurutnya, ini adalah permainan anak-anak. Dan yang anehnya lagi, bagaimana bisa ada permainan ini didalam kamar. Bukannya kemarin Kise yang membawa pulang?

'Cih, anak itu. Lihat saja nanti.'

"Baiklah, ayo kita suit." Ujar [name] dengan semangat dan meletakkan bidaknya di angka 1. Aomine kembali menghela nafas dan meletakkan bidaknya disamping milik [name]. Dan seketika itu juga sebuah ide muncul dikepalanya.

"Apa menurutmu tidak membosankan jika kita hanya main saja dan kemudian kalah atau menang?" Tanya Aomine dengan seringai di wajahnya. [name] pun tampak berpikir kemudian menganggukkan kepalanya. 

"Benar juga Daiki."

"Aku mempunyai ide." Ujar Aomine sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Untuk yang kalah harus ada hukumannya. Dan hukumannya adalah orang yang kalah harus ikuti apa yang dikatakan pemenang." Mendengar perkataan Aomine membuat [name] merasa senang. Ia pun dengan semangat menyetujui perkataan Aomine. 

"Oke! Jadi kalau aku yang menang, kau harus menuruti semua perkataanku?" Aomine menganggukkan kepalanya. "Dan itu berarti jika aku yang menang, kaulah yang harus mengikuti semua perkataanku." Perkataan Aomine membuat [name] menjauh dan menatap Aomine dengan curiga. 

"Jangan yang mesum-mesum ya!" Ujar [name] membuat Aomine menghela nafas dan menarik tangan [name] untuk mendekat. Aomine pun mencium pipi [name] dan menganggukkan kepalanya, "Iya iya."

"Kau yang pertama saja." Aomine mengambil dadu dan memberikannya kepada [name]. [name] dengan semangat 45 melempar dadu. 

"Yess! Langsung dapat enam!" [name] dengan senang kembali melempar dadu dan berhasil mendapatkan angka 4. "1,2,3,4! Giliranmu Daiki." [name] memberikan dadu kepada Aomine dan kemudian melemparnya.

"Hahaha.. Kau kurang beruntung Daiki." Ujar [name] ketika melihat angka yang ditunjukkan dadu, 1.

"Ya... Tertawalah." Ujar Aomine dengan kesal. Permainan pun dilanjutkan. Dan setelah 47 menit dan 25 detik, terlihat posisi [name] yang berada di angka 96 sedangkan Aomine berada dibelakangnya 74.

"Heh! Daiki. Bukan mau bilang apa, tapi sepertinya kita sudah bisa melihat siapa pemenangnya." Ujar [name] sambil menatap remeh Aomine. Aomine dengan kesal melemparkan dadunya dan mendapat angka 3.

"1,2,3. Yess! Hahah... [name] aku naik tangga~" Aomine dengan senang menggerakkan bidaknya dan naik ke angka 95. Didalam hati [name] mulai panik, tapi ia berusaha menutupinya.

'Tidak apa-apa [name], tenang dan lemparkan dadunya. Pasti dapat 4!'

[name] dengan sedikit gugup, melemparkan dadunya. Waktu terasa lambat baginya ketika melihat dadu yang ia lemparkan berputar di atas papan permainan. Dadu itu pun berhenti dan menunjukkan angka 3.

'Berhenti di 99. Tidak apa-apa. Aku hanya membutuhkan angka 1!'

[name] memberikan dadu kepada Aomine sambil tersenyum tipis. Aomine yang sedang melihat papan permainan, mengangkat kepalanya dan menatap [name] dengan seringai lebar.
[name] yang merasa aneh pun bertanya, "Apa?"

"ohh [name] sayang, sepertinya keberuntunganmu sudah habis." [name] menatap heran Aomine kemudian menunduk untuk melihat bidaknya. Matanya pun melebar ketika mengetahui kalau bidaknya berada tepat diatas ekor ular.

'Kenapa aku tidak melihat ekor ular itu??'

"Sepertinya kau harus turun." Aomine menggerakkan bidak [name] mengikuti tubuh ular dan berhenti di angka 60.

"Tunggu!" [name] dengan iba menatap bidaknya yang kini berada di posisi yang kurang menguntungkan.

"Baiklah, giliranku." Aomine mulai melemparkan dadunya. [name] menatap dadu tersebut dengan dramatis. Berharap bahwa Aomine mendapatkan angka 4.

'Kumohon 4, please 4..' Pikir [name] dengan penuh harap. Namun sepertinya harapannya itu tidak bisa dikabulkan. Dadu telah berhenti dan bisa dilihat bahwa angka 5 lah yang didapatkan Aomine.

"TIDAKK!!" [name] berteriak ketika melihat Aomine yang sudah menggerakkan bidaknya dan berhenti di angka 100.

'Dia.... Menang.'

"Hahaha.. Lihat [name], aku menang dan kau kalah." Ujar Aomine sambil mengambil papan permainan dan meletakkannya di atas meja.

"Tunggu! Kita main ulang!!" [name] berusaha mengambil papan permainan itu, tetapi dicegah oleh Aomine yang memegang tangannya.

"Aturannya bukan begitu [name]." Aomine menarik tangan [name] sehingga tubuhnya berada di atas Aomine, sedangkan Aomine sendiri sudah dalam posisi tidur di atas sofa.

"Hei! Daiki! Kita harus main ulang! Aku tidak terima! Kau pasti cu-" Perkataan [name] terpotong ketika Aomine menciumnya dengan sekilas. Aomine meletakkan tangannya di pinggang [name] dan memeluknya dengan erat. [name] pun tak bisa berbuat apa-apa karena pelukan Aomine yang begitu kuat.

"Nah, karena aku menang, berarti kau harus menuruti semua perkataanku. Dan sekarang aku ingin tidur. Diamlah disitu dan temani aku." Ujar Aomine sambil mendekatkan dirinya dengan [name]. Tak lama kemudian, [name] bisa mendengar dengkuran halus dari Aomine, yang menandakan dia sudah tertidur. [name] pun menghela nafas pasrah kemudian ikut memeluk Aomine. Menutup matanya dan pergi ke alam mimpi.

END

Continue Reading

You'll Also Like

71.3K 3.8K 21
seorang gadis bernama Gleen yang berusia 20 tahun, membaca novel adalah hobinya, namun bagaimana jika diusia yang masih muda jiwa nya bertransmigrasi...
296K 3.4K 78
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
210K 23.3K 16
[Brothership] [Re-birth] [Not bl] Singkatnya tentang Ersya dan kehidupan keduanya. Terdengar mustahil tapi ini lah yang dialami oleh Ersya. Hidup kem...
99.5K 7.2K 49
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote