DEAR ALETHA

Da noir13

8.3M 614K 13.7K

#1 NOVELINDONESIA Dear Aletha Winter, even a white rose has a black shadow. P.s : Tragic shit, roller coa... Altro

author's note
CHAPTER ONE
CHAPTER TWO
CHAPTER THREE
CHAPTER FOUR
CHAPTER FIVE
CHAPTER SIX
CHAPTER SEVEN
CHAPTER EIGHT
CHAPTER NINE
CHAPTER TEN
CHAPTER ELEVEN
CHAPTER TWELVE
CHAPTER THIRTEEN
CHAPTER FOURTEEN
CHAPTER FIFTEEN
CHAPTER SIXTEEN
CHAPTER SEVENTEEN
CHAPTER EIGHTEEN
CHAPTER NINETEEN
CHAPTER TWENTY
CHAPTER TWENTY ONE
CHAPTER TWENTY TWO
CHAPTER TWENTY THREE
CHAPTER TWENTY FOUR
CHAPTER TWENTY FIVE
CHAPTER TWENTY SIX
CHAPTER TWENTY SEVEN
CHAPTER TWENTY EIGHT
CHAPTER TWENTY NINE
CHAPTER THIRTY
CHAPTER THIRTY ONE
CHAPTER THIRTY TWO
CHAPTER THIRTY THREE
CHAPTER THIRTY FOUR
CHAPTER THIRTY FIVE
CHAPTER THIRTY SIX
CHAPTER THIRTY SEVEN
CHAPTER THIRTY EIGHT
CHAPTER THIRTY NINE
CHAPTER FORTY
CHAPTER FORTY ONE
CHAPTER FORTY TWO
CHAPTER FORTY THREE
CHAPTER FORTY FOUR
CHAPTER FORTY FIVE
CHAPTER FORTY SIX
CHAPTER FORTY SEVEN
CHAPTER FORTY EIGHT
CHAPTER FORTY NINE
CHAPTER FIFTY
CHAPTER FIFTY ONE
CHAPTER FIFTY TWO
CHAPTER FIFTY THREE
CHAPTER FIFTY FOUR
CHAPTER FIFTY FIVE
CHAPTER FIFTY SIX
CHAPTER FIFTY SEVEN
CHAPTER FIFTY EIGHT
CHAPTER FIFTY NINE
CHAPTER SIXTY
CHAPTER SIXTY ONE
CHAPTER SIXTY TWO
CHAPTER SIXTY THREE
CHAPTER SIXTY FOUR
CHAPTER SIXTY FIVE
CHAPTER SIXTY SIX
CHAPTER SIXTY SEVEN
CHAPTER SIXTY EIGHT
CHAPTER SIXTY NINE
CHAPTER SEVENTY
CHAPTER SEVENTY ONE
CHAPTER SEVENTY TWO
e x t r a o n e
n o m o r e e x t r a
f a c t ( s )
q u e s t i o n
s i d e s t o r y [ 1 ]
s i d e s t o r y [ 2 ]
THE SPIN OFF IS OUT!
d e a r a l e t h a # 1
d e a r a l e t h a # 2
M u l t i m e d i a
AUTHOR'S NOTE AND QUESTIONS
d e a r n o a h m c k l e n ( 1 )
d e a r n o a h m c k l e n ( 2 )
SPECIAL CHAPTERS
DEAREST ALETHA #1
DEAREST ALETHA #2
DEAREST ALETHA #3

e x t r a t w o

102K 5.1K 101
Da noir13

"Yeah. Aku akan menjadi seorang ayah, Dude."

Itu yang selalu terbesit di dalam kepala Noah setiap kali ia melihat perut Aletha.

Hari ini Noah memutuskan untuk pulang lebih cepat dan menepati janjinya kepada Aletha dimana mereka akan membeli perlengkapan untuk jagoan kecil mereka.

Well, apa Noah sudah memberi tahu tentang bayi mereka? Jika belum, maka ini adalah kabar bahagia.

It's a boy!

Aletha sangat senang saat mendengarnya bahkan wanita itu menangis. Noah sendiri tidak pernah merasa sebangga ini sebelumnya.

Ia akan menjadi seorang ayah bersama dengan seorang wanita paling menakjubkan yang pernah ia temui. Membayangkan tentang bagaimana ia akan membesarkan anak mereka.

Noah memeluk Aletha yang tengah menyisir rambutnya dan memejamkan matanya dengan senyum tipis di bibirnya.

"Aku tergila-gila kepadamu."

Noah berbisik di telinga Aletha sebelum pria itu menyentuh pada perut istrinya yang telah terlihat jelas dari balik gaun yang dikenakan olehnya.

