Baby Azy

Por Munfazila_zila

3.9M 242K 5.2K

Highest Rank #4 CHICKLIT 15 April 2017 #5 CHICKLIT 26/27/28 Mei 2017 / 27 /28 Agustus 2017 "Ia ada bukanlah s... Mais

prolog
part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
part 6
part 7
part 8
part 9
part 10
part 11
part 12
part 13
part 14
part 15
part 16
part 17
part 18
part 19
part 20
part 21
part 22
part 23
part 24
part 25
bukan update
part 26
part 27
part 28
part 29
part 30
Terima Kasih
part 31
part 32
Tentang Azy
part 33
part 34
Marhaban Ya Romadhan
part 36
part 37
Selamat Lebaran
part 38
Part 39
Bukan next
Part 40
Part 41
Part 42
Sepenggal kisah
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
END
Baca aja
Sekilas
Apa Kabar
Hai

part 35

51.9K 3.9K 82
Por Munfazila_zila

Hai sudah 35 part, dan kemaren dicopy ke'word ternyata udah 170 halaman lebih, mikirnya udah panjang juga ternyata, maklum selama ini nulisnya lewat hp, bukan diketik dilaptop dan dicopy kewp.

Kira-kira gimana cerita Baby Azynya???

Masih nyambung???

Atau udah buyar kemana-mana??? hehe

Apapun itu semoga masih dapat menghibur yach!!!

Karna tujuan nulis juga untuk menghibur hihi

Yang nanya diprivate apa ngak, kemaren hampir diprivate, tapi ada yang bisikin jangan dulu heheh, tapi Insya Allah akan tetap diprivate walau belum tau kapan.

Satu lagi, jangan tanya kapan buat anaknya, kata mendatangi itu mewakili mereka membuat anak, karna ini bukan konten dewasa, jadi harus jeli dalam membacanya

Kata melakukan kegiatan suami istri pada umumnya juga mewakili pembuatan anak #ok#siip
#siiplayaa

Hehehe

Selamat membaca aja

Buat Azylovers jangan lupa VnCnya hoho

Dan jika ingin liat vidio Azy add ig Munfazil93

Kalau ada yang add facebook saya tolong kirim pesan, kalau mau bincang-bincang invite id line Munfazila08 aja

Tadi lupa mu promosi cerita baru

Cinta diujung Jalan, kisah sedih nan romantis, Insya Allah menghibur, kalau pembaca setianya sudah pasti tau cerita ini juga menguras airmata sama halnya PTM dan Kasih Putih

Jangan lupa VnC

Makasih

-----***-----

"Kerumah sakit ya bun"Javi bertanya pelan sembari duduk samping sang istri yang tampak terbaring dengan wajah pucatnya, Oliv yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya

"Ayolah sayang, jangan keras kepala"sambung Javi mengelus pelan rambut panjang sang istri

"Ngak mauk"itulah jawaban singkat dari Oliv yang membuat Javi menggertakan giginya

"Atau ayah suruh dokternya saja kesini"nego Javi membuang nafasnya pelan

"Ngak mauk"
"Bunda bilang ngak"jawab Oliv menggelengkan kepalanya kuat

"Apa perlu ayah seret buat kedokter"tambah Javi lagi membuat Oliv membalik tubuhnya menghadap suaminya itu sembari memajukan bibir mungilnya

"Kenapa keras kepala hmpz"ucap Javi tersenyum lembut melihat wajah sang istri yang amat lucu baginya, sementara yang ditanya kembali menggelengkan kepalanya dengan mata berkaca

"Heh kok nangis"ucap Javi bingung menghapus pelan airmata sang istri

"Kenapa nangis"ucapnya membawa kepala sang istri kepangkuannya

"Ayah jahat"ucap Oliv menangis sejadinya menenggelamkan wajahnya diperut sang suami
"Ayah mau seret bunda"ucapnya lagi sembari memukul pelan laki-laki yang kini tengah mengusuk pelan kepalanya itu, Javi!!! Yang ia lakukan hanya diam dan tak menjawab, akan panjang ceritanya jika sudah ada airmata, ia paling tak ingin melihat airmata dari mata indah istrinya itu, walau ia sendiri bingung akan reaksi sang istri akan kata menyeret yang ia katakan, padahal dulu kata itu tak akan berpengaruh apapun bagi wanitanya itu.

