Fisika Vs Bahasa Inggris [COM...

By LavenderVio

89.3K 4.9K 315

Ini tentang seorang gadis penyuka Fisika namun tidak suka dengan Bhs. Inggris. dia adalah Aileen Aurelia Gri... More

Prolog
Guru Bhs. Inggris enggak masuk
Ulangan Fisika
Pretended to be serious,but caught
Go Home Whit Devan
Cakra Lagi!
Ulangan Bhs.Inggris
Ketika semuanya teringat kembali
Untuk Aileen
When He Came Back With Memories Of That
Pelajaran Olahraga
Hukum Kekekalan Energi
Debat Bhs. Ingris
Philosophie Naturalis Principian Mathematica
Memories
Lebih Dekat
Ledakan besar!
Hukum Gravitasi Newton
Awal dari semuanya
Awal Dari Semuanya #2
Dating a Double
Matahari dan Bintang mencari bulan.
Terungkap !!!
Mencari Aileen
Ada Apa Dengan Cakra !!!
Museum Naruto
With You
Santai Tanpa Perdebatan
Memulai Atau memutuskan
Bolos
Keputusan
Double date (2)
Pengakuan
END
Sayang kalian!!!
syuka!! wkwk
10th February
Ketemu Aileen dan Cakra

Afandra !!!

2.3K 158 9
By LavenderVio

buat yang baca cerita ini jangan lupa Vomment di setiap Bab yah.. susah lo buat cerita!!! kalau ada kritk dan sarannya tulis ada di kolom komentar, -Terima kasih,salam hangat untuk kalian pembaca cerita ini.

BAB 11

"Alex, kamu dimana..., cepat turun, bunda mau bicara." Teriak Gerisella- Bunda Aileen Dan Alex-

Beberapa detik setelah teriak seorang gadis paru baya tidak ada yang menyahut, sunyi. "Astaga kemana anak itu," kata Grisella sambil duduk di sofa kemudian meraih ponselnya dan menekan tombol-tombolnya.

"Aileen dimana kakak kamu?" tanya Grisella ketika melihat bungsunya berjalan dengan sempoyang menuju kearah dapur.

"Aileen tidak tahu bunda, mungkin masih tidur," kata Aileen mengusap kedua matanya dan membuka kulsa untuk mengambil air mineral.

"Kenapa masih tidur sih anak itu, bunda sudah suruh dia bangun pagi untuk antar bunda," guman Grisella sementara Aileen tampak tak acuh dengan hal itu, ia malah kembali berjalan menaiki tangga untuk kembali tidur di dalam kamarnya.

Belum sempat Aileen menginjakkan kakinya di anak tangga kedua suara bundanya sudah menggema di telingannya, " Aileen mau tidur lagi bunda, ini hari minggu, Aileen masih ngantuk." Kata Aileen

"Tidak, sekarang kamu mandi lalu siapkan sarapan, bunda enggak sempat mau pergi dulu," kata Grisella

"Aduh kenapa Aileen sih bun, kan ada bi Ijah,"

"Tidak Aileen, Bi Ijah mau bersih-bersih, atau kamu yang gantiin bi Ijah bersih-bersih rumah?"

"Aissh, baiklah, Aileen mandi dulu,"

"Jangan lupa bangunkan kakakmu itu,"

Aileen tidak menjawab, ia hanya berjalan dengan sedikit kesal karena ulah ibunya itu. Setelah menjinjakkan tangga terakhir, Aileen membelok ke kiri dan mengetuk pintu berwana coklat kayu dengan gambar berbagai gambar anime seperti, detektif Connan, One Piece sampai Naruto ada di sana.

Aileen mendengus kesal melihat gambar anime kesukaannya berada d sudut samping kiri bawah, ia tidak suka gambar anime kesukaannya di kucilkan seperti itu. "Kak, Bunda manggil tuh," kata Aileen sambil mengetuk pintu kamar kakaknya

"Iya kakak udah denger," Aileen langsung terkejut mendengar suara kakaknya tepat di telinga bagian kanan.

