Always, Here.

By 17_CHEONSA

5.1K 507 23

[Gender Switch][UKE = GIRL] Ketika semua tak berada di pihakmu, percayalah. Aku ada selalu di sisimu. Disaat... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Not a Chapter.

Chapter 6

351 46 2
By 17_CHEONSA

Author's POV
(Mingyu and Wonwoo side)

Terik matahari sudah semakin panas. Tak memikirkan bagaimana nasib kulit para manusia yang dinaunginya. Semakin siang, hingga mereka rasa waktu sekolah akan berakhir tepat ketika matahari berada tepat di atas kepala.

"Aku bosan. Chagi, aku ingin jalan-jalan." Minghao bergelayutan manja di lengan kekasihnya. Berusaha mencari perhatian Jun sepenuhnya agar teralih dari ponsel miliknya.

"Kau ingin kemana, chagi?" tanya Jun sembari melepaskan ponsel di genggamannya.

"Lotte world. Wonwoo dan Woozi harus ikut." tukas Minghao gemas. Kekasihnya hanya terkekeh geli melihat tingkah gadisnya.
Wonwoo menatap Minghao lembut. Gadis bermarga Jeon itu tertawa kecil.

"Baiklah, Hoshi-ya! Ayo kita pergi ke Lotte World setelah pulang sekolah. Berhubung sekarang malam minggu." Wonwoo tertawa ketika melihat Hoshi mengangkat badannya karena terkejut.

"Call. Siapa saja yang mau ikut? Mingyu dan Wonhan? Kalian mau ikut bersama kita ke Lotte World?" tanya Hoshi kepada kedua pasangan yang terduduk di belakang Wonwoo.
Dengan terpaksa, gadis itu menoleh ke belakang.

Jangan lupakan mereka yang masih mengemasi perlengkapan sekolah mereka ke dalam tas masing-masing. Masih belum beranjak dari ruang kelas mereka.

"Aku tentunya ikut. Bagaimana denganmu, chagiya?" Mingyu menolehkan kepalanya pada kekasihnya. Wonhan, terlihat menundukkan kepalanya lalu menggeleng pelan.

"Maaf, dalam dua minggu aku harus giat melatih adik kelas ekstraku. Sebentar lagi aku harus menemani mereka untuk lomba di Australia. Kau bisa pergi, chagiya." Mingyu mengerucutkan bibirnya. Gadis bermarga Jeon itu tersenyum tipis.

"Woah, kuharap kau tidak kehilangan energimu, chagiya. Jangan lupa makan, minum vitaminmu yang rajin. Aku tidak ingin kau sakit." Wonhan tersenyum lebar mendengar ocehan Mingyu. Gadis itu menepuk pundak laki-laki di sampingnya pelan.

"Aku baik-baik saja, chagiya. Sana, pergilah dengan teman-temanmu. Aku harus ke ruangan ekstraku. Lagipula sebentar lagi sore, hati-hati di jalan ya, chagiya." Wonhan mengecup pipi Mingyu lembut. Disitu, Mingyu bisa merasakan pipinya yang memanas. Setelah puas mencium kekasihnya, gadis itu beranjak dari tempat duduknya dan melangkah pelan menuju pintu keluar ruang kelas.

Kali ini, Mingyu yang berdiri dengan tas ransel yang sudah tergendong di punggungnya. Berjalan menghampiri para sahabatnya yang berkumpul di meja Kwon Hoshi dan Lee Woozi.

"Kapan kita berangkat? Kita benar akan ke Lotte World, kan?" tanya Mingyu pada mereka.

"Tentunya jadi. Semua sudah siap? Ayo, kita berangkat. Bagaimana dengan taxi onlinenya, Jun? Apakah sudah tiba?" ujar Hoshi. Jun yang ditanya melihat ke arah ponsel, lalu mengangguk.

"Taxinya sudah di lobby sekolah. Ayo!" Lelaki berkewarganegaraan China menarik kekasihnya yang menjadi alasan mereka berlibur hari ini. Mendahului mereka semua.

Mereka semua berjalan beriringan, tak luput Mingyu dan Wonwoo yang saling bercanda di urutan paling belakang.

***

Sebutlah mereka orang yang beruntung, setelah mendapat tiket masuk dengan mudahnya. Tak perlu mengantre dengan susah payah, karena wisata ini baru dibuka ketika mereka sampai.

Seperti biasa, taman bermain terbesar di Korea ini sudah menjadi favorit semua masyarakat, tak melewati para wisatawan dari berbagai negara dan daerah. Maka dari itu, suasana tempat ini tidak pernah sepi, apalagi hari ini malam minggu, pupus semua harapan jika ingin bersepi ria di tempat ini.

