Marry You

Galing kay RhaKartika

649K 37.1K 5K

Cerita 21+ Be smart readers please ? Ini cerita klise. Cerita antara tiga orang manusia bernama Alva, Abil... Higit pa

prolog
MY : part 1
MY : part 2
MY : Part 4
MY : part 3
MY : part 5
MY : Part 6
MY : Part 7
MY : Part 8
MY : Part 9
MY : Part 10
MY : Part 11
MY : Part 12
MY : Part 13
MY : Part 14
MY : Part 15
MY : Part 16
MY : Part 17
MY : Part 18
MY : Part 20
MY : part 21
MY : part 22
MY : part 23
My : part 24
MY : part 25
MY : part 26

MY : Part 19

7.3K 851 139
Galing kay RhaKartika

Apa ya? Gue bingung mw nulis apose 😂😂😂😂😂

Happy reading. Kali itu juga masi ada yang baca cerita ini😂😂😂😂

*****

"Menikmati surga di bumi."

Tanpa sadar, Abil mengulangi perkataan Rio beberapa menit yang lalu, tepat ketika mereka baru sampai di Cafe.

Lalu, tanpa perlu di komando, bibir wanita itu tertarik membentuk senyuman sangat lebar, matanya berbinar binar, dan sungguh perasaan Abil terasa amat sangat damai.

"beautiful, " komentarnya lagi. Dia masih menetapkan tatapannya ke pemandangan di depan sana.

Di sampingnya, Rio diam membisu. Dia membiarkan Abil menikmati pemandangan bukit bintang di kala menuju matahari terbit. Dan Rio, alih alih ikut menikmati panorama alam di depannya, lelaki itu malah lebih tertarik untuk menikmati siluet wajah Deandra Salsabilla dari samping. Merekam baik baik ekspresi Abil yang lepas, senyum wanita itu yang terlihat cantik, matanya yang berbinar, dan rona wajahnya yang membuat degup Rio semakin mengencang.

Semua itu, bagi Rio jelas lebih indah ketimbang pemandangan alam di depan sana.

Oh God..

Rio menahan nafas. Bahkan nyaris lupa bagaimana caranya bernafas dengan benar.

Demi Tuhan, Rio sangat suka, melihat gekstur Abil yang alami seperti ini, tanpa kepura puraan, senyuman yang tanpa paksaan, mata yang terlihat berkilat penuh kebahagiaan. Sempurna. Sangat cantik.

Rio jadi ingin membuat wajah Abil terlihat seperti ini di setiap harinya.

Ya melihat Abil yang seperti sekarang, nyaris membuat Rio gila. Rasanya dia ingin tamak memiliki Abil untuk dirinya sendiri. Lalu berusaha keras, untuk membuat wanita itu tersenyum dengan cara seperti ini, di samping Rio, untuk waktu yang sangat lama.

Cekrek







"Hey!" Abil berseru, agak cemberut ke arah Rio.

"Harusnya kamu bilang dong kalau mau ambil foto aku. Pasti aku keliatan jelek banget ya di foto itu, " katanya lagi mengeluh.

"No. Kamu terlihat cantik," katanya meyakinkan.

"benar benar sangat cantik. Sangat memukau, " ujarnya lagi. Mata lelaki itu memandang penuh takjub, nada suaranya terdengar begitu memuja. Dan Demi Tuhan, Abil tiba tiba merasakan efek kimiawi yang memanas di pipinya.

Tiba tiba, dia merasa kikuk, melihat bagaimana cara Rio memandanginya penuh takjub seperti itu. Jadinya, wanita itu melarikan pandangannya ke arah lain. Terlalu tidak nyaman bersitatap dengan mata hitam terang itu.

"Lagipula, foto tuh harusnya seperti ini," kata Rio, matanya tertuju pada hasil jepretan nya barusan.

"Gimana?"

"That the person who is being photographed smiles for the photographer."

Abil langsung mengernyitkan kening. Lalu menggeleng gelengkan kepala.

"Sorry ya," kata Abil mengomentari.

"Tapi aku tersenyum bukan buat kamu tuh!"

"Oh God," Rio menepuk dada hiperbola.

"That's hurt me girl!"

"Lebay banget sih kamu."

