Healing Love

Door VeeEbid20

5.6K 773 963

Sebagian Part di Protect secara acak! keep Reading, don't forget n always keep Voment, TX Perjalanan anak man... Meer

1. New Season
2. New Beginning
3. New Part
4. New Shock
5. New Part - 2
Info
6. New Surprise
7. New Problem
8. Another Surprise
9. New Stalker
10. Another Heart
11. Sucks Day
12. Heart (Hurt)
14. Surprise!
15. Lucky? Unlucky?
16. Secret (sssttt!)
17. Decision
18. Happy(sad)ness?
19. Finally (But Not The End)
20. Startle
Intermezzo - BroSis
21. Who & What?
22. Confession
23. Memory
24. Complicate
25. Happy Ending
26. Happy Wedding (Extra Part)

13. Ask Me!

76 20 18
Door VeeEbid20

@SIH – Jongwoon's Room

"Kembalilah ke tempatmu!" Titah Jongwoon melenggang masuk ke ruangannya, tanpa sadar Sahyun juga ikut masuk bersamanya.

"Apa yang kau lakukan?" Jongwoon menyadari keberadaan Sahyun. "Kau tidak mendengar perkataanku?" dinginnya, tapi Sahyun dengan santai mengambil kotak P3K yang tersedia di sana.

"Aku akan pergi dan beristirahat, setelah menyelesaikan pekerjaan terakhirku." Sahyun telah berdiri di hadapan Jongwoon, dan dengan isyaratnya ia meminta Jongwoon duduk. "Aku akan mengobatimu Chief, dan aku akan pergi!" terangnya karena Jongwoon tak paham dengan isyaratnya.

"Tidak perlu! Pergilah!" titah Jongwoon namun tak urung duduk di hadapan Sahyun. Dengan lincah tangan Sahyun mulai membersihkan luka di sudut bibir Jongwoon, mengoleskan salap dan antiseptic disertai ringisan kecil dari Chief-nya itu.

"Kenapa kau tidak mengejar Chanrin eonni?" tanya Sahyun disela-sela kegiatannya, sedikitpun tak berani menatap Jongwoon yang justru sebaliknya tengah menatapnya lekat. "Chanrin eonni pasti sangat kecewa dan akan semakin salah paham padaku!" jujur Sahyun menimbulkan tanda tanya di wajah tampan itu.

"Dia tidak akan menyukainya!"

"Dari mana kau tahu?" Sahyun kali ini memberanikan diri menatap Jongwoon membuat eyes kontak di antaranya terjalin. "Apa kau pernah mencobanya?" selidiknya.

"Anniy." Jujur Jongwoon. "Itu hanya pendapatku. Setelah tenang aku akan menemuinya." Sahyun hanya memutar bola matanya saat mendengar pengakuan Jongwoon. "Tapi apa maksudmu Chanrinku akan semakin salah paham denganmu?"

"Tentu saja salah paham. Dia pasti mengira ada sesuatu antara kau dan aku! Berapa kali dia melihatku sedang bersamamu, sementara kau sangat jarang menghabiskan waktu bersamanya!" ungkap Sahyun dan justru membuat Jongwoon tertawa sambil menahan sakit di sudut bibirnya.

"Apa maksudmu Chanrinku cemburu padamu?"

"Mungkin saja! Dan itu wajarkan?" santai Sahyun. "Sejujurnya aku setuju dengan namja yang tadi memukulmu!" ungkapnya membuat Jongwoon menghentikan tawanya.

"Kau suka melihatnya memukulku?" sinis Jongwoon merasa harga dirinya kembali terluka. "Tsk!"

"Anniya, bukan itu maksudku!" tahan Sahyun. "Aku setuju saat dia memintamu menyusul Chanrin Eonni." Terangnya. "Kau tahu saat emosi para wanita sering mengatakan yang bertentangan dengan isi hatinya." Sambungnya.

"Saat ia mengatakan tidak itu artinya IYA. Saat ia bilang tidak ingin melihatmu sejujurnya ia merindukanmu. Saat ia bilang membencimu artinya ia masih sangat mencintaimu. Saat ia bilang jangan menemuinya artinya ia ingin kau di sisinya." Terang Sahyun membuat Jongwoon speechless.