"Kau ingin bermain yang mana, chagi?" tanya Jun pada Minghao yang dirangkulnya. Jangan lupakan mereka yang baru saja memasuki gerbang masuk Lotte World.

"Haunted House. Hehe." Mingyu mengeluarkan ekspresi terkejut, wajahnya terlihat seolah-olah baru saja mendapatkan hukuman yang berlebihan dari guru killer setelah mendengar kalimat singkat Minghao.

"Hei, Jun-ah. Kekasihmu sedang ngidam? Kenapa ia dari tadi meminta yang aneh-aneh?" cibir Woozi ke arah Hoshi. Jun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Mungkin malam jumat minggu lalu, aku telah berhasil memberinya benih." Jun terbahak-bahak setelah ia mengatakan ucapannya tadi. Minghao mencubit pinggang kekasihnya pelan.

"Memangnya kita melakukan apa, eoh? Woozi-ya, tidak usah kau percaya padanya, omongannya belakangan ini aneh." Minghao memutar matanya malas. Melepaskan rangkulan dari kekasihnya paksa lau berjalan mendahului mereka semua.

"Chaa, uri Minghao sangat sensitif. Mungkin ia sedang kedatangan tamu dari bulan, aku akan menghampirinya." tukas Wonwoo dengan kekehan kecilnya. Berusaha mendahului Mingyu yang bersanding di sampingnya, lalu menyusuli Minghao yang jauh dari jangkauan teman yang lain.

***

Sesuai permintaan 'Princess' Minghao,  mereka sedang menyiapkan mental masing-masing untuk memasuki satu-satunya arena rumah berhantu di sana. Jujur, Mingyu sedang merasakan getaran yang tidak bisa orang lain lihat dalam dirinya. Sedikit traumatik dengan hal-hal berbau seram, membuat Mingyu terlihat pengecut di depan yang lain.

"Mingyu, wajahmu pucat. Kau tidak apa-apa?" tangan hangat milik Wonwoo menyentuh tangan Mingyu yang perlahan dingin karena keringatnya.

"Aku takut dengan hal yang seperti ini. Jangan bilang tentang ketakutanku ini pada orang lain." Mingyu membisikkan hal itu secara pelan pada Wonwoo. Gadis itu tersenyum jahil ke arahnya. Laki-laki dengan marga Kim itu menatap Wonwoo datar. Berharap agar gadis di depannya tidak melakukan apa yang ia larang tadi.

"Baiklah, ayo kita masuk. Aku akan bagi tiga kelompok untuk memasuki rumah hantu ini. Woozi, kau denganku. Jun, kau dengan Minghao. Terakhir, kalian berdua, Mingyu dan Wonwoo. Chaa, kita masuk secara berurutan ya." kata Hoshi merancang segalanya sendiri, yang lainpun menyetujuinya.

"Wonwoo-ya. Jangan jauh-jauh dariku." Mingyu berjalan dengan tangannya yang mulai menggenggam  Wonwoo erat. Gadis itu terkekeh kecil. Mata indahnya menatap Mingyu dalam diam.

Tepat ketika memasuki rumah hantu itu, Wonwoo dan Mingyu saling menggenggam tangan. Terlihat sekarang, yang gadis lebih dominan dari yang laki-laki. Lagipula, Mingyu tak mempedulikan itu, yang terpenting sekarang, jantungnya tidak berhenti secara seketika nanti.

"Woahkkk! Wonwoo-ya. Apa itu?!" Dengan penerangan yang kecil, Wonwoo bisa melihat Mingyu yang celingukan ketika mendapati sosok-sosok hantu buatan di dalam sana. Wonwoo tak bisa menahan tawanya lagi. Mingyu menatap Wonwoo heran.

"I-itu, di sampingmu, Mingyu-ya!" Hendaknya Wonwoo menakuti Mingyu, tetapi karena Mingyu tak bisa berpikir dengan jernih saat ini, ia melemparkan badannya ke dalam pelukan gadis di sampingnya.

"Kau jangan menakutiku, dasar jahil." Awalnya, Wonwoo ingin menertawai Mingyu, tetapi karena pelukan laki-laki semakin melekat di dirinya. Wonwoo merasakan pipinya memanas dengan jantungnya yang berdegup kencang.

"E-eo? Mianhae, hehe. Ayo kita lanjutkan." Wonwoo semakin gugup dengan hal yang dialaminya saat ini. Mingyu masih tak ingin melepaskan genggaman tangan seseorang di sampingnya.