"Ayah ngak sayang lagi sama bunda"
"Huaa hikkzz hikzz" itulah umpatan tak jelas yang Javi dengar dari sang istri dengan bahasa tak beraturan  karna ia masih menenggelamkan wajahnya diperutnya (Javi)

"Ayah salah"
"Ayah minta maaf"guman Javi pelan walau sebenarnya ia merasa tak harus minta maaf akan apa yang ia lakukan, namun dari pada ceritanya makin panjang biarlah Ia mengalah, dan minta maafpun entah untuk apa pikirnya, namun untuk memperkecil masalah tak apa bukan

"Enggak mau kedokter, Dokter ngak boleh keseni"
"Terus gimana mau periksa bunda" ucap Javi setelah merasakan tangis sang istri mulai mereda

"Bunda ngak apa-apa"
"Ayah aja jahat, nyumpahin bunda sakit"

Astaga jawab batin Javi masih mendengar omong asal sang istri

"Kok nyumpahin sih"
"Ayah mau priksa keadaan bunda aja"
"Udah beberapa hari ini bunda kayak beser"
"Ini sudah pucat"
"Kalau ayah diamin, baru jahat"jelas Javi mencoba tak ambil pusing omongan sang istri,  darimana pasalnya membawa orang kedokter disamakan dengan nyumpahi orang itu sakit, otak istrinya benar-benar bergeser pikir Javi, namun apa daya, kalaupun memang sudah bergeser ia akan tetap mencintai wanitanya itu

"Kan udah bunda bilang bunda ngak mauk"jawab Oliv jutek dan mengangkat kepalanya dari pangkuan suaminya

"Bunda mau tidur" sambungnya membenarkan posisi baringnya

"Lagi"ucap Javi memengingat sang istri baru beberapa menit lalu terbangun dari tidurnya

"Kenapa"
"Ngak mau punya istri tukang tidur"
"Ya udah pergi aja"
"Cari istri baru"
"Entar bunda cari ayah baru juga buat sikecil"ucap Oliv sembari menutup mata, Javi hanya menggelengkan kepalanya sembari mengurut pelan keningnya

"Ya Tuhan"
"Istri hamba geger otak parah"ucapnya menarik selimut dan membenarkan posisi sang istri yang kini tampak terlelap, tak butuh lama bagi wanitanya itu untuk terlelap, setelah mencium kening wanitanya itu iapun berlalu dari kamarnya

------****------

"Udah bangun Olivnya Jav"tanya Atamaja melihat laki-laki itu duduk disamping putranya

"Balik tidur"jawab Javi cepat

"Lah"ucap Atmaja bingung, yang ia tau baru beberapa waktu lalu ia kekamar putrinya itu untuk mengambil sang cucu, dan yang ia tau putrinya baru bangun dari tidurnyaa

"Ngak tauk"
"Agak pucat juga sekarang"
"Dulu hamil sikecil bertingkah aneh ngak ma"tanya Javi pada wanita paruh baya yang kini tengah asih memijit kaki mungil putranya

"Enggak sih Jav"
"Normal aja"
"Cuma ya muntah agak berlebihan"
"Tiap pagi dan sore itu pasti akan muntah"
"Makanan yang ada bawangnya juga gitu"
"Selebihnya diam aja, apalagi maaf  bukan maksud ungkit masalalu"
"Apalagi kalau ia memikirkan kamu, dan juga sikecil saat itu"

"Maaf"cicit Javi pelan

"Ngak papa"sela wanita paruh baya itu cepat tak ingin suami anaknya merasa tak enak

"Memang kenapa kamu yakin kalau bunda sikecil hamil lagi" sambungnya

"Udah dua bulan terakhir dia ngak datang bulan"
"Ditambah lagi tingkahnya makin aneh"

"Waah mau punya dedek ni sikecil oma"ucap mertuanya girang memeluk pelan sikecil yang sedari tadi Diam memperhatikan orang dewasa disekitarnya sembari memakan coklat kesukaannya

"Dedek bayiii"ucap sikecil menampilkan gigi susunya

"Ia sayang"
"Kamu suka"tanya sang oma gemas

"Belum pasti ma"sela Atmaja tak mau nantinya ucapan sang istri memberi kebahagiaan semu pada sang cucu, sikecil mereka memang sangat menyukai anak kecil, pasti ia akan senang jika akan mendapatkan adik dari bundanya sendiri

"Makanya Jav dipastiin"ucap wanita paruh baya itu dan kembali tersenyum lembut membayangkan kala benar sang putri akan hamil kembali

"Ngak mau ma"
"Malah tadi aku dituduh nyumpahin di sakit karna ngajak dia kedokter"jawab Javi mengotak atik ponselnya

"Kok aneh"

"Sangat aneh"
"Ni Javi ngubungin dokter sikecil aja dulu, suruh dia kesini"
"Aku rasa dia juga bisa menangani wanita hamil"sela Javi berjalan meninggakan mertua dan anaknya.

