Just Like A Dream

By Khalisadindap

2.6K 214 17

Apakah itu benar dia? Yang pernah menempati tempat spesial di hati ku? Mungkin ini mimpi, tapi kenapa mimpi i... More

Prolog.
1.First
2.Second
3. Boyoung POV
4. Jeselyn
5. Sapu Tangan
6. (?)(?)(?)
7. Preparing for the wedding.

8. I Do Love You.

55 7 0
By Khalisadindap

Dari pagi ke malam hingga malam kembali bertemu pagi Doyoung tak habis-habisnya menyerang Jeselyn dengan ribuan pesan via Line. Entah dalam bentuk huruf atau emoticon. Hatinya setiap hari bertambah tak karuan saat sosok Jeselyn tidak dapat ia rasakan keberadaannya dalam radius 10 meter. Maka dari itu, jika bertemu saja tidak bisa mungkin bertukar pesan bisa meredakan hatinya yang tak karuan.

Line

Jeselyn: kau bawel sekali Doyoung! 💞💞💞

Tapi kau tak pernah bosan kan?

Jeselyn: baiklah, sekarang aku bosan. Jangan kirimi aku pesan lagi😡🔪

Doyoung terkekeh, bisa-bisanya Jeselyn seperti itu disaat Doyoung sedang rindu-rindunya. Satu harapan Doyoung yang ia panjatkan sekarang, meminta pencipta pintu kemana saja milik doraemon segera datang. Tapi ia tau itu mustahil, dengan senyuman mengembang ia kembali mengetikkan sebuah kalimat.

Jika kau seperti itu, kecil kemungkinan aku bisa bosan pada mu. Ah, aku jadi lebih suka kau yang bosan daripada periang kkkkkk 💋💞💓😘😂

Tiga puluh menit setelah mengirim pesan tersebut, tidak ada balasan atau pertanda bahwa Jeselyn melihat pesan itu. Doyoung khawatir. Dirinya tidak ingin mati karena terlalu rindu pada sosok Jeselyn yang kerap kali menambah rasa sayangnya tatkala melakukan hal yang tak terbayang oleh Doyoung.

I do love you.

Ponselnya hening, Doyoung sudah spam di Line Jeselyn entah berapa kali. Ia mencibir sambil melempar ponselnya ke atas ranjang dan keluar untuk mendapatkaan sebotol air dingin segar dan buah apel yang sudah dipotong dadu oleh Ibunya. Suara benturan sandal di atas lantai marmer menggema, memantulkan aura sepi yang kuat seperti rumah hantu. Doyoung tidak takut. Ia tidak takut hantu.

"Doyoung?"

"AIGOO!!!" Botol yang di genggam Doyoung terjatuh tanpa ditutup. Menciptakan genangan air yang tidak merata di dapur.

Taehyung termangu untuk beberapa detik mencerna atas dasar apa Doyoung berteriak seperti itu di siang bolong.

"Neo micheosseo?" Taehyung memasang muka konyol penuh tanda tanya lalu pergi meninggalkan Doyoung yang sedang menenangkan degupan jantungnya.

Lantas setelah sedikit baikan, ia meraih botol minumnya yang mencetak retakan kecil di dalamnya. Ucapan syukur Doyoung panjatkan dalam hati karena Hyungnya tidak ada disitu, jika iya mungkin nyawanya sedang bimbang dari raga Doyoung sekarang antara ingin pergi atau tetap diam karena tumbler minumnya retak.

"Doyoung!!!" Taehyung berteriak memanggil Doyoung dari ruang keluarga. Suaranya sedikit berbeda dan terkesan serak. "Ne??"

Doyoung datang ke ruang keluarga membawa wadah yang berisikan buah-buahan beraneka warna. "Sepertinya sebentar lagi kau akan menikah, Doyoung-ah."

"Mwo?!"

"Eomma dan appa telah memesan pulau pribadi untuk pesta pernikahan mu dan Jeselyn. Tapi kau jangan beri tau siapa-siapa ne?? Hanya Eomma, Appa dan aku yang tau tentang hal ini." Ujar Taehyung melahap sepotong melon segar.

Doyoung menyalakan tv, "Lalu, apa yang harus aku lakukan?"

