Behind Of The Mask

By Ai_Yaotome

17.9K 1.4K 98

Merlin harlend adalah anak dari seorang tukang kayu diperdesaan terpencil yang damai, namun ia harus di sadar... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11

Chapter 4

1.5K 136 11
By Ai_Yaotome

#Happy Reading All, Please give comment and Vote for this story

Merlin menunggu Arthur kembali kedalam kamarnya yang berada tepat didepan kamarnya, ia kembali keluar dari jendela setelah merasa aman untuk keluar.

Merlin berlari dengan cepat menuju kastil tempat dimana ia sering menghabiskan waktu dengan temannya.

Ia menundukkan tubuhnya untuk melewati lubang yang cukup lumayan untuk membawanya masuk kedalam kastil.

Seharusnya aku membawa lampu kemari Batin Merlin menghela nafasnya dengan berat menatap sekeliling taman yang gelap, ia bahkan sedikit kesulitan untuk berjalan.

"Sepertinya aku melihatnya disini" Gumam Merlin sambil meraba setiap tempat, tangannya terhenti ketika ia merasakan sebuah benda seperti ukiran bunga mawar kemudian dengan cepat ia menariknya.

Ia tersenyum puas dengan apa yang ia dapat, Merlin menggengam jepitan itu sambil melangkahkan kakinya kembali menuju lubang tempat ia masuk. Langkahnya terhenti ketika ia melihat seluruh lampu yang ada ditaman tiba-tiba menyala bahkan sampai kedalam kastil.

Menyala? Bukankah kastil ini kosong? Batin Merlin terkejut dengan apa yang ia lihat, jantungnya berdetak kencang, tangannya terasa dingin dan kaku. Ia mempercepat langkahnya hingga akhirnya ia berhasil keluar dari dalam kastil itu.

Ia masih berlari meninggalkan kastil namun pandangannya tetap terarah kedalam kastil hingga ia tidak dapat melihat kastil itu lagi.

***

"Merlin, bangunlah!" Gumam Amanda sambil mengetuk pintu kamar Merlin dengan kencang.

Merlin menggeliat didalam selimutnya, ia terlalu mengantuk karena ia baru saja tertidur beberapa jam setelah ia kembali dari kastil itu.

Merlin kembali terlelap, seluruh pandangannya gelap namun sekarang ia tengah berdiri didalam kastil itu, sepertinya tempatnya berdiri berada didalam suatu ruangan tapi ruangan itu sangat dingin tidak ada penghangat ruangan.

Kenapa aku ada disini? Batinnya sambil menggigit bibirnya perlahan menahan kegugupannya, ia menatap kearah pintu didepannya dan mencoba melangkahkan kakinya membuka pintu ruangan itu dan mendapati seseorang sedang duduk disebuah sofa sambil membaca sesuatu yang menurut Merlin itu adalah surat kabar.

"Permisi My Lord" Guman seseorang dari arah pintu sambil mengetuknya membuat Merlin sedikit memekikkan suaranya namun dengan cepat ditahannya, ia tidak tahu apakah pria yang sedang duduk itu mendengar suaranya atau menyadari kehadirannya karena tatapan pria itu sudah terarah kepadanya.

"Siapa disana?" Teriak Pria itu menatap kearah Merlin yang tidak terlihat, Merlin melihat Pria itu bangkit berdiri bahkan menghiraukan pelayannya yang baru saja masuk.

Merlin melihat kening pria itu berkerut  sambil melangkahkan kakinya mendekat kearahnya hingga membuatnya menahan nafas.

Tidak.. aku mohon jangan kemari Batin Merlin gugup ia bahkan menudukkan kepalanya tidak berani menatap, Pria itu tetap berjalan kearahnya dan berhenti tepat didepannya dan membuat Merlin terkesiap mencium aroma maskulin pria itu dan nafasnya yang terasa dingin diwajah Merlin.

"Siapa kau? Keluarlah sekarang!" Teriak Pria itu kembali dengan kencang menatap kesegala arah dan membuat Merlin mengalihkan pandangannya menatap Pria yang ada didepannya.

