" ngapain sih kita ga langsung ke Ponorogo aja. ribet kalo mesti nyusul fatah ke Surabaya!! ". omel Sarah merasa kalo hanya buang buang waktu aja kesananya.
" diminta sama fatahnya gt sar.. kalo aku sih juga maunya langsung kesana aja". kataku juga dongkol. fatah ini sengaja kok kayaknya.
singkat cerita sampai Surabaya kami malah nunggu dia lama diterminal. karena ga ngerti daerah Surabaya dan takut ntar malah saling mencari fatah meminta kami menunggu di bungurasih. lama nunggu sampai 3 jam dia baru nongol. fatah membawa koper kecil tp berat banget. harus diangkat 3 orang baru kuat. ada sesuatu yg lain bikin aku semakin percaya fatah ini sengaja bikin kita nyusul kesini.
" km yaa.. tega banget bikin kita nunggu disini.. 3 jam bro... bayangin!! ". kata sarah udah ga tahan nahan emosi. fatah cuma senyum. bikin Sarah makin uring uringan.
" km bawa apa sebenere? ". tanyaku langsung.
" aku ga akan bohong. temenin aku bawa ini. aku takut ga bs bawa sampai sana len". katanya jujur namun dia ga jujur sepenuhnya.
" km mainin aku ya? ". tanyaku curiga
" nggak len.. aku takut kalo aku bilang ntar km gamau ". katanya sambil mengangkat koper masuk dalam bagasi bis. kondektur bis heran sama apa yg dibawa fatah sampai seberat ini. ada satu kotak kalung dengan liontin warna hitam seperti batu akik. dan sebuah botol kosong bila diangkat maka beratnya sama dengn bobot 2 orang dewasa. fatah ini kok makin lama makin mencurigakan.
kami berangkat sore itu juga. bis nya sampai mendoyong kearah kiri karena koper fatah. ada satu orang yg duduk dibelakang dr tadi melihat terus ke arah fatah. kami dapat tempat duduk 3 orang dibelakang sopir paling depan bagian kanan. ntah knp hatiku ga enak mikir koper dibagasi.
" perasaanku kok ga enak ya.. km yakin ta naruh di bagasi.. kenapa ga ditaruh diatas aja". tanyaku sama fatah ngasih saran.
" berat gt len.. ntar malah dikira aneh aneh lg ". kata fatah berbisik.
" emang km bawa aneh aneh kan!! ". kataku ketus.
" iyaa fatah ini. jangan jangan km bawa bom di koper!! ". kata Sarah agak keras.
orang dibelakang kami langsung panik bikin seluruh bus ikut panik gara gara omongan Sarah.
" pokonya buka tuh koper, kita pastiin bukan bom atau kalian turun!!! ". teriak salah satu penumpang bis yg merasa ketakutan. kulihat dia dr td kayaknya yg jd provokator seisi bis. pak sopir memintaku dengan sopan agar kopernya dibuka.
dua kondektur bis turun dengan beberapa penumpang untuk jd saksi melihat isi dalam koper. mereka semakin heran dan berbisik bisik karena koper fatah beratnya ga wajar. ada satu kotak kalung liontin td dan juga botol kecil warna hijau dengan dibungkus kain yg bertuliskan rajah dari ayat Al quran dibagian tutupnya. aku melirik fatah sekilas. ada lagi sesuatu yg keras dibungkus kain.
" tau gini aku ga akan nemenin km!! ". kataku judes. fatah ini bawa jin yg dimasukkan dalam botol. dia menyalahi aturan. ngapain juga bawa hal beginian.
" knp km tak jujur sama aku? ". tanyaku ke fatah membuatnya bingung.
" aku kan dah bilang apa adanya len". katanya mau mengelak.
" fatah.. jin ga bs dimasukkan botol.. apalagi kalo dalam bentuk aslinya. aku aja ga bs liat kalo dlm bentuk aslinya. km jangan terpengaruh sama dongeng anak anak. aladin hanya dongeng. km dibodohi". kataku panjang lebar.
" lalu tujuan uztad itu apa bilang ke aku kalo didalam botol itu ada jin nya". tanyanya bingung.