-----***-----

"Kenapa ada dokter Refan disini"
"Bukannya sikecil udah diperiksa tempo hari" tanya Oliv masih memajukan bibir mungilnya

"Masih marah sama ayah"tanya Javi duduk disamping sang istri

"Masih"jawab Oliv jutek menarik tubuhnya kesisi ranjang

"Kenapa gitu"
"Sini dulu"
"Biar diperiksa sama dokternya"jawab Javi menarik lembut sisi selimut sang istri

"Iih apaan sih, emangnya aku bayi diperiksa sama dokter Refan" jawab Oliv masih dengan wajah kesalnya terhadap Javi dan menyentak selimutnya hingga terlepas dari genggaman sang suami, sementara dokter Refan, ia hanya tersenyum melihat pasangan yang ada dihadapanya

"Nak, dokter udah nunggu lama loh"
"Nungguin kamu bangun"jawab Atmaja yang juga berada dikamar tersebut

"Tapi Oliv ngak papa pa"rengek Oliv tak malu pada orang disekitarnya

"Ngak papa gimana"
"Liat pucat gitu" jawab Javi lembut

"Pucat apaan"
"Kamu aja yang lebay"sunggut Oliv entah mengapa sangat berbeda jauh dari asliny

"Oliv"sentak Javi tak suka akan tuduhan sang istri, bagaimanapun ia tetap manusia biasa, Oliv yang mendapat sentakan itu langsung memasang tampang takutnya, seolah tau ia sudah keterlaluan, hanya butuh beberapa detik kemudian tangis pilu itupun terdengar, siapa lagi jika bukan Oliv

"Sayang maaf"
"Bukan maksud"ucap Javi mendekat dan membawa tubuh sang istri kedalam dekapannya

"Kamu itu jahat"isak Oliv memukul dada sang suami

"Ia"jawab Javi pelan memasang tampang bingungnya, pun dengan orang disekitarnya kecuali dokter Refan

"Kita keluar aja tuan"ucap Refan pada Atmaja, dijawab anggukan laki-laki seumuran dengannya itu

"Nanti temui saya dibawah tuan"ucapnya lagi menghadap Javi
"Saya sekalian melanjutkan terapi sikecil" ucapnya tersenyum dijawab anggukan oleh Javi

"Kenapa sih sayang"
"Kan cuma priksa aja"tanya Javi benar-benar bingung akan istrinya saat ini

"Ngak mau"
"Aku bilang ngak mau"ucap Oliv menggelengkan kepalanya

"Ia ia"
"Yaudah kalau ngak mau"
"Tapi diam dulu"ucap Javi tertahan, kesabarannya benar-benar diuji saat ini, hanya itu yang ia tau, perubahan sang istri pasti ada sebabnya, karna ia tau siapa wanitanya itu.

-----****-----

"Maaf dok nunggu lagi"ucap Javi sesampainya kesamping dokter Refan yang tengah asik memijit kaki sang anak

"Ngak papa, saya ngerti kok"jawab dokter Refan tersenyum

"Gimana jagoan"
"Enak gak kakek pijit"ucapnya menyentil hidung mungil nan mancung sikecil

"Enyak akek"→enak kakek jawab sikecil tersenyum

"Unda macih bobok Ayyaa"→bunda masih tidur Yah
"Tok bobok telus cih"→kok tidur terus sih
"Anyeh"→aneh tanya sikecil disambut kekehan sang ayah

"Ayah juga ngak tau nak"
"Udah mamam belum"tanya Javi lembut

"Uja ama Omaa"→udah sama Oma

"Mamam apa tadi"tanya Javi lagi, sepertinya berbincang dengan sang anak adalah obat untuk otak tegangnya akan ulah aneh sang istri

"Ayam bakal madyuu" →ayam bakar madu, jawab sikecil memajukan bibir mungilnya membuat kilasan bibir mungil sang istri muncul diotak Javi, ia pun segera menggelengkan kepalanya agar tingkah aneh sang istri menghilang diotaknya sejenak

"Ayaaa tanapa cih"→ayah kenapa sih, tanya sikecil bingung

"Hahah ngak papa sayang"
"Oya oma sama opa mana"tanyanya masih terkekeh melihat wajah bingung sang anak, ia pasti tau sang anak pasti bingung akan tingkahnya, sama halnya yang ia rasakan pada sang istri

"Ladi pelgi cebental"→lagi pergi sebentar
"Dadi Aji diitip ama akek duyu"→jadi Azy dititip kakek dulu jawab sikecil memainkan tangan sang ayah

