Kang Juned

By NengUtie

620K 84.9K 10.5K

"Soon, you will find a man who will ruin your lipstick, not your eyeliner." -Jun Ryuji Hamizan, si calon dokt... More

Prolog
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
Interview with Rempongers
Thirteen
Fourteen
Fifteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty One
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Six
Epilog
Extra Part - Rere POV
Extra -Bad romance (flash back)
Extra - after the wedding

Sixteen

17.1K 2.4K 448
By NengUtie

Jun memencet mengetuk dan juga memencet bel pintu apartment berkali-kali dengan tak sabar. Dapat dia dengar suara orang berlari dari dalam sana.

Pintu menjeblak terbuka. Sosok wanita di hadapannya berbalut masker berwarna hijau, mengenakan kaus milik Cakra berwarna biru tua dan sepertinya istri Board of Director RS tempat Jun bekerja itu juga memakai boxer milik suaminya.

Tangannya terjulur menjitak kepala Jun. "Ga bisa pencet bel cuma sekali memangnya? Aku sampe kaget tau!"

"Ngomel aja! Rontok tuh masker ntar!" Jun tak ambil pusing, dia melangkah masuk sebelum dipersilakan dan meletakkan bungkusan yang dia bawa ke meja dapur lalu duduk di sofa ruang keluarga, mengambil toples yang berisi keripik nangka dan memakannya.

Tak lama kemudian Shane duduk di sebelahnya dengan wajah yang sudah bebas dari masker.

"Ngapain malem-malem nyuruh aku nganterin empal goreng?" protes Jun.

"Halah! Baru juga jam 9.30. Kangen tau sama masakan Ibu. Kamu lagi libur kan, Dek?"

"Iyeh, besok masuk. Shift malem tapi."

"Dateng pagi dong. Besok mau ke RS nih. Tes kesehatan. Temenin brunch ya, males kalau sendirian," bujuk Shane.

"Mentang-mentang Cakra lagi dinas, aku yang dikorbanin. Ogah banget! Mending tidur!"

"Dedek boleh pilih tempatnya di mana aja. Suka-suka deh," rayuan Shane semakin maut.

"Hasekk... aku mau wagyu steak!"

"Brunch, Juned... Brunch! Masa iye brunch ngemil wagyu!" seru Shane sambil menoyor kepala adiknya yang paling tak bisa dengar kata gratisan.

"Aku kan kelas berat!" sahut Jun sambil nyengir membuat Shane mendengus sebal.

"Dasar perut karung! Iya deh! Ke Mall yang deket RS ya... Tapi temenin aku dulu di RSnya."

"Manja banget!" ledek Jun.

"Biarin!"

Ponsel Jun bergetar-getar membuat dia segra mengeluarkan ponsel dari saku dan membaca pesan yang masuk.

Aldebaran Ardhani
JUNED! Kadieu geura! A.S.A.P

Berikut alamat Bar yang ada di tengah kota.

"Rere?" tanya Shane penasaran melihat kening adiknya berkerut dalam.

"Al. Rere mana pernah pergi ke bar," jawab Jun

"Lah kan besok kamu masuk. Ngapain ke bar?" tegur Shane.

"Ga jelas juga tuh orang. Udah, aku lihat aja dulu. Takut Al mendadak berantem. Kalau mabok, dia suka rese. Mending aku deh, kalau mabok, tidur."

"Mending kaga mabok, Juned!!!" Shane menjitak kepala adiknya, gemas.

"Seenggaknya aku ga gampang mabok. Emang Cakra, dikasih bir 3 gelas aja udah kliyengan?" ledek Jun.

"Kalau pada ngeracunin laki aku, kalian semua bakal aku tenggelamkan!"

Jun tertawa. "Cabut dulu ya... Rese juga si Al, jam segini udah mabok aja!"

"Hati-hati! Jangan ikutan mabok!"

"Kalo itu sih, ga janji ya...."

"Juned bego!!!"

Jun berdiri, namun, tangannya menadah ke Shane. "Cen... Minta ongkos."

"Dari rumah ke apartment aku ga sampai ngabisin bensin 1 liter, pake nodong segala!" jerit Shane tak rela.

"Baik sama adek itu membawa berkah loh!"

Shane mencibir namun pergi ke kamarnya mengambil dompet. Dia kembali dan menjejalkan uang 200 ribu ke tangan adiknya. "Segitu aja!"

"Yah... Kok segini doang?" protes Jun.

"Kamu mah dikasih duit berapa aja habis! Boros banget jadi anak! Makanya jangan pacaran. Udah tau kalau pacaran modalnya gede!"

Jun tertawa. "Gaji tak seimbang sama modal. Aku kan bukan Direktur.... Tapi kasihan Rere kalau dibawa makan gratisan di kantin RS terus."

"Bikin timbel trus pacaran di taman aja, Jun. Biar irit," usul Shane

"Timbelnya Ibu yang buat...."

"Tetep ya... Ga mau modal!"