"Apa yang ada di kakiku? Woakkk! Mingyu-ya!" Sekarang, giliran Wonwoo yang memeluk Mingyu dengan erat. Seolah-olah bayi koala yang tidak ingin lepas dari induknya.

Mingyu melihat ke arah kaki Wonwoo. Matanya hanya mendapati seekor cicak, yang jelas-jelas tidak termasuk dalam tokoh seram di ruangan ini.

"Hanya se-ehkor! Cicak!" Masih dengan nyalinya yang menciut karena hantu-hantu yang kapan saja bisa menyerangnya, Mingyu berucap pada Wonwoo.

"Hah?! Cicak?! Mingyu-ya! Ayo cepat pergi dari sini! Aku lebih takut cicak daripada hantu-hantu buatan itu." Tangan mungil Wonwoo menarik Mingyu dengan paksa dari tempat itu. 

"Yak! Ada apa kau dengan bangsa cicak? Apakah mereka menggigitmu?" tanya Mingyu di tengah lari mereka. Sehentak Wonwoo menghentikan segala geraknya.

"Mereka tidak menggigitku. Tapi, mereka itu jijik dan menggelikan. Kau tau sendiri, bukan? Eugh, itu sungguh mengangguku." Gadis itu kembali menarik Mingyu, tapi kali ini dengan langkah yang pelan.

"Eommaa! Ahkk! Jangan dekati aku! Kumohon! Wonwoo-ya." Laki-laki itu menunduk dan memanfaatkan jaket yang ia kenakan sebagai penghalau segala serangan tokoh-tokoh seram itu.

"Yak! Kau berisik. Kemarilah, tetap bersamaku." Wonwoo yang perawakannya lebih pendek dari Mingyu berhasil merangkul laki-laki tinggi itu hangat. Entah kenapa, Mingyu terhipnotis akan itu semua. Badannya seolah-olah telah memiliki perisai yang tak tertandingi di dunia.

"Mingyu-ya. Kurasa ini rintangan paling akhir. Aku sudah bisa melihat sesuatu yang terang dari arah sana. Percepat jalanmu!" Wonwoo mengalihkan rangkulannya menjadi sebuah genggaman erat pada tangan Mingyu.

***

"Yak! Kenapa kalian lama sekali? Sudah satu jam lebih, kami menunggu kalian." tukas Hoshi dengan segala emosinya, ketika melihat sosok Mingyu dan Wonwoo yang masih berpegangan erat.

"Ehm, Mingyu-ya. Tanganmu." ujar Woozi yang sedari tadi terfokus pada genggaman mereka.

Wonwoo dan Mingyu otomatis melepaskan tautan mereka, setelah mendengar ucapan Woozi. Tak bisa mereka pungkiri, kenyamanan dapat mereka dapatkan satu sama lain.

"Aih, untung tidak ada Wonhan di sini." cibir Minghao. Jun terkekeh melihat kekasihnya yang sedari tadi terbawa emosi labilnya.

"Aku ingin boneka, baby." Woozi merengek pada kekasih sipitnya setelah melihat permainan tembak, yang akan memenangkan boneka-boneka beragam jenis. Hoshi tersenyum manja pada gadis yang tak kalah sipit darinya.

"Aku juga ingin boneka panda, chagi." Minghao juga ikut-ikutan bergelayut manja pada laki-lakinya.

"Baiklah, ayo!" Mereka berempat berjalan mendahului Mingyu dan Wonwoo.
Laki-laki bermarga Kim itu mulai agresif merangkul gadis di sampingnya.

"Kau tidak ingin boneka seperti mereka?" Mingyu menoleh pada Wonwoo. Dapat laki-laki itu lihat, gadis itu menunduk dengan raut wajah yang sedih.

"Tidak usah. Lagipula siapa yang akan memberiku boneka? Tidak ada, bukan?" Masih dengan kepalanya yang Menunduk, Wonwoo tersenyum miris. Mingyu mengacak rambut panjang gadis Jeon itu.

"Ehey. Aku yang akan memberimu sebuah boneka, tenang saja. Ayo!" Jika tadi Wonwoo yang menarik tangan Mingyu, maka sekarang giliran laki-laki itu yang bertindak demikian.

Mingyu menghampiri Hoshi dan Jun yang sedang bertempur untuk membahagiakan kekasih mereka. Laki-laki jangkung itu membayar dengan beberapa lembar uang kertas untuk mendapatkan sebuah pistol mainan. Berharap ia bisa memenangkan sebuah boneka. Untuk Wonwoo. Sahabat perempuannya.

