Fisika Vs Bahasa Inggris [COM...

By LavenderVio

89.3K 4.9K 315

Ini tentang seorang gadis penyuka Fisika namun tidak suka dengan Bhs. Inggris. dia adalah Aileen Aurelia Gri... More

Prolog
Guru Bhs. Inggris enggak masuk
Ulangan Fisika
Pretended to be serious,but caught
Go Home Whit Devan
Cakra Lagi!
Ulangan Bhs.Inggris
Untuk Aileen
When He Came Back With Memories Of That
Pelajaran Olahraga
Afandra !!!
Hukum Kekekalan Energi
Debat Bhs. Ingris
Philosophie Naturalis Principian Mathematica
Memories
Lebih Dekat
Ledakan besar!
Hukum Gravitasi Newton
Awal dari semuanya
Awal Dari Semuanya #2
Dating a Double
Matahari dan Bintang mencari bulan.
Terungkap !!!
Mencari Aileen
Ada Apa Dengan Cakra !!!
Museum Naruto
With You
Santai Tanpa Perdebatan
Memulai Atau memutuskan
Bolos
Keputusan
Double date (2)
Pengakuan
END
Sayang kalian!!!
syuka!! wkwk
10th February
Ketemu Aileen dan Cakra

Ketika semuanya teringat kembali

3K 176 0
By LavenderVio

Bab 7

Mata Alika melotot sempurna ketika melihat gadis yang sendari di ajaknya mengobrol malah tertidur pulas di sampingnya. Alika langsung memukul wajah Aileen dengan bantal yang entah sejak kapan ada di tangannya.

"Gila, lo kenapa mukul gue?" tanya Aileen masih dengan wajah bantalnya. "Bodo." Ucap Alika sambil berjalan meninggalkan Aileen yang melongo menatapnya. "Kenapa lagi sih dia," guman Aileen kemudian kembali tertidur. Namun belum sempat ia kembali ke alam mimpinya suara menggema langsung menusuk indra pendengarannya. "Gila, ada apasih," guman Aileen yang tiba-tiba bangun dan berjalan keluar menusul suara itu.

"Ka gue nggak budeg yah? " kata Aileen sambil mengusap kedua matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk melalui rentinanya.

"Bodo. Lo mau ikut gue atau mau molor di sana? Gue mau keluar bosen di rumah." Ucap Alika. "Bentar gue siap-siap dulu." Ucap Aileen.

Yah, sekarang mereka berdua sedang berada di rumah Alika. Karena hari ini adalah hari libur, Alika sengaja meminta Aileen untuk menginap di rumahnya. Dan sialnya, tadi pagi gadis itu masih saja tidur walaupun Alika sudah beberapa kali mengomelinya.

"Aileen cepat dong, gue tinggalin nih," teriak Alika namun tidak ada jawaban dari gadis itu. Karena kesal, Alika langsung berjalan menaiki tangga dan menemukan gadis itu terbaring di kasur dengan pakaian yang sudah berganti

"Astaga, dasar kebo. Bangun Aileen, lo udah mandi tapi masih ngantuk juga." Celoteh Alika sambil menggoyangkan tubuh Aileen. "Bentar,Ka. Tiga menit aja," ucap Aileen

"Yaudah lo tidur aja sepuasnya gue mau pergi!" kata Alika

"Oke, gue bangun, tapi bentar gue cuci muka dulu,"

***

Mata Aileen seketika bertumpu pada satu objek yang sedang sibuk memilih baju ynag menurutnya bagus. Buliran kristal yang sendari tadi Aileen berusaha agar prosesnya tidak berjalan tetapi Aileen gagal. Buliran kristal yang di buat oleh matanya kini tengah menggenangi matanya. Semakin lama-semakin banyak hingga matanya tidak dapat menampungnya dan buliran itupun keluar.

Aileen langsung mengusap buliran itu, walaupun sebenarnya sia-sia. Semakin ia berusaha menghapus buliran itu, matanya semakin cepat memproses pembuatan kristal itu. Sial.

"Leen? Lo udah selesai?" tanya Alika yang entah sejak kapan berada di samping Aileen. "Leen? Lo nggak papa,kan?" tanya Alika terheran melihat wajah Aileen yang memerah dan bekas air matanya.