" bagaimana mungkin sesuatu yg tak berbentuk bisa dimasukkan di dalam sesuatu yg bersifat fisik dan dikunci? hanya Allah SWT yg punya kewenangan menangkap jin. tak ada seseorang pun setelah nabi Sulaiman dan nabi Muhammad SAW yg diberi ilmu untuk memegang dan menangkap jin. itupun kalo udah berubah wujudnya bukan wujud aslinya". kataku panjang lebar biar dia ngerti.
fatah diam. dia mulai memikirkan kata kataku. kubiarkan dia memahami bahwa semua ini tipu daya. tujuan uztad bukan itu . ada tujuan lain. dia mengirim sesuatu yg mengerikan yg ga seharusnya dibawa kemana mana.
" dalam botol itu memang ada batunya len, dan ak gak tau apa itu". katanya kemudian.
" km hanya ketakutan.. tanpa aku atau tidak km bisa kok bawa koper itu sampai tujuan. asal batu dalam botol itu ga hilang. jin akan menempati sesuatu dan dianggap itu adalah rumahnya. dia bisa keluar masuk sesuka hatinya. sekarang jujur padaku.. itu batu dr mana? ".
" dari makam di ampel". katanya lg.
" astagfirullah... km jangan sampai syirik lo ya".
" dalam kain tadi ada batangan emas len.. buat guruku di pesantren". katanya mebuatku terkejut.
" knp ga km bawa aja disaku atau ditas.. nanti kalo bis nya berhenti km ambil". saranku kemudian.
" kenapa? ". tanyanya bingung.
" kondektur dibelakang itu.. dan orang yg duduk dibelakang baju merah itu seperti punya niatan lain". kataku sambil melihat sekilas kebelakang.
" yg mana len? ga ada orang baju merah?". tanya fatah sambil liat belakang kearahku melihat td.
" tadi disitu kok bener. cek kopermu sekarang !!". kataku membutnya ikut panik.
" mas.. tadi km yg bawa koper kecil td kan? ". tanya kondektur yg didepan tiba tiba.
" iya pak kenapa ?". tanya fatah bingung.
" sini deh mas! ". ajak kondektur bis itu turun saat bis nya berhenti.
saat bagasi bis dibuka koper itu udah ga ada. kondektur yg dibelakang bilang kalo td bagasi sempat terbuka waktu bis nya jalan menikung. dan kemungkinan kopernya jatuh. fatah dan kondektur itu malah eyel eyelan. fatah ga bs nerima alesan bagasi terbuka sendiri dan kopernya jatuh. sedang koper yg lain masih ada.
" pak jangan bohong.. saya tau anda bohong. bilang yg sebenernya. koper itu isinya ga boleh buat mainan". kataku mengancamnya. dia malah berucap sumpah dan bawa bawa nama Allah SWT mengelak dan berkata ga tau apa apa.
" gini aja mbak.. kita selesaiin dikantor . bentar lg nyampai kok". kata kondektur yg depan.
" oke. aku akan bicara sama pimpinan kalian.. kopernya harus balik". kataku agak mengancam.
terminal tempat banyak orang mencari rizky. ga semuanya baik. sebagian orang sperti kondektur td sering bekerja sama dengan maling buat mengambil barang barang penumpang. dan itu kenyataan. banyak dr mereka memanipulasi cerita. agar penumpang yg barangnya hilang menerima begitu saja dengan alesan yg diberikan pihak bis.
malah ada yg berkata ditiket kan ada tulisannya kalo barang barang hilang ditanggu sendiri. kita sebagai orang awam mana tau ada peraturan seperti itu. kali ini mereka salah milih kita sebagai target. liat saja akan kubongkar kebusukan kalian.
" silahkan kalian menemui mandor kami" kata kondektur yg td didepan. pak Slamet namanya. sedang yg dibelakang td pak Agung. dia terlihat sedikit ketakutan. auranya berubah aku malah akan semakin membuatnya takut biar ga main main lagi sama koper penumpang.
yg kutemui ini mandornya.. orangnya gemuk bajunya sederhana. bawaannya kalem. biasa dipanggil gendut. dan sampai sekarang orangnya masih diterminal Ponorogo. sedang anak buahnya yg malah aneh aneh penampilannya. badannya besar besar dan bertato. mereka mengurusi penumpang dan bis yg keluar masuk dan dipekerjakan oleh para pemilik armada bis.
pak gendut ini yg biasanya melindungi anak buahnya dr masalah seperti ini. dia terkenal diterminal itu. tanya aja siapapun pasti tau pak gendut.
dalam terminal sama halnya dengan kantor kantor baik swasta maupun negeri. ada susunan terorganisir. mulai dr pimpinan dan anak buah.