Tepat ketika Mingyu pertama kali membidik sebuah titik merah yang jauh di seberangnya, matanya sedikit tertutup. Setelah ia menarik pelatuk pistol itu, sasaran pelurunya dengan tepat mengenai titik pusat papan permainan tersebut.

"Nice!! Kim Mingyu." celetuk Hoshi ketika mendapati Mingyu yang dihampiri oleh orang penjaga permainan. Sebuah boneka kelinci besar telah ia dapatkan.

Mingyu berjalan menghampiri tempat peristirahatan para sahabat gadisnya, ia memberikan Wonwoo sebuah boneka yang baru didapatkannya.

Masih dengan keadaan terduduk, Wonwoo menerawang melihat sosok tinggi Mingyu yang menyodorkannya boneka besar.

"Kau mendapatkannya, Mingyu-ya? Badan gadis itu terangkat dari duduk.
Tersenyum sangat lebar pada laki-laki yang telah berbaik hati memberikannya hadiah.

"Iya, aku mendapatkannya dengan sekali bidik. Bagaimana? Kau menyukainya?" Seolah-olah tidak mempedulikan dua gadis yang masih melamun melihat mereka, Mingyu mengelus lembut kepala Wonwoo.

"Aigoo. Apakah kalian berkencan? Lihatlah, kalian sangat romantis. Kupikir, kau lebih cocok dengan Wonwoo dibanding kekasihmu sekarang, Mingyu-ya." Woozi menggeleng pada akhir kalimatnya. Memang benar, mereka terlihat sangat serasi.

"Kalian itu... tidak perlu berbuat mesra, tetapi kalian bisa menciptakan chemistry tersendiri, tanpa perlu dibuat-buat. Aku setuju dengan Woozi. Mingyu itu lebih cocok dengan Wonwoo." sambung Minghao dengan nada bicara sensi.
Dua laki-laki menghampiri kediaman mereka. Siapa lagi kalau bukan Hoshi dan Jun.

"Apa yang kalian bicarakan? Oh ya. Ini, baby. Karena aku mendapat peringkat kedua, aku hanya bisa memberimu boneka ini." Hoshi menyerahkan sebuah boneka beruang berukuran sedang kepada kekasihnya. Woozi mengerucutkan bibirnya.

"Terima kasih, baby." tukas Woozi ketus. Hoshi sudah tahu, inilah reaksi dari kekasihnya yang akan ia dapat.

"Uri chagi, mianhae. Aku hanya bisa memberikan boneka ini. Walaupun kecil, aku sudah susah payah mendapatkannya dengan segala rasa sayangku padamu, kumohon, terimalah ini, Princess." Jun sungguh berlebihan. Kini laki-laki itu bertekuk lutut di depan gadisnya. Mingyu tahu, itu pasti dilakukannya untuk menghindari hal-hal yang tidak baik dari seorang Xu Minghao.

"Ahay, kau tidak perlu seperti ini. Terima kasih untuk boneka imut ini, chagi." Minghao menarik sosok Jun agar kembali berdiri di sampingnya. Ya Tuhan! Pasangan 'Junhao' ini sangat menggemaskan.

"Eoh? Kau memberikannya pada Wonwoo? Kupikir kau akan memberikannya pada Wonhan." ujar Hoshi seketika melihat Wonwoo memeluk boneka kelinci besar yang baru didapatkan oleh Mingyu.

"Tidak. Aku memberikannya untuk Wonwoo. Lagipula Wonhan adalah anak yang sedikit tomboy, mana mungkin ia suka pada boneka." jawab Mingyu kemudian. Wonwoo tersenyum pada Mingyu. Terlihat jelas di mata laki-laki itu, bahwa ia sedang berusaha mencari alasannya yang tepat mengenai pertanyaan Hoshi tadi.

"Baiklah. Sekarang kita akan kemana? Ini sudah mulai sore, bagaimana jika bermain wahana rollercoaster?" Hoshi menanyakan pendapat teman-temannya. Semua menyetujuinya.

Setelah menikmati wahana rollercoaster, mereka mencoba semuanya satu persatu. Hingga akhirnya malam tiba, lalu mereka harus kembali ke rumah masing-masing. Jika tidak, mungkin orang tua mereka tidak membiarkan mereka masuk.

=TBC=

Beibehh..
Udah update nih :)

Don't forget to vote and comment
XOXO💕

Continue Reading

You'll Also Like

8.4M 518K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
30.3M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
410K 41.6K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...