Mereka tertawa. Setelah bernegosiasi alot, akhirnya Shane mengeluarkan 2 lembar uang lagi membuat Jun tersenyum lebar walau jitakan sudah mendarat di kepalanya.

"Eh, ada kabar dari Ally? Dia ga mau balik, udah sebulan pergi kan?" tanya Jun saat mau keluar.

"Aku nanyain kabar aja. Dia jawab, lagi sibuk, tons of paper works. Trus ga lanjut ngobrol. Mungkin Ally masih butuh waktu sebelum kemari. It hit them hard. I can't imagine what they've been through. Kehilangan anak bukan perkara mudah, Jun, Ibu sama Ayah aja masih suka sedih tiap ingat Kak Kenji kan. Padahal udah puluhan tahun juga."

"Yeah right," sahut Jun sambil mengusap-usap puncak kepala Shane yang terlihat sedih. "Pergi dulu ya... Itu empal goreng jangan dihabisin sekaligus biar ga gendut. Eh, Ibu bilang, nanti balikin rantangnya!"

"Iya, kalau Cakra udah balik, aku main ke sana."

Jun memeluk Shane singkat dan mengecup puncak kepalanya, lalu bergegas menuju tempat Al berada.

----------

"Ngapain loe manggil-manggil? Gue kira loe lagi ribut sama orang," protes Jun saat melihat Al duduk santai sambil ngemil kacang.

"Gak... Cuma garing aja sendirian."

"Njir... Gue berasa maho berdua-duaan sama loe. Setan! Cabut ah gue!"

"Gue juga ogah! Cuma gara-gara emak gue nih...." Al menyerahkan ponsel berisi percakapannya dengan mommy Chika.

Mom
Awasin kakaknya ya... Jangan sampai kenapa-kenapa. Ikutin!!!

Al
Udah gede kali, Mom! Ngapain sih diikutin segala?

Mom
Ih, ga sayang sodara.

Al
Ya bukan begitu, tapi ngapain juga minta aku ngintilin gini, detektif juga bukan, disuruh ngikutin orang.

Mom
Mommy kan khawatir!!!! Kalau mabok, seret pulang aja!

Al
Nyeret AJ? Ogahhhhhh. Bisi dihajar!

Mom
Ya kan badan tinggian kamu, masa kalah....

Al
Kaga ngaruh kalau aura gaharan dia! Mana kayaan dia pula.

Mom
Hubungannya sama kaya apaan, Al??? Hadohhhh anak Mommy kok begini amat! Pokoknya jagain!!! Kalau sampai kenapa-kenapa, Mommy coret dari daftar penerima warisan!

"Nah kan.... ketimbang gue jatoh miskin, mending gue ikutin aja deh, tapi garing juga kalau cuma jadi pengawas. Mau ikutan mabok ga bisa," jelas Al yang melihat ekspresi kosong Jun setelah membaca chat tersebut.

"Trus gue kudu diajak-ajak, gitu? Ngevet!!" maki Jun geram.

"Sodara itu artinya berbagi penderitaan yang sama, Brother. Udeh, loe gue traktir deh. Pesen sesuka loe. Ntar tagihan gue jadiin satu sama tagihan AJ. Moga-moga aja dia ga kelewat mabok buat tanda-tangan. Itu yang dia pesen dari tadi Glen Meckenna 35 years old. Ga kebayang kalau gue kudu nalangin." Al menunjuk AJ yang duduk di sudut bar dekat bartender.

"Kayaknya masih sadar," gumam Jun yang sekarang sudah ikut duduk sambil ngemil kacang.

"Yakin loe? Udah dari jam 8 padahal dia di sini. Emak gue udah ribet banget nelpon dari tadi. Terakhir ngomong katanya dia mau ngirim bala bantuan. Kalau AJ pulang, nanti suruh supirnya nganter ke rumah Mommy aja."

"Bala bantuan dari siapa?" tanya Jun keheranan.

"Mana gue tau? Bapak gue kali! Yang ada dia ikutan berbagi Glen Mckenna. Udah dilarang Mommy buat minum-minum soalnya."

"Eh busetttttt!!" seru Al tiba-tiba. "Emak gue beneran desperate kalau udah begini caranya." Matanya mengarah ke sosok wanita yang terlihat ragu-ragu untuk masuk. Dia menoleh ke pria di sebelahnya berkali-kali seakan meminta persetujuan namun pria di sebelahnya mengangguk, mengamit tangannya, mengajaknya ke dalam.

"Al, Jun...." tegur Azha saat mereka berdua berdiri di hadapannya.

"Kak," sapa Jun sopan.

"Aku ditelpon Mommy Chika sekitar setengah jam yang lalu. Untung udah selesai operasi," jelas Azha.

Grace terlihat sangat tidak nyaman di tempat ini. Matanya berulang kali melirik takut-takut ke arah AJ di sudut sana.

"Aku nganter Grace aja. 15 minutes Grace, aku tunggu di mobil ya...." Azha mengecup pipi Grace sekilas, beranjak pergi namun tangan Grace mencengkram lengannya.

"Za...," bisiknya lirih.