" Allahumma sakhkhirli a'dai kama sakhkhartar riha li Sulaymanabni Dawuda 'alayhimas salam, wa layyinhumli kama layyantal hadida li Dawuda 'alayhis salam, wa dzallilhumli kama dzalalta Fir'awna li Musa 'alayhis salam". kulangkahkan kakiku mendekati mandor terminal.
" Yaa jabbar.. Yaa jabbar.. ". kuucap dzikir dalam hati sampai aku bertatapan dengan mandor yg disegani diterminal.
" lenn.. serem ah.. jangan lama lama.. ga bs ngusir km kalo mereka marah.. ". bisik Sarah sambil lirik sekeliling. banyak preman melihat curiga saat aku mendekat ke mandornya.
" ada perlu apa mbak.. katanya anda nyari saya". katanya cukup sopan ditengah lingkungan yg seperti ini.
" saya ellen.. kemarin saya sama temen temen naik bis N 7763 UG... dan koper temen saya hilang. saya minta bantuan buat nemuin kopernya.. kalo perlu pelakunya". kataku berucap lancar sekali.
" hmm begitu ya.. saya cek dulu yaa.. kondekturnya siapa ". katanya menanggapiku serius. kulihat sekeliling mereka berbisik bisik. meski menyebar berdirinya tp aku tau mana yg mengelilingi kami dengan maksud yg sama. ada 12 orang preman disekitar kami memandang agak geram.
" kenapa?? ada masalah? ". kata Sarah ga tahan diliatin sama salah satu preman anak buah pak gendut. namun preman itu ga menjawab hanya pandangannya bengis.
" heh jangan bikin masalah km sar.. kita fokus ke pak ndut aja.. kalo kepalanya dipegang.. ekornya ngikut". bisikku sambil mendekati Sarah.
pembicaraan pak gendut dan kondektur td berlangsung lama. sampai tak tinggal sholat magrib juga masih ngobrol berdua. Agung si kondektur itu memandangku benci. aku hanya senyum.. mampus km sekarang.. beraninya mainin temenku. dia mulai ketakutan namun tetep ga ngaku. aku berdiri mendekat ke mereka.
" demi Allah aku ga pernah nyuri itu koper..kok km belain dia bang daripada aku ". katanya sekilas kudengar.
" aku juga ga tau kok bs gini.. kali ini aku cuma pengen km jujur". kata pak gendut.
" jujur ajalah.. tak ada salahnya.. ". kataku membuat mereka menoleh padaku.
"km yakin banget aku yg ngambil?? ". tanyanya menantang.
" felling... ". jawabku singkat. dia malah ketawa ga jelas.
" udah dibilang bukan aku kok ngeyel". katanya lg membantah. baru kusadari dibelakangku berdiri dua orang preman temen kondektur itu.
" jangan aneh aneh sama dia.. kalian mundur!! ". bentak pak gendut. aku berbalik memandang mereka berdua.
" kalian mau apa?? mau ngroyok.. ga malu apa ngroyok cewek.. ayo sini maju kalo berani!!! ". tantangku meski dihatiku aku memaki diriku sendiri. aku ga tau dr mana datang keberanian kayak gini. aku hanya merasa pak gendut ada di pihak ku.
" len.. km ngapain? sendirian sama mereka bahaya tau". kata Sarah mendekat padaku.
" udah.. kalian pergi!! jangan malah bikin keruh masalah". kata pak gendut. para preman anak buahnya perlahan mundur dan berbalik menjauh.
" gung.. Ahmad kerasukan!! ". kata seorang pria yg barusan datang.
Agung melihatku sekilas. lalu bergegas pergi diikuti pak gendut. aku Sarah dan fatah juga ikut dibelakang mereka. kami jalan agak jauh dr terminal menyeberangi perempatan disisi barat terminal dan berhenti disebuah rumah bercat biru langit.
dalamnya luas seperti gudang. ada beberapa sofa usang dipojok ruangan. koper fatah juga disitu. terbuka dan isinya amburadul.
seorang lelaki yg dipanggil Ahmad oleh temen temennya melata dilantai dengan sekali kali mengendus dan beberapa kali mencakar cakar tangannya dengan beberapa sentimeter kukunya yg panjang. mengakibatkan jarinya terluka parah.. beberapa kuku seperti hampir terlepas dan darah menetes perlahan dari jarinya yg terluka.
" pegang dia.. yang kuat!! ". kata pak gendut memerintah anak buahnya. semakin pegangan mereka kuat semakin memberontak Ahmad dalam pegangan mereka.
" lenn.. lakuin sesuatu! ". kata fatah panik .
