Beautiful Destiny

By vyfitani

125K 5.5K 227

Andrew Pramoedya : "Kita saling mencintai. hanya saja sudah takdir kita tidak bisa bersama. ikhlaskah kau?" ... More

Beautiful Destiny - Prolog
Beautiful Destiny - chapter 1
Beautiful Destiny - chapter 2
Beautiful Destiny - chapter 3
Beautiful Destiny - chapter 4
Beautiful Destiny - chapter 5
Beautiful Destiny - chapter 6
Beautiful Destiny - chapter 7
Beautiful Destiny - chapter 8
Beautiful Destiny - chapter 10

Beautiful Destiny - chapter 9

7.6K 429 10
By vyfitani

Hujan rintik-rintik mulai membasahi sekitar mereka. Andrew perlahan mengajak Jenna kembali ke mobil. Jenna masih menahan isakannya namun jauh di lubuk hatinya dia merasa lega. Luar biasa lega. Andaikan dari dulu dia menuruti perkataan mamanya untuk mencoba memaafkan papa mungkin dia tidak akan mengalami trauma sedemikian lamanya.

"Kedinginan?" Tanya Andrew,

Jenna menggelengkan kepalanya. Mereka masih di parkiran. Hujan turus cukup deras sehingga Andrew memutuskan menunggu sampai hujannya agak reda.

"Bagaimana perasaanmu?"

Lanjut Andrew lagi. Suara Miley Cyrus menyanyikan Wrecking Ball sayup-sayup terdengar dari perangkat audio mobil.

"Baik..aku lega.."

Jenna memberanikan diri menatap Andrew. Pria itu tersenyum padanya.

"Aku sudah bilang, kau harus mencoba menghadapi ketakutanmu. Bukan bersembunyi di baliknya.."

"Aku benci kau benar.."

Ujar Jenna. Andrew tertawa mendengar kata-katanya.

Hujan semakin deras di luar sana. "Apakah kau pernah jatuh cinta?"

Andrew menoleh pada Jenna saat mendengar wanita itu bicara.

"Aku? Tentu saja pernah.." Andrew tersenyum sombong, membuat Jenna mendengus. "Kau belum pernah?"

Jenna menggelengkan kepalanya, "Aku merasa asing dengan segala emosi berbentuk cinta. Yang sepaket dengannya selalu menyiksa, seperti kerinduan, kecemburuan.."

"Tidak juga..sudah ada yang pernah bilang padamu kalau jatuh cinta adalah surganya dunia. Itu karena saat jatuh cinta, kau tidak mampu lagi membedakan baik atau buruk. Semuanya terasa indah di matamu. Terasa sempurna. Semuanya seperti terletak tepat pada tempatnya."

Andrew menarik nafas dan menoleh pada Jenna menemukan bahwa wanita manis itu sedang menatapnya tak percaya.

"Apa?" Tanya Andrew.

"Kau bisa menjadi begitu manis, namun juga terkadang menyebalkan.."

Andrew terkekeh."Itulah kenapa banyak wanita yang berusaha membuatku jatuh cinta padanya.."

"Cih! Kegeeran..!"

Jenna mendengus kesal.

Andrew tertawa lagi. "Kau benar-benar wanita keras kepala, jutek dan pemarah. Aku akan kagum pada pria yang berhasil mengendalikanmu, Jen.."

"Hoo..akan kucari satu, drew. Kurasa tak akan sulit.." Jenna mengembangkan senyumnya.

Hujan mulai reda, Andrew menjalankan mobilnya keluar dari arena pemakaman. Jenna menikmati pemandangan kota jogja. Dia sebenarnya selalu jatuh cinta pada kota ini. Dan setelah apa yang tadi di lakukan di makam ayahnya, Jenna merasa yakin untuk kembali ke kota ini secepatnya.

"Jadi kau kembali ke jakarta lusa?"

Suara Andrew memecah keheningan di antara mereka.

"Ya begitulah..terima kasih kau membuat liburanku kali ini lebih berwarna. Setidaknya ada hal yang lebih menarik daripada hanya berada di dalam kamar.."

"Senang bisa membantumu.." Andrew melayangkan senyumnya. Jenna merasa ada kupu-kupu berterbangan di perutnya saat melihat senyum andrew. Segera di palingkan wajahnya ke jendela agar Andrew tidak melihat rona merah di pipinya.

"Aku juga akan kembali lusa."

"Kenapa? Bukankah cutimu masih beberapa hari lagi?"

"Tidak..kalau kau tidak ada disini, aku juga tidak tertarik tetap berada disini.."

Deg..

"Jangan mencoba menggodaku, Drew.."

"Demi Tuhan tidak Jenna..jujur, aku merasa nyaman di dekatmu. Meskipun kau pemarah, dan mulutmu pedas seperti abon cabe level 15, tapi aku senang. Aneh kan?"

Aku mengatupkan mulutku rapat-rapat dan melempar bantal kecil ke arahnya yang langsung di tangkis lengannya.

"Makan tu abon cabe!"

Dan tawanya tidak berhenti sampai kami masuk ke parkiran rumah..

***

Hobi baru Jenna dan Andrew adalah duduk di sofa yang terletak di teras belakang rumah. Jenna memegang mug berisi hot chocolate sementara Andrew dengan kopi hitamnya. Mereka memandang hujan yang belakangan ini sedang senang turun di sore hari, dan mereka bercerita tentang apa saja. Seperti yang mereka lakukan sore ini.