"Maaf ngerepotin dok"ucap Javi tak enak

"Ngak papa"
"Lagian saya juga sudah mengenal lama keluarga ini"
"Bahkan sebelum simungil ini ada"jawab laki-laki paruh baya itu tersenyum lembut
"Ya saya sudah mendengar ceritanya dari tuan Atmaja"sela Javi

"Menurut dokter apa yang terjadi pada bundanya"tanya Javi yang paham sepertinya laki-laki tua itu sudah tau apa yang terjadi pada istrinya, itu terlihat saat ia keluar dengan tersenyum

"Eman unda tanapa ayaaa"→emang bunda kenapa ayah
"Unda ndak akik kang"→bunda ngak sakit kan, tanya sikecil serius

"Nanti saja saya jelaskan tuan"
"Nanti kalau disini"
"Jagoan ini pasti selalu nyela"jawab Refan tersenyum gemas mencubit pipi gembil sikecil, sementara Javi hanya tersenyum kaku ditempatnya, ternyata sangat banyak orang yang mencintai putra kecilnya itu, dan setiap mengetahui kenyataan itu, jauh dilubuk hatinya, ia selalu mengenang apa yang sudah ia lalukan dimasalalunya, tak banyak yang tau jika ia belum sepenuhnya berdamai dengan masalalunya, masalalu dimana ia tak ada saat anak istrinya membutuhkannya.

-----***-----

"Jadi istri saya kenapa dok"tanya Javi pelan

"Sepertinya dugaan kamu benar"sela Atmaja cepat

"Dugaan apa"tanya Javi
"Dia hamil"sambungnya beberapa detik setelahnya

"Melihat tingkahnya dan juga cara ia mengambil nafas"
"Saya rasa dugaan kamu tepat"
"Tapi saya sarankan sesegera mungkin bawa dia kedokter kandungan"jawab dokter Refan langsung membuat Javi tersenyum bahagia, pun Atmaja yang sedari tadi mendengarkan, jangan katakan ia bodoh, karna ia memang tak pernah mengetahui gelagat orang hamil, dan jika benar Oliv tengah hamil, maka reaksinya sangat bertolak belakang dari ia yang dulu, itulah mengapa Atmaja tak begitu memikirkan perubahan sang putri dikarenakan kehamilannya.

"Tapi segerakan ya"
"Karna banyak hal yang harus diperhatikan"
"Bunda sikecil masih mengonsumsi obat-obatan pasca kecelakaan itu"
"Jadi harus ditangani secara khusus untuk hal ini"
"Saya bisa, tapi tak mau ambil resiko"
"Lebih baik konsultasikan kedokter spesialisnya, bagaimana baiknya"jelas dokter paruh baya itu membuat senyum bahagia itu hilang perlahan, bagaimana mereka lupa akan kondisi wanitanya itu, terutama Javi, bagaimana ia bisa menginginkan anak lagi disaat kondisi sang istri yang belum benar-benar pulih.

"Buat tuan Javi"
"Harus lebih sabar lagi" ucap Dokter Refan menyadarkan Javi dari lamunannya

"Tak mudah menghadapi wanita hamil"
"Apalagi ini yang pertama bagi tuan"
"Ini baru permulaan"
"Ia bisa lebih bertingkah lagi atau sebaliknya tergantung moodny"jelas laki-laki paruh baya itu membuat Javi menampilkan senyum tak enaknya, ia paham maksud perkataan laki-laki itu, namun mau bagaimana lagi, ia manusia yang dulunya selalu meluapkan kesalnya dengan membentak, sudah dapat dipastikan kebiasaan itu takkan mudah ia hilangkan dengan mudah.

"Tapi apa kehamilan ini berbahaya dok"tanya Javi pelan

"Tidak, asal kondisi selalu stabil"
"Tentang pengobatannya, seperti yang saya sarankan, segera bawa dia kedokter spesialisnya"jawab dokter Refan dijawab anggukan oleh Javi.

Continuar a ler

Também vai Gostar

9.8M 394K 36
[C O M P L E T E] Apalah artiku tanpa kalian, readers :* Selamat datang dicerita ribet yang melow Cerita lengkap... Silahkan mampir jika penasaran...
495K 10.2K 40
Sudah tamat❤ Cerita tentang unggahan instagram❤ . . Selamat membaca Sumber foto dan gambar : Pinterest, google dan Instagram
276K 15.6K 49
[[E N D !]] Punya anak dari hasil One Night Stand itu benar-benar hal terakhir yang Bryan inginkan. Hobi clubbing, balap motor, dan pulang malam-m...
2.4M 136K 30
Latisha tidak pernah menyangka bahwa calon suaminya akan melarikan diri di hari pernikahannya, membuat Saga yang seharusnya menjadi adik ipar, mengam...