Chap 1

6.9K 129 7
                                    


Alrabby Pov

Entahlah apa yang ada dipikiran ku sekarang, sedih? Iya! cape? Iya pasti! Siapasih yang ngga sedih ditinggal orang tua nya? Semua pasti sedih.

"Aaarrggghhh... Ya Tuhan Al capeeee :'(" teriak Al keras hingga terdengar sampai ujung rumah di perumahanya.

"Kak Al bukain kak ini Shania.... Shania kangen banget sama kakak hiks hiks... kakkkk aku sedih setiap hari liat kakak kayak gini terus huhuhuhu" terdengar suara yang sangat pelan dari balik pintu berwarna soft biru milikku.

Baru kali ini aku bersikap dingin, cuek dan menggangap dia tidak ada di sekelilingku. Aku Alrabby Oliviera Gibson sangat sayang kepada Shania adik sepupuku yang paling cantik dan imut itu, aku selalu perhatian kepada Shania, tapi entahlah knapa aku hanya kepada Shania semua sikap lembutku keluar untuknya dan aku merasa ingin memilikinya.
sebenarnya aku masih belum pasti orientasi seks ku itu bagaimana, yang pasti aku pun tidak menolak melihat cowok ganteng yang berada di depan mata, tetapi setiap aku melihat Shania aku ingin cepat-cepat memiliki seutuhnya aku sangat menyayanginya tp aku masih sadar dan ingat bahwa Shania adalah adik sepupuku sendiri.

Aku masih tepiskan perasaan yang ngga tau apa arti dari perasaan ini dan aku juga ngga mau merusak adik sepupu kesayanganku ini.

Tp entah kenapa sampai sekarang aku tidak bisa melupakan meninggalnya orang tuaku yang sudah 2 minggu berlalu. Terlalu sakit dan aku nggatau harus berbuat apa?.

"Hiks hiks hiks hiks hiks..... Sshhh" masih kudengar suara tangisan Shania dari balik pintu kamarku.

Aku paling tidak bisa melihat Shania menanggis apalagi itu karena aku.

Air matanya sungguh sangat berharga buatku, jika ada yang membuatnya menangis, aku tidak akan segan - segan menghabisinya.

"Aku harus bisa! Aku harus berubah seperti dua minggu yang lalu, aku gabisa giniin terus si Shania dia butuh aku dia terlalu beharga untuk mengeluarkan air matanya apalagi hanya untuk seorang sepertiku huft.." gerutuku dalam hati sambil mengusap air mataku yang masih tersisa.

Ku dengar sudah tidak ada suara tangisan Shania lagi didepan pintukku, aku buka knop pintu daaannn...

Aku melihat sesosok Shania yang memeluk dengkulnya sendiri di samping pintu dengan menutup matanya, sepertinya dia kecapean dan tertidur karena menungguku didepan kamar. Aku berjongkok dihadapanya aku melihat mata yang bengkak dan dia terlihat sedikit kurus, kuusap pelan pipi lembut Shania.

"Ya Tuhan Shaniaaaa... Im so sorry.. sayang.." batinku, aku mengutuk diriku telah menghiraukanya beberapa hari lalu.

Aku pun menggendongnya dengan gaya brydal. Karena tubuh Shania mungil aku pun tidak menggunakan seluruh tenagaku untuk menggendongnya.

Aku bopong tubuh mungil Shania menuju kasur king size ku, ku rebahkan tubuhnya di kasur dan kupakaikan selimutku hingga menuju lehernya, kulihat dengan teliti mukanya dari jidat, mata, hidung, pipi dan dagu semuanya mulus hanya matanya yg terlihat sedikit sembab.

Aku ciumi matanya yang tertutup lalu turun ke hidungnya dan aku melihat bibir nya yang tipis merah yang sangat menggoda aku ingin mencicipi bibir itu.

"Ahhhh kau gila Al kau gila itu adik sepupumu sendiri Al ingat dia Shaniaaaa!!!!" Gerutuku dalam hati.

Akhirnya aku mengurung niat untuk mencicipi bibirnya dan pindah mengusap -usap alisnya yang tebal dengan lembut dengan maksut untuk membangunkan nya karena aku tau ini sudah sore dan waktunya untuk mandi lalu makan.

Aku ingin melihat seyuman manis Shania kembali.

Shania Pov

Aku merasakan ada yang mengusap alis tebalkku, kubuka sedikit-sedikit mataku dan aku melihat sosok yang sangat aku rindukan itu Kak Alrabbyku. Hmm ternyata aku tertidur sangkin capek nya.

"Hey udah bangun?" Akhirnya dia membuka suara, aku merindukan suara indahnya.

"Kakak aku kangen kak By" kataku langsung kupeluk erat kak By dan air bening kembali menetes membasahi pipiku, dia membalas pelukan hangatnya dan aku kembali merasakan getaran aneh tetapi nyaman, aku tak tau getaran apa ini tetapi aku sangat menyukainya, ahh.. sudahlah bodo amat yang penting kak By sudah kembali padaku

"Hey Shania sayang kenapa nangis? Nangisin siapa kamu sayang?" Kata kak By sambil melepas pelukanya dan menyeka air mataku.

"Aku nangis gara- gara kakak tau ngga!! Kakak pura-pura ngga tau atau emang udah ga peduli lagi sama Shania" ucapku manja lalu kupeluk lagi kak By.

"Iya kakak akuin kakak salah Shania, Kakak terlalu lama larut dalam kesedihan ini.... Maafin kakak ya dek kakak udah cuek sama kamu udah ga perhatiin km kakak gatau lagi harus berbuat apa dek? Mama papa semua ninggalin kakak begitu aja dek kakak sedih sekali" kata kak Al dengan suara khasnya dan aku merasakan basah pada punggung ku, aku rasa kak Al meneteskan air matanya.

"Shhh.... Shhh... Shhh... "Hanya itu yang keluar dari mulutku, ingin sekali aku memberi tau pada kak Al bahwa bukan hanya dia yang menderita tp aku juga.

Tetapi aku akan bicara padanya kalau kak Al sudah tidak menangis lagi. Aku hanya bisa memeluk Kak Al erat dan mengusap-usap punggungnya .

Kak Al menenggelamkan kepalaku di tekukan leherku lama dan akhirnya dia pun berhenti menangis. 


My Lovely CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang