malem ini gue keluar bareng temen-temen gue buat traktirannya taeyong.
"cewek lo ngga lo bawa yong?" tanya yuta.
"ngga lah yut. ngumpul-ngumpul gini bawa pacar ya ngga enak lah." jawab taeyong.
"bona, nayeon katanya lo ada acara lain?" tanya johnny.
"udah gue batalin." jawab nayeon ketus.
"lo bon?" tanya sowon juga.
"gue batalin juga." jawab bona.
"ngga mau kehilangan makanan gratis segitunya." ujar taehyung.
"diem lo." seru nayeon mendelik pada taehyung.
"woy jisoo, diem mulu. sakit gigi lo ya?" yuta melempar tusuk gigi ke arah gue.
"apaan sih yut, ngga." seru gue.
gue emang melamun sih tadi.
ngga tau kenapa, daritadi gue kepikiran taeyong yang sekarang udah punya pacar.
hhhhhhhhh.
pas lagi makan, hape gue bunyi, ternyata ada telepon dari mas jinyoung.
"halo."
"halo sayang, ada dimana sekarang?"
"aku masih makan sama temen-temen aku mas."
temen-temen gue yang lagi makan sekarang mengalihkan perhatiannya sama gue setelah tau yang nelepon gue mas jinyoung.
"ikut aku ya? abis kamu makan aku jemput."
"kemana mas?"
"beli cincin."
"cincin?"
sekarang temen-temen gue pada heboh denger gue bilang cincin.
gue ngga penasaran gimana reaksi temen-temen gue yang lain.
gue cuma penasaran sama reaksi satu orang, lee taeyong.
tapi kayanya dia biasa-biasa aja tuh, tetap makan dengan tenang.
"iya, cincin buat pertunangan kita."
"oh, yaudah aku tungguin ya mas."
setelah gue mutusin sambungan telepon, temen-temen gue semakin heboh menjejali gue berbagai pertanyaan.
"cincin jis?" tanya nayeon.
"lo mau nikah?" seru bona.
"anjir jisoo, langsung gas." seru taehyung.
"lo mau kawin jis?" ujar yuta.
gue ngga peduli temen gue yang lain, gue cuma liat ekspresi taeyong, tapi dia cuma pasang wajah datar.
gue bingung sama diri gue sendiri, emangnya gue pengen taeyong bereaksi gimana sih?
"ngga ngga, ini cuma buat tunangan aja kok." ujar gue.
"gue ngga nyangka akhirnya lo dapet calon suami secepat ini jis." seru nayeon.
"akhirnya, nikah 22 tahun juga lo jis." timpal bona.