"Apa ini bagian dari pengalamanmu nona Lee?" komen Jongwoon. "Kenapa wanita begitu rumit dan sulit dipahami." Bingungnya.

"Sebenarnya berapa lama kalian berkencan? Mengapa kau sama sekali tidak memahami apa dan bagaimana dia?" bingung Sahyun. "Yah Tuhan kenapa aku terjebak diantara kalian." Protesnya berdiri. "Aku sudah selesai Chief. Permisi!" pamitnya.

Sepeninggalan Sahyun, Jongwoon tampak merenungi semua yang disampaikan Juniornya itu. Sesekali ia tertawa dengan tetap meringis, saat mengingat bagaimana Sahyun menceramahinya, menasehatinya dengan berbagai petuah, seolah ia telah hidup jauh lebih lama dari dirinya dengan jutaan pengalaman mengenai cinta dan kehidupan.

~Healing Love~

@Kyunghee University

"Bum."

"Oppa! Ki-Bum oppa!" titah namja tampan dengan sejuta pesona yang belakangan sering menghabiskan waktu bersama Shinyeong, juga yang belakangan hampir tidak pernah absen menjemput dan mengantarnya.

"Apa benar kau dan Kyuhyun bertengkar karena masalah orang tua kita?" penasaran Shinyeong mengabaikan permintaan Kibum yang selalu berusaha membuatnya memanggil oppa. "Apa benar uri appa menyingkarkan appa-mu dan bisa menduduki posisinya yang sekarang?"

"Tsk." Gemas Kibum mengacak rambut Shinyeong, membuat gadis berpipi chubby itu menata ulang ikatan rambutnya. "Aigoo." –lagi- Kibum mencubit pipi Sinyeong. Semakin gemas dengan pola gadis yang sering menggembungkan pipinya tanpa sadar itu.

"Mwoyya!" Kesal Shinyeong. "Gettapeh-bwa!"

"Kau terlalu banyak mendengar gosip. Karena itu aku tidak suka jika para wanita sudah berkumpul dan bergosip."

"Lalu?" desak Shinyeong.

"Pergantian Appaku dan appa-nim itu memang karena sudah masa dan waktunya. Apa kau berfikir selamanya appaku akan menjabat posisi itu?"

"Tapi.." ragu Shinyeong, membuatnya tampak berfikir. "Ku dengar karena itu kau menjadi seperti ini, tertutup, dingin dan sering menyendiri." Sambungnya masih dalam nada ragu, sedikit melirik pada pesona Kibum di hadapannya. "dan sejak itu pula.."

"Keumban!" Potong Kibum tenang, tidak ada nada marah ataupun emosi saat Shinyeong menjabarkan semuanya. "Sudah ku katakan kau terlalu banyak mendengar gosip." Santainya memegang pundak Shinyeong. "Dengar! Satu kata yang keluar dari mulut seseorang, akan semakin panjang dan semakin banyak kata yang keluar menyertainya saat kata itu semakin banyak di dengar." Ucap Kibum membuat Shinyeong berfikir keras memahami kalimatnya.

"Jangan berfikir terlalu keras!" titah Kibum kembali mengacak rambut Shinyeong. "Semakin kau menggemaskan semakin aku tidak bisa menahan diriku." Tatapnya serius.

"Tapi karena Appaku, keluargamu jadi terpuruk!" tambah Shinyeong masih belum puas dengan jawaban Kibum yang justru semakin sulit dipahaminya.

"Astaga, kau benar-benar keras kepala seperti Proffessor tengil itu." Geram Kibum. "Wae? Kau takut aku jatuh miskin eoh?" tantang Kibum menggoda. "Dengar sayang!" ucapnya tiba-tiba membuat Shinyeong bergindik ngeri. "Hartaku masih cukup untuk membiayayai dan menghidupimu." Sambungnya. "geokjongma eoh!"