"Aileen? Lo nggak papa,kan?" bentak Alika karena gadis itu masih saja tidak mengubrisnya. Alika khawatir seketika, hingga akhirnya ia menampar wajah Aileen. Barulah Aileen terdasar dari dunianya.

"Napa lo nampar gue?" tanya Aileen sedetik setelah merasakan perih di pipi kirinya akibat tamparan Alika. "Lo kenapa,huh? gue dari tadi manggil lo tapi lo kayak orang mati tau nggak. Gue pikir lo udah mati, jadi..jadi...,"

"Jadi lo nampar gue? Lo kira gue mati berdiri,huh?" ketus Aileen.

"Gue nggak tahu harus ngapain jadi gue nampar lo, lo kan tau kalau gue panik yah otak gue juga ikutan panik, dan hasilnya jadi ancur." Ucap Alika sambil menunduk takut.

"Terserah lo, gue mau pergi dulu. Kita ketemu besok aja yah, gue ada urusan mendadak." Ucap Aileen dan berjalan pergi meninggalkan Alika."Eh lo mau kemana?" teriak Alika namun tidak di hiraukan oleh Aileen.

"Gagal deh di traktir-nya." Guman Alika kemudian ikut pergi meninggalkan tempat itu tapi tidak mengikuti Aileen, ia berjalan berlawanan arah dengan Aileen.

Aileen terus berjalan mengikuti orang yang membuatnya terlempar ke masa lalu hanya dengan melihat wajahnya,walaupun samar. Mengendap-endap layaknya penguntit, entah apa yang di pikirkan gadis ini mengikuti walaupun hatinnya terus memintanya untuk berhenti.

"Gue harus mastiin orang itu adalah dia." Guman Aileen, namun pandangannya tiba-tiba kehilangan sosok itu, ia langsung menyusuri setiap sudut mall ini namun tidak menemukan orang itu hingga sebuah tangan menariknya dengan paksa dan membuatnya memekik sebentar namun langsung terhenti oleh tangan yang menutup mulutnya.

"Ngapain lo ngikutin gue?" tanya orang itu, Aileen tidak tahu siapa orang itu karena posisinya membelakangi orang ini. "Gue..gue nggak ngikutin lo,kok." Kata Aileen gelagap. Orang itu kemudian membalikkan tubuh Aileen. Dan...

"Aileen? Lo kok ada disini?" tanyanya

Jadi benar. Orang itu adalah dia.

Aileen terdiam, entah sejak kapan otaknya berhenti berfungsi seperti ini. Ia terus meruntuki dirinya sendiri karena ia selalu menjadi orang bodoh ketika berhadapan dengan orang ini walaupun ia sudah lama tidak bertemu dengan orang ini tetapi rasa itu masih sama.

"Aileen jawab gue!" tegasnya tapi tidak dengan nada membentak.

"Bu..bukan urusan lo, seharusnya gue yang nanya ke lo. Kenapa lo ada di Indonesia seharusnya lo membusuk di Spanyol," ketus Aileen. Ia senang, akhirnya ia bisa berbicara walaupun dengan nada sedikit gugup tapi setidaknya itu lebih baik daripada bungkam.

"Aileen, lo masih marah sama gue? Gue bisa jelasin semuanya ke lo. Jadi tolong dengerin gue sekali ini aja." Bujuk pria itu namun Aileen menatap ketus ke arah pria itu mengalirkan setiap kebencian yang mengurungnya di dalam dunia hitam putihnya, oh tidak dunia hitamnya.

Selalu seperti ini, Aileen bosan dengan ucapan itu. Ucapan itu sering ia baca di novel koleksinya. Semua pria termasuk pria di depannya ini akan berkata ingin menjelasakan semuanya dan itu berarti secara tidak langsung atau memang sengaja mereka menuduhku salah paham padahal sudah sangat jelas penghianatan yang di lakukannya. Aileen tahu itu.

"Gue nggak punya waktu dengering karangan cerita lo, lebih baik lo publish aja di wattpad mungkin banyak yang vote." Ucap Aileen hendak pergi namun lengannya di tahan oleh tangan kokoh milik pria itu.