"Astaga, lo ngagetin aja," omel Aileen menoleh kearah kakaknya.

Alex terkekeh, "Maaf,"

"Yaudah gue pergi dulu," kata Aileen namun baru beberapa langkah Aileen meninggalkan tempatnya, ia tiba-tiba teringat sesuatu,"Oh yah, kak Foto Naruto kok di sudut bawah sih, seharusnya fotonya itu di tengah dan yang paling besar. Kalau gini enggak bagus," kata Aileen sambil menunjuk hiasan pintu Alex.

"Ih suka-suka gue dong, kenapa lo yang sewot sih,"

"Ih terserah deh, oh yah episode Boruto kakak udah berapa?"

"Baru dua, hari rabu nanti baru rilis episode tiganya kenapa emang?"

"Gue mintanya kalau episodenya udah cukup sepuluh,"

"Oke, lo copy aja di laptop gue nnati."

"Makasih kak, kalau gitu Aileen pergi dulu yah."

Yah, Aileen dan Alex adalah dua bersaudara yang suka anime, bedanya Aileen hanya suka Naruto sedangkan kakaknya semua suka. Sebenaranya Alex lah yang membuat Aileen suka sama Naruto karena pria itu memaksa Aileen untuk menonton Naruto di GlobalTV karena tidak bisa menolak makanya Aileen lebih sering nonton Naruto ketimbang nonton film atau sinetron. Salahkan kakaknya yang membuat Aileen tidak suka sinetrons seperti remaja lainnya.

Setelah selesai membereskan semua kegiatannya di dalam kamar, Aileen segera turun dan menyiapkan sarapan untuk ayah karena kakak dan ibunya sudah pasti akan makan di luar.

"Gue masak apa yah?" guman Aileen sambil melihat bahan-bahan yang tersedia di dalam lemari pendingin. Tiba-tiba suara bel langsung mengejutkannya, dengan langkah santai Aileen berjalan membuka pintu.

"Devan? Lo kok disini?"tanya Aileen setelah meliha sosok yang berdiri di balik pintu

"Enggak boleh emang?" kata Devan sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Bukan gitu, gue Cuma kaget aja lo ada disini dan pagi-pagi seperti ini."

"Oh, Gue boleh masuk?"tanya Devan

"Enggak lo pulang sekarang," tegas Aileen

Devan terkejut bukan main, Aileen mengusirnya itu tidak mungkin. "Alah, gue becanda kali, masuk gih," kekeh Aileen

"Gue kira lo beneran ngusir gue," kata Devan sambil berjalan memasuki rumah Aileen.

"Emang kenapa kalau gue beneran ngusir lo?"

"Mau di taruh dimana muka ganteng gue kalo di usir cewek,"

Aileen terkekeh, "Dikantongin aja, Dev."

"Lo ternyata beda yah kalau diirumah, beda juga kalau di sekolah." Kata Devan sambil duduk di sofa. Tiba-tiba seseorang datang yang tidak lain adalah ayah Aileen, pria paru baya itu menggunakan baju santai. Memang ayah Aileen memang masih sangat muda bahkan jika orang tidak tahu mereka akan mengira jika dia adalah kakak Aileen.

"Ayah? Mau keluar?" tanya Aileen

Darius nama ayah Aileen langsung menoleh dan mendapati anaknya sedang tersenyum kepadanya dengan seorang lelaki yang duduk di hadapan Aileen. Senjenak Dairus terkjut melihat Devan namun epresinya langsung berubah biasa-biasa saja setelah melihat gelengan pelan dari kepala Devan.

"Iya ayah mau pergi dulu, teman ayah ada yang masuk rumah sakit jadi ayah harus jengukin dia. Kamu enggak papakan sendiri di rumah," jelas Darius

"Oh enggak papa kok, Aileen udah biasa, "

"Oke, kamu baik-baik yah di rumah, jaga rumah baik-baik, ayah pergi dulu," setelah itu Ayah Aileen menghilang dari balik pintu rumahnya. Aileen kembali menoleh kearah Devan, "Lo mau ngapain datang ke rumah gue?"

