𝐢 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐲𝐨𝐮 | 𝑴.𝒚𝒈 ✓

Bởi queenhyerim

173K 16.2K 2.8K

[Written In Indonesian] Started : 17 Maret 2017 Ended : 16 Desember 2018 #48 Random [20-10-17] #49 Random [03... Xem Thêm

Preface
01 - Poem For You
02 - Lost You
03 - Miss You
04 - Begin
05 - Married?!
06 - Accident
07 - Meet
08 - Unknown
[Bonus] : Hyerin
09 - Morning Call
10 - Him
11 - Stalk
12 - Going Outside
13 - Implied
14 - Fever
15 - 2?
To : You
16 - Our Photos
17 - Annoyed!
18 - Is This Real?
19 - Sleep
21 - You Are Different
22 - Min Yoongi!!!
23 - Seok Jin
24 - Terbangun?
25 - Promises
26 - Peck
27 - Es Krim
28 - Shy
29 - Explain
30 - Hope
31 - Double?
32 - Another Sides
33 - Backwards
34 - This Point
35 - Lunch
36 - Akhir
37 - Tamu Tak Terduga
38 - Hard Choice
39 - Seongwol Datang
40 - Yoonwol
41 - Cook
42 - Who Comes?
43 - Aku Untukmu
44 - Manja
45 - The Case Starts
46 - Suprised
47 - We Were
48 - Let You Go [End]

20 - I Love You Hye Rim

2.4K 331 80
Bởi queenhyerim

Special 1K Readers 😍

BEWARE LENGTH CHAPTER, PREPARE YOURE SELF! (2076 words)

Happy Reading , yang siders jangan mimpi ketemu bias.

So gimme vote and comment please, I hope my beloved readers always health and prosperity..

Allah Bless You 💞

●♡●♡●♡●♡●♡●♡●♡●♡●♡●♡●♡●♡●♡●

- Author POV -

Yoongi dan Hyerim saling berhadapan satu sama lain, Hyerim membenamkan dirinya diantara dada bidang milik Yoongi , sementara namja itu, dengan setia melingkarkan lengannya pada tubuh Hyerim seraya menjalarkan kehangatan.

Sayangnya tidur gadis bermarga Yoon ini terusik saat sang mentari mulai menampakkan diri, berkas cahayanya menembus curtain jendela besar kamar Yoongi, sinar itu sedikit menyilaukan matanya.

Dengan terpaksa ia membuka matanya perlahan, meski masih didera rasa kantuk. Mata terbukanya pertama kali melihat lelaki didepannya.

Setiap inchi wajahnya terpatri sempurna, begitu tampan. Tanpa Hye sadari, jemari mungilnya menyibak anak rambut yang menutup dahi Yoongi. Sementara sang empunya masih terlelap meski sedikit meleguhkan gumaman kecil.

Hyerim begitu berhati-hati merenggangkan tautannya, sebisa mungkin sangat perlahan, melepaskan tangan putih yang melingkari perutnya. Agar sang pemilik jangan sampai terbangun, huf, lelaki ini menganggapnya sebagai guling empuk. 😥

Berhasil melepaskan diri dari rengkuhan tukang tidur itu, ia beranjak turun dari ranjang.

Langkahnya sedikit gontai menuju pintu, sebelum membuka pintu, matanya menangkap benda berbentuk lingkaran berwarna putih yang menempel pada kamar Yoongi, jarumnya menunjukkan tepat 06.00

Sehabis mandi Hyerim berganti pakaian tentunya memakai pakaian milik Yoongi. Berganti pakaian sudah, nah sekarang waktunya memasak , Hyerim kemudian memdekati kulkas dan membukanya sambil melihat bahan-bahan apa saja didalamnya yang bisa ia masak.

"Banyak bahan makanan disini, apa ya yang bisa ku masak?"

Hyerim nampak berpikir menu sarapan apa yang bisa ia masak untuk sahabatnya, lagipula sudah lama ia tak memasak untuk Yoongi.

Dahulu mereka sering memasak makanan berdua, entah itu di rumah Hyerim ataupun di rumah Yoongi.

Akhirnya setelah berpikir, Hyerim memutuskan untuk memasak nasi goreng kimchi, salah satu makanan kesukaan Yoongi.

