HEART

By cayamby

147K 11.9K 596

[Republish. Dikarenakan masih ada yang mencari dan menanyakan keberadaan FF ini] Jung Yunho kaget bukan main... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Uri Haengbokhae
Uri Haengbokhae

13

10.8K 808 82
By cayamby

Meski sedikit risih, Jaejoong tak mungkin menolak untuk ikut bercengkrama pada tamu-tamu yang hadir di acara yang dibuat oleh Mr Jung.

Diadakan di taman belakang kediaman Jung, seperti pesta baberque. Katanya sebagai perayaan karena dirinya telah kembali sekaligus memperkenalkan Jaejoong sebagai menantu dan pasangan Yunho–walau Mr Jung sendiri tak menyebut gender si namja cantik. Banyak yang mengucap selamat atas pernikahan mereka meski sangat terlambat dikarenakan tidak tahu menahu kapan dilaksanakan janji suci tersebut.

Jaejoong hanya pamer senyum sepanjang acara, tak terlalu tertarik ikut berbasa-basi. Apalagi masih mengenakan kursi roda. Yunho belum memberi ijin Jaejoong lepas dari kursi rodanya. Terlebih karena alasan kandungannya yang sangat rentan goncangan dan dirinya belum pulih benar, meski seminggu telah berlalu kepulangannya ke Seoul. Yah.. mau–tidak mau, ia mesti menuruti perintah sang suami, 'kan?

Jaejoong menghela napas lelah. Dia sendiri berada di dekat meja berisi penuh makanan. Memilih menikmati hidangan saja.

"Jae hyung!" Si namja cantik menoleh ke sumber suara saat mendengar namanya dipanggil. Menemukan seorang namja lain berwajah imut berlari menghampiri lalu memberikan sebuah pelukan erat dan cukup lama. Ia membalas pelukan tersebut. Ah, dia merindukan namja cerewet ini. Rasanya lama sekali tak bertemu Junsu dan mengobrol banyak.

"Bogoshippeo, Su-ie."

Junsu melepas pelukannya dan tersenyum. "Nado hyung. Seperti sudah bertahun-tahun aku tak berjumpa denganmu."

"Ha ha.. kau berlebihan." Balas Jaejoong tertawa. "Bagaimana keadaamu Su-ie, kau terlihat semakin berisi."

Namja imut ini merengut. "Ani. Berat badanku turun tiga kilo dan hyung bilang aku semakin  berisi?!" menyipitkan mata tak terima. Sedang Jaejoong tertawa renyah berhasil menggoda Junsu.

Tak lama, Junsu ikut tertawa. Dia tidak bisa marah pada Jaejoong, Cuma kesal. Itu pun hanya sebentar. Mereka tertawa bersama mencairkan suasana. Namja ini sangat senang bisa melihat tawa sang hyung kembali, berbincang dan mendapati keadaan Jaejoong baik-baik saja, tak kekurangan apapun setelah diselamatkan oleh Yunho dari penculik. Malahan namja cantik itu tampak makin bersinar dan pipi bulat yang mirip dengan Kyuhyun membuat ia terlihat lucu juga menggemaskan di waktu bersamaan. Junsu jadi ingin mencubit pipi Jaejoong.

"Ehem! Jaejoong hyung."

Sebuah suara menginterupsi. Jaejoong dan Junsu serentak menoleh. Seorang lelaki lainnya berdiri di dekat mereka dengan senyum lebar. Bila Junsu mengerutkan kening tak mengenali namja itu, maka Jaejoong berekspresi berbeda. Membalas senyuman tersebut dan melebarkan kedua tangan seolah minta dipeluk.

Dan si namja senang hati melakukannya.

"Bogoshippeo-bogoshippeo, hyung!"

"Nado, Minnie. Aku juga merindukanmu." Jaejoong membalas sembari mengusap punggung lebar adik sepupunya ini.

Changmin melepas pelukannya dan menatap Jaejoong berbinar. "Kau sehat-sehat saja 'kan, hyung? Aku senang sekali sewaktu Yunho hyung menghubungiku memberitahu kalau hyung sudah kembali. Ahjussi dan ahjumma curang tak mengajakku untuk menyambutmu."