Lalu keduanya tertawa bersama sama. Bahkan keduanya mungkin tidak sadar, kalau jentik jentik sejumput perasaan hadir hanya karena obrolan tidak bermutu mutu amat, serta tawa yang entah menertawakan apa tapi bisa membuat mereka tertawa lebar.

****

Suara detik jam di dinding, membangunkan Deandra Salsabilla dari tidur yang mungkin baru 2 jam dia nikmati.

Wanita itu membuka mata, agak syok saat tanpa sadar tatapannya jatuh pada tangan yang melingkar di atas perutnya.

Namun Abil langsung sadar, bahwa dia kini ada di sebuah hotel. Tertidur setelah asik bermain seharian bersama lelaki yang kini tertidur di sampingnya, dengan sangat lelap.

Dan anehnya, Abil menikmatinya. Sulit menjelaskan bagaimana perasaan Abil, yang jelas dia nyaman berada di sekitaran Rio. Seperti sekarang, meski agak risih karena tangan Rio yang melingkar di perutnya, tapi di sisi lain Abil merasa agak sedikit nyaman, seolah dia merasa bahwa dia tidak sendiri, ada lelaki ini yang mengisi kekosongan di hidup Abil.

Katakanlah Abil wanita yang tidak punya harga diri, tapi Abil hanya seorang wanita rapuh, kesepian, dan merasa hampa. Tapi lelaki ini mengisi kekosongan itu, seperti sebuah pelarian. Tempat bermain yang terlalu bagus untuk di acuhkan.

Ya, hanya sebuah pelarian. Yang nanti saat Abil sudah tidak perlu lagi, bisa dia tinggalkan, tanpa perlu merasa bersalah.

Toh bukannya lelaki ini adalah seorang Casanonova?

Abil bergerak sedikit, dia berusaha menyingkirkan tangan Rio dari perutnya tanpa membangunkan lelaki itu.

Berhasil, Rio hanya sedikit meringis, lalu kembali tertidur lelap dengan posisi yang tidak berubah sama sekali. Lelaki itu tertidur dengan posisi telungkup, lengkap dengan kaos serta celana jins yang dia pakai tadi malam. Bahkan tanpa perlu repot repot membuka sepatu kets nya. Dia benar-benar tidur dengan pakaian lengkap.

Melihat itu, mau tak mau Abil tersenyum. Sedikit, hanya sedikit. Tapi tau tau, dia sudah memperhatikan wajah bantal Rio.

Abil akui, Rio tidak bisa di bilang lelaki dengan wajah pas pasan. Bahkan dari nilai 100, Abil bisa memberikan nilai 90 untuk wajah lelaki itu. Terlalu tampan untuk di acuhkan. Idaman setiap wanita pecinta drama korea, lakorn, atau dorama.
















Setiap lekukan wajahnya, nyaris tanpa cela. Dahi yang tertutupi rambut hitam, alis yang tebal, mata yang di bingkai bulu mata lentik, hidung yang mancung, bibir yang berbentuk hati dan berwarna kemerah merahan, dagu yang di tumbuhi bulu bulu halus. Dan semuanya nampak indah.

Harusnya setiap wanita normal akan jatuh hati pada sosok ini. Sayangnya, bukan Abil, hati Abil sudah sepenuhnya milik Alva. Dan akan selalu milik si brengsek itu.

Abil mendesah. Lalu bangkit dari ranjang,hingga gerakannya terhenti karena tangan Rio yang mencengkram pergelangan tangannya.

"Mau kemana?"

"I need to go."

"Kemana?"

"Pulang."

Dengan berat, Rio mencoba membuka mata, lalu melirik ke arah dinding jam yang masih berdetak seirama itu.

"Baru juga jam 9 malam," kata Rio, terdengar merajuk ketimbang mengeluh.

"I know. Tapi besok aku harus kerja. Jadi malam ini, aku harus pulang ke apartemen." Abil menjelaskan. Lalu dia melepaskan cengkraman tangan Rio.

"Ya ampun. Kamu ga usah kerja deh Bil. Biar aku yang cukupi semua kebutuhan kamu," Rio mencoba berkata sungguh sungguh. Tapi itu nyaris terdengar seperti rengekan. Dan sukses, Abil terbahak mendengarnya.