"Mwo-yya." Protes Shinyeong menepis tangan Kibum dari pundaknya. "Aku hanya penasaran mengenai kau dan oppaku." Terangnya. "Apa yang membuat kalian berselisih, padahal kalian terlihat akrab dan dekat." Sambungnya. "Itu yang ku dengar."

"Itu tidak benar, kami tidak dekat dan akrab seperti yang kau pikirkan. Itu semua karena aku selalu ingin dekat denganmu, karena itu banyak yang berfikir kami dekat dan akrab." Terang Kibum membuat Shinyeong semakin bingung.

"Ah, molla. Molla. Terserahlah." Kesal Shinyeong memilih duduk di bangku dekat mereka, membuat Kibum melakukan hal yang sama. "Ah, apa kau dan oppaku seperti ini karena kau gagal mengikuti olimpiade di Jepang, karena kampus justru mengirim oppaku dan itu karena pengaruh uri Appa?" Tanya Shinyeong lagi dan kali ini cukup membuat Kibum terdiam cukup lama dengan ekspresi terkejut. "Ma-jja?"

"Dari mana kau mendengarnya?" entah ini kebiasaan atau hobi, tapi Kibum selalu menjawab pertanyaan Shinyeong dengan pertanyaan atau dengan kalimat-kalimat ambigu yang sulit diterjemahkan dan dipahami. "Sudahlah! Aku hanya akan menjawab satu pertanyaanmu ini saja!" putusnya. "Aku memang gagal mengikuti olimpiade ke Jepang, dan Kyuhyun memang dikirim untuk mewakili kampus, tapi bukan karena menggantikanku, itu karena kemampuannya sendiri." Terang Kibum meski masih meninggalkan keraguan pada Shinyeong.

"Aish jongmal, coba kau pikir!" pinta Kibum. "dari tadi semua pertanyaanmu tampak meremehkan dan menjerumuskan oppa dan appanim, apa kau sungguh putri keluarga Cho?" canda Kibum. "Kau seolah tidak mempercayai mereka dan tampak sangat meragukan juga meremehkan mereka."

"Geure?" Shinyeong tampak baru menyadarinya. "Apa aku sungguh putri kandung keluarga Cho?" raut serius mewarnai wajah gadis yang hobi membaca itu.

"Aku bahkan ada di sana saat eommanim melahirkanmu!" yakin Kibum.

"Jadi aku sungguh putri mereka?" yakin Shinyeong. "Apa mungkin aku tertukar?"

"Astaga ada apa denganmu?"

"Kau pikir saja, uri eomma sangat terkenal di dunia seni, Ah-Ra eonni terkenal di dunia musik hingga ke Mancanegara, appa dan oppaku, kau tahu sendiri bagaimana mereka tanpa ku jelaskan!" Terang Shinyeong tampak rendah diri.

"Apa karena ini kau meninggalkan kediaman keluarga Cho dan memilih tinggal di asrama?" tebak Kibum. "Astaga!" tak percayanya saat Shinyeong hanya diam seolah membenarkan tebakannya. "Jangan konyol dan berfikir bodoh. Kau keturunan langsung keluarga Cho." Yakin Kibum. "Trust me!"

"Tapi," Shinyeong kembali mendebat dan inilah yang membuat Kibum semakin gemas dengannya. "Kenapa hanya aku yang berbeda?" tuntut Shinyeong lagi.

"Ah, molla!" kesal Kibum telah berdiri. "Apa kau kenal gadis itu?" tunjuknya pada seorang gadis yang berjalan beriringan dengan Kyuhyun.

"Junhee eonni? Wae?"

"Apa mereka berkencan?"

"Molla. Waee?"

"Kenapa mereka selalu tampak bersama?"

"Ah molla. Wae?" kesal Shinyeong selalu mendapat pertanyaan untuk jawabannya. "Yang ku tahu Junhee eonni membantu Kyuhyun untuk seminarnya. Junhee eonni salah satu mahasiswanya!" terangnya.

"Tsk. Dia selalu menggunakan cara kuno." Umpat Kibum namun cukup jelas didengar Shinyeong.