" gamau.. biar aja. itu salahnya ". kataku cuek campur geram.
" mbakk tolong! ". kata pak gendut memelas. halahhh mesti akhirnya gini.
" telentangkan! ". kataku singkat. mereka menelentangkan Ahmad dengan sekuat kuatnya. tenaga preman aja kayak begitu. kalo aku yg nyentuh udah ditendang jauh mungkin.
" Qaalakh sa uu' fiihaa wa laa tukal li muun " ucapku mendekati Ahmad. dia masih meronta ronta... tubuhnya tak terkendali.
" In nahuu kaana fariiqum min 'ibaadii yaquuluuna rab banaa aaman naa faghfir lanaa war hamnaa wa anta khairur raahimiin ". lanjutku lalu kutiupkan ditelinganya.
" hamnaa wa anta khairur raahimiin.. ".
dia malah ketawa terbahak bahak dan sesekali mengikuti ayat terakhirku. aku sudah bacakan beberapa ayat dan dia juga kadang mengikuti lafalku kadang diam dan kadang tertawa.
" boleh saya coba mengamalkan doa saya? ". tanya pak gendut. saya mengangguk mengiyakan.
" boso biso Ruhkum bolo tan ono panumbali ati. jalmo moro jalmo mati setan moro setan mati. iblis moro iblis mati. sopo moro jail marang aku dadi satrune allah. lailahailallah muhammadarosululloh". ucap pak gendut lalu mengusapkan diwajah Ahmad. pertama dia diam melemah. namun beberapa saat ketika kami lengah dia bergerak tak karuan. kami dan anak buah pak gendut berputar putar mengejarnya mirip nangkep ayam. Masya Allah.. gesit bnget. akhirnya terpegang juga. tenaga kami banyak terkuras.
" kalo km islam sebaiknya km pergi!! ". kataku sopan. aku biasanya bentak bentak ga karuan, itu malah mempersulit atau malah dia ga mau pergi karena menganggap aku juga seorang yg kasar dan dia malah semakin berani.
"aku ga bisa. dia sudah mengobrak abrik rumahku, sekarang ini rumah baruku dan aku ga bs keluar". katanya dengan sekilas kulihat botol dalam koper itu udah pecah berserakan dilantai.
" ikuti sumpahku kalo memang km islam". kataku tetep sopan agar dia mau menurut. dia agak tenang sekarang.
" aku bersumpah Atas nama Allah Yang Maha Agung, kemuliaan Nya yang tak terkira dengan firmanNya.. ". kataku diikuti Ahmad dengan lancar.
"yaa ayyuhaa alnnaasu inna wa'da allaahi haqqun falaa taghurrannakumu alhayaatu alddunyaa walaa yaghurrannakum biallaahi algharuuru". lafalku diikuti Ahmad sedikit terbata namun bisa. kami semua saling pandang. aku menggeleng kearah mereka.
" lanjutkan mbak.. kasian dia". kata pak gendut.
" Attakhadzuu aimaanahum junnatan fashadduu 'an sabiilillahi falahum 'adzaabun muhiinun ". lanjutku terengah sudah capek. dia melafalkan dengan lancar.
" semoga Allah SWT memberi petunjuk.. berdoalah juga ". kataku lalu membaca tiga surat berturut turut.
" apa yg km lihat? ". tanyaku mendekat ke telinganya.
" ada selubung cahaya.. selubung.. dinding ". jawabnya dengan suara yg berat dan membingungkan. lalu perlahan kekuatan fisik Ahmad melemah dan tak sadarkan diri.
" bawa dia kerumah sakit terdekat.. luka luka jarinya harus diobati.. ". kata pak gendut.
fatah dan Sarah memberesi koper yg berserakan. emas batangan yg dibungkus kain udah ga ada. fatah hanya diam tak tau harus bagaimana.
" mbak.. aku minta maaf. maafkan saya. saya khilaf. saya bingung banyak tanggungan". kata Agung kondektur bis sambil mengulurkan tangan kearahku. kujabat balik tangannya. dia memberiku sesuatu yg terbungkus kain. emas batangan udah dibalikin.
" iyaa.. aku tau banyak godaan.. tp para penumpang juga mungkin banyak masalah yg lebih besar dr anda". kataku mencoba membuka pikirannya.
sudah makin malam dan kami pamitan untuk lanjut ke pesantren. tp masih nunggu jemputan dr uztazah.