Taehyung menggidikkan bahunya, "entah, mungkin kau harus siap-siap dengan......" Kedua alis Taehyung bergerak ke atas dan ke bawah.

"Hm?"

"First night with your bae."

"Yak!"

TING! TONG!

Mereka berhenti berseteru. Taehyung tanpa dosa mengambil wadah buah-buahan ke pangkuannya sambil memindahkan channel tv, seolah memberikan kode dirinya malas membuka pintu. Doyoung mendengus tapi juga bersyukur karena bisa akur dengan hyungnya.

"Annyeong?" Perempuan berhoodie grey melambaikan tangannya di depan Doyoung. Senyumnya mengembang hingga deretan gigi putihnya terlihat di balik bibir pink strawberry. Doyoung melipat kedua tangannya di depan dada sambil mengetukkan jarinya. "Kenapa tidak bilang pada ku?"

"Surprise!!"

Ck. Doyoung melepas tautan lengannya lalu menarik leher Jeselyn ke dalam pelukannya sambil membawanya masuk ke dalam. "Telat, dasar bodoh." Doyoung tersenyum merekah.

Di ruang keluarga Taehyung mengangkat garpu yang menusuk Apel ke arah Jeselyn mengajaknya bergabung sambil menonton serial drama kesukaan Taehyung. Tapi Doyoung langsung menarik Jeselyn ke arah yang berlawanan dengan Taehyung. Doyoung tidak mau Jeselyn tau dan sadar bahwa Taehyung mengesalkan. Apalagi Taehyung selalu tebar pesona jika Jeselyn hadir diantara kita. Doyoung tidak takut Jeselyn berpindah hati, karena Doyoung akan mengeluarkan 1001 aib Taehyung detik itu juga secara terang-terangan.

Jeselyn menarik ujung baju Doyoung saat hendak masuk ke kamar Doyoung. "Ayo kebawah, temani Hyung mu."

"Andwae!"

"Wae?"

Huft. Helaan nafas Doyoung berhembus di puncak kepala Jeselyn saat memeluk Jeselyn. Mereka saling berpelukan seperti teletubies di depan pintu kamar Doyoung. Seketika angin berhembus mengiringi detik waktu yang berputar. Jeselyn menutup matanya, menikmati harum parfume Doyoung yang setia mengiringinya. Matanya tidak akan terbuka jika saja ia tidak merasakan sesuatu menyentuh bibir Jeselyn dengan lembut.

Doyoung?!

Tanpa sadar, dengan ragu Jeselyn melemah. Membiarkan bibirnya di sentuh Doyoung hingga tangannya mengalungi leher Doyoung ke dalam kamar.

---

Ketukan pintu yang menggebu-gebu terus mencoba membuka mata Doyoung untuk bangun. Tubuhnya sakit, lengannya juga pegal karena kepala Jeselyn yang tertidur tepat diatas lengannya dekat bahu. Jarinya mengelus rambut Jeselyn dan menyisihkan helaian rambutnya agar tidak menghalangi wajah Jeselyn. Pintu kembali berbunyi, sepertii di pukul.

"Ne, tunggu sebentar." Suara Doyoung serak. Dirinya jalan menghampiri pintu dengan celana panjang tanpa balutan kaus sekali pun. Topless.

CKLEK.

Taehyung disana, tatapannya beralih pada ranjang yang ditiduri Jeselyn ditambah dengan pakaian Doyoung yang berserakan. Kemudian matanya membulat.

"NEO?!!"

"Aku ngantuk hyung, ayo katakan apa yang ingin kau bicarakan." Malas Doyoung lalu menguap lebar. Menghiraukan Taehyung yang kaget setengah mati menutup mulutnya.

"Kau... Melakukan sesuatu dengan Jeselyn?"

Taehyung tak habis pikir, ia menatap nanar pada Jeselyn yang tertidur pulas dengan wajah polos dan tenangnya diatas ranjang putih Doyoung. Dirinya kehabisan kata-kata sampai lupa bahwa Eommanya tadi menelfon menyuru Taehyung untuk menyampaikan pada Doyoung bahwa sebentar lagi Eomma dan Appa sampai di Seoul.

"Aniyo." Doyoung menggeleng.