"Oh gue mau balikin buku lo yang jatuh pas kita main basket,"

"Astaga buku ini yang aku cari, makasih yah," kata Aileen meraih buku bersampul merah dengan tulisan buku catatan Fisika.

"Leen lo mau keluar enggak, kita jalan-jalan di mana gitu,"

Aileen menggeleng,"Gue males jelan dulu, gue mau molor dulu," kata Aileen sambil terkekeh pelan.

Devan kecewa dengan hal itu tapi mau bagaimana lagi, itu sudah keinginan Aileen tidak boleh di paksa. "Oh gitu, kalau gitu gue balik aja,"

"Lo enggak mau makan dulu atau minum?"

Devan menggeleng. "Gue langsung pulang aja,"

Seteleh kepergian Devan, Aileen memutuskan untuk menggoreng telur saja. ia sangat malas untuk membuat makan enak, ia tidak sabar ingin menonton film Naruto. Setelah mencuci piring Aileen langsung bergegas menuju kamarnya dan terhanyut dalam dalam film anime kesukaannya-Naruto-. Berbagai ekspresi di tunjukkan wajah Aileen, mulai dari rasa kagum, senang, sedih hingga terharu semuanya terus terulang di wajah Aileen. Epresi yang tidak pernah di tunjukkan Aileen saat berada di sekitar orang yang tidak dekat dengannya.

"Astaga, Naruto kok keren amat yah, jadi pingin dijadiin suami," guman Aileen saat melihat adegan dimana Naruto bertarung dengan Pain. Hampir semua tentang Naruto Aileen tahu, tapi tidak ada yang tahu kalau sosok penyuka Fisika ini sangat terpesona oleh sosok animasi seperti Naruto, hanya keluarganya yang tahu itu, bahkan Alika-pun tidak tahu soal itu.

***

"Bunda, Alex pergi dulu punya urusan sebentar," teriak Alex-kakak Aileen- Grisella-bunda Aileen- langsung mengangguk setuju kemudian masuk ke dalam sebuah cafe yang Alex tahu itu tempat perkumpulan teman-teman bundanya untuk bergosip ria disana tanpa peduli dengan orang disekitarnya yang merasa terganggu dengan suara mereka.

"Lo?" kata Alex terekejut melihat seseorang yang entah datang darimana langsung berdiri di hadapannya.

"Kenapa?" tanya Devan.

Alex menggeleng," Enggak, lo ngapain di sini?" tanya Alex

Devan menarik kedua bahunya ke atas, "Hanya sekedar lewat aja, sebenarnya gue mau ke supermarket sana,"dan Alex hanya ber'oh' saja.

"Gue tau lo inget gue, jadi enggak usah pura-pura," kata Devan tiba-tiba yang sejenak membuat Alex terkejut namun langsung berubah epresi menjadi biasa-biasa saja.

"Iya lo teman adek gue kan yang waktu itu minjem baju gue," kata Alex dengan santainya namun Devan malah menatap intens kepada Alex

"Bukan itu. Udalah Abraham jangan pura-pura, semenjak pertemuan pertama kita gue udah tahu lo inget gue," kata Devan dengan wajah serius, melihat wajah Devan itu akhirnya Alex mendengus kesal.

"Dari mana aja lo,huh? kenapa baru muncul sekarang? lo tau bagaimana menderitanya adek gue saat lo menghilang,huh?" tanya Alex dengan emosi meluap-luap.

"Bagus lo udah inget, dan masalah pertanyaan lo gue juga mau bahas itu sama lo." Kata Devan sedikit tersenyum.

"Maksud lo?"

"Ikut gue, gue harus katakan yang sebenarnya sama lo." Kata Devan dengan mantap sambil berjalan mendahului Alex setelah merasa yakin barulah Alex ikut berjalan mengikuti Devan.