"Please Leen,Gue mohon sama lo. Lima menit aja," bujuk pria itu lagi. Akhirnya Aileen menimbang-nimbang sebentar dan mengangguk pelan. Karena jika ia tidak membiarkan pria itu melakukan apa yang diinginkannya maka Aileen yakin pria ini tidak akan membiarkannya pergi.

Pria itu terlihat berpikir awalan yang harus ia katakan untuk gadis di hadapannya. Karena ia tahu gadis ini tidak akan mudah mengerti apa lagi dengan bahasa yang sulit di mengerti.

"Sebaiknya kita pergi dari sini, kita cari tempat yang cocok supaya lebih nyaman buat ngobrolnya." Ucap pria itu sambil menggiring Aileen untuk mengikutinya.

Kini Aileen dan sosok pria tampan ini sedang duduk sambil menyesap minumannya sedikit demi sedikit. Suasanya di antara mereka sangat tidak baik. Hening,bisu, mencengkram untuk pria itu karena sendari tadi Aileen terus menatap horor kepadanya.

"Oke waktu lima menit lo udah habis, gue pergi!" ucap Aileen sambil menghentakan tangannya di meja. Pria itu langsung mendongkak menatap Aileen,"Bental dulu,Leen. Gue belum ngomong apa-apa ke lo." Katanya.

Aileen memutar bola mata jengah," Terus masalah buat gue, yang penting gue udah kasih lima waktu buat lo tapi lo malah diam kayak orang bisu. Gue pergi." Ucap Aileen, menarik tas dan pergi begitu saja.

Sementara pria itu masih diam di tempatnya tak ada niat untuk mengerjar atau bahkan menatap ke pergian Aileen, ia malah menatap nanar kursi yang di duduki Aileen tadi."Gue nggak bakal lepasin lo,Leen!" gumannya.

Aileen tidak pernah berharap jika ia akan bertemu dengannya lagi semenjak kejadian itu. Bahkan Aileen berharap jika pria itu tidak pernah muncul di hadapannya atau jika perlu Aileen ingin lupa dengan semua yang berkaitan dengan pria itu. Tapi Aileen tahu ia tidak akan bisa.

Bukan Aileen egois tidak ingin mendengarkan penjelasannya, hanya saja ia sudah terlalu sakit hanya dengan melihat wajahnya saja. Sudah cukup kejadian itu membuatnya seperti orang gila ketika mengingatnya. Sudah cukup air matanya terbuang sia-sia hanya untuk mengenang semua itu.

Aileen takut jika untuk yang ketiga kalinya ia terjerat kebohongan pria itu. Sudah cukup satu kali Aileen merasa tusukan itu, sudah cukup pisau tumpul itu bersarang di hatinya. Satu pisau itu sudah sangat menyakiti Aileen apalagi jika di tambah satu lagi. Mungkin Aileen akan berpikir jika mati akan lebih baik.

Tapi Aileen bukan orang bodoh yang ingin mengakhiri hidupnya karena alasan terlalu simpel atau bahkan tidak terlalu besar. Karena Aileen tahu, mati bukan penyelasaian masalahnya bahkan masalah yang lebih besar akan menunggumu di sana jika kau melakukannya.

Aileen percaya Tuhan tidak pernah tidur, mungkin kali ini Tuhan hanya ingin bermain-main sedikit dengan Aileen tapi jika waktunya tiba Aileen yakin Tuhan akan memberikan sebuah hadiah yang tidak pernah terpikir olehnya. Aileen tahu itu.

Dengan langkah lemah Aileen berjalan menatap setiap orang yang tertangkap oleh rentina matanya. Terkadang Aileen tersenyum kecut ketika melihat sepasang gadis dan pria berjalan sambil bergandengan tangan.

Cinta? Bagiku hanya omong kosong.

Matanya terus memperhatikan gerak gerik semua orang di sekitarnya. Walaupun terkadang ada orang yang juga menatap datar kepadanya namun Aileen hiraukan. Tiba-tiba matanya menangkap sosok pria dewasa yang sedang tersenyum ramah kepada beberapa anak sambil menyodorkan es krim-nya.

Dengan cepat Aileen berjalan ke sana. Dan memesan dua es krim rasa coklat, tapi tunggu dulu. Aileen lupa jika ia tidak punya uang sekarang, semuanya ada di tas Alika dan uang yang sering ia simpan di setiap kantong celananya sebagai cadangan jika Aileen dalam keadaan kehabisan uang juga tidak ada, entah kemana uang itu.