"Excuse me My Lord, apakah ada masalah?" Tanya seorang pelayan dibelakang pria itu, Merlin masih terdiam kaku menatap pria yang ada didepannya.

pria itu memiliki warna mata abu-abu dengan kulitnya yang putih dan terlihat kaku, Setengah wajahnya tertutup dengan mask yang ia kenakan, Merlin berani yakin dibalik mask yang pria itu kenakan menyembunyikan wajahnya yang tampan dan maskulin.

Pria itu terdiam sejenak menatap kearah Merlin kemudian kembali menatap pelayan pribadinya. "Tidak, mungkin hanya perasaanku" Jelas Pria itu menghela nafasnya namun Merlin mendengar bahwa pria itu tidak yakin dengan perkataan yang ia berikan kepada pelayan-nya dari helahan nafas pria itu.

"Saya membawa surat dari Lord Lucius, Sir" Gumam Pelayan itu memberikan sepucuk surat kepada pria bertopeng itu.

Pria itu mengambilnya namun ia mengalihkan pandangannya kearah Merlin kembali dan membuat Merlin terkesiap menahan nafasnya.

"My Lord?" Guman Pelayan itu kembali sambil mengalihkan pandangannya menatap kearah yang sama dengan pria bertopeng itu lakukan.

"Maaf Remus" Gumam Pria itu kembali sambil tersenyum kepada pelayan pribadinya. "Apa kau membawa pisau pembuka surat?" Guman Pria itu menatap Remus yang sudah memperkirakan pertanyaannya karena pelayan pribadinya sudah menyodorkan pisau pembuka surat kepadanya.

"Terima kasih" Gumam Pria itu tersenyum ramah dibalik topeng yang ia kenakan, Pria itu mengalihkan pandangannya kembali kearah Merlin sebelum ia mulai membuka surat yang ada ditangannya.

***

"Lin!.. Merlin!!" Teriak seorang pria dari depan pintu kamarnya dengan kencang "Kalau kau tidak bangun sekarang aku sungguh-sungguh akan meninggalkanmu!" Ancam pria itu dari balik pintu.

Merlin sungguh terbangun dari tidurnya karena mendengar suara pria yang membentaknya dari depan kamarnya, Ia memejapkan matanya beberapa kali untuk meyakinkan dirinya bahwa ia sudah bangun.

"Mimpi yang aneh" Batin Merlin mengingat kembali mimpinya, ia merasa mimpi itu seperti nyata.

"Merlin!" Teriak pria itu kembali membuat Merlin mengangkat tubuhnya dari ranjangnya.

"Ya, Sebentar lagi aku akan keluar.." Jawabnya sambil bangkit berdiri dan mulai mengganti pakaiannya dengan cepat.

Merlin berlari menghampiri Arthur yang sedang sibuk merapikan barang bawaannya diatas gerobak kereta milik keluarganya.

"Kau hampir membuatku telat.. " Jelas Arthur ketika ia melihat adik perempuannya sudah berdiri dihadapannya dengan wajah penuh penyesalan.

"Aku minta maaf" Gumam Merlin menunduk mengakui kesalahannya, Arthur hanya menghela nafasnya dan meminta Merlin untuk duduk disampingnya dan ia mulai menjalankan kereta kudanya menuju kota.

Merlin menguap, ia berusaha untuk tetap terjaga mengingat dirinya berada di atas kereta kuda.

Arthur menyengitkan keningnya, tangannya sibuk memegang tali kekang kudanya. "Kau terlihat sangat lelah?"

Merlin hanya tersenyum membalas pertanyaan Arthur, ia tidak ada kekuatan untuk membalas perkataan kakaknya.

"Tidurlah, Aku akan membangunkanmu kalau kita sudah sampai" Jelasnya tanpa menatap Merlin yang hanya terdiam menatap kearah depan memperhatikan jalanan yang masih kosong.

Tidak mungkin ia melewatkan pengalaman pertamanya pergi ke kota pada hari subuh dengan pemandangan jalanan yang sepi dan tenang.

