🎹 Happy Reading 🎹
♧♧♧
[Min Yoongi POV's]
"Kau melihat siapa, Sayang?"
Aku mengikuti arah pandangan Hyerim. Rupanya ia fokus pada seorang lelaki. Jaraknya tak begitu jauh. Tetapi karena banyak orang berlalu lalang, wajahnya kurang jelas.
"Oppa lebih baik kita pergi saja dari sini."
Hyerim menarik tanganku. Ekspresi wajahnya mengisyaratkan padaku, bahwa ia sedang dirundung rasa takut.
"Kau kenapa, sayang?" Tanyaku keheranan.
Aneh sekali sikapnya hari ini, perasaan beberapa menit yang lalu ia baik - baik saja.
"Entahlah, lelaki disudut sana terus memperhatikanku." Jelasnya.
"Baiklah, ayo!"
Mau tidak mau ku turuti dia.
Gadis ini energinya besar juga meski badannya lebih mungil dariku, pendek lagi. 😂😂😂
Sssttt.. Jangan bilang - bilang Hyerim, ya? Bisa - bisa aku tidak dapat jatah kisseu.
Napasku terenggah - enggah dibuatnya.
Thanks God , penderitaanku berakhir juga.
Aku sangat bersyukur sudah sampai direstoran.
Hyerim bungkam setelah kejadian tadi. Bahkan ketika aku tanya ingin makan apa, ia hanya menjawab, "Samakan saja."
Tadinya aku ingin langsung menanyakan , namun niat itu ku urungkan.
10 menit kemudian barulah aku mencoba untuk bertanya. Suasana sudah agak membaik saat ini. Aku harus sabar menghadapi gadisku.
"Tadi ada apa?"
"Apanya yang ada apa?" Jawabnya dingin, bagai es batu.
Ya Ampun, sejak kapan kekasihku dingin. Mengapa kau jadi tertular denganku?😝
Baiklah, Min Yoongi berhati - hatilah. Bicaralah dengan selembut mungkin.
Ku tarik napas dalam - dalam.
"Sayang, kau kenapa?" Ujarku halus, seraya mengusap perlahan helaian rambutnya.
"Hiks.."
Sayang? Mengapa kau ..
"Oppa.." suaranya terdengar parau.
"Jangan menangis, disini."
"Kau harus tahu! Tadi aku melihat Kim Tae Hyung!"
Ujarnya menahan takut setengah mati, air matanya hendak jatuh.
Dengan cepat, aku mengapus cairan kristal bening itu.
"Ah , yang benar?" Tanyaku memastikan.
Lagipula bagaimana bisa ia menebak kalau dia, Kim TaeHyung. Mataku saja tak jelas mengindetifikasi wajah pria di sudut sana tadi.
"Iya, Oppa. Dia bersama temannya."
Balas Hyerim penuh keyakinan , terdapat penekanan disetiap kata.
"Lalu, mengapa kau takut, Sayang? Ada aku."
Untuk apa khawatir , sedang disebelahmu ada pria yang bersedia melindungimu.
"Aku malas bertemu dengannya."
"Dia tidak mencintaiku."
"Kalau dia mencintaiku , mengapa ia tega menuduhku atas sesuatu yang salah."
"Memang apa yang ia tuduhkan padamu?"
Aku memandangi mata hitamnya lamat. Sembari memegangi kedua bahunya.
"Dia bilang aku berkhianat, padahal jelas dialah yang berkhianat. Seminggu setelahnya ia malah bermesraan dengan gadis lain. Dan aku mengenal wanita itu!"
Air mata mulai membasahi pipi gadisku.
Ya Tuhan! Jadi selama ini , tanpa ku ketahui dia berani menyakiti sahabatku sekaligus wanita yang ku cintai?!
Sial!
Kau ceroboh, Min Yoongi!
Ah! Kalau tahu begini tidak akan pernah ku setujui mereka berkencan.
Jemari membelainya rambutnya yang terurai bebas.
"Justru dia akan sadar kalau kau milikku."
"Justru dia akan sadar. Yoon Hyerim ditakdirkan bukan untuk pria pecundang sepertinya, tetapi ditakdirkan menjadi nadiku. Sayang, jangan tampakkan rasa sakitmu karenanya di depanku..."
"O..Oppa!"
"Aku pun sakit mengetahui perkataanmu. Aku juga bodoh karena mengizinkan kalian bersama."
Jujur aku bukan hanya sakit karena ini, tetapi juga teringat ciuman mereka berdua.
Saat itu aku tak sengaja ingin mengajak Hyerim pulang bersama, tetapi tebak apa yang ku temukan?
Ya, Taehyung mengecup kening Hyerim lalu.. Ah, sudahlah tak ingin ku teruskan ingatan itu.
"Mianhaeyo , Oppa aku terlalu berlebihan."
"Min Yoongi tidak akan pernah takut dengan Kim Tae Hyung , ingat itu!"
Ujarku menyakinkan dirinya.
"Terimakasih Oppa, aku hanya tidak ingin ia melukaimu, dia tak terduga."
Terangnya sembari tersenyum.
"Jangan memikirkanku. Aku baik - baik sa.."