Aletha tidak bisa lagi mengenakan celana jeans atau pun celana santai karena itu tentu tidak akan cocok lagi untuk perutnya yang telah membuncit.

Sebagai gantinya, Maddy memberikan Aletha gaun yang lain khusus untuk wanita hamil.

Noah mungkin harus berterima kasih kepada ibunya karena tidak mengganti seleranya dengan begitu tiba-tiba dimana Aletha masih mengenakan gaun bermotif bunga-bunga.

"Aku suka gaun bunga-bunga ini, Aletha."

Noah berbisik kepada Aletha, meletakan dagunya pada bahu Aletha dan menatap istrinya itu dari pantulan cermin berukuran sedang yang ada di hadapan mereka.

Noah mendaratkan kecupan dalam pada bahu polos Aletha kemudian tersenyum tipis.

"Dan aku juga suka aroma teh hijau dari dirimu."

Aletha tertawa mendengar ucapan Noah, wanita itu meletakan sisir yang sedari tadi digenggam olehnya. Aletha membalas menatap Noah dari pantulan cermin pada saat pria itu bertanya kepadanya.

"Bolehkah aku memakanmu sekarang?"

Namun Aletha menggeleng dan wanita itu memutar tubuhnya dan kini menghadap pada Noah. Aletha mencium sekilas bibir Noah dan berbisik di telinga suaminya.

"Tidak, kau tidak boleh."

Noah mengerutkan keningnya dan pria itu menarik nafas dalam sebelum memiringkan kepalanya. Aletha tahu apa yang hendak pria itu lakukan, Noah hendak membujuknya dengan tatapan dan sayangnya itu tidak akan berhasil kali ini.

"Kita bisa melakukannya dengan cepat. Please?"

Aletha membalas menatap kepada Noah dan wanita itu melembutkan tatapannya. Tahu bahwa Noah berpikir dirinya akan memberi apa yang pria itu inginkan namun pada saat Noah hendak menuntun langkahnya ke tempat tidur.

Aletha menggeleng cepat dan berkata kepada Noah dengan suara ringan.

"Hentikan, McKlen. Kita harus pergi berbelanja."

Terlihat jelas Noah yang kecewa dimana pria itu membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu namun semuanya tertelan begitu saja.

Noah melepaskan pelukannya pada Aletha dan memberi jarak sedikit. Noah menyisir rambut gelapnya dengan sebelah tangannya sebelum Aletha mendapati sinar familier pada tatapan mata keemasan Noah kepada dirinya.

Noah mendekatkan wajahnya kepada Aletha dan pria itu mencium pipinya sekaligus berbisik di sana.

"Aku akan simpan ini untuk nanti malam."

Kemudian tanpa mengatakan apa pun Noah berbalik dari hadapannya dan pada saat pria itu mencapai ambang pintu.

Noah terlihat menoleh sekilas kepada Aletha yang masih berdiri di dalam kamarnya.

"Aku akan menunggumu di luar, Sweetheart."

Suara Noah terdengar dalam dan serak. Hanya dari mendengarnya saja, Aletha tahu bahwa pada saat sekarang ini Noah sedang mencoba untuk menahan dirinya untuk Aletha.

Usia kandungan Aletha hampir mencapai tujuh bulan dan Noah terlihat sangat antusias dengan kelahiran bayi pertama mereka.

Termasuk dalam hal melakukan apa saja. Noah melakukan banyak hal untuk Aletha selama kehamilannya.

Serta hal lainnya yang pria itu lakukan adalah Noah yang menghabiskan waktu untuk membuat sebuah daftar di atas kertas yang berisi tentang nama-nama anak laki-laki yang terbesit di dalam kepalanya.

Itu terdengar konyol namun Aletha merasa takjub dengan apa yang dilakukan oleh pria itu dan tidak mengetahui bagaimana Noah mendapatkan nama sebanyak itu dan membuatnya menjadi sebuah barisan.

Pada kenyataannya, Aletha tidak pernah membayangkan hal itu akan dilakukan oleh seorang Noah McKlen dan sekarang, mereka sedang ada di sebuah tempat perbelanjaan. Noah dan Aletha sedang mencari pakaian untuk bayi mereka.

Noah menuntun langkah Aletha saat turun dari mobil dan pada saat mereka mulai memasuki tempat perbelanjaan tersebut, Noah mulai membicarakan tentang bayi mereka.

Memikirkan tentang pakaian pertama dan juga sebuah tempat tidur bayi yang akan mereka letakan di dalam kamar mereka.

"Maddy selalu membelikanku topi pada saat aku kecil."

Aletha menoleh kepada Noah dan pria itu terlihat tersenyum mengingat masa kecilnya.

