🏝 Happy Reading 🏝
Jangan lupa vote dan commentnya! 😗
[Yoon Hyerim's POV]
Sepulang dari kantor aku begitu lelah, apalagi rapat tadi benar-benar menguras energiku.
Langsung ku rebahkan diri di atas ranjang.
Ada satu hal yang hingga kini mengganjal otakku.
Mataku menatap langit - langit.
"Mengapa ketika bersamanya jantungku.."
"Jantungku tak bisa berdetak dengan baik?"
Ku pegangi dadaku.
Wajah yang selama ini selalu kupandangi telah tumbuh menjadi laki - laki yang tampan.
Ani, dia memang tampan dari dahulu
Aku baru menyadarinya!
Argh! Yoon Hyerim yang bodoh!
Tubuhku berguling kecil.
Sampai akhirnya mataku tertuju pada boneka panda.
Panda darinya.
Ku bawa ia dalam dekapanku.
Panda itu bernama Yoonrim, entah mengapa namanya begitu. Dia yang bilang sendiri. Nama itu lucu baginya.
"Oh ayolah Hyerim."
"Kau dan dia hanya bersahabat."
"Kau tidak mungkin menyayangi dan mencintainya lebih dari itu."
"Aku berjanji untuk tidak jatuh cinta padanya."
"Tapi aku tak tahu bagaimana perasaannya."
"Jangan - Jangan dia pu--"
Kepalaku menggeleng cepat. Tidak boleh, ini tidak boleh!
"Aku tidak mau semua rusak begitu saja."
"Kau sahabatku yang terbaik."
"Sahabat yang paling menggemaskan."
"Selalu menghiburku, membelikanku makanan, ataupun memasak untukku."
Kepalaku mengingat betapa indahnya hari itu.
Dan juga mengingat beratnya hari - hari yang pernah ku lalui.
"Aku tahu.."
"Kau sering membantuku."
"Siap sedia saat aku sedih, bahagia bahkan saat kesepian ketika tidak seorangpun memedulikan perasaanku."
"Dan aku juga bodoh.."
"Bodoh karena dengan lancang menge--"
"Aish!" Ku lempar boneka itu hingga terduduk di atas meja kecil.
"Masa bodohlah, lebih baik tidur!"
Sungguh ini menyebalkan, benci!
Mataku tertuju pada sebuah bingkai foto.
Fotoku dan Yoongi juga beberapa teman kami yang terpasang di dinding.
Tahun berganti tapi tetap saja dia..
"Dasar pria gila! Kau membuatku kesal, bodoh!"
"Cih! Bahkan rasanya aku hendak mati."
Tanganku memijit keningku, pusing sekali, perasaan apa ini?
Ku harap , aku bisa melupakannya. Anggap saja semua tak terjadi.
Baru ingin memejamkan mata, ponselku berdering.
Pasti ada notifikasi masuk.
"Jinjja! Siapa ini yang mengangguku?!"
"Argh!"
Rasanya ingin ku banting ponsel itu.
Tapi ini iPhone 8s+ dibanting kan sayang.
Tubuhku bangkit hingga terduduk di tepi ranjang.
Langsung saja ku buka ikon pesan.
Apa ini?
Nomor tidak dikenal?
From : Unknown Number
'Rim, kau sedang apa? Ini aku, Yoongi.
"Yoongi?"
"Yoongi Min?"
Seharusnya aku memanggilnya dengan Oppa tapi malas ah, nanti dia senang lagi.
Yoongi berumur 27 tahun dan aku 25.
Seketika lelah disejukur tubuhku hilang.
Tiba - tiba sekali, ya?
Langsung ku simpan nomornya.
Makhluk Menyebalkan😛
Jariku begitu cekatan mengetik balasan untuknya.
***
To : Makhluk Menyebalkan😛
'Hanya tiduran, kau?'
***
Triling.. triling..
***
From : Makhluk Menyebalkan😛
'Sama, bagaimana rapatmu tadi?'
***
To : Makhluk Menyebalkan😛
'Ya begitulah, melelahkan'
***
From : Makhluk Menyebalkan😛
'Tidurlah :)'
***
To : Makhluk Menyebalkan😛
'Baiklah, aku tidur.. Pai Pai.'
***
From : Makhluk Menyebalkan😛
'Have a nice dream, semoga kau memimpikanku. Love you😝'
***
"Apa ini?!"
Mataku membulat sempurna. Apa yang baru saja pria ini ketik?!
Apa maksudnya?
Apa Jangan-jangan..?
Apa jangan - jangan dia mencintaiku?
Ah tidak mungkin?!
Barangkali dia salah ketik?
Ah sudahlah tak usah dipikirkan kepalaku jadi ingin meledak, 'kan?
Hyerim pun meletakkan benda itu ke dalam nakas. Pergi meninggalkannya ke alam mimpi.
🍐🍐🍐
[Min Yoongi's POV]
Selesai mandi dan berpakaian, ku rebahkan diri di atas ranjang.
Kepalaku mengingat apa saja ku lalui hari ini.
Dan kau tahu?
Aku terpikir akan gadis menyebalkan itu. Hari ini begitu gila!
Ya, aku dan dia sama - sama gila.
"Kau memang tak berubah, nona Yoon." Ucapku sambil tertawa kecil.
Aku juga tak habis pikir keberanian dari mana sampai dia berani mencium bibirku?
Aish!
Seharusnya aku dahulu yang melakukannya. Dasar bodoh!
"Tapi tak apa, aku senang. Mungkin ini bentuk emansipasi (?). Ah, berpikir apa aku ini."
Aku menepuk kepalaku pelan.
Sekarang malah aku yang harus merasakan betapa sakitnya jantungku akibat ulahnya tadi pagi.
Sungguh.
Jantungku memacu lebih cepat daripada kereta shinkansen.
Rasanya seluruh tubuhku kaku tak bisa bergerak.
Sarafku dikuasai olehnya.
Benar - benar tak terbayangkan.
Tak mengira sampai hati ia akan mengecupku.
Ku pikir dia akan menendangku karena berulah jahil. Ternyata yang terjadi sebaliknya.
"Aku juga tak tahu mengapa begini?"
"Mengapa semua terasa tak normal bersamamu."
"O, ayolah, aku seperti anak delapan belas tahun yang baru mengenal cinta."
"Apa yang baru ku katakan?"
"Apa benar aku.." Kalimatku tergantung.
Tapi dia pernah mengucapkan padaku, ia ingin kita terus menjadi teman. Hanya teman baik.
Ia menyimpan rasa takut jika kita hancur. Hanya karena perasaan. Dan teruntuhkan atas keinginan memiliki.
"Hyerim - ah, apa yang akan terjadi jika aku tak menginginkan itu semua?"
"Apa yang akan kau lakukan jika tahu aku sudah tak tahan
Serba salah memang.
Akhir - akhir ini juga tak ada yang beres denganku.
Kepala isinya hanya Hyerim, Hyerim, Hyerim dan Hyerim.
Setiap aku merindukannya selalu ku pandangi bingkai kecil di sudut sana.
Ya , foto kami bersama teman - teman. Sebenarnya banyak sekali fotoku dengannya lagipula ia menggemaskan jika dipotret.
Membicarakan gadis itu aku jadi ingin menghubunginya.
"Lebih baik ku kirimkan di pesan."
Tanganku mencari benda tipis berwarna hitam itu.
To : My Hyerim 💖
'Rim , sedang apa? Ini aku, Yoongi.'
***
From : My Hyerim 💖
'Hanya tiduran Oppa, kalau kau?'
***
To : My Hyerim 💖
'Sama, bagaimana rapatmu tadi?'
***
From : My Hyerim 💖
'Ya begitulah, melelahkan.'
***
To : My Hyerim 💖
'Tidurlah Hye'
***
From : My Hyerim 💖
'Baiklah, aku tidur dahulu.. Pai Pai'
***
To : My Hyerim 💖
'Have a nice dream, semoga kau memimpikanku. Aku mencintaimu.'
Hey! Apa yang baru saja ku ke--?
Rasanya aneh dengan jariku, mendadak mengetikkan kata itu.
Aku tak berniat untuk mengetiknya , sungguh.
Apa yang terjadi denganku?
Kalau Hyerim berpikiran yang aneh - aneh bagaimana?
Dasar Yoongi bodoh, begitu saja terkirim!
Tapi apa boleh buat, sudah terjadi.
Semoga ia melupakannya.
Aku menunggu responya dan ia tak membalas. Mungkin sudah tidur?
Senyumku mengembang.
"Selamat malam, Hyerim!" Ucapku sambil mengecup ponselku layaknya dia ada di sana.
Aku pun meletakkan ponselku ke dalam laci.
Berharap bisa memimpikannya dibawah indahnya ratusan bintang, di malam ini.
Sebelum mataku terpejam, aku baru ingat besok adalah akhir pekan.
Ku pikir ini adalah kesempatan yang baik untuk memulai semua dari awal.
Ya. Memperbaiki hubungan kami yang sempat renggang dan ku rasa ada yang harus ku katakan?
Semoga semua berjalan dengan menyenangkan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung!!!