Flashback
Ivanna POV
Hari itu, adah moment yang tidak pernah aku lupakan seumur hidupku. Hari itu kami melepaskan semua beban dihati kami, kami bebas menikmati hari.
Adit mengajakku ke pantai.
Dia menghentikan motornya dan menatapku yang masih asik memeluknya sambil menyandarkan kepalaku dipunggungnya yang nyaman. Dari balik spion aku bisa melihatnya tersenyum, hatiku menghangat melihatnya
"Turun yuuk... udah sampai" ucapnya
Aku melepas pelukanku dan memandang kekiri dan kekanan, senyumku terkembang ketika melihat hamparan laut hamparan pasir yang memutih dipadukan dengan laut yang biru. Aku segera turun dari motornya dan berlari ke arah pantai, tanpa memperdulikannya.
"Aahhh.....indahnyaaa...." teriakku sambil berlarian dihamparan pasir putih
Aku melihat kearahnya yang berjalan mendekatiku dengan langkahnya yang indah, entahlah kenapa semua yang ada didirinya adalah keindahan bagiku. dia tersenyum sambil menatapku, aku berlari kerahnya dan memegang tangannya dan menyeretnya berlari kearah pantai
"hei...hei...mau apa?" Tanya dia sambil berlari
"Kita main ombak" ucapku bersemangat sambil melepaskan tanganya
"Main ombak?" Tanya dia sambil mengerutkan keningnya, aku tersenyum geli menatapnya
"Iya, kita kejar-kejaran kayqk anak kecil" jawabku dan kulihat dia melepas separunya dan berlari kearah pantai mendahuluiku "woii curaang...!" Teriakku sambil berlari mengejarnya
Ketika aku sudah dekat dengannya, aku segera melompat kepunggungnya
"Ups...hei.." ucapnya kaget dengan apa yang aku lakukan, namun segera dia memehgang kedua kakiku. Aku digendongnya, dan kami berlariaan sambil mengejar ombak. Bukan..dia yang berlari bukan aku, karna aku masih betah berada diatas punggungnya. Kami tertawa lepas, dia menurunkan aku dari punggungnya dan memercikkan air laut kearahku.
"Dit...aku gak bawa baju ganti" ucapku sambil menghindarinya, aku langsung lari menjauhi pantai dan kulihat dia berlari menyusulku dan langsung mengangkat tubuhku
"Aaaa....adiitt..." ucapku sambil dia tetap menggendongku, membawaku kedekat motornya
Kami duduk disebelah motornya, dihamparan pasir putih. Aku memandang keindahan alam yang membuat hatiku terasa nyaman, dan juga karna ada dia disini, disampingku. Kurasakan dia mengusap lembut rambutku, aku langsung menatapnya, mata kami bertemu, aku bisa melihat mata hitam pekatnya,apakah hidupmu sepekat itu sehingga kamu memilih pergi dari keluargamu? Jika kamu ingin cerita, katakanlah padaku, aku siap kapanpun mendengarkan ceritamu dit, batinku.
"Emb..udah lama kerja di bank?" Ucapnya sambil mengalihkan pandangannya dariku
"Hampir setahun sih" jawabku sambil menatap pantai
"Enak kerja disana?"
"Lumayan"
"Udah cowok yang naksir belom"
"Udah"
"Kalian jadian?"
Aku menatapnya dengan jengkel
"Kamu itu ngajakin ngobrol apa inttogasi sih dit,, kayak wartawan aja tanyanya" ucapku sambil memonyongkan bibirku dan kulihat dia tersenyum geli
"Ya..kita kan udah lama gak pernah ketemu, aku gak pernah denger kabar kamu, kita gak pernah berbagi cerita, jadi aku rasa aku gak pernah tau apapun soal kamu selama setahun ini so...aku mo introgasi kamu!!" Ucapnya pa jang lebar
"Salah siapa coba kamu gituin aku malem itu" ucapku sambil menatap lekat kearah matanya yang juga menatapku
"Kan aku udah minta maaf"
"Iya..iya... aku emang deket sama seseorang, dia temen sekantor, namanya bimo" ucapku sambil mengalihkan pandangan, jujur saja menatapnya membuat detak jantungku berdebar tak karuan
"Terus?" Tanya dia, aku menatapnya dengan heran
"Ya gak pakek terus-terus juga.. kita gak jadian" ucapku sebal
"Kenapa?" Tanya dia lagi yang membuat frekuensi emosiku meningkat
"Jadi kamu pingin aku jadian sama bimo?" Ucapku kesal
"Loh...bukan gitu maksudnya, aku kan tanya ann.." ucapnya santai sambil tersenyum
"Okelah, besok bakalan aku terima si bimo.." ucapku sebal, aku langsung berdiri dan menghembuskan nafas dengan kasar. Aku berjalan menjauhinya
"Kok marah sih?" Tanya dia lagi
Aku berbalik menatapnya dengan sinis
"Enggak, siapa juga yang marah"
"Kamu..tuh keliatan banget marahnya"
"Gak... aku gak marah, kamu aja ang sensi"
Kulihat dia tersenyum geli dan berdiri dari duduknya kemudian berjalan mendekatiku. Dia memegang kedua bahuku, sementara aku menatap kebawah, kearah pasir putih yang tengah kami injak
"Kamu tuh kalo marah lucu, ngegemesin" ucapnya sambil menggoyangkan kedua bahuku, aku menatapnya dan tersenyum, hilang sudah amarahku. Entahlah jika melihat senyumnya aku seperti tersihir.