Wajah Aileen langsung memucat, ia langsung menatap penjual es krim itu sambil tersenyum kikuk. "Kenapa,neng?" tanyanya, namun Aileen tidak menjawab hanya tersenyum kikuk kepada penjual es krim itu. "Sepertinya saya tidak jadi memesan es krim itu pak. Uang saya,hilang entah kemana!" ucap Aileen

"Aduh kok gitu sih, padahalkan es krimnya sudah jadi. Jadi gimana dong?" kata sang penjual es krim itu.

Gila. Aileen pikir saat seperti ini akan datang seorang pria tampan yang akan membayarkannya tapi hal itu tidak terjadi. Karena Aileen sadar hidupnya bukan imajinasi, hidupnya bukan drama romantis korea. Ini realita, realita dan imajinasi sangat jauh berbeda.

"Saya tidak tahu pak. Saya pergi dulu yah, ada urusan mendadak." Ucap Aileen kemudian berlari meninggalkan penjual es krim itu. Walaupun beberapa kali ia mendengar panggil untuk dirinya dari sang penjual es krim itu, Aileen tetap berlari tanpa menoleh.

Sekarang di sinilah Aileen duduk di sebuh kursi taman sambil mengatur deru nafasnya. Ia lelah berlari, ini semua karena uang cadangannya tiba-tiba hilang dari kantongnya. Padahal sekarang Aileen benar-benar butuh es krim itu untuk menangkan pikirannya dari semua yang terjadi di mall itu. Tapi semuanya sia-sia.

"Gue butuh makanan coklat," guman Aileen sambil mendengus kesal. Ia kemudian merongo tasnya berpikir jika masih ada makanan yang bisa di ambil dari sana namun sialnya tidak ada, tasnya hanya berisi buku-buku Fisika.

Tiba-tiba matanya menatap aneh kepada sebuah benda asing yang berada di dalam tasnya. "Gue nggak pernah punya boneka seperti ini tapi kok ada di tas gue sih," guman Aileen menatap lekat boneka kelinci yang pas menjadi gantungan kunci.

"Apa punya Alika? Tapi Alika tidak suka boneka kecil pasti dia lebih milih beli boneka besar dari boneka kecil begini. Lalu boneka ini milik siapa? Gue? Ah tidak mungkin, lalu siapa?" guman Aileen lagi.

"Nih," kata seseorang sambil menyodorkan semangkuk es krim rasa coklat ke hadapan Aileen. Mata Aileen langsung berbinar menatap es krim yang tadi di inginkannya telah berada di hadapanya. Tapi siapa yang kasih? Tanya Aileen.

"Devan? Lo kok di sini!" kata Aileen ketika tahu siapa yang menyodorkan es krim itu kepadanya. Devan langsung duduk di samping Aileen, sementara Aileen sudah menyimpan kembali boneka itu di dalam tasnya kemudian beralih ke Devan.

"Emang nggak boleh?" kata Devan sambil tersenyum

"Bukan gitu, " kata Aileen sambil meraih mangkuk es krim itu dan memakannya.

"Lalu apa?"

"Nggak jadi, gue malas ngomong sekarang. Mood gue lagi buruk jadi lebih baik lo pergi sebelum gue jadiin lo pelampiasan," kata Aileen tanpa menoleh menatap Devan.

"Oke gue pergi!" kata Devan

Sejenak Aileen berpikir dan mengentikan Devan."Lo di sini aja dulu, gue butuh teman. Lo mau kan?" kata Aileen pelan. Devan langsung tersenyum dan kembali duduk di samping Aileen. "Oke gue mau kok. " katanya

"Lo kok tau kalau gue butuh banget dengan es krim ini?" tanya Aileen

"Emang lo butuh banget?" Aileen langsung mengangguk tanpa menatap Devan.

"Kenapa?" tanya Devan. Aileen langsung menghentikan makannya dan terdiam.

Melihat kebungkaman Aileen, Devan mulai merasa bersalah,"Oke kalau lo nggak mau bilang ke gue, tapi syukur kalau gue bisa kasi lo apa yang lo butuh," kata Devan. Aileen langsung menatap Devan tidak percaya, ada yang aneh di ucapan Devan di telinga Aileen tapi kemudian Aileen hiraukan setelah matanya terkunci oleh mata Devan.