Dan sekarang disinilah mereka, duduk di sebuah taman sambil minuman di tangan mereka masing-masing. "Gue minta maaf, gue benar-benar enggak tau lo udah ngalamin hal seberat itu," kata Alex sambil menepuk pelan pundak Devan sementara Devan hanya tersenyum kecut.

"Sekarang gue mau nanya, kenapa Aileen enggak ngenalin gue?" tanya Devan sambil menatap Alex dengan serius. Alex langsung tertunduk lemas,"Aileen udah kecelakan, dan dia mengalami amnesia lakunar,"

Devan mengerutkan keningnya," Amnesia Lakunar?"

"Yah, jenis Amnesia ini mungkin enggak pernah lo denger, tapi amnesia ini mengakibatkan penderita melupakan sebuah peristiwa atau sesuatu secara acak dan yang ia lupakan itu adalah semua tentang lo," kata Alex

Semua yang di katakan Alex sangat melukai perasaan Devan, ini seperti berjalan di atas duri, sakit namun harus di lalui. Untuk sejenak Devan ingin menangis namun langsung di tepis.

Saat dirinya berpikir akan kembali mengulangi masanya dengan Aileen dengan bahagia ternyata Aileen lupa dengannya, itu bukankah menyakitkan.

"Abraham, gue boleh minta sesuatu enggak sama lo?" tanya Devan dan Alex mengangguk setuju."Apapun untuk lo, Afandra," kata Alec

"Lo bisa cerita sama gue tentang semua perubahan Aileen dari yang gue kenal sama Aileen yang sekarang, kecuali Aileen gadis penyuka Fisika."

Alex kembali mengangguk paham," Tapi gue minta sama lo berhenti manggil gue Abraham nama itu enggak keren banget tau enggak," kata Alex

Devan tersenyum," Tapi bukannya lo suka nama itu dulu,"

"Iya gue suka tapi sekarang itu di Indo nama itu enggak keren di sini yang keren itu Alex, okey jadi lo harus manggil gue Alex mulai sekarang bukan Abrama lagi." Jels Alex

"Tapi menurut gue nama Abraham juga keren, nama Alex udah pasaran, udah banyak yang punya."

"Terserah lo aja deh, gue mau balik, bunda kayaknya udah selesai ngerumpi," kata Alex sambir berdiri, "Gue mohon sama lo jangan ngomong apa-apa sama Aileen gue takut di belum bisa terima ini semua, biar gue aja yang buat dia ingat gue dengan cara gue." Kata Devan dan Alex langsung mengacuhkan jempol kemudian pergi meninggalkan Devan.

"Ternyat lo lupa sama gue Rel, gue pikir lo sengaja." Guman Devan

***

"Astaga, ternyata muka Kakashi gini toh, lumayan keren sih," kata Aileen sambil mengangguk-ngangguk. Tangannya kemudian menggeser kursor laptopnya ke arah tanda silang dan mengkliknya. Kemudian kursornya kembali di arahkan ke pisode Naruto selanjutnya. Dan Aileen kembali terhayut dalam film animasi Naruto.

"Issh jahat amat sih Madara, udah di kalahin sama Hasirama masih aja ngotot pengen nguasain dunia, enggak bakal bisa. Naruto bakal kalahin lo, hahha..." guman terus keluar dari mulut Aileen ketika melihat adegan demi adegan yang di tayangkan di laptopnya.

Hingga tanpa sengaja Aileen menggeser kursor laptopnya dan menampilkan sebuah album foto yang terlihat foto Aileen dan foto kakaknya juga satu sosok laki-laki yang Aileen tidak tahu siapa.

"Nih anak siapa yah, kok kayak pernah liat tapi dimana," pikir Aileen hingga ia kembali menutup folder itu dan kembali menonton film Naruto .

Anak kecil yang tidak di kenali Aileen adalah anak yang terlah terbuang dari ingatannya, walaupun sosok itu pernah berarti untuknya.

