ATHALIA [ SELESAI ]

By hiatusid

1.2M 14.4K 174

Karena tidak ingin merasakan kesedihan tak berujung, Athalia tidak pernah ingin memikirkan alasan kenapa ia d... More

II
III
IV
V
VI
INFO

I

78.7K 3K 40
By hiatusid

September, 2007.

Athalia mengintip dari kejauhan sebuah mobil mewah yang memasuki Panti Asuhan tempatnya tinggal. Saat mobil tersebut berhenti tepat di depan pintu masuk Panti, gadis berumur sepuluh tahun itu segera berlari. Mencari ruangan tempat teman-temannya biasa berkumpul.

Ia mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. Kemudian sedikit berlari untuk menghampiri Agam, orang yang dicarinya.

Athalia menarik lengan laki-laki yang berumur sekitar lima tahun diatasnya tersebut. Ia membawa Agam ke halaman belakang Panti Asuhan yang terlihat sepi.

"Athalia, ada apa?" Tanya Agam bingung. Menatap gadis yang kini terlihat mengatur nafasnya karena kelelahan berlari.

"Apa yang harus aku lakukan kak Agam. Orang-orang itu sudah datang." Airmata mengalir begitu saja dari mata indah Athalia. Ketakutan yang melingkupinya membuatnya tidak bisa menahan isak tangis yang keluar dari bibir mungilnya.

Agam membawa Athalia dalam pelukannya. Laki-laki yang dalam masa remaja tersebut terlihat panik. Panik karena isak tangis dan ucapan gadis itu.

Hal yang selama ini mereka takuti kini tengah mereka alami. Yaitu saat salah satu dari mereka di adopsi kemudian harus pergi