"Jadi, kita akan membelikannya topi?" tanya Aletha.

Noah menggeleng. "Tidak. Jangan, Aletha."

Aletha menaikan sebelah alisnya dan tanpa perlu bertanya, Noah telah menjawabnya.

"Kau tidak akan tahu seperti apa rasanya dipaksa mengenakan topi," bisik Noah.

Aletha memiringkan kepalanya, menatap pada Noah selama beberapa detik.

"Apa yang sedang kau pikirkan, McKlen?" tanya Noah.

"Membayangkanmu," balas Aletha.

Aletha melihat Noah menjilati bibirnya pelan dan bertanya, "Membayangkan apa?"

Aletha belum sempat berkata-kata saat Noah kembali melanjutkan kalimatnya.

"Aku harap kau tidak membayangkan hal yang lain di tempat seperti ini, Aletha."

Aletha menaikan sebelah alisnya namun kemudian wanita itu memutar bola matanya.

"Aku sudah menahan diriku, Sweetheart," bisik Noah.

"Jauhkan pikiran kotor dari kepalamu, McKlen," balas Aletha.

Namun Noah terdengar tidak peduli. "Ya Tuhan, aku lapar sekali."

"Jangan bercanda, Noah," bisik Aletha.

Noah menatap Aletha selama beberapa detik sebelum pria itu tertawa dan mengusap wajah Aletha lembut dengan punggung tangannya.

"Hanya bercanda, Sweetheart."

Noah melingkarkan tangan kokohnya pada tubuh Aletha.

"Aku sudah berjanji untuk nanti malam."

Aletha merasakan bahwa Noah sengaja melakukannya dengan berbisik di lehernya dan meninggalkan sensasi panas di atas sana.

"Yang terpenting sekarang adalah untuk bayi kita."

Noah mengelus lembut perut Aletha dan kemudian menelusuri lorong dimana mereka bisa melihat banyak pakaian bayi yang tergantung di atas sana.

Noah McKlen benar-benar seorang yang penggoda ulung dan sulit bagi Aletha untuk membenci pria itu karena ia terlalu mencintai bajingan itu.

"Pilihlah apa yang kau inginkan. Aku akan segera kembali bersamamu," kata Noah.

Kemudian Aletha melihat Noah yang menelusuri pada bagian lain dimana pada akhirnya pria itu berakhir dengan melihat-lihat di bagian topi dan Aletha memiringkan kepalanya sedikit.

Bukankah Noah barusan mengatakan bahwa mereka tidak akan membeli topi?

Namun pria itu baru saja mengambil sebuah topi.

Aletha menahan diri untuk tidak tertawa dan memfokuskan dirinya pada apa yang ada di hadapannya. Aletha tertuju pada sebuah terusan yang lucu dengan gambar hewan zebra di atas sana, mungkin sedikit kebesaran untuk ukuran bayi yang baru lahir namun Aletha menyukai motifnya.

Aletha hendak meraihnya namun pada saat yang bersamaan sebuah tangan juga mengarah pada benda yang sama.

Dimana Aletha sontak menghentikan gerakannya dan menoleh. Senyum samar yang ada di bibir Aletha sontak menghilang dengan perlahan saat melihat pada siapa yang berdiri di sebelahnya.

Seseorang itu juga terlihat terkejut saat tatapan mereka bertemu selama beberapa saat dan juga sebelum kedua wanita itu jatuh pada perut Aletha.

Seakan itu memberi kejutan besar bagi wanita itu, Aletha bisa melihat wanita itu yang tampak menahan nafasnya selama sepersekian detik sebelum akhirnya ia mendapatkan ketenangan dirinya.

Aletha mengenali wanita yang ada di hadapannya itu dan pada saat ia hendak memanggil namanya, wanita itu telah menjauhkan dirinya dari Aletha.

Seakan ia ketakutan. Tatapannya penuh dengan rasa bersalah dan juga Aletha bisa melihat keresahan di dalam tatapan mata wanita itu.

Aletha mengerutkan keningnya sebelum wanita itu bergumam dengan suara yang sangat pelan.

Pelan dan nyaris terdengar seperti menangis.

"Maaf."

Aletha tertegun sebelum akhirnya wanita itu membalik tubuhnya dan berlari menjauh darinya, Aletha hendak mengejar wanita itu namun ia teringat bahwa ia tidak boleh berlari.

Aletha memegangi perutnya pada saat ia menyadari hal itu dan pada saat yang bersamaan Aletha menangkap suara yang memanggil namanya.

"Aletha?"

Itu adalah Noah, dimana Aletha langsung menoleh ke arah sumber suara dan Noah sudah berada di dekatnya. Pria itu

"Kau terlihat terkejut. Ada apa?" tanya Noah.