"Semoga kau suka."

- Min Yoongi POV -

"Euungg.."

Tanganku meraba-raba sisi ranjang mencari keberadaan seseorang yang menemaniku tidur semalaman.

Kemana perginya dia? Terpaksa mataku yang tadinya memejam kini terbuka.

Mata sipitku melebar saat tak menemukannya disampingku.

"Hyerim, kau dimana?"

Aku panik, jangan-jangan gadisku sudah pulang, mana ada cerita seorang namja membiarkan yeojanya pulang sendiri, itu sangat dilarang, apalagi ini masih pagi.

"Apa dia pulang? Hhmm.."

Hingga aku mencium sesuatu. Aromanya sedap sekali begitu menggugah selera, dapat ku pastikan bahwa itu berasal dari dapur. Apa dia sedang memasak? Wah, aromanya sampai tercium ke sini.

Ku hampiri gadis itu, dan benar ternyata ia sedang berkutat dengan peralatan yang ada di dapur. Sebuah ide jahil muncul di benakku.

Greb!

Lengan kekarku dengan sempurna melingkari pinggangnya. Nyaman sekali setiap aku memeluk tubuh mungilnya.

"Kau masak apa?"

Tanyaku sambil menyelipkan kepala disela-sela leher putihnya.

Hhmm, aroma mint menyeruak sampai ke indera penciumanku. Ah, betapa harumnya gadisku ini.

"Ish Min Yoongi Oppa! kau menganggu pekerjaanku. Tak lihat aku sedang apa?"

"Aku lihat." Jawabku singkat.

Hyerim menghentikan aktivtas potong-memotongnya sejenak.

"Sstt.. Hyerim biarkan sebentar saja kita seperti ini."

Dia tak bergeming, masih diam.

Biarkan saja dia blushing 😂😙, uuhh neomu yeppo. Aku tahu betul anak ini mudah tersipu malu.

"Oppa.." nada suara terdengar malu.

"Kau mau memasak apa? Tumben sekali kau memasak bukannya kau tak bisa?" Sindirku.

BOOM! AHAHA... Padahal aku tahu dia sangat pandai mengolah bahan dapur , ku akui itu, kalimatku barusan hanya untuk menggodanya.

"Kau ini." Ia berdecak sebal.

Aku terkekeh mendengar suara kesalnya, entahlah terdengar manis sekali di telingaku.

"Aku membuat nasi goreng kimchi." jawabnya atas pertanyaanku barusan.

"Tapi kau menyukai masakanku kan?" Tanyanya memastikan.

"Tentu nona Yoon, masakanmu sama enaknya dengan buatan Eomma ku."

"Gomawo, lebih baik Kau mandi, setelah itu kita sarapan bersama,Okay Tuan Min?"

"Okay, Nona Yoon."

Kemudian aku melepaskan tautan kami, dan untuk membersihkan diri.

- Yoon Hyerim POV -

Semaksimal mungkin ku keluarkan segala kemampuan yang ada. Aku tak ingin mengecewakannya, jadi aku benar-benar ingin menghidangkan masakan lezat serta special untuknya.

Dua piring nasi goreng kimchi, lauk pauk, dam tak lupa aku meletakkan dua gelas susu hangat dan air putih untuk menemani sarapan kami.

"Nah, semua telah siap. Tinggal menunggu Oppa."

Ku dudukkan diri di atas kursi makan.

Sambil menunggu Yoongi selesai mandi, ku nyalakan iPhoneku siapa tahu ada notifikasi masuk, karena semalaman ku matikan.

Dan benar ada banyak sekali panggilan tak terjawab dari TaeHyung. Hatiku membatin untuk apa manusia alien itu mencoba menghubungiku lagi.

Bukan hanya panggilan yang masuk, ia juga mengirimkanku pesan K-talk.

"Wah 9 panggilan."

"Dan tunggu, apa ini? Dia mengirimkanku pesan Kakao?"

Pesan itu bertuliskan :

KimKTH

'Hai Hye, apa kabarmu? mengapa kau sulit dihubungi? Sudah lupa dengan mantanmu ini ya? Asal kau tahu aku masih mencintaimu.'