***

Pagi ini terasa sejuk dengan sisi air hujan yang mengendap di tana dan sebagian menjadi embun, suasa dingin masih terasa kental di tubuh Aileen. Burung-burung yang bernyanyi seakan mengucapkan selamat pagi untuk Aileen. Melihat semua itu Aileen tersenyum, "Selamat pagi!" ucap Aileen kemudian membuka lebih lebar tirai jendela, membiarkan cahaya mentari pagi menyapu seluru sudut kamarnya.

Mata Aileen tidak sengaja menatap jam weker yang ada di atas nakasnya. "05. 49," guman Aileen. Jam seperti itu masih terlalu pagi untuk mempersiapkan diri ke sekolah, makanya Aileen memilih merapikan kamarnya sebelum mempersiakan dirinya untuk ke sekolah.

Tepat 06.30 Aileen siap untuk ke sekolah, dengan langkah santai Aileen berjalan menuruni tangga dan mendapati kedua orang tuanya sudah menunggunya di meja makan. "Lo, Kak Abraham mana?" tanya Aileen melihat kursi kosong di sampingnya yang tidak lain adalah tempat biasa kakak laki-lakinya itu duduk untuk makan bersama keluarganya.

"Kakak kamu katanya ada urusan pagi ini, jadi dia udah berangkat lebih dulu." Jelas Grisella dan Aileen mengangguk paham. "Ayah? Aileen boleh minta sesuatu enggak?" tanya Aileen kepada Dairus.

"Jangan bilang kamu mau di beliin komik Naruto lagi," tebak Dairus.

Aileen langsung terkekeh,"Lebih tepatnya Komik Boruto, kan Naruto udah tamat, nah sekarang lanjut cerita anaknya," kata Aileen. Dairus langsung terkejut mendengar ucapan Aileen, "Beneran Naruto udah tamat, kok ayah enggak tahu sih?"

"Lah? Bukannya papa yang beliin Aileen komik terkahir Naruto bulan lalu?"

"Lah itu Komik terkahirnya Naruto? Astaga, ayah enggak tahu. kamu udah nonton episode terkahirnya? Ayah baru nonton episode 490 kemarin,"

"Issh ayah lambat, sekarang udah ada episode 3 Boruto, anaknya Naruto."

"Nanti kamu kirim ke ayah yah, ayah mau nonton di kantor nanti kalau ada waktu,"dan Aileen mengangguk.

Yah, Aileen, Abraham dan Dairus sangat menyukai film anime Naruto, bisa di bilang mereka bertiga adalah keluarga pecinta Naruto tapi karena Bundanya Aileen tidak suka Naruto makanya tidak bisa.

"Naruto lagi Naruto lagi, kapan sih kalian enggak ngomongin Naruto kalau berkumpul, sekali kali ngomongin Rey mbayang kek, atau Megantara, mereka kan lebih ganteng dari pada Naruto yang enggak nyata itu." Celoteh Grisella dengan kesal.

"Lebih gantengan mana sih Rey itu atau Ayah, bunda?"

"Jelas gantengan mereka, mereka lebih muda sedangkan ayah udah usia lanjut," kekeh Bunda Aileen. Dairus langsung mendengus kesal,"Kalau begitu, Ayah mau terapi muda, supaya bisa ngalahin ke gantengan si Rey Rey itu,"

Aileen tertawa mendengar pertengkaran ringan antara kedua orang tuanya, "Astaga udahlah Yah, kan ayah sama gantengnya sama Sasuke jadi enggak usah pake terapi muda," kata Aileen kemudian menyuapkan sesendok makanan ke dalam mulutnya.

"Kau benar, Aileen, Sasuke sama Ayah sama-sama ganteng,"

Dan setelah itu mereka-pun sarapan pagi hingga Aileen meletakkan sendoknya,"Aileen udah selesai, Aileen berangkat dulu," kata Aileen sambil meraih tasnya yang di simpan di kursi sampingnya.