"Duduk lagi yuk...kita cerita-cerita lagi, no marah, no ngambek okey" ucapnya sambil mengusap puncak kepalaku. Aku mengangguk dan kembali ketempat kami tadi.
Author POV
Cerita mengalir dari bibir mereka berdua, bagaimana hidup keduanya setahun ini dan hal istimewa apa yang terjadi setahun ini. Adit duduk sangat dekat dengan ivanna, tangan kanannya dia topang dibelakang punggung ivanna, adit menatap lekat wajah manis ivanna yang tengah asik bercerita
"Aku awalnya kaget, waktu dia nembak aku... gimana ya, aneh aja gitu rasanya, dia tuh baik, banget malah tapi aku tuh gak mikir sampe kesana kalo...."
Cup
Adit merengkuh wajah ivanna dan mengecup bibirnya, ivanna yang kaget atas perlakuan spontan adit hanya bisa membelalakkan matanya. Adit melepas ciumannya dan menatap lembut wajah ivanna yang terbelalak menatapnya, adit tersenyum dan sekali lagi mengecup bibir ivanna, kali ini ivanna memejamkan matanya, menerima setiap sentuhan bibir adit dibibirnya, adit menghisap bibir bawahnya dan mengakhirinya dengan sebuah kecupan kecil. Adit mengusap lembut puncak kepala ivanna, menatapnya dengan perasaan sayang. Ivanna membuka matanya perlahan dan menemukan senyuman manis dan tatapan hangat dari adit. Kemudian adit memeluk gadis itu, ivanna bisa merasakan detak jantung adit yang begitu cepat, ivanna tersenyum, hatinya menghangat saat itu
untuk kedua kalinya, adit menciumya dan ivanna tidak mempermasalahkan apa hubungan mereka. Baginya sekarang adalah adit telah kembali seperti dulu. Itu yang terpenting untuknya, hatinya membutuhkan lelaki itu melebihi apapun.
Ivanna menatap adit dengan canggung, adit memahami gerak-gerik ivanna. Dan dengan cepat adit merebahkan kepalanya kepangkuan ivanna. Ivanna terbelalak dan menatap adit yang tidur dipangkuannya sambil tersenyum manis.
"Kuliahku berjalan lancar, nilaiku selalu baik, pekerjaanku lancar...nothing special with me" ucap adit membuka obrolan mereka yang canggung
"Itu sangat special, kenapa malah bilang gak special" ucap ivanna sambil mengusap-usap lembut rambut adit
"Spesial ya? Pakek telor enak kali yaa" canda adit dan mendapatkan jitakan kecil dikepalanya "auuww...sakit.." ucap adit sambil mengusap kepalanya
"Habisnya...emang martabak pake telor" ucap ivanna sambil mengusap-usap lagi kepala adit "omg...rambut kamu ada ubannya dit" ucap ivanna sambil mencabut uban dikepala adit
"Auw..mana coba lihat!" Ucap adit langsung duduk dari posiainya tadi
Ivanna menyerahkan uban ketangan adit, adit mengerutkan keningnya menatap sehelai rambut putih yang berasal dari kepalanya, ivanna tersenyum geli menatap ekspresi adit
"Eyank udah tua, gak boleh macem-macem" ucap ivanna, adit langsung menolehnya heran
"Eyank?" Tanya adit. Ivanna mengangguk sambil tersenyum
"Sekarang itu panggilan sayang aku, e...yank.. kan udah tua, punya uban, wajah kriput, jelek lagi..."
"Hidup pula..mo terusin gitukan?" Sela adit
Ivanna tertawa mendengar ucapan adit dan mengangguk anggukan kepalanya
"Yaudah eyank, setelah ini kita mau ngapain?" Tanya ivanna dengan wajah yang dibuat sok serius
"Kita pulang aja cu..udah sore, bentar lagi malem... " jawab adit
"Cu?" Tanya ivanna heran
"Cucu...kamu kan panggil aku eyank so aku panggil kamu cucu, gimana deal?!"
"Deal.." ucap ivanna bersemangat
Mereka saling tertawa dan menutup pertemuan mereka hari itu dengan menikmati sebuah sunseet yang indah. Ivanna berada dalam dekapan adit sambil memandang kearah mentari yang perlahan terbenam.
Aku harap hari ini tidak akan pernah berakhir... aku dan kamu selamanya bisa berpelukan seperti ini
-ivanna
---------
tbc
Vote ceritaku gaeess
Butuh krisan juga
Gumaewo yoo
Bwi,25aoril2017
Big hug
Anggiebauti