"Gapapa kalau cuma 15 menit. Go... Lebih cepat, jauh lebih baik," jawab Azha.

"Harus ya?" tanya Grace ragu-ragu.

"Kalau bukan Mommy yang minta, aku juga ga akan mau, Grace. But, after all. He will listen to you. Kalau dia terus-menerus menghancurkan dirinya seperti ini, I won't allow Ardi to be near him. Ga ada yang lebih menakutkan bagi seorang anak daripada ayah yang pemabuk."

Grace menatap Azha lama, menelan ludahnya, lalu melangkah menemui AJ sementara pandangan mata Azha memperhatikannya nyaris tanpa berkedip.

"Bilang ke Grace kalau aku di parkiran," ucap Azha tiba-tiba.

"Ga nunggu aja di sini, Kak?" tanya Al.

Azha tersenyum miris. "I can't stand to watch." Lalu segera pergi.

"Gue ga paham apa yang ada di pikiran Emak gue sampai dia harus manggil Kak Grace. Cari ribut banget sama Azha," gumam Al. Pandangan matanya memperhatikan ke arah mereka. Sepertinya Grace bicara panjang-lebar mencoba membujuk AJ.

"Pasti berhasil sih, Mommy bener-bener tau satu-satunya kelemahan Abang gue. Kak Grace, si wanita yang tahan di segala cuaca."

"Itu kakak gue apa iklan TV kabel?" tanya Jun

"Taik, Juned! Maksud gue, tegar! Bego!!"

----------

Jun menguap berkali-kali setelah makan 'brunch' yang kelewat berat bersama Shane. Perutnya kenyang berisi steak yang harganya hampir setengah juta.

"Jadi, kemarin gimana?" tanya Shane penasaran.

"Abis Kak Grace ngomong, ga lama kemudian kita bubar. Bersyukur banget aku Kak AJ masih bisa tanda tangan CC buat bayar tagihan. Kalau kudu nalangin, gaji sebulan ludes, itu juga masih kurang!"

Shane menarik napas panjang sebelum menghembuskannya perlahan. "Nanti aku ke nelpon Kak AJ deh, kalau perlu sekalian ke tempat dia. Kok jadi khawatir ya...."

"Lalu, kak Azha gimana?" tanya Shane lagi.

"Ga ketemu lagi. Kan nunggu di parkiran. kak Grace juga buru-buru banget kok. Kelihatan banget ga suka sama situasi kemarin. Serba salah."

"Ya aku juga kalau jadi dia bakal bingung! Tapi Kak Azha baik banget sih... Ughhh, itu hatinya terbuat dari apa ya?"

"Belom pernah ngebedah dia sih, jadi ga tau juga...." Jun menyahut sekenanya yang berakibat tinju keras di bahu dari Shane.

"Tapi memang, dia hebat. Kalau aku pasti ga akan rela Kak Grace bahkan ada di satu ruangan sama AJ," lanjut Jun lagi.

"They're trust each other. Cuma itu kuncinya, Juned! Udah ah, aku mau balik ke kantor. Dapet izin cuma sampai jam makan siang. Udah gitu kamu ga mau nganterin ke kantor pula!"

"Ngantuk, Cen... Semalem kurang tidur kan, nganterin Al balik setelah mastiin AJ nyampe ke rumah Mommy. Semalem aku alih profesi jadi tukang ojek kayaknya. Capeeeekk...."

"Alasan aja! Nih!" Shane menyerahkan ponselnya. "Cariin gojek, aku naik ojek aja. Aku mau ke toilet dulu."

"Alamatnya?"

"Ada di aplikasi."

Shane pergi ke kamar kecil, tak lama kemudian dia kembali.

"Udah di mana abangnya?" tanya Shane.

"Aku cari alamatnya kok ga dapet." Jun menyerahkan ponsel Shane kembali.

Mata Shane terbelalak. Melihat Jun menulis 'kantor Shane' di alamat tujuan.

"YA AMPUN JUNAEDI, SAMPE LOE JADI AKI-AKI JUGA KAGA BAKAL KETEMU KALO BEGINDANG CARA NYARINYA! LOE KIRA GW YANG PUNYA GEDUNG!!

----------

Luv,
NengUtie

Continue Reading

You'll Also Like

821K 91.5K 36
Dari penulis The Dance of Love dan Right Time To Fall In Love: Pemenang Penghargaan The Wattys 2021 kategori Romance *** "Sepatu yang kuberikan tadi...
58K 4.8K 19
Kau percaya seseorang; Kau berikan hatimu padanya dan apa yang dia lakukan?
55.4K 7.5K 35
Series ~ New Adult "Begitu banyak ragam manusia di dunia ini Gendis, mungkin bakal banyak hal yang mengagetkanmu kelak. Aku pernah seumuranmu, seumu...
2.2M 92.1K 17
"Bran, kayaknya cicilan apartmen, kartu kredit, sama mobil gue bisa membantu lo mengurangi nominal tabungan lo yang makin meluber." "Boleh juga, gue...