"Ku pikir Kyuhyun berkencan dengan Sahyun eonni?"

"Kenapa kau berfikir seperti itu?"

"Molla. Geunyang." Santai Shinyeong dan melenggang begitu saja meninggalkan Kibum, setidaknya ia sudah mendapat sebagian jawaban yang ia inginkan.

~Healing Love~

@Bughsy Coffee Shop

Atas permintaan Junhee, Kyuhyun terpaksa memakirkan mobilnya tepat di coffee shop yang hampir selalu dipenuhi kaum yeoja ini.

"Kau pasti akan menyukai tempat ini Prof." Promosi Junhee melangkah lebih dahulu, detik berikutnya ia langsung berbalik dengan wajah pucat dan tegang. "Kita pulang prof!" burunya tanpa sadar menggandeng tangan Kyuhyun yang belum paham sikonnya. "Tempat ini tidak jadi menyenangkan dan semua menunya sudah habis." Sambungnya sekenanya karena Kyuhyun justru memasang wajah bingung.

"Wae-geure?" bingung Kyuhyun menahan Junhee. "Bagaimana bisa habis jika pelanggannya masih banyak seperti ini." sambungnya melihat tempat itu masih cukup ramai. "Kajja." Ajaknya justru menarik tangan Junhee untuk mencari tempat.

"Andwe Prof." Tahan Junhee dengan suara berbisik dan seolah menyembunyikan tubuhnya di balik tinggi tubuh Kyuhyun, sambil sesekali mencuri pandang di balik tubuh tegap itu. "Andwe, kita tidak bisa makan di sini hari ini." mohon Junhee berkeras semakin membuat Kyuhyun bingung dan penasaran. "Ti.."

"HYA! Lee-Junhee!" teriak suara tenor dari arah belakang Kyuhyun, mengalihkan atensi pengunjung siang itu termasuk Kyuhyun.

"Mati kau Lee-Junhee." Umpat Junhee dengan nada berbisik yang bisa didengar jelas Kyuhyun. "Habis kau! Tamat riwayatmu!" umpatnya lagi dan membuat Kyuhyun paham dengan sikon yang ada saat melihat sumber suara yang memanggil Junhee.

"Apa yang kau lakukan Lee-Jun-Hee-ssi!" tegur namja tampan itu mendekat.

"Apa urusanmu?" Kyuhyun hadir menjadi tameng bagi Junhee. Sementara Junhee terus meracau tak jelas.

"Tsk. Kau lagi!" sinis namja itu tampak tak senang. "Junhee-ya illuabwa!" titahnya dengan isyarat jemarinya meminta Junhee mendekat. "Palli!" desaknya karena Junhee tak urung bergerak.

"Dia tidak akan pergi kemana-pun!" tekan Kyuhyun semakin melindungi Junhee.

"Hae-ya!" interupsi nada tenor lainnya mendekat. "Wae-" ucapannya terpotong saat melihat Junhee dan Kyuhyun. "Junhee-ya?" kagetnya mendapati Junhee di sana dan berjalan mendekat.

"Oppa!" manja Junhee saat namja kurus berkarisma itu mendekat padanya. "Hyukjae oppa!" rengeknya kali ini justru mendekat pada namja kurus itu.

"Wae?" Hyukjae menarik Junhee semakin dekat padanya.

"Jauhkan dia dari namja itu!" titah Donghae saat melihat Junhee bersama Hyukjae.

"Siapa kalian!" protes Kyuhyun sengit.

"Lalu kau siapa?" tanya Hyukjae mulai penasaran, tetap menggenggam tangan Junhee. "Apa hubunganmu dengan Junhee-ku!"

"Aku Cho Kyuhyun. Aku.."

"Ah, Dia dosenmu yang menyebalkan itu?" tanya Hyukjae pada Junhee dan Junhee hanya mengangguk takut. Dari sekian banyak sikon dan momen ia tidak pernah membayangkan hal ini terjadi padanya. Ia tahu bagaimana Donghae dan Hyukjae terhadapnya, apalagi jika mereka tahu Kyuhyun pernah membuatnya menangis. Junhee tidak pernah bisa membayangkan akhir nasib Kyuhyun.