'Sebenarnya aku ingin kita kembali, aku tak nyaman bersama Hyeomi, pernikahan ini hanya sebatas pura-pura saja.'

'Kau mau kan kembali denganku lalu kita menikah?'

'Aku yakin kau masih mencintaiku'

'Tunggu aku sayang 😘'

Ku pandangi layar flat persegi panjang itu dengan raut serius sehingga aku tak sadar jika ada seseorang yang memperhatikan pola tingkahku dari dekat.

"Untuk apa dia menghubungiku, cih."

"Cinta? Ah memuakkan."

"Aku tak sudi kembali denganmu."

"Apanya yang memuakkan?"

Suara yang akrab dengan telingaku, membuatku terhenyak.

"Kau bicara dengan siapa?"

Oh astaga! Ya Tuhan, Min Yoongi Oppa sudah selesai? Gawat ini jika ia sampai tahu aku sedang membaca apa.

"Eoh, O..oppa?.. Su..sudah selesai?" Kataku sedikit terbata-bata.

Cepat - cepat ku matikan iphoneku. Demi apapun dalan hati, aku merutuki segala kebodohanku, harusnya kau tidak bersuara Hyerim, ah mulutku ini kebiasaan.

"Dari tadi aku saat melihatmu bermain ponsel, siapa yang kau bilang 'memuakkan' itu?"

Ia memicingkan mata sipitnya, mendekatkan pandangannya ke arahku, tatapannya penuh kecurigaan.

"Oh itu.. ani, temanku."
Aku menggengam ponselku erat.

"Bukan mantanmu kan?"
Tanyanya memastikan.

"Bukan, teman lama waktu kuliah."

Hey, aaarrrgghh.. mengapa dia bisa menebak kalau itu dari mantanku, TaeHyung sialan.

"Sudahlah, Oppa. Ayo makan, sebelum dingin kan kalau dingin jadi kurang enak." Ucapku berusaha mengalihkan suasana.

Namja didepanku ini pun mengangguk mengerti, lalu mengambil posisi duduk berhadapan denganku.

Yoongi Oppa makan lahap sekali, aku senang melihatnya makan dengan baik. Senyuman manis terulas dibibirku.

Dia amat menikmati hasil masakanku, matanya berbinar-binar, hihi menggemaskan uuhh.. tambah chubby pipinya.

"Bagaimana enak tidak?" Tanyaku.

"Hmmpp.. Mashita." Jawabnya dengan mulut dipenuhi makanan.

"Syukurlah, makannya perlahan saja, Oppa, nanti kau tersedak."

Ku tunggu ia selesai menghabiskan kunyahannya, barulah ku berikan segelas air putih, tangannya menyambut gelas itu, kemudian meneguk air secara perlahan.

"Buatanmu selalu enak, lama tidak memakan masakanmu aku jadi seperti ini."

"Bisa saja kau, mm.. Terimakasih banyak Oppa, ah kau membuatku malu."

Aku pun melanjutkan aktivitas makanku, sama halnya dengan Yoongi Oppa.

Pandai sekali manusia pucat ini membuatku tersipu, ini rayuan apa pujian, atau jangan-jangan dia punya maksud tersembunyi?

Hanya Min Yoongi dan Tuhan yang tahu.

Setelah sarapan pagi bersama, kami duduk bersantai disofa ruang tamu.

"Kau bilang eommamu sedang pergi."

"Ne."

"Pergi kemana?"

"Rumah halmeoni."

"Oh, katanya Eomma merindukan halmeoni."

Yoongi hanya diam. Kemudian lelaki bersurai hitam ini bertanya lagi.

"Kapan Eommamu pulang?"

"Hyerin bilang jam 2 siang. Sekarang bocah itu sudah dirumah."

"Oh begitu."

"Kau ingin main kerumah tidak?"

"Boleh?"

"Tentu saja."

"Hah, aku rindu dengan Eommamu."

Namja disampingku ini menghembuskan nafasnya.

Sebagai pendengar hanya bisa tersenyum.

"Bagaimana kabar eommamu?"

"Sehat, baik-baik saja."

"Syukurlah."

"Kalau kau berkunjung kerumah dia pasti senang."

"Iyalah, aku kan sahabatmu yang paling sopan, ramah, juga baik hati."