"Tidak, Aku tidak akan tidur Arthur.." Jelasnya sambil menatap Arthur yang terlihat tidak peduli dengan pernyataannya.

Merlin kembali terdiam sejenak sebelum ia mulai mengepang rambutnya yang panjang berantakan karena tertepah angin, Seharusnya ia sudah merapikannya sebelum berangkat tapi ia tidak sempat melakukannya.

"Apa kau ingin menghampiri tempat yang kau katakan kemarin?" Gumannya masih mengendalikan kudanya menunggu jawaban dari Merlin.

Arthur mengalihkan pandangannya kearah Merlin dan melihat jepitan yang tersemat di rambut Merlin "Darimana kau mendapatkan jepitan itu?"

Merlin terdiam dengan wajah pucat membuat matanya kembali segar dari rasa kantuk, ia sungguh lupa dengan Arthur.

***

"Kau yakin tidak melihatnya Remus?" Tanya Collin dengan kening berkerut dibalik Masknya, Remus menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan Collin dengan pasti.

"Yes My Lord, Saya sungguh tidak melihatnya" Guman Remus menegaskan perkataannya.

Collin hanya terdiam mendengar pernyataan Remus, ia tahu Remus tidak berbohong tapi ia sungguh menginginkan benda itu.

Collin kembali menatap kearah Gazebo dimana tempat benda yang ia inginkan sebelumnya masih disana, ia bahkan masih sempat melihatnya kemarin malam.

"Apakah benda itu sangat berharga, Sir?" Tanya Remus pelan karena tidak seharusnya ia menanyakan hal yang pribadi kepada majikannya.

"Tidak, Aku hanya berpikir benda itu sangat cocok untuk Amanda" Jelas Collin sambil menghela nafasnya dengan pasrah, ia tahu tidak mungkin menemukan benda itu lagi dan ia menyesal tidak mengambilnya kemarin.

"Bagaimana kalau kita mencarinya di Kota, Sir?" Tanya Remus cepat "Sepertinya kita bisa menemukannya lagi di Kota" Lanjutnya sambil menatap Collin yang terdiam memikirkan perkataannya.

"Sepertinya tidak Remus, Kau tahu sebentar lagi Matahari akan memunculkan dirinya" Jelas Collin sedikit menunjukkan raut wajah kekecewaan kepada perkataannya sendiri.

"Sepertinya hari ini sedikit berawan, Sir" Jelas Remus kembali sambil menatap Collin sedang mengalihkan pandangannya kearah Langit.

"Kau benar Remus" Gumam Collin tenang masih menatap kearah langit "Apa menurutmu kita bisa menemukannya di Kota, Remus?"

"Tentu saja Sir, Karena di Kota menyediakan berbagai macam barang langkah" Jelas Remus tenang namun pandangannya masih menatap kearah Collin yang sudah mengalihkan pandangan kearahnya

"Sepertinya sekarang hari yang baik untuk berbelanja di Kota, Remus" Jelasnya Collin tersenyum lembut sambil menganggukkan kepalanya dan berjalan kedalam kastil. "Tolong siapkan Kereta kuda, Topi dan Jasku"

"Yes My Lord" Gumam Remus membungkukkan tubuhnya untuk memberi hormat kepada Collin yang sudah pergi menuju kedalam kastil.

***

"Dimana kau menemukannya?" Tanya Arthur menatap Merlin dengan tatapan meneliti

Merlin menelan ludahnya kembali untuk menahan kegugupannya, Ia tidak tahu apa yang harus ia katakan kepada Arthur mengingat dirinya tidak pernah berbohong sekalipun kepada Kakaknya.

"Jangan katakan padaku kalau kau mendatangi Kastil itu semalam, Merlin" Jelas Arthur sambil menatap Merlin dengan tatapan tajam.

"Ti..Tidak.. Aku"

"Jangan berbohong padaku Merlin, Aku tahu kalau kau sedang berbohong padaku!" Guman Arthur sedikit ketus, ia tahu Merlin ingin membohonginya.