"Dia juga yang membuat uri Junhee mengulang mata kuliah yang sama selama tiga tahun ini." tambah Donghae kesal. "dan dia sudah pernah membuat Junhe menangis."

"Jongmal? Berapa kali dia membuatmu menangis?"

"Termasuk aku menangis di belakangnya?" tanya Junhee.

"Eoh, semuanya yang membuatmu menangis karena dia."

"Molla. Aku tidak mengingatnya!" jujur Junhee

"Baiklah!" Kyuhyun memginterupsi, cukup kesal dengan kehadiran kedua namja itu yang berpotensi menggagalkan makan siangnya bersama Junhee. "Aku tidak tahu apa hubungan kalian, tapi.."

"Lee-Junhee kesayangan kami!" tegas Donghae masih dengan nada sinis.

"Aku Lee Hyukjae sepupunya, dan dia Lee-Donghae saudara kandungnya!" terang Hyukjae membuat Kyuhyun speechless dan melempar sejuta tanya pada Junhee yang seolah memberinya isyarat membenarkan semua ucapan kedua namja itu.

"Joeseonghamnida." Ucap Kyuhyun dalam mode sopan. "Maafkan aku, tapi aku masih ada urusan dengan Lee-Junhee." Ucapnya seketika telah membawa Junhee lari keluar dari coffee-shop itu.

"HYA!!!" teriak Donghae dan Hyukjae bersamaan dalam nada kesal.

"Keumban!" cegah Hyukjae, menahan Donghae yang hendak mengejar. "Biarkan mereka!" ucapnya menuntut tanya. "Geokjongma, dia akan baik-baik saja!" santai Hyukjae membawa Donghae kembali ke meja mereka. "Sepertinya kita harus belajar melepaskan Junhee!" tambah Hyukjae. "suatu hari, hal seperti ini mungkin akan sering terjadi. Uri Junhee akan menemukan namja yang akan menjaga dan menyayanginya, membuatnya nyaman dan selalu melindunginya." Sambungnya membuat Donghae melepaskan emosinya.

***

Sementara itu Kyuhyun dan Junhee telah berada kembali di dalam mobil Kyuhyun dan tengah melaju di jalan tol yang cukup lenggang.

"Kenapa kau tidak memberitahuku!" tanya Kyuhyun tetap fokus pada kemudi. "Seharusnya kau memberitahuku lebih awal."

"Kau juga tidak pernah bertanya prof." Santai Junhee.

"Aish." Geram Kyuhyun mencengkram stirnya. "Apa kau bisa keluar besok?"

"Joeseonghamnida, tapi aku sudah ada rencana besok. Lusa Chanrin eonni akan berangkat ke Jeju, jadi kami semua berencanan membuat acara." Terang Junhee. "Jangan menggangguku!" peringatnya.

"Arraso." Patuh Kyuhyun. "Tapi, sungguh mereka berdua oppamu?" tak percaya Kyuhyun membuat rasa penasarannnya semakin menjadi. "Maksudku, kalian berpelukan di depan umum, dan dia juga sering menciummu!" ungkap Kyuhyun tak sadar membuka rahasianya sendiri.

"Memangnya ada apa dengan semua itu?" penasaran Junhee yang menurutnya semua yang dilakukannya wajar. "Aku bahkan sering berbagi kamar dengan mereka. Jika aku kesal pada Donghae oppa aku akan berbagi kamar dengan Hyukjae oppa!" Jujur Junhee tak sadar membuat Kyuhyun semakin geram.

"Apa itu wajar?" bingung Kyuhyun. Mengingat ia dan Shinyeong juga noonanya Cho Ah-ra tidak pernah berbuat demikian. Saling berpelukan dan berciuman di depan umum sekalipun itu hanya pipi atau dahi apalagi sampai berbagi kamar. Seingatnya sejak kecil ia telah memiliki kamar sendiri, begitu pula dengan kedua saudarinya. Apalagi Shinyeong, dia bahkan dan mungkin sudah lupa bagaimana cara memanggilnya oppa.