"Mulai deh."

"Benarkan? Hayo mengaku, aku ini sempurna seharusnya kau bersyukur punya sahabat like me."

Aku hanya bisa menggeleng melihat tingkahnya.

"Iyain saja dulu."

Dia terus menertawaiku, sungguh perlu kesabaran extra untuk menghadapi kelakuannya. Fortunately, Tuhan selalu memberikanku kesabaran yang luar biasa 😏.

"Pipimu merah lagi haha.." godanya.

Manusia ini mencubit pipi ku gemas.

"Malas aku denganmu."

Aku mengerucutkan bibir.

"Yah tuh kan, jangan marah."

"Hehe aku tidak bisa marah denganmu Oppa, peace."

"Nah kalau kau senyum semakin cantik."

"Hehe.." ku tampakkan senyum cengiran bodohku , aku kehabisan kata-kata.

Tangannya mengusap pipi ku lembut, pasti sudah seperti kepiting rebus, batinku.

"Jadi kapan kau ingin ku antar pulang?"

"Nde, lagipula ini masih jam 8 pagi. Bagaimana kalau jam dua belas? Sekalian kita jalan-jalan sebentar."

"Ya , terserah kau saja, aku ikut."

Aku menyandarkan diri pada bahunya. Aroma tubuh begitu harum, sungguh begitu memabukkan.

"Oppa.." panggilku.

Yoongi pun menoleh , tangan kanannya masih sibuk mengelus rambutku sayang.

"TaeHyung menghubungiku."

"Lalu?"

"Ia bilang masih mencintaiku."

Yoongi menghentikan usapan rambutku.
Aku sedikit menengok wajahnya.

Bisa ku lihat raut kebencian di sana, sepertinya ia tak suka jika aku membicarakan TaeHyung.

Kepalaku menjauh dari pundaknya. Posisiku kembali bersandar pada sofa, pandangan mataku lurus mengadap dinding berwarna putih itu.

"Kau tahu, aku tak menyukai semua mantanmu, termasuk TaeHyung itu."

"Ia tidak tahu cara menjaga kekasihnya dengan baik, mereka hanya ingin memainkan perasaanmu Hyerim, sungguh aku tak tega melihatmu menangis dihadapanku karenanya."

"Jadi ku mohon, jangan pernah mencoba kembali dengan TaeHyung."

Tangan putihnya menggengam tanganku yang berada di atas celana pendek yang ku kenakan kini.

"Kau lebih pantas mendapatkan kebahagiaan yang layak dari namja yang benar-benar tulus mencintaimu, murni dari dalam hatinya, bukan mencintaimu karena sekadar melihat segi fisik."

"Maafkan aku Oppa."

Kepalaku menduduk , aku takut melihat tatapannya, aku tak sanggup memandanginya lebih lama, bisa ku rasa kalimat bergetar, tersirat seluruh perasaannya untukku.

Hyerin benar, perasaan Yoongi Oppa tak main-main.

"Aku membuat emosimu naik."

"Sungguh aku tak bermaksud membuatmu kesal."

"Kau tahu semua keburukannya , kau tahu semua tentangnya , kau tahu itu semua dariku."

Waktu itu aku sempat menceritakan mantan kekasih ku ( Kim Tae Hyung ) pada Yoongi, saat kami berada di kafe tempo hari itu.

Reaksinya setelah ku ceritakan semua hal itu ialah ia langsung memelukku yang sedang menangis dengan erat, dirinya menenangkan jiwaku yang terguncang. Bagaimana aku tidak terguncang aku berpacaran dengan TaeHyung selama 4 tahun.

"Aa..aku hanya , aku hanya ingin ada seseorang yang bisa menghilangkan seluruh sosok lelaki sial itu dalam hatiku, aku tak bisa melupakannya sendirian, kenangan manis itu masih membekas di memori otakku."

"Rasa cintaku untuknya sudah lenyap tak berbekas, telah mati. Aku membutuhkan sosok yang mampu meruntuhkan dinding hatiku yang terkunci rapat, ia membuat ku meleleh akan segala sikapnya, aku hanya mencintai satu orang laki-laki.

