My Lovely Cousin

By Bocahbocah

34.5K 810 42

Cerita tentang kita. More

Chap 1
Chap 2
Chap 3
Akhirnya
Chap 5
chap 6
Nothing Here Just Us
Promise
Chap 9

Chap 10

1.7K 55 3
By Bocahbocah

Prankkkkkk.......

Piring yang semula berada diatas tangan Shania kini berada diatas lantai dengan keadaan hancur lebur, beling -beling itu terlihat mengkilap dan siap menggores apapun yang terlihat rapuh didekatnya.

"hei beling jangan kau berani sentuh jemari lembut Shania, itu akan membuat dia terluka dan kau akan menerima akibatnya jika kau masih saja mendekati jari - jari lentik milik sepupu yang aku cintai itu" kata batinku yang sedang berbicara pada serpihan -serpihan jahat itu, aku mulai gila aku tak tau apa yang dipikirkirkan oleh otakku yang mengajak beling berbicara.

Ku lihat Shania bergetar kaget, matanya menuju beling - beling dibawah dengan turunya setetes air bening yang muncul dari ujung matanya, lalu Shania dengan cepat berjongkok dan mempungut serpihan -serpihan beling itu.

"Shania kamu kenapa" aku bisa gila melihat orang yang aku cintai meneteskan air matanya.

"ck ashh..." kulihat jari telunjuk Shania mengeluarkan darah segar, tersadar dari lamunanku yang sedang bodohnya berbicara dengan beling, aku langsung berjongkok dihadapan Shania dan langsung mengabil jari telunjuk milik Shania, kuhisap darah segarnya sambil kulihat wajah si pemilik hatiku ini, mata Shania bertemu mataku menimbulkan detak jantung yang sangat ingin keluar dari peradabannya.

"hosh.. hosh... hosh... Astanagaaa... non Al jari non Shania kenapa bisa berdarah begitu? " tanya Bi inah yang tiba - tiba berada di belakang ku sambil bernafas tersenggal - senggal

"ahh ini semua salah Shann..." Shania coba untuk menjelaskan.

"Engga bi tadi waktu Shania ambil piring, Al ga sengaja nyenggol tangan Shania jadinya piring nya jatuh deh.." potongku cepat.

"Ohh yaudah non ibu kirain ada apa kok ribut -ribut" kata bi Inah sambil menyapu serpihan - serpihan beling itu dari kaki Shania dan aku

"yauda bi makasih ya, Alrabby ke atas dulu" kulihat bi inah hanya manggut- manggut.

ku gandeng tangan lebut Shania, kubawa Shania pergi dari beling - beling sialan itu.

sesampainya di kamar kududukan Shania di tepi kasurnya, aku tetap tenang dan diam tak bergeming untuk menyembunyikan jantung ku yang berdetak tak sewajarnya dari tadi. lalu ku berjalan menuju kamar mandi untuk mengabil kotak p3k, setelah ku mendapatkan kotak itu dari kamar mandi Shania, aku berlutut dihadapan Shania dan menarik lembut jari telunjuk Shania untuk aku obatin.

"aduhhh.. hsss..." kulihat Shania menutup matanya menahan perihnya obat merah yang mengenai lukanya akibat beling itu.

"Shania Sakit ya? maafin kakak ya ngga pelan - pelan ngasih obat merahnya" ucapku khawatir

Dia tidak mengucapkan satu kalimat apapun untukku, setelah kuberi obat merah, ku lilitkan perban untuk jari Shania agara tidak tergeser dan mengakibatkan sakit untuknya.

kupegang kedua tangan Shania, ku elus - elus lembut tangan Shania, lalu kucium lembut pucuk jari telunjuknya yang sakit itu.

"Muaaah cepet sembuh ya sayang" ucapku padanya.

Dia tersenyum, heyyy... Dia tersenyumm... Cantiknyaa... Dagunya yang runcing, aku tak tahan menyentuh dagunya, pelan - pelan ku dekatkan tanganku, kuelus pelan dagu Shania, dia menutup matanya yang sepertinya dia menikmati sentuhanku, lalu ku naikan lagi tanganku menuju bibirnya, jantungku rasanya ingin melompat jauh ke laut sekarang juga, sungguh cantik wanita di depanku ini, dia anugrah terindah yang pernah kumiliki, aku akan menjagamu seperti aku menjaga diriku sendiri Shania kakak janji padamu.