Si namja cantik tertawa mendengar penuturan panjang Changmin. Hah.. ternyata banyak yang merindukan dirinya. "Aku baik-baik saja. Sekarang kau sudah bertemu denganku. Jangan menggerutu lagi. Ah, ya.. kenalkan temanku, namanya Kim Junsu."

"Kim Junsu imnida." Junsu segera memberi salam.

"Shim Changmin imnida. Aku adik sepupu Jaejoong hyung." Katanya membungkukkan badan membalas salam Junsu.

Si namja imut mengangguk mengerti. Adik sepupu Jaejoong ternyata. Mereka mulai mengobrol. Tak butuh penyesuaian lama, Junsu dan Changmin langsung akrab. Pada dasarnya mereka memang orang yang senang bergaul. Jaejoong sendiri tersenyum senang melihat orang-orang yang ia sayangi bisa dekat dan kemungkinan menjalin persaudaraan juga. Banyak hal yang mereka bicarakan, mulai dari bagaimana si namja cantik bisa diculik sampai topik tak penting juga kehidupan pribadi Junsu serta Changmin yang sangat bertolak belakang. Junsu menjaga pola makan, sedangkan Changmin suka sekali makan.

"Maaf.."

Ketiga namja ini menghentikan obrolan mereka. Menoleh bersama menemukan seorang pria mengenakan pakaian rapi. Junsu segera bergerak memutar dan berdiri di sebelah pria yang baru datang itu. Memamerkan senyum lebar.

"Hyung, ini Park Yoochun. Dia bekerja di tempat yang sama dengan Yunho hyung."

Namja berjuluk cassanova ini tersenyum kecil. "Park Yoochun imnida."

"Kim Jaejoong imnida." Menundukkan kepala sedikit memberi salam.

"Aku teman Yunho. Dia sudah bercerita padaku. Aku hanya ingin menyapamu." Katanya kikuk.

Jaejoong memoles senyum. "Oh, gomawo, Yoochun-ssi."

"Tidak-tidak. Jangan formal padaku. Ah.. maaf. Aku tidak tahu harus berbicara apa karena ini pertama bertemu denganmu." Yoochun menghembus napas kasar. Kenapa dia gugup begini? "Eum, selamat untuk pernikahanmu dan Yunho. Kurasa aku akan mengatakan pada tuan Jung itu kalau ia memiliki istri yang mempesona."

Jaejoong diikuti Junsu dan Changmin tersenyum lalu tertawa kecil mendengar perkataan Yoochun. Hah, siapa yang tidak mengakui kalau yang menjadi pasangan Yunho memang menawan? Namja Park ini saja sampai salah tingkah. Meski dia tahu jika Jaejoong adalah seorang namja.

Bila istri yang biarpun namja tapi memiliki paras cantik seperti Jaejoong, Yoochun tak akan berpikiran mereka pasangan yang.. yah, bahasa halusnya tak sepadan. Malahan ia ingin satu.

"Terima kasih." Kata Jaejoong lagi.

Sebelum mereka melanjutkan obrolan, lagi–datang seseorang menghampiri. Kali ini seorang yeoja cantik. Yoochun yang mengetahui siapa yeoja itu tersenyum lebar dengan pandangan tajam. Tanpa berkata ia mengajak Junsu serta namja yang tak ia kenali yang pernah ia lihat menemui Yunho menjauh. Ia tidak mau terlibat, Cuma ingin melihat apa yang akan dilakukan oleh si yeoja setelah mengetahui sang pujaan hati telah mengikrar janji suci dengan orang lain.

"Eum, annyeong. Kau.. Kim Jaejoong? Istri Yunho?" tanya si yeoja.

Jaejoong mengangguk. "Kim Jaejoong imnida."

"Aku.. Go Ahra."

Go.. Ahra? Familiar. Rasanya dia pernah mendengar nama si yeoja cantik, tapi tak ingat. Siapa? Apa salah satu teman Yunho? Entahlah.

Mencoba tersenyum. "Selamat untuk pernikahan kalian. Aku.. aku minta maaf karena pernah mencoba menarik perhatian Yunho. Aku tidak tahu kalian sudah menikah. Maafkan aku."