Aletha menoleh ke arah dimana wanita itu menghilang dan kembali kepada Noah. Dimana reaksi Aletha membuar Noah tampak cemas dan sontak menyentuh dirinya.

"Aletha? Kau baik-baik saja, Sweetheart?"

Aletha masih mencoba untuk mengingat reaksi wanita itu sementara mulutnya bergumam pelan untuk menjawab pertanyaan dari Noah.

"Ya," jawab Aletha terdengar sekilas.

Noah tidak mudah diyakinkan dengan jawaban singkat dimana pria itu mulai menyipitkan matanya penuh selidik kepada Aletha.

"Ada apa? Kau membuatku takut, McKlen."

Hingga Aletha menatap sepenuhnya kepada Noah yang menatapnya cemas dan juga sedikit takut.

Aletha menarik nafas dalam dan menyentuh lengan Noah dimana itu membuat ekspresi di wajah Noah jauh lebih baik dari pada sebelumnya.

"Aku baik-baik saja. Sangat baik, Noah."

Aletha mencoba meyakinkan Noah hingga pria itu tampak mendesah lega. Sebelah tangannya menyentuh wajah Aletha dengan lembut.

"Benarkah?" tanya Noah. "Kau baik-baik saja?"

Aletha mengangguk dan tersenyum.

"Kau di sini. Maka semuanya baik-baik saja."

"Tapi barusan kau tampak seperti baru saja melihat hantu, Aletha."

"Tidak, Noah. Itu bukan.."

"Ya, aku tahu. Aku melihatnya."

Noah menatap Aletha dengan penasaran.

"Kau berbicara kepada seorang wanita. Dia terlihat ketakutan dan juga seperti ingin menangis saat melihatmu barusan."

Noah melihat perubahan ekspresi Aletha dan tatapannya sedikit berubah.

Hal itu membuat Noah mengerutkan keningnya.

Noah tidak suka melihat istrinya seperti itu dimana Aletha yang berdiri di hadapannya terlihat resah.

"Siapa dia?"

Noah menatap bingung kepada istrinya yang tidak menjawab pertanyaannya dan Noah kemudian menyentuh pada kening Aletha dan meringis pelan.

"You are fine," kata Noah.

Lalu pria itu berdesis pelan kepada Aletha.

"Lalu apa yang salah di sini?"

"Dia terlihat tidak begitu baik."

"Apa perlu aku mengejarnya untukmu?"

Aletha menatap Noah dan untuk beberapa detik kedepan, wanita itu tampak berpikir sebelum akhirnya menggeleng.

"Dia sudah pergi."

Noah menghela nafas dan menyentuh puncak kepala istrinya dan mengelusnya dengan lembut. Hingga Aletha terlihat lebih baik.

"Okay, tapi siapa dia?"

"Hailey. Hailey Maxwell."

Aletha menyebut sebuah nama dan Noah menyipitkan matanya sebelum mendapati Aletha menjilati bibirnya pelan.

"Ada masalah?"

"Kau tahu semuanya, Noah."

"Jadi, aku tahu siapa dia?"

Aletha mengangguk kepada Noah.

Noah sendiri tidak ingin bertanya banyak namun ekspresi tidak biasa Aletha membuat Noah merasa tidak nyaman.

"Calm down, Sweetheart. I am with you."

Noah memberi sentuhan lembut yang menenangkan Aletha karena Noah tidak mungkin mencium Aletha tiba-tiba di sini.

Maka ia mencoba untuk menghapus keresahan istrinya dengan caranya itu dan Noah berhasil membuat Aletha menengadahkan kepalanya perlahan dan tersenyum.

"I know. I love you."

Noah menunduk dan membalas istrinya.

"More, Sweetheart."

🍁🍁🍁

Hailey Maxwell. Guess who is she?

03 June 2017

Continua a leggere

Ti piacerà anche

2.7M 290K 49
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
343K 229 3
Ruth selalu mencintainya. Pria itu. Axel. Terlepas dari bagaiamana pun sikap buruknya pada Ruth, Ruth akan tetap berada di sisinya. Dan bahkan jika...
Titik Nadir Da Hilda Wardani

Romanzi rosa / ChickLit

4.2M 474K 49
Deva, cowok dengan segabrek reputasi buruk di kampus. Namanya mengudara seantreo Fakultas Ekonomi sampai Fakultas tetangga. Entah siapa yang mengawal...
2.6M 226K 45
Aretha dan Radhika sudah putus sejak 7 tahun lalu, tepatnya saat malam perayaan kelulusan mereka di SMA. Sejak hari itu, mereka yang selama 3 tahun b...