Setelah mata Shania terbuka, dia menariku dalam pelukan hangatnya, ku dekap erat tubuh mungil Shania. "ohh tuhan jangan kau rebut Shania dariku, aku sungguh hancur bila tanpa Shania di dalam hidupku" batinku berdoa pada Tuhan.

Setelah Shania melepas pelukanya, aku ikut duduk diamping Shania dan melihat intens wajahnya yang sungguh sempurna itu, hanya wajah itu yang selalu kuinginkan setiap saat aku hidup di dunia ini.

"Sayang apapun masalahmu, jangan menangis lagi ya, kamu bisa cerita ke kakak Shan" kulihat Shania hanya angguk - angguk mengerti.

ku peluk erat Shania dalam dekapanku lagi, sungguh erat erat sampai aku tak ingin melepasnyanya, hingga 5 menit berlalu ku lepaskan pelukan ini yang sesungguhnya aku tidak akan pernah rela melepaskan tubuh mungil yang sangat kucintai ini.

Saat mata kita bertemu itu sangaat mendebarkan hatiku, mataku menuju bibir imut itu, ku dekatkan wajahku semakin dekat dan dekat, Shania pun tau apa yang akan ku lakukan padanya matanya kini terpejam menunggu bibirku untuk menjamah bibirnya, hmmmmmm... sensasi ini nikmat, ku cium bibirnya penuh cinta, lamaa lamaa ku beri lumatan halus pada bibir Shania, Shania pun membalas lumatanku, lumatan yang sungguh membuatku melayang hingga langit ketujuh, semakin dalam - dalam dan dalam lidahnya masuk ke dalam mulutku dannn....

TOKKKK TOKKK TOKKKK

Aku dan Shania kaget dan reflek melepaskan ciuman hot kami.

"ckk fukimen hhh menggangu saja siapa sih yang ketok- ketok" kataku geram sambil menuju ke arah pintu Shania yang berbunyi membuat aku menghentikan aktifitas yang sungguh mengenakkan itu. kulihat Shania tersenyum menahan tawanya melihat aku kesal karena ketukan yang menggangu ciuman kami.

Kubuka pintu Shania dan aku mendapati Bi Inah yang membawakan nampan yang berisi dua piring nasi serta lauk pauknya lengkap.

"ini non makanannya dimakan ya, tadi kan dibawah non Al sama Non Shan belum makan kan" kata bi Inah lembut

"Eh iya bi makasih ya" ucapku padanya, setelah ku ambil nampan tersebut, Shania datang padaku dengan senyum yang menawan dan merebut nampan tersebut dari kedua tanganku.

"kita makan sepiring berdua aja yah kak, Shania yang suapain kak By" ucap Shania lembut kepadaku sambil tersenyum lebar

"Eh.. ya iyaa.. Shan" jawabku gugup, ternyata Shania masih bisa membuatku gugup seperti ini setelah sekian lama kita bertemu haha.

Aku ikut tersenyum karenanya, ku tutup kembali pintu kamar Shania dan aku berjalan menuju Shania untuk makan.

Setelah makanan kami habis dengan sesi yang sungguh romantis itu, aku berniatan untuk lanjut tidur karena besok aku dan Shania pergi ke kampus an ke sekolah.

Sesudahnya aku mencuci muka dan sikat gigi di kamar mandi, aku menunggu Shania di tempat tidur sambil mengutak ngatik ponsel ku, kulihat Shania sudah selesai dengan kegiatan bersih - bersihnya kuletakkan ponsel ku diatas nakas samping kasur.

Rasa gugup melandaku, Shania naik ke kasur yang sama dengan ku, padahal sudah sering aku dengan nya sekasur bersama tapi saat ini aku sungguh gugup untuk melihat kearah wajahnya.

"Control Al control dirimu" batinku berbicara selagi melihat kegiatan Shania yang tiba - tiba menjadi Slow motionnn.

Shania pun masuk kedalam selimut yang aku pakai, kita tidur berhadapan, Shania mengelus - elus pipiku membuat mataku berat dan ingin tidur

sebelum mataku tertutup rapat.

Cup

kecupan dadakan yang diberikan Shania untuk bibirku sungguh mengagetkanku, terbukanya lagi mataku untuk melihat wajah cantiknya, walaupun sudah malam wajah Shania sungguh bercahaya untukku.