"Aileen mau ayah antar? Atau mau bawa kendaraan sendiri?" tanya Dairus. Namun Aileen menggelang," Aileen naik kendaraan umum aja, yah. Kapan-kapan aja naik motor sendiri,"

Aileen berjalan keluar dari rumahnya, kemudian berjalan keluar menuju jalan raya untuk menunggu kendaraan umum lewat. Tidak memakan waktu yang cukup lama sebuah bbus sekolah langsung berhenti di depan Aileen, Aileen tersenyum kemudian masuk ke dalam bus itu.

Aileen mencari kursi yang kosong namun tampaknya semua kursi telah terisi, akhirnya ia hanya bisa berdiri saja. matanya tiba-tiba menangkap sosok Cakra tengah tertidur dengan earphone menempel di kedua telinganya. Sejenak Aileen menatap lebih dalam wajah Cakra. Hidung mancung, bibir tipis dan kulit putih tapi tidak seputuh kulitnya, Aileen tersenyum sendiri. Cakra lebih baik diam seperti ini daripada membuka mulutnya yang selalu membuat hati Aileen memanas.

Beberapa menit kemudian, mereka telah sampai, namun Aileen tidak melihat ada pergerakan oleh Cakra. Aileen rasa pria itu benar-benar tidak menyadarinya, Aileen-pun memutuskan untuk membangunkan pria itu.

"Ka? Cakra? Udah sampai sekolah, bangun," kata Aileen sambil mendorong bahu pria itu lembut, namun tak ada jawaban. "Astaga, Hei! Bola cakram, bangun lo." Gerut Aileen masih menggoyangkan tubuh pria itu.

"Dek temannya belum bangun juga?" tanya supir bus itu dan Aileen mengangguk. "Tolong di bangunin cepat, saya harus pergi," katanya lagi.

"Cakra? Bangun, astaga lo tidur atau pinsan sih," gerut Aileen dan sekarang ia sadar jika pria itu pinsan, dengan cepat ia membopong tubuh Cakra keluar dari bus itu untuk masuk ke dalam sekolah. Tak lupa ia membayar kepada supir.

"Ka? Lo kenapa sih, sampai pinsan gini?" guman Aileen sambil berjalan membopong Cakra masuk ke dalam sekolah, semua siswa langsung memperhatikan mereka berdua, banyak pertanyaan yang muncul di pikiran mereka melihat dua orang yang saling bermusuhan kini masuk bersama ke sekolah dan keadaan Cakra tidak baik. Banyak dari mereka yang berpikir jika keadaan Cakra saat ini adalah ulah Aileen.

"Aileen lo apain si Cakra?" tanya Alika yang baru datang

"Ih enggak gue apa-apain kok, gue nemuin di ke bus udah kayak gini," jelas Aileen

"Gue enggak percaya, lo pukul kepalanya sampai pinsan,huh?" tana Alika

"Enggak, udahlah lebih baik lo bantuin gue bawa ni orang, berat banget tau enggak." Kata Aileen dan Alika-pun ikut membopong tubuh Cakra ke UKS.

"Leen, kok si bola cakram ini bisa pinsan sih?" tanya Alika sambil berjalan bersama Aileen memasuki koridor sekolah,

"Gue enggak tau, tadi itu gue naik bus dan liat dia duduk di kursi sambil nutup mata, gue kira dia tidur ternyata malah pinsan, karena hanya gue yang satu sekolah sama dia jadi terpaksa deh gue yang bawa dia," jelas Aileen.

"Oh gue kirain dia bikin lo kesel lagi dan lo mukul kelapanya sampai pinsan," menoleh menatap Aileen dan langsung mendapat tatapan tajam oleh Aileen,"Gue enggak sesadis itu, tapi kalau emang udah kesel mungkin gue bisa lakuin," kata Aileen

Alika terkekeh,"Uks udah sampai, kita simpan dimana nih bola?" tanya Alika

"Simpan di lemari aja, kan bola emang biasanya di simpan di lemari," kata Aileen kemudian terkekeh di ikuti oleh Alika.