"Baiklah, Aku mengakui kalau aku mencarinya semalam" Jelas Merlin pasrah, ia yakin Arthur akan memarahinya sepanjang jalan.

Arthur menatapnya dengan tatapan kecewa "Bukankah aku sudah katakan padamu" Gumannya dengan suara tertahan "Aku akan membantumu mengambilnya..!"

"Tapi Aku ingin mengenakannya saat aku pergi ke Kota, Arthur" Guman Merlin membela dirinya sendiri, Ia merasa dirinya tidak salah karena jepitan itu adalah miliknya dan dia berhak untuk mencarinya.

Arthur terdiam menatapnya sejenak kemudian ia kembali mengalihkan pandangannya kedepan sambil mengendalikan kudanya.

Merlin kembali menelan ludahnya melihat Arthur terdiam membisu tidak menjawab perkataannya, ia yakin kakaknya sangat marah padanya.

"Lagipula Kastil itu tidak berpenghuni" Gumam Merlin berbohong, ia mengingat kembali Lampu kastil yang tiba-tiba menyala ketika ia sudah mengambil jepitan miliknya.

Merlin melirikkan pandangannya dengan hati-hati kearah Arthur namun tetap tidak ada tanggapan apapun darinya.

***

"Kita sudah sampai di Kota, My Lord" Gumam Remus membangunkan Collin dari tidurnya.

Collin mengusap wajahnya dengan kedua tangannya sambil menganggukkan kepalanya untuk memberitahukan kepada Remus bahwa dirinya sudah terbangun.

Collin melangkah turun dari kereta kuda miliknya, pandangannya menatap keseluruh kota yang tidak terlalu ramai.

"Bisa kau berikan payung itu padaku?" Tanya Collin ketika ia melihat Remus mengenggam dua payung ketika ia turun dari kereta kuda, Collin tahu Remus sedikit kesulitan membawa dua payung untuk menyembunyikan mereka dari sinar matahari.

Remus menganggukkan kepalanya dan memberikan payung itu kepada Collin.

"Ada sesuatu yang ingin aku cari Remus, Sebaiknya kita berpisah dan satu jam lagi kita bertemu di depan pancuran itu" Jelas Collin menunjuk pancuran besar yang ada ditengah-tengah kota.

Remus menganggukkan kepalanya sambil membungkukkan tubuhnya "Yes, My Lord"

"Remus, tolong belikan semua makanan yang anak-anak sukai, Aku ingin membuat keponakanku nyaman tinggal denganku" Jelas Collin tersenyum ramah kepada Remus, Collin selalu dapat berubah menjadi Lembut jika mengingat keponakan-keponakan yang ia sayangi.

"Tentu saja My Lord, Akan saya usahakan yang terbaik untuk anda " Guman Remus kembali sambil memperhatikan Collin kembali tersenyum padanya dari balik Mask-nya dan menepuk pundaknya dengan pelan sebelum ia pergi meninggalkan Remus sendirian.

#Akhirnya Behind of the Mask update Juga setelah sekian lama 😂😂
Dan terima kasih untuk kalian yang masih setia dengan Collin setelah membaca cerita Duke In Love.
Love u all -Ai_Yaotome-

Continue Reading

You'll Also Like

7.2K 1.4K 15
Memiliki mata kuning adalah kutukan bagi seorang vampir. Dan salah satu vampir yang bermata kuning adalah Jeon Jungkook dari Kota Starfell.
3.5K 231 17
''Aku tidak tahu apa yang terjadi,semenjak aku mengenal dirinya semua nya berubah dan ini pertama nya aku merasakan apa itu cinta,jujur walaupun kami...
2.7K 372 16
"Tolong lepaskan aku.... kenapa kalian terus menggigitku...."
12.2K 1K 30
menceritakan sebuah kerajaan yang di dunia abadi, yang memiliki 7 pangeran tampan yang di takuti oleh rakyat nya, memiliki taring yang panjang dan ta...