"kak aku pingin sebelum aku tidur dan setelah aku bangun nanti, aku selalu lihat wajah tenang ini, yang selalu membuatku merasa nyaman, aman dan menjadi orang yang sangat special dibumi ini karena dicintai oleh orang sepertimu" ucap Shania selagi memencet - mencet hidungku, aku diam terpesona oleh ribuan pesona yang dimiliki oleh Shania, yang kubisa hanya angguk - angguk dan mendekap Shania dalam pelukku, kubawa Shania dalam dadaku untuk mendengar detak jantungku yang berdetak hebat karnanya.

"Makasih Shania kamu adalah tujuan mengapa aku masih tersenyum hingga saat ini" dia tersenyum dalam pelukanku "aku bahagia tuhan tolong berikan aku kebahagiaan selamanya seperti ini, jangan pisahkan aku dengan Shania dan jangan ambil Shania dari sisiku tuhan" batinku berdoa sambil kucium kening Shania cukup lama mentransfer sayangku padanya.

"i love you" ucapku pelan pada bidadari yang tertidur didepanku ini, kurasakan mataku tertutup dan hilang.
.
.
.
.
.
.
.
Sudah 1 bulan berlalu, hubunganku dengan Shania semakin romantis dan aku pun sudah aktif mengontrol bisnis Papa dengan sekertaris Bang Affan yang sabar mengajariku.

Tetapi belakangan ini sifat Shania agak berbeda, dia sering melamun sering berkata kepadaku dia ingin pergi tapi aku tak tau Shania ingin pergi kemana.

Sebentar lagi Shania akan ulang tahun ke 17, aku akan membuat surprise sweet seventeen terbaiknya di Bali sekalian liburan.

Aku akan mengajak Shelby, Sherly dan Alisya juga sekalian mereka bisa bantu aku membuat surprice buat kesayangaanku Shania.

*Kubuka Grup Line ku

Shelby
-horeee bis gini kita cus Bali men, liburaan mennnnn...

Alisya
-ya dongs, thanks to my beloved friend karena udah bayarin kita - kita

Sherly
- kuy kita belanja man teman ABISKAN UANG JAJAN DARI ALRABBY.

Alisya
- jangan lupa kita kuliner ya guys, perut gue udah gue siapin buat 3 hari kedepan.

Shelby
-dasar babon lu pada pea

Sherly
-paan sih Shel kita kan mau hedon, ya kan Sya..

Alisya
-iyaaaaaa dongs

Sherly
-Heh kalian, jangan lupa tujuan kita kesana untuk rencana Al buat ulang tahun Shania, tujuan kita kesana itu buat itu bego, kalo ga karena My Al gue gamau ya ke Bali disana rame ntar gue dimintain foto dikira Kendall.

Alrabby
-udah - udah gausa ribut ntar kalian berangkat sama - sama ya, ntar gue line juga ketemuan di bandara jam berapa, tiket udah gue yang pegang jadi lu semua tinggal bawa harga diri lu aja. Inget ya 2 hari lagi gue ketemu lu semua di bandara.

Alisya
-ahhh ini kekasih gue, oke honey.

Shelby sherly
-Bencong lu lisya budak!!!

Alrabby
- hahaha kalian, yauda see you guys

Sherly
- see you All..

Shelby
-dah a alll

Alisya
Muaah dah ayang

Sherly shelby
Jigong lu Sya
.
.
.

Hahaha mereka selalu bisa membuatku tertawa, aku akan memberitau Shania untuk rencana kepergian kita ke Bali sekalian mengabulkan permintaanya untuk pergi yang ku tak tau kemana dia pergi.

Aku akan kekantor Papa dulu untuk memberitau kepada sekertaris ku sekaligus teman kantorku karena aku akan ijin tidak kerja selama 7 hari kedepan.

Sesampainya aku dikantor, aku segera masuk ke dalam ruanganan kak fina untuk bertemu sekertarisku.

"Hmm apa aku boleh ijin libur dari kantor ini??" Tanyaku asal kepada Kak Fina sekertarisku

"Kak finnn... Finnnn... Finaaaa...." Aku tengok kanan kiri tak menemukan batang hidungnya.
.
.
.
.
.
*Bruuuaaaaakkkkkk*

Continue Reading

You'll Also Like

4.4M 32.4K 29
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...
2.3M 254K 45
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
618K 98.9K 39
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
5M 272K 54
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...