"Jadi, sekarang kau tidak punya pacar?"

Andrew menggelengkan kepala, "Tidak ada. Teman kencan banyak, tapi pacar..." Dia mengangkat bahunya.

Jenna tertawa kecil, "Kau ini..apa gunanya berkencan sana sini, hanya buang-buang waktu dan uangmu saja.."

Andrew menoleh dan tersenyum pada Jenna, membuat Jenna tiba-tiba kehilangan oksigennya, "kami simbiosis mutualisme Jenna, saling membutuhkan. Wanita itu butuh uangku, aku butuh..ya kau tahulah.."

Jenna tersenyum sinis, "Brengsek.."

Andrew tertawa, "Terima kasih atas pujiannya.."

"Mengapa kau begitu menyebalkan?" Jenna mengerucutkan bibirnya, membuat Andrew gemas.

Andrew mengangkat salah satu alisnya, "Benarkah aku begitu? Kurasa tidak juga. Jika aku tidak salah ingat, Jennarani yang duduk di sampingku sekarang ini terlihat lebih banyak tertawa, lebih banyak warna di pipinya, dan terlihat lebih cantik daripada saat aku bertemu dengannya beberapa hari yang lalu." Tatapan mata Andrew melembut saat menelusuri wajah Jenna. Dan saat Jenna menoleh kepadanya, tatapan mereka terkunci.

Jenna menarik nafas, waktu seakan ikut berhenti saat Andrew tak berhenti menatapnya. Ini aneh, ini bukan perasaan yang seharusnya di rasakan kepada seorang teman atau calon saudara. Jenna memang tidak pernah mengalaminya, tidak pernah jatuh cinta. Tapi ternyata gejala ini mudah di ketahui.

Pikirannya meneriakkan untuk segera berpaling ketika perlahan Andrew mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Jenna, namun seluruh tubuhnya mengkhianatinya. Jantungnya berdegup kencang, darahnya mengalir deras, kupu-kupu mengepakkan sayap di dalam perutnya dan pada akhirnya pikirannya kalah. Jenna menyambut bibir Andrew. Andrew menciumnya lembut, dan tidak terburu-buru, membuat Jenna bisa menikmati moment ini setiap detiknya.

Rasanya mengerikan. Ini tidak akan membuatmu ingin menghentikannya. Semakin lama malah Andrew semakin memperdalam ciumannya, membuat lutut Jenna lemas dan pasrah pada kemungkinan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Namun tiba-tiba sosok mama terbayang oleh Jenna, membuatnya tersadar dan langsung berusaha melepaskan diri dari Andrew.

Andrew terlihat terkejut, "Jenna.."

"Apa yang sudah kita lakukan, Drew?" Suara Jenna bergetar.

"Maafkan aku Jen, aku tidak bisa mengontrolnya, kumohon dengarkan penjelasanku.."

Jenna berdiri meskipun kakinya gemetar. Pandangan matanya sangat mengkhawatirkan, dia terlalu shock. Ini tidak benar. Apapun alasannya dan alasan Andrew melakukan hal ini sama sekali tidak bisa di benarkan. Papa dan mama akan menikah sebulan lagi, setelah itu mereka menjadi kakak beradik. Kakak beradik yang main gila.

Astaga Jenna! Dimana kau taruh otak encermu itu!

Sesuatu dalam pikirannya terus memarahinya. Sementara Jenna berlari ke kamarnya sambil menahan tangis. Begitu sampai di tempat tidur, Jenna langsung melepaskan tangisnya. Terdengar ketukan pelan di pintu.

"Jen, tolong ijinkan aku masuk, kita butuh bicara.."

Andrew berbicara dengan lembut, seperti bicara dengan hewan yang sedang terluka.

Jenna tidak menjawab, dia tidak lagi mampu menjawab. Air mata seakan mengalir tanpa henti di pipinya. Harus bagaimana dia sekarang, satu-satunya pria yang bisa menyembuhkan luka hatinya justru pria yang segera akan menjadi kakaknya. Dia tidak mungkin melukai mama, sudah saatnya mama bahagia. Meskipun itu harus di tukar dengan kebahagiaannya, Jenna rela..

--------------------------------------------

Haai,

Maaf kalo part ini kurang memuaskan yaa. Smoga tetep nggak kecewa dan tetep mau baca next partnya Andrew-Jenna.

Jgn lupa vote dan komen ya buat booster semangat dan ide saya ya :D

Dan buat yang udah baca+vote+komen..thank you so much! It means a lot :))

Baca juga ya crita saya yang lain..

-Friendship with(out) Love (Abi-Gwen)

-Stick With You (Alaric-Sandra)

-Railway in Love (Harsya-Andara-Ribeldi)

Love,

Vy

Continue Reading

You'll Also Like

303K 12.4K 32
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
321K 13.4K 42
Typo bertebaran, harap tadaniā— Cinta pada pandangan pertama memang sebuah anugrah yang Tuhan berikan bada suatu hambanya. Tetapi tidak semua orang bi...
4.4M 32.7K 29
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...
2M 156K 25
Mati dalam penyesalan mendalam membuat Eva seorang Istri dan juga Ibu yang sudah memiliki 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa mendapatkan kesempa...