Eoh? Tunggu dulu. Eum.. ah, Jaejoong ingat. Seorang ahjumma yang pernah datang ke kediaman Jung mengajak Mrs Jung untuk menjodohkan anak mereka. Ahra 'kan namanya. Iya. Hal yang menjadi pertanyaannya pada Yunho berujung bentakan dari pria tampan itu. Tapi, ia tak perlu khawatir mengenai si suami yang bakal melirik orang lain 'kan? Bukti cinta Yunho terlalu kuat untuk dipatahkan dan lagi ia sedang isi sekarang. Membuat pria itu tak bisa berpaling.

Jaejoong menggerakkan bibirnya tersenyum. "Diterima."

"Huh?"

"Aku memaafkanmu. Lagipula kau tak tahu kami menikah. Gwenchana." Lanjutnya.

Ahra memandang Jaejoong tak percaya. Benarkah? Uh, istri Yunho ini baik sekali. Kalau yang lain mungkin sudah menghajar dirinya, menjambak atau menuntut. Hah.. dia merasa tak enak hati hampir menjadi orang ketiga. Salah besar dia mengganggu kehidupan rumah tangga Yunho dan Jaejoong. Yeoja ini membalas senyuman Jaejoong. "Gomawo. Aku masih bisa berteman denganmu dan Yunho 'kan?"

"Geuromyeo." Balas Jaejoong membuat si yeoja cantik mengukir senyum manis di bibirnya.

Tiga orang namja yang memperhatikan pembicaraan Jaejoong dan seorang yeoja cantik dari jauh mendesah lega. Yoochun sudah menceritakan pada Junsu dan Changmin siapa yeoja yang berbicara dengan hyung mereka. Tadinya mereka mengira bakal ada pertarungan karena si yeoja yang gencar mendekati Yunho. Ternyata Ahra meminta maaf. Berarti banyak yang menyenangi Jaejoong dan merestui hubungan keduanya sebagai suami dan istri.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" si objek pembicaraan muncul sambil menggendong seorang bayi diantara Jaejoong dan Ahra. Langsung menyerahkan Kyuhyun pada si istri karena bayi itu merengek seraya memanjangkan tangan dan mendorong badannya agar diberikan pada sang eomma.

Jaejoong menyambut si bayi sukarela dan mendudukkan Kyuhyun di pangkuannya. "Eobseoyo. Kami berkenalan."

"Benarkah?" tanya Yunho melirik Ahra sekilas.

Si yeoja tersenyum canggung. "Aku minta maaf pada Jaejoong karena kemarin mencoba menarik perhatianmu."

Sebelah alis Yunho terangkat. Huh? Memandang ke arah Jaejoong seolah bertanya kepastian dari ucapan Ahra dan istrinya mengangguk. Baiklah.. ini mungkin berarti bila Ahra tak akan mengganggunya lagi karena sudah tahu dia memiliki seorang istri dan anak. Walau terkesan seperti perempuan err~ tapi Yunho yakin Ahra masih mempunyai pikiran waras, dia gadis baik sebetulnya. Jadi pasti Ahra mencari pria lain.

"Kau pasti menemukan pria yang tepat untukmu." Ujar Jaejoong kepada Ahra.

Yeoja itu mengangguk mengamini.

"Terima kasih sudah menyukaiku." Sambung Yunho.

Uh, malu sekali. Ahra mengangguk lagi.

"Maam.. i~!" jerit bayi di pangkuan Jaejoong tiba-tiba mengangetkan orang-orang yang ada di sekitar mereka.

Kyuhyun kelihatan gembira sambil menepuk tangan dan tertawa riang, memperlihatkan gigi-gigi kecilnya yang baru tumbuh. "Mam–i~ maam–i~!"

Doe eyes Jaejoong membelalak. A-apa tadi? Kyuhyun terdengar mengucapkan satu kata meski tertputus. Para tamu yang hadir juga memandang si bayi yang masih pamer tawa tanpa suara. Mereka terdiam ketika mendengar seruan bayi itu. Bahkan Mr dan Mrs Jung tertarik melihat cucu mereka sembari tersenyum kecil. Suara Kyuhyun begitu nyaring juga renyah di dengar. Khas anak kecil yang baru bisa berbicara.

"Di-dia.. bilang apa?" Jaejoong bertanya entah pada siapa. Masih fokus mengamati si bayi yang juga menatapnya.

Yunho membungkuk, mensejajarkan kepalanya dengan Kyuhyun lalu mencolek pipi tembem itu. Membuat si bayi menggerakkan kepala memandangnya. "Hey, Mr Jung, coba panggil aku, daddy."