"Dia, laki - laki yang setia menemani setiap langkahku kemanapun, meski kami sempat terpisah untuk waktu yang terbilang cukup lama, ku rasa aku telah menemukannya dan ia adalah.."

"Dirimu."

"Mungkin kau beranggapan ini bodoh, gila, atau terserah kau mau bilang apa. Tapi entahlah, jujur aku merasa nyaman berasa didekatmu. Kau tahu Oppa, aku merasa bersalah bertahun-tahun membiarkan kau memendam perasaan cintamu padaku. Kini aku merasakan bahwa kau benar-benar mencintaiku.

"Hiks..hiks.. aku.."

Sungguh aku tak sanggup melanjutkan kalimatku ini.. Hatiku terasa sakit, terlalu banyak menyakitinya. Awalnya aku ragu dengan perasaanku sendiri, sampai pada suatu titik aku menyadari kesalahanku.

"Hyerim.."

Ia membalikkan diriku, membawa ku ke hadapannya. Dengan lembut ia mengangkat wajahku yang menunduk agar melihatnya.

"Min Hyerim lihat aku."

"Jangan menangis lagi, kau tak salah , jadi jangan menyesali semuanya, semua sudah terjadi."

"Biarkan aku mengisi relung hatimu, aku akan menghapus semua tentangnya."

"Kau tahu, aku juga mencintaimu, sangat mencintaimu bahkan lebih besar dari rasa cintamu padaku. Mari kita bangun cinta ini bersama, membuat hidup kita berdua menjadi lebih indah."

"Hyerim, apa kau bersedia menjadi kekasihku?"

Ku anggukkan kepalaku, dengan senang hati aku bersedia tentunya.

Dengan lembut ibu jarinya mengusap cairan bening yang mengalir mulus melewati pipiku.

"Oppa hiks.. maafkan aku."

"Kau selalu ku maafkan Hyerim."

Cup , ia mengecup puncak rambutku. Tubuhnya yang lebih besar dariku itu memelukku memberikanku kehangatan, kedua tangannya mengusap punggungku.

Aku masih terisak dalam pelukannya. Mengapa aku tidak menyadari ini dari dulu. Tapi aku malah memilih Kim Tae Hyung, yang berujung dengan ia berselingkuh kemudian mengakhiri hubungan kami secara sepihak.

"Menangislah kalau itu membuatmu tenang, tak apa Hye, aku ada disini untukmu."

"Terimakasih Oppa, kau begitu menyayangiku."

"Sudah kewajibanku. I Love You Min Hyerim".

Dengan lirih ia mengucapkan kalimat itu.

"I Love You Too Min Yoongi Oppa."

Aku membalas ucapannya.

Yoongi Oppa perlahan melepaskan pelukan diantara kami.

"Kau ini harusnya aku yang mengungkapkan perasaan terlebih dahulu. Malah kau duluan. Padahal aku sudah merencanakan seperti apa momen aku menembakmu nanti, ah tapi ya sudahlah."

Ia terkekeh, mengacak rambutku sayang.

"Tak apa kan Oppa?"

Tanyaku, aduh mataku sembab, ah memalukan pagi-pagi aku sudah menangis.

"No problem chagi."

Syukurlah ia begitu pengertian padaku. Tuhan, terimakasih telah menghadiahiku Min Yoongi , namja yang terkesan dingin tetapi berhati hangat, bahkan sangat penyabar dan mencintaku.

Dengan nakal ku buahi ciuman kecil untuknya, hanya kecupan ringan tepat di keningnya.

"Kau terlihat begitu bahagia Oppa."

Aku terkekeh melihat ekspresi kebahagiaannya yang teramat , em tinggi sepertinya.

Dengan nakal ia mencuri ciuman di bibirku, ya ciuman kasih sayang , tanpa adanya nafsu.

"Tentu, because of you Babe."

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

16K 1.1K 16
[COMPLETED] Highest rank : #5 on shortff [200619] . . . Sulit. Satu kata yang mendeskribsikan tentang pernikahannya bersama Kim Taehyung.
120K 12.1K 34
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
7.7K 1K 18
Siapa yang tahu rencana tuhan? Kebahagiaan itu hanya sebuah kontrak tanpa tanda tangan yang bersifat sementara.
175K 27.6K 50
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...