"Keunde dari mana kau tahu prof, jika Donghae oppa sering memeluk dan menciumku di depan umum?" selidik Junhee, membuat Kyuhyun tergagap.

~Healing Love~

@Belle Dwelling

Sesuai rencana, hari ini penghuni BD membuat rencana untuk mengantar kepergian Chanrin besok ke Jeju dan karena libur semua hadir di sana, SEMUA, termasuk Sahyun. Sebenarnya alasan kepergian Chanrin hanya sebuah alasan semata, karena intinya mereka memang menginginkan sebuah acara agar dapat berkumpul dan menghabiskan waktu bersama dengan saling berbagi.

"Kau yakin sudah mendapat izin halmoni?" tanya Sahyun ragu.

"Geokjongma!" santai Haena yang bertugas meminta izin dari halmoni pemilik asrama untuk menggunakan pekarangannya. "Tapi, jangan lupa kita semua wajib membersihkannya." Peringat Haena yang disanggupi oleh semua gadis itu.

"Kalau begitu apa yang harus kita mulai duluan?" tanya Hana. Masing-masing mereka telah memberi usulan mengenai kegiatan yang akan mereka lakukan.

"Bagaimana jika kita memulainya dengan Ask Me?" usul Syera.

"Oke cool!" setuju Haena mewakili semuanya. Dan mulailah permainan yang intinya mereka akan mendapat pertanyaan dari yang lain mengenai apapun tanpa batasan, dan yang ditanya wajib menjawabnya dengan jujur atau menerima tantangan dari si penanya jika ia tidak bersedia menjawab dengan jujur.

"Siapa yang pertama?" tanya Chanrin bersiap.

"Ask Me!" ucap Shinyeong.

"Apa kau berkencan dengan namja yang sering menjemputmu?" Tanya Haena

"Anniy."

"Apa kau menyukainya?" Hana mengambil alih.

"Dia membuatku nyaman!" jujur Shinyeong mendapat sorakan dari para eonninya.

"Apa alasanmu tinggal di sini?" Tanya Junhee pensaran. "Bukankah Prof. Cho tinggal di Apartement Galleria Foret? Dan itu adalah apartment termahal saat ini bahkan Kim So-Hyun juga tinggal di sana." Ungkapnya.

"Karena.. aku paling berbeda dari semua anggota keluargaku!" ucap Shinyeong tampak murung dengan wajah tertunduk. "Mereka semua ber-IQ superior bahkan lebih, sedangkan aku hanya gadis biasa, penakut, dan tidak memiliki kemampuan atau keahlian apapun!" terangnya.

"Uljima!" ucap Jiyoo yang duduk di sampingnya memeluk Shinyeong hangat. "Geokjongma! Kau pasti juga memiliki keistimewaan!" bujuknya.

"Siapa berikutnya?" tanya Syera mengalihkan topik karena tidak mungkin menanyai Shinyeong dalam keadaaan seperti ini.

"Ask Me!" Junhee mengajukan dirinya.

"Apa kau berkencan dengan Kyuhyun?" tanya Sahyun sukses membuat Junhee kesal. Kesal dengan cara Sahyun bertanya yang seolah menyelidikinya juga menantangnya, dan ini juga membuat Shinyeong menghentikan tangisnya, mengalihkan atensinya pada Junhee.

"Anniy." Jujur Junhee dengan nada kesal.

"Apa kau menyukainya?" tanya Syera yang cukup sering mendengar curhatan juga ocehan Junhee soal Kyuhyun.

"Challenge!" ucap Junhee enggan menjawab pertanyaan Syera, karena ia sendiri bingung dengan jawabannya.

"Aish kau tidak menyenangkan!" kesal Syera dan membuat yang lain juga kecewa. "Berhenti membuat keributan, kegaduhan, kekacauan atau apapun bentuknya selama seminggu ini!" tantang Syera yang sejujurnya membuat Junhee semakin kesal. Mulai dari pertanyaan Sahyun dan sekarang tantangan Syera. Jika Sahyun tidak bertanya seperti tadi, Syera tidak akan membuat pertanyaan lanjutan dan ia mungkin tidak harus menerima tantangan ini.