"Apaan sih kamu? Ngaco banget tau!"

Abil bergerak  ke arah sofa di pojok kamar. Lalu dia memakai flat shoes yang ia simpan disana.

"We need to talk," kata Rio. Kali ini lelaki itu sudah berhasil bangun, dan bersandar pada sandaran ranjang.

"Apa?" Tanya Abil. Wanita itu tidak repot repot melirik ke arah Rio.

" Kayanya, kita butuh panggilan sayang deh Bil."

Seketika Deandra Salsabila langsung meringis.

"Gue serius lho itu," kata Rio lagi.

"Biar laki lo percaya, kalau lo udah move on dari dia."

"Oke whatever deh ya. Dari pada panggilan sayang, aku rasa lebih baik kamu kalau ngomong sama aku, pake aku kamu aja." Abil menasehati.

"Oke. Setuju. Aku kamu, kita jangan berpisah," ujar Rio lagi. Lelaki itu sedikit terkekeh.

"Gebleg," kata Abil. Lalu dia melempar bantal sofa ke arah Rio. Lelaki itu gesit menangkap bantal itu, lalu memeluknya erat erat.

"Tapi gue-- ehh aku," ralat Rio.

"Serius sama omongan aku tadi -- ya Tuhan, sumpah Bil, gue jijik aku kamu aku kamu gini." Rio agak sedikit meringis. Di sana Deandra Salsabilla hanya tertawa menanggapinya.

"Berasa jadi lelaki baik baik gue. Ya walaupun gue emang baik sih," lagi lagi Rio memuji dirinya sendiri

" Baik dari Hongkong?"

"Yee, baik tau. Buktinya, gue -- eh aku, ga ngapa ngapain kamu lho. Jarang banget gue -- eh aku sebaik itu. "

"Seriusan ya, demi Tuhan nih ya. Ini pertama kalinya aku tidur sama cewek, dalam arti yang benar benar secara harfiah. Tidur. Bobo. Meureum. Wahh gila, kayanya gue harus di kasih medali saking, gue sendiripun ga percaya." Nada Rio terdengar heran.

"Lha kan kamu sendiri yang nolak aku?" Abil lebih acuh pada kalimat Rio barusan. Toh apa anehnya hanya tertidur di ranjang yang sama dengan seorang perempuan? Seolah olah Rio memang tidak pernah melewatkan malamnya tanpa "tidur" dalam arti yang lain dengan perempuan.

Atau memang begitu?

Whatever. Bukan urusanku.

"Iya sih." Rio mengangguk anggukan kepala.

"Kenapa? Nyesel nolak tidur sama  aku? " Tanya abil. Tangan wanita itu mengkode tanda petik pada kata tidur.

"Enggak juga sih?" Nada suara Rio terdengar tulus. Tapi itu membuta kening Deandra Salsabilla mengkerut. Dia melirik ke arah Rio, lalu memiringkan kepalanya ke sebelah kanan.

"Kenapa ? Aku kurang cantik ya? Bukan selera kamu? "

Rio menggeleng.

"Lalu?" Tanya Abil lagi.

"Aku--- mau jagain kamu aja. Kamu terlalu berharga untuk di rusak."

****

TBC

Sorry lama ga update. Gue susah watu nulis nihh. Mudah2an bisa tiap hari lagi update kaya dulu deh ya. Amien.

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

187K 11.8K 56
Niat hati kabur dari perjodohan yang diatur orang tuanya dengan duda anak 1 yang sialnya masih tampan itu, Herna malah harus terjebak menikahi pria k...
583K 39.8K 47
Lyla tidak berminat menikah. Namun, siapa sangka ia harus terjebak dalam pernikahan dengan sahabatnya sendiri? "You're a jerk, Hanan." "And you're tr...
758K 76.7K 35
Pernikahan Rhea dan Starky hanya berlangsung selama tiga tahun. Meskipun mereka telah dikaruniai seorang putra, ternyata Starky belum juga bisa usai...
570K 54.4K 122
Gadis Sekarwangi, tidak pernah menyangka jika rumahtangga yang ia bangun bersama suaminya, Pradipta harus berakhir ditengah jalan karena sang suami k...