part 18

72K 4.4K 72
                                    


---------****--------

"Unda, tanapa ndak bobok cama aya ada cih" protes sikecil karna ini sudah malam kedua ia mengetahui sosok Javi sebagai ayahnya namun sang bunda takkunjung memperbolehkan ia tidur dengan laki-laki itu, makanya sedari tadi ia merengek minta tidur bersama ayahnya tersebut namun tetap pernah dikabulkan sang bunda

"Ngak boleh nak" ucap Oliv lembut

"Lah tanapa ndak boyeh cih"
"Tan itcu ayaa na aji"
"Tak pa kan talo bobok baleng" ucapnya memonyongkan bibir mungilnya

"Ya Allah, gimana caranya agar ni bocah ngerti" batin Oliv menggeram, mustahil ia mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan dewasa tak bisa tidur ditempat yang sama jika tak ada ikatan yang memperbolehkan mereka melakukan hal tersebut, otak kecil kesayangan pasti belum sampai mikir ketahap itu

"Besok ya nak, sekarang bobok sama bunda dulu kayak biasanya" ucap Oliv masih berusaha mengalihkan perhatian sang anak

"Temalen becok, hali nyi becok, becok pasti becok ladi" protesnya lagi membuat Oliv menciumnya gemas

"Kalo Azy bobok sama ayah ya udah, tapi bunda tetap disini"

"Toleh la nda, tan aji ni auk mimik unda" ucapnya lagi dengan wajah memelasnya tampak sangat lucu

"Na kalo gitu jangan merengek lagi, entar mau ngak unda kasih mimik" ancamnya menahan tawa

"Eee unda nyi, uda la, becok becok ada la" ucap si kecil mengalah, karna ia paling tak bisa jika diancam dengan mimiknya tersebut, sebenarnya tak sepenuhnya mimik seperti bayi, ia hanya memainkan mimik sang ibu sampai ia terlelap.
"Unda nyi lewel" ucapnya lagi dan menenggelamkan kepalanya didada sang bunda sementara tangan mungilnya sudah bermain di dada sang bunda, Oliv hanya tersenyum melihat tingkah sang anak, Perlahan ia mulai merasakan nafas sang anak teratur dan pergerakan tangan kecilnya juga mulai tak terasa membuat Oliv merenggangkan pelukannya pada putranya tersebut, sekilas ia tersenyum dan mengecup pelan kening putranya tersebut.

"Maaf ya sayang, kamu masih belum ngerti apa sebenarnya yang terjadi"
"Jika sudah saatnya kelak, kamu pasti memaklumi apa yang bunda lakukan"
"I love you sayangku" gumannya pelan dan perlahan tapi pasti iapun menutup matanya menyusul sang anak kealam mimpi, tanpa ia sadari ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan keduanya dengan tatapan lembut, pancaran cinta sangat tampak dari caranya menatap interaksi anak dan ibu tersebut, matanya teralih kearah pintu yang tiba-tiba terbuka dan cahaya putih itu langsung mengerah kewajahnya

"Keluar dari sana"
"Bukan aku tak melihat kau masuk kesana, tapi aku tak mau anak cucuku terganggu jika aku menahanmu masuk"

"Kau sudah mengetahuinya pak tua"
"Baguslah, jadi aku tak perlu mengendap masuk kesini" ucap seseorang tadi sembari keluar dari persembunyiannya

"Javi, keluarlah dari kamar anak cucuku, jangan mengusik mereka" perintah laki-laki paruh baya tersebut

"Panggil aku Vier karna aku bukan Javi"
"Berhubung kau sudah tau aku disini, tidak ada salahnya aku langsung mengatakan niatku kesini"
"Aku menginginkan keduanya, dan aku tak ingin berbagi, aku akan membawa mereka dari sini, namun mengingat selama ini kau sudah merawat keduanya dengan baik, maka aku akan membiarkanmu menemuinya kapanpun kau mau" ucapnya Vier enteng tanpa ada rasa takut sedikitpun diraut wajahnya

"Bocah tengik, berani sekali kau merintahku" kali ini terdengar teriakkan  Atmaja menggema dikamar tersebut membuat penghuninya terbangun karna suara tersebut, sikecil tampak menangis karna keterkejutannya sementara Oliv dengan sigap memeluk buah hatinya memberikan perlindungan dan mengelus pelan punggung mungil tersebut agar ia merasakan nyaman walau ia sendiri tak bisa menormalkan jantungnya menyaksikan apa yang ada dihadapannya, jika beberap hari lalu ia melihat kejadian dimana sang ayah dan ayah dari anaknya tersebut bersih tegang diluar rumah, ini jauh lebih gila,mereka saat ini malah melakukannya dikamarnya.

Baby AzyOù les histoires vivent. Découvrez maintenant