"Ha ha!" tertawa merespon kata-kata si ayah sambil bertepuk tangan. "Maam–i!"

Senyum Jaejoong melebar. Itu sebutan untuk dirinya. Seperti mommy. Mengusap pipi tembem Kyuhyun lalu mengecup puncak kepala si bayi menyebabkan bayi itu bergoyang-goyang senang. "Ne, mommy." Katanya.

Yunho mendengus, tapi kemudian tersenyum juga. Satu lagi, Kyuhyun mulai belajar bicara. Mendengar suara lucu bayi itu ia ingin segera dipanggil daddy. Para tamu yang melihat kejadian ini ikut menoreh senyum. Malam ini mereka berbahagia.

FIN


Suasana dalam gedung Buyoung Group tampak lengang, mungkin dikarenakan jam istirahat jadi para karyawan pasti di café atau keluar untuk makan siang. Hanya beberapa orang berlalu lalang di lobby. Dari arah pintu masuk terlihat seorang anak kecil berlari-lari diikuti seseorang lain yang tampak kesusahan membawa sebuah tas yang sepertinya berisi banyak barang. Staff reception segera bangkit berdiri begitu melihat tamu mereka. Menunjukkan senyum menyapa.

"Annyeong bujangnim." Sapa dua orang yeoja penjaga konter reception bebarengan seraya menundukkan kepala yang dibalas senyum manis oleh si tamu.

Mereka memandang punggung si tamu masih dengan senyum di bibir. "Hah.. setiap hari selalu mengangumkan."

"Walau memakai setelan jas tetap kelihatan menawan." Sambung satunya.

Dari arah berlawanan seorang pria berpakaian rapi memamerkan senyum melihat dua orang yang datang mengunjunginya, mempercepat langkah agar cepat bertemu. Apalagi anak kecil yang terus memanggil-manggil dengan suara cukup besar. Beruntung dia salah satu yang memiliki jabatan tinggi di perusahaan, jadi tak perlu segan terhadap yang lain. Juga pasti sang direktur mengerti tentang hal ini.

"Daddy!" seru bocah lelaki yang belum genap berumur dua tahun. Berlari menghampiri si ayah lalu melompat dalam pelukan pria besar tersebut. "Daddy~" panggilnya sambil memeluk leher si ayah erat.

Yunho tertawa kemudian mengarahkan pandangan pada si namja cantik yang berjalan perlahan. Dia mendekati si istri sambil menggendong putra lucunya itu. "Kalian cepat sekali sampai. Padahal aku baru turun."

"Kyuhyun tak sabar bertemu denganmu, jadi aku buru-buru. Jang ahjussi sampai menambah kecepatan karena Kyunie terus merengek." Kata Jaejoong sambil meletakkan tas besar yang ia bawa ke lantai. Lelah sekali.

Yunho mengusap punggung Kyuhyun pelan. "Kyunie rindu daddy?"

"Um!" Kyuhyun melepas pelukannya. "Daddy?"

"Hm?"

"Daddy?"

"Hm."

"Daddy..?"

"Hm."

"Daddy~~" seru Kyuhyun panjang lalu menyembunyikan wajahnya di pundak si ayah. Malu. Mengundang tawa Yunho dan Jaejoong.

Kebiasaan si bocah cilik jika Yunho menjawab hanya dengan demaman akan memanggil terus dan dipanggilan ketiga menyerukan panggilan si ayah panjang lalu menyembunyikan wajahnya. Mengusap puncak kepala si anak yang ditumbuhi rambut yang lebat juga hitam keturunan sang ibu. Yunho baru menyadari penampilan si istri yang ternyata mengenakan kemeja dan jas yang di design sedemikian rupa agar pas di tubuh yang membuncit di bagian perut. Meski berperut besar, Jaejoong tetap terlihat menawan.

Yunho menyentuh perut besar si istri kemudian mengusap, merasakan keberadaan jabang bayi yang berdiam di dalam. Kandungan Jaejoong sudah berusia tujuh bulan. Kini dia melihat sendiri Jaejoong mengandung dan itu menakjubkan. Bisa mengusap bahkan mencium permukaan bulatan besar tersebut mencoba menyalurkan kehangatan pada calon anak keduanya. Dulu dia tidak bisa melakukannya ketika Kyuhyun dalam kandungan, jadi tak mau melewatkan kesempatan ini. Apalagi semasa mengandung Jaejoong makin nampak menggoda dengan perut besarnya.