" mbak.. ayo sholat isyak dulu.. kalian blom sholat ishak kan.. biar jd kenangan buat kita semua". kata pak gendut. kupikir sambil nunggu jemputan gpp sholat dulu sama sama. Sarah njagain koper dan barang barang punya preman yg dijadiin satu. mereka menanggalkan semua aksesoris yg aneh aneh dan melepas semua tindik di tubuhnnya. mengambil wudhu dan sebagian emang ga bs caranya wudhu diajari sama fatah.
fatah sebagai Imam dan aku berdiri dibarisan paling belakang. saat sholat dan selesai sholat terdengar suara tangis dr berapa diantara mereka. aku paling ga suka liat moment kayak gini. ntar ikutan nangis lama lama. aku keluar dulu dari ruangan kantor yg disulap jd tempat ibadah sama mereka.
" kapan kapan mampir ya mbak kalo main kesini.. ". kata pak gendut sambil menjabat tangan.
" iya.. saya sama temn temen udah dijemput tuh.. semoga Allah SWT membukakan pintu surga untukmu pak, masa lalu ga penting.. yg penting kedepannya". kataku sambil berlalu pergi. ntah kenapa orang orang yg semula kelihatan bengis dan kasar sekarang seperti teman.
" botolnya gimana len? ". tanya fatah saat jalan ke pesantren.
" udah bilang apa adanya saja.. itu pertanda kalau tuhan ga merestui apa yg km lakukan". kataku agak menekannya.
" km kenapa? ". tanya ustazah saat dimobil ketika jalan ke arah pesantren.
" gpp.. cuma sedikit galau". kataku terus terang.
" jodoh umur rezeky sudah tertulis, knp mesti galau". kata beliau menasehati.
" karena aku semakin tak yakin yg kuinginkan akan jd jodohku.. kemarin aku mengamalkan yg diajarkan temenku.. aku cuma ingin melihatnya ". kataku singkat.
" Masya Allah... ga baik seperti itu.. itu mustahil. yg ada km akan dipermainkan". kata beliau membuatku yakin kemarin aku juga dipermainkan.
" temenmu itu terlibat perkumpulan yg salah.. mendasarkan semua pada fakta.. dan sedikit mengimani kegaib an.. ". kata uztazah mulai membuka mataku. memang kak firgi dan temen temennya selalu memakai alat detektor panas atau monitor yg aneh aneh.. tp disitu memang selalu ada apa yg mereka buru.
" iyaa.. aku mengerti sekarang". kataku mencoba memahami. sampai di pesantren kami menurunkan fatah dan kami lanjut ke rumah ustazah.
" lailahailallah.. ". kata Sarah sambil menutup muka dengan kedua telapak tangannya. aku dan uztazah hanya saling pandang. ga nyangka kalo Sarah mengucap kalimat itu secara spontan. disamping kaca mobil deket Sarah ada sesosok nenek tua melekatkan wajahnya memandang ke dalam.
" lenn buruan jalan". katanya ga sadar dengan yg diucapkan td.
sampai rumah uztazah kami langsung mandi dan ganti baju. badan yg td lengket sekarang lebih fresh.
" Sarah.. sini duduk". kata uztazah.
" kalian berdua kesini". kata beliau lg. kami duduk disamping uztazah.
" nanti malam kita berdoa.. kalian labil kulihat".kata uztazah memulai pembicaraan.
" sebenernya aku bingung.. saat di festival seni aku dan retno ketemu seorang peramal tarot. dia meramalkan nasib retno kedepannya dan bilang padaku sebentar lg kami berpisah.. aku sampai sekarang masih mikirin itu". kataku ragu.
" nasib kedepan dan segala sesuatu yg blom terjadi itu perkara gaib.. itu rahasia tuhan..selalu mendekat ke Allah SWT.. jangan dipikirkan. peramal tarot sebenernya memiliki ikatan yg kuat apabila mereka memang selalu berlatih . tp untuk perkara kedepannya serahkan pada tuhan ". kata beliau menenangkanku. aku terdiam.
" Sarah.. sadar td km bilang apa saat dimobil? ". tanya uztazah.
" memang apa? ". tanyanya balik. aku dan ustazah saling pandang. malam itu kami habiskan tanya jawab yg membuat kami labil dan galau.
lalu aku dan ustazah melanjutkan zdikir malam sampai aku menangis mengingat segala salah dan nafsu yg sering menuntunku berbuat diluar kendali. aku sujud sangat lama berharap suatu saat ntah itu kapan aku dan arga berjodoh.