"Gue emang gini kalau lagi perubahan emosi, gue butuh makann coklat saat emosi gue berubah, seperti saat gue sedih,senang, galau atau semacamnya gitu," kata Aileen

"Bukannya lo selalu butuh coklat bahkan tanpa ada perubahan emosi. Gue sering liat lo makan coklat di setiap waktu. Gue bahkan bosan liat lo makan coklat mulu," kata Devan sambil bersadar di sandaran kursi itu.

"Gue emang suka coklat jadi gitu tapi saat perubahan emosi gue butuh banget buat nenangin pikiran gue apalagi kalau gue sedih." Kata Aileen

"Yah, wajar sih, semua cewek emang suka coklat jadi nggak papa. Tapi kalau butuh coklat saat lagi perubahan emosi itu sedikit terdengar aneh," kata Devan.

Aileen langsung terkekeh," Gue emang aneh, mulai dari suka Fisika sampai suka coklat dengan berlebihan." Kata Aileen

"Eh gue bukan ngejek lo yah, maaf kalau lo tersinggung dengan ucapan gue." Kata Devan

"Gue suka kok. Tenang aja, tapi makasih yah lo udah mau kasih gue es krim coklat ini." Kata Aileen kemudian kembali memakan es krimnya.

Gue pengen tau lebih banyak tentang lo,Leen.

"Oh yah, lo belum jawab pertanyaa gue loh. Lo kok bisa tau kalau gue butuh es krim ini?" tanya Aileen sambil memakan es krimnya terkadang ia menoleh sebentar kemudian kembali sibuk dengan es krimnya.

"Gue tadi nggak sengaja liat lo beli es krim ini tapi nggak jadi. Pas gue tanya ke penjualnya ternyata lo nggak punya uang tiba-tiba." Kata Devan sambil terkekeh.

"Ish, jangan ketawain. Gue pikir uang cadangan gue masih ada di kantong tapi nyatanya nggak ada." Guman Aileen

"Uang cadangan?"

"Iya, gue emang sengaja simpen uang di setiap kantong baju atau celana gue supaya nanti kalau tiba-tiba gue nggak bawa uang gue bisa ambil uang itu." Kata Aileen.

Tanpa Aileen sadari Devan tersenyum,"Unik." Guman Devan tapi tidak di dengar oleh Aileen.

"Gue anterin lo pulang yah?" kata Devan

Aileen langsung menggeleng,"Gue bisa naik taksi kok," kata Aileen sambil melempar mangkuk es krimnya ke tong sampah. "Yes masuk." Pekik Aileen tepat ketika melihat mangkuk itu masuk ek tong sampah.

Devan yang melihat itu lagi-lagi terkekeh, "Giman caranya lo pulang kalau beli es krim aja lo nggak bisa." Ucap Devan.

Aileen langsung memukul pelan kepalanya."Gue lupa. Lo mau nggak anterin gue pulang." Kata Aileen. Devan tersenyum lagi,"Tadi gue udah ngajakin lo pulang. Sekang lo udah mau pulang?" Aileen langsung mengangguk.

Mereka pun berjalan beriringan menuju motor Devan terparkir. Devan mengatar Aileen pulang menggunakan motor ninja merahnya.

"Makasih yah!" kata Aileen setelah turun dari motor Devan. Sementaran Devan langsung mengangguk dan menancap gasnya meninggalkan rumah Aileen. Devan dapat melihat Aileen dari kaca spion motornya. Di sana gadis itu melambaikan tangan kearahnya sambil tersenyum manis.

Dan Devan suka itu, Entah kenapa,

*** 

Bersambung...

Kamis, 11 Mei 2017

Continue Reading

You'll Also Like

10.1K 255 65
[Follow dulu sebelum baca 😊 Jangan Lupa Di Vote Kakak-kakak Yang Cantik, ganteng dan baik hati] Ayah Adalah Cinta Pertama Anak Perempuan. Begitu ber...
3.2M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 60.3K 27
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
76.8K 5.1K 87
Motivasi memang tidak menentukan seseorang untuk sukses. Tetapi, motivasi juga diperlukan agar kalian tetap semangat dalam berusaha dan mengejar apa...