"Apa kabar Jung kecil di sini?" tanya Yunho mengusap memutar perut Jaejoong. Kyuhyun yang mendengar suara sang ayah segera menengadah dan melihat tangan Yunho di perut sang ibu.

Jaejoong menikmati setiap sentuhan Yunho. Menyenangkan. "Oh! Dia menendang!" serunya merasakan pergerakan di dalam lalu tertawa.

"Mungkin dia tahu aku menyapanya." Balas Yunho.

"Ceng! Ceng!" seru Kyuhyun menunjuk-nunjuk perut Jaejoong.

"Ne, dongsaeng. Sebentar lagi Kyunie punya dongsaeng." Yunho mencubit pipi putranya itu gemas. "Ah, apa kalian sudah makan?"

Jaejoong menggeleng. "Tidak sempat. Aku membawa makanan Kyuhyun juga kotak nasi untukmu."

"Baiklah.." Yunho mengambil alih tas besar yang diletakkan si istri di lantai. "Kajja, kita makan di café lantai tiga."

Mereka berjalan beriringan menuju lift yang ada di sudut lobby. Yunho tetap menggendong Kyuhyun walau bocah cilik itu sudah bisa berjalan sendiri.

"Kau harus makan banyak, Mr Jung. Akhir-akhir ini makanmu sedikit sekali." Kata Yunho seolah memarahi Kyuhyun.

Sementara bocah itu menatap si ayah dengan mata bulatnya, tak mengerti. "Kepo daddy?" tanyanya menunjukkan wajah polos. (handphone)

"Tidak ada handphone sebelum makananmu habis."

"Kepo daddy~ kepo! Kepo!" balas Kyuhyun tak senang. Walau entah apa yang dikatakan sang ayah, dia hanya menuntut apa yang diinginkan.

Bocah ini senang memainkan game di ponsel Yunho, makanya suka meminta handphone sang ayah. Saking fokus bermain sampai enggan disuapi makanan. Kadang membuat Jaejoong jengkel dan mendesah frustasi.

Si namja cantik tersenyum melihat perdebatan tak koheren antara suami dan anaknya sembari mengusap permukaan perut. Semoga keluarga kecilnya ini tetap bahagia.

~ END ~

Halo semua~ penpik ini udah tamat! Thank you atas semua apresiasi teman-teman. Aku senang banget masih banyak yang suka walau ceritanya udah lama banget. Awal publish tahun 2013 awal, berakhir 2013 akhir. Ha ha. Jadul banget yah.

File aslinya udah hilang karena flashdiskku rusak. Jadi yang ku apdet dari chapter 8 adalah file yang sempat ku copas dari web (hasilnya tak ada spasi, jadi mesti di edit untuk spasi dan bahasa asing cetak miring). Maaf untuk chap kemaren berantakan karna aku nggak sempat edit, cuma memberikan spasi dan jarak enter antar paragraf.

Sekali lagi kuucapkan terima kasih banyak atas dukungannya ya..

Untuk sequel/side storynya lagi dalam proses jadi di mohon bersabar, ya? Nanti kalau udah selesai ku apdet~

Boleh dong ya di share kesan-kesannya atas FF ini.. hehe

Oh ya, kalau berminat; silahkan mampir ke Heart [2]. Bukan YJ, orific tapi tetep BL.

Terima kasih banyak teman-teman~ sampai jumpa lagi~

Salam, Ebby Kim.

Continue Reading

You'll Also Like

122K 8.3K 20
Aku tak bisa membaca hatimu, tak juga bisa mengerti apa yang kau inginkan, namun ketika rasa cinta itu mulai tumbuh dihatimu, yang ku inginkan hanya...
186K 20.3K 30
[📍all pictures/photos from pinterest and google, credit to the owners] 💻 614rodeostation presents 📝 March 2023 ⚠️ FANFICTION BXB ONLY ❌ DON'T REMA...
Fantasia By neela

Fanfiction

1.7M 5.2K 9
⚠️ dirty and frontal words 🔞 Be wise please ALL ABOUT YOUR FANTASIES Every universe has their own story.