Merekapun meletakkan tubuh Cakra di salah satu matras,"Ah capeknya, engga nyangka gue dia seberat ini." celoteh Alika dan Aileen hanya terkekeh.

Tiba-tiba bel tanda masuk berbunyi, karena ini hari senin semua siswa langsung bergegas ke lapangan upacara. "Leen lo jagain dia aja yah, nanti gue yang minta izinin lo," kata Alika.

"Yah kenapa gue sih, kenapa enggak di tinggalin aja sih," kata Aileen.

"Yah enggak bola lah, udahlah lo jagain di aja di sini, gue pergi dulu." Aileen belum sempat menolak karena Alika sudah pergi dan akhirnya Aileen hanya bisa mendengus kesal.

Kini hanya tinggal Aileen dan Cakra di dalam ruangan ini, tampak sunyi karena mereka berdua tidak mengeluarkan suara sama sekali terlebih itu Aileen. Kalau Cakra udah pasti enggak bakalan mengeluarkan suara. Aileen terus berdiri tak tahu melakukan apa, hingga ia berjalan duduk di samping tempat Cakra tertidur.

"Astaga, gue apain nih orang supaya bangun," guman Aileen kemudian matanya meliha sebotol minyak telon yang terletak di atas meja. Aileen langsung beranjang dan mengambil minyak telon itu untuk di dekatkan di hidung Cakra, mungkin bisa membangunkan pria itu.

Dan berhasil, pria itu membuka matanya dengan pelan. "Lo akhirnya sadar juga," kata Aileen terlihat senang. "kok gue ada disini?" tanya Cakra terheran sambil menatap daerah sekelilingnya.

"Lo ada di Uks,tadi lo pinsan di bus jadi gue bawa di ke sini," kata Aileen namun Cakta tidak mengubrisnya. Malah menyentuh kepalanya terasa sakit. "Lo enggak papa?"tanya Aileen

"Kepala gue sakit, lo yah yang mukul?" tanya Cakra

Aileen terkejut,"Eh.. b-bukan kok," kata Aileen tergagap dan Cakra sedikit tersenyum,"Gue becanda,gue tau lo enggak bakalan bisa lakuin itu,"

"Nah lo tau,"

Cakra tersenyum tipis melihat Aileen, sebenarnya ia tidak pernah menyangka jika Aileen yang akan membawanya ke Uks, ia pikir supir bus itu yang akan membawanya ke rumah sakit.

"Makasih yah,Leen." Kata Cakra namun tak menatap Aileen, pria itu malah menatap ke arah yang lain.

Awalanya Aileen terkejut, namun langsung tersenyum. Melihat Cakra yang terlihat malu mengatakan hal itu kepadanya,"Lo enggak usah gengsi gitu, kalau mau bilang makasih itu yang tulus bukan kayak gitu," kata Aileen terkekeh.

"Terserah gue dong."

Bersambung...

Kamis, 11 Mei 2017 

Vote dan Koment ya sister end brothe,,

Continue Reading

You'll Also Like

3K 1.8K 22
Zhivallya Aquella Addison, atau lebih akrab di panggil Zhiva adalah seorang anak perempuan yang tidak di anggap oleh keluarganya. sedari dulu ia mema...
76.8K 5.1K 87
Motivasi memang tidak menentukan seseorang untuk sukses. Tetapi, motivasi juga diperlukan agar kalian tetap semangat dalam berusaha dan mengejar apa...
11.3K 1.1K 23
"Gw gak minat sama cinta cintaan!!" Tegas tiara "Lo itu kenapa sih kaya benci banget sama yang namanya 'cinta'?" Tanya talita heran "Menurut gw cinta...
1.2K 50 6
Sebuah kisah singkat mahluk bumi berjenis kelamin pria yang menemukan mahluk bumi berjenis kelamin wanita, sama-sama dilahirkan ke bumi oleh ibunda m...