Kau bicara apa , Sayang?
Kau memintaku supaya tidak memikirkanmu, eoh ?
Yang benar saja? Bahkan disaat begini kau masih berkata , kondisimu baik - baik saja.
Dasar gadis keras kepala 😩
"Malah yang ku pikirkan adalah kau. Tidak akan pernah ku izinkan siapapun menyakitimu. Ia harus berhadapan dahulu denganku."
Aku serius , tidakkah kau lihat rautku sekarang? Oh, man.. Ayolah, Yoongi bukan type pengecut yang mempermainkan ucapannya sendiri.
Seorang pelayan wanita datang menghampiri kami berdua. Tentunya , ia membawa pesanan kami.
"Sudahlah , Oppa. Lebih baik kita makan , pesanan kita sudah datang."
"Selamat makan siang , Oppa!"
○○○
Hari ini terasa singkat , padahal aku ingin 24/7 bersamanya, menghabiskan setiap detik berdua. Hanya ada aku dan Hyerim.
Terkadang aku membayangkan bagaimana kehidupan kami nantinya pasca menikah.
Mungkin hidupku akan lebih bergairah. Mengingat aku akan ditemani wanita se-special Yoon Hyerim. Ani, Min Hyerim.
"Hey! Apa yg kau lamunkan?"
Tangannya beberapa kali melambai di depan wajahku.
"Pria mencurigakan."
"Jangan berburuk sangka."
"Lagian , kau di dalam mobil melamun. Kalau terjadi apa - apa bagaimana?"
"Everthing gonna be alright."
"Alright bagaimana? Menyetirlah dengan berkonsentrasi. Apa kau mengantuk?"
"Ne, aku mengantuk chagi-ya."
"Jangan tidur, kita sedang dalam perjalanan."
"Kau sudah banyak tidur, Yoongi."
"Hyerim."
Gadisku menolehkan kepalanya. Aigo, mengapa Tuhan dia selalu menggemaskan.
"Ada apa, tuan kura - kura?
"Dua minggu lagi , kau mau tidak menemaniku?"
"Kemana?"
"Ke pesta pernikahan."
"Bagaimana? Kau ada waktu, kan?"
"Kapan pesta pernikahannya?"
"27 Mei."
"Sepertinya aku bisa, hari Jumat ya?"
"Bagus. Semua keperluanmu, aku yang urus."
"Tak perlu repot - repot, Sayang. Dirumah aku memiliki beberapa gaun pesta."
"Ssstt.. Aku ingin Yoon Hyerim berbinar. Kau akan menjadi pusat perhatian, sebab datang bersamaku. Seorang presdir harus bersama dengan permasuri cantik."
"Mulai deh , menggombal. Baik Tuan Min."
"Okay , Oppa. Acaranya malam hari?"
"Iya, Hye."
"Oh, baiklah."
"Teman kantormu?"
"Bukan. Dia teman kita juga."
"Siapa?"
"Nanti kau juga tau."
"Kau sengaja membuatku penasaran?"
"Tidak."
"Cukup katakan siapa namanya, biar aku ada bayangan."
"Mohon maaf nona. Tuan Min merahasiakannya."
"Tsk!"
"Ya,ya,ya Sayang. Terserah kau saja, aku mengikutimu."
15 menit kemudian kami berdua sampai di depan rumah keluarga Yoon.
Seperti biasa aku membukakan pintu mobil untuknya.
"Turunlah."
Aku mengulurkan telapak tanganku, dengan senang hati ia menyambutnya.
Ia turun dengan anggun, tak lupa kembali ku tutup pintu mobil.
Kami berjalan beriringan, aku terus menggenggam jemarinya.
"Apa adikmu sudah sampai?"
"Sudah, dia bilang begitu."
"Oh."
Ia menekan bel rumah.
Pintu utama terbuka terlihatlah sosok laki - laki.
"Jimin? Mengapa kau? Oh, iya aku baru ingat kau menemani Hyerin."
"Iya , Noona. Noona kau?"
"Hyung!"
Manik Jimin melebar, ia terkejut melihat keberadaanku disini.
Bocah kecil ini sangat berlebihan.
Hyerim kebingungan melihat sikap Jimin yang terlonjak kaget karenaku. Sementa aku yang begitu tenang - tenang saja, malahan terkesan biasa. Seolah bersikap tak peduli terhadap apapun.
"Biasa saja." Sahutku datar mengalihkan pandangan ke arah lain.
Hyerim tersenyum kikuk, "Kalian saling mengenal?"
"Mianhae, Hyung. Nde, noona kami saling mengenal. Hyung ini sahabatku."
"Jadi bisalah kami masuk?" Ucapku to the point.
"Oppa, jangan seperti itu dengan Jimin."
Aku diam, tak menanggapi.
"Hyung ini tidak berubah ya?" Sunggut Jimin sambil terkekeh.
Kamipun masuk ke dalam rumah.
"Hyerin, kakak pulang!"
TO BE CONTINUED...
GOOD NIGHT READERS! DAPAT SALAM CIUM DARI YOONGI 😍😘
STAY TUNE TERUS YA , BYE.. BYE... SEE U...
♡♡♡