"Ah, jam berapa sekarang?" Suara itu dari Jeselyn yang sedang mengucek matanya. Ia hendak menyibakkan selimut yang sedari tadi Taehyung lihat melilit tubuhnya.

"STOPP!!"

Jeselyn kaget, Taehyung melakukan ancang-ancang untuk meninggalkan kamar Doyoung setelah memberitau informasi dari Eommanya. "Jangan turun sampai aku selesai----- Jeselyn!!"

Doyoung ternganga lebar, Jeselyn mengikuti arah pandang Doyoung yang menatap pada Taehyung menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Mereka saling berpandangan, menunggu entah apa yang ditunggunya.

5 detik

6 detik

Melalui celah jarinya, Taehyung mengintip. Melihat apa yang seharusnya memang biasa saja tanpa apa pun yang aneh.

"Apa maksud mu Hyung? Jangan-jangan kau berpikir---"

"Oppa!" "Hyung!"

Suasana riuh saat Taehyung terkekeh konyol dengan semburat merah di wajahnya. Tangannya mengaruk tengkuk yang tidak gatal untuk menyembunyikan pemikiran konyolnya mengenai Jeselyn dan Doyoung yang dikira melakukan 'sesuatu' sebelum mereka resmi menjadi sepasang suami istri.

"Mian. Hehe. Ah, Eomma bilang Eomma dan Appa sebentar lagi sampai di Seoul. Apakah kita harus menjemput mereka bersama-sama?"

"Setuju!!"

---

Mereka diam dengan saling melempar pandang, langit sudah sedikit gelap karena Eomma dan Appa Doyoung bilang tidak udah menjemput mereka sebab akan ada tempat yang mereka singgahi sebelum kembali ke rumahnya. Mereka tidak memberitahu tempat tersebut. Doyoung dan Jeselyn bermain ponsel masing-masing sementara Taehyung bermain play station seorang diri.

Biasanya, Taehyung akan memaksa Doyoung hingga Doyoung menyerah untuk menemani Taehyung bermain play station sampai menjelang pagi. Berhubung kehadiran Jeselyn merupakan suatu hal yang Taehyung pikir sangat tidak sopan untuk dihadiahi pertengkaran, apa boleh buat? Dirinya memendam rasa jengkel bermain games seorang diri.

"Jeselyn," Taehyung memanggil sambil melirik sekilas. "Maukah kau menemani ku bermain Play station?"

Doyoung menatap Taehyung dengan satu gerakan. Matanya setajam elang, melirik pada Taehyung lalu balik menatap Jeselyn yang memasang ekspresi memelas.

TRING!!!

"Waeyo?"

"Eomma ku menelfon, Doyoung."

Doyoung menggedikkan bahunya acuh sekaligus berdiri dari sofa. "Baiklah, waktunya pulang!!"

Jeselyn menatap Doyoung seolah protes. "Nanti saja."

"Aku akan bilang pada Eomma kalau kau akan ujian. Mengingat minggu depan ujian kelulusan, itu hal yang jitu untuk beralasan."

Benar.

Tapi Jeselyn belum mau pulang.

"HYUNG!" Doyoung berteriak, menahan emosi yang hampir penuh terkumpul. Kunci mobil miliknya dirampas dan dimasukkan ke dalam kantung celananya. Heol.

"Kau harus tetap disini untuk bertemu Appa dan Eomma, begitu pula Jeselyn. Arraseo?!" Bentak Taehyung membalas.

"O-oppa, sepertinya---"

"Geurae! Geurae! Tinggalkan saja aku sendirian. Lihat saja nanti, kau akan senasib dengan ku saat aku akan menikah nanti." Ucap Taehyung berapi-api sembari memberikan kunci mobil kepada Doyoung.

Dengan wajah penuh kemenangan Doyoung merangkul Jeselyn. Tubuhnya sedikit membungkuk saat jalan dan melirik pada Jeselyn.

"Love you."

Continue Reading

You'll Also Like

948K 46.6K 47
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
2M 17.4K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
719K 96.5K 35
Sebagai putra sulung, Harun diberi warisan politik yang membingungkan. Alih-alih bahagia, ia justru menderita sakit kepala tiada habisnya. Partai ya...
4.7M 174K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...