"Oke. Joah!" ucap Junhee meski tak yakin ia bisa menjalani tantangan itu. "Next!"

"Bagaimana oppamu? Maksudku bagaimana dia dan hubungannya dengan para yeoja!" tanya Haena. Sejujurnya pertanyaan ini menyelamatkannya karena dapat mengalihkannya dari pertanyaan yang berkaitan dengan Kyuhyun, tapi yang membuatnya kesal adalah mengenai Haena yang seolah ingin tahu lebih banyak mengenai Donghae.

"Ah. Ini tidak menyenangkan!" Junhee dengan nada mengeluhnya. "Baiklah, meski ini aib dan memalukan aku akan menjawab jujur pertanyaanmu." Sambungnya dengan nada seakan penuh penyesalan.

"Kalian tahu alasanku memilih tinggal di asrama ini bersama kalian?" tanya Junhee dan sebagian mereka menggeleng kecuali Chanrin dan Haena.

"Ah, oppamu juga tinggal di apartment mahal itu kan? Galleria Foret?" Ingat Hana.

"Eoh maja. Dan alasanku tinggal di sini adalah karena di sinilah aku bisa mendapatkan teman." Ungkap Junhee dengan wajah mengiba membuat semuanya antusias mendengar kisahnya.

"Kau tidak memiliki teman?" tanya Jiyoo yang memang belum tahu banyak mengenai Junhee sekalipun mereka tinggal se-kamar.

"Tidak, sebelum aku tinggal di sini."

"Wae?" penasaran Shinyeong angkat suara, karena merasa ia dan Junhee memiliki sedikit kesamaan.

"Itu semua karena oppaku!" Junhee memegangi dadanya seolah merasakan sesak di sana. "Oppaku mengencani semua teman yang ku bawa ke rumah!" bohongnya masih memasang wajah sedihnya. "Bagaimana aku bisa memiliki teman, jika setiap teman yang ku bawa ke rumah selalu dikencani oleh oppaku?" Junhee meminta dukungan dan sejujurnya jawabannya ini di luar prediksi Chanrin dan Haena yang sedikit tahu alasan Junhee tinggal di sana.

"Wae? Bukankah itu bagus, oppa dan temanmu berkencan?" bingung Syera.

"Aku tidak masalah jika mereka berkencan. Yang jadi masalah, saat mereka bertengkar hingga hubungan mereka berakhir. Semua teman-temanku menyalahkanku dan pada akhirnya mereka membenci dan memusuhiku." Ungkap Junhee membuat semua yang ada mengibanya termasuk Chanrin dan Haena.

"Karena itu aku memilih tinggal di sini. Setidaknya di sini oppaku tidak bisa mengencani kalian dan aku tidak perlu kehilangan teman-temanku lagi." Ucap Junhee berhasil mempengaruhi semua temannya dengan cerita karangannya.

"Oke, siapa berikutnya!" ucap Syera -lagi- mengalihkan topik. Acara ini di buat untuk bersenang-senang, tertawa bersama dan bergembira. Tapi sejak awal di mulai sudah sudah banjir dengan air mata, belum lagi wajah-wajah kesal dan kecewa entah karena pertanyaan atau jawaban yang diberikan.

"Ask Me!" ucap Sahyun.

"Apa kau menyukai Dr. Kim?" Tanya Chanrin dingin dan sinis, sukses membuat suasana itu seketika menjadi tegang, meski tak ada yang tahu apa yang terjadi antara Chanrin dan Sahyun belakangan ini. "Apa kau menyukai Kim Jong-Woon, Sahyun-ssi?" ulang Chanrin dalam nada tegas membuat suasana semakin tegang.



JJajang! Jreng! jReng!


otte??


di tunggu Vomentnya ya kawans.. lope-u

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

229K 18.9K 93
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
69K 3.3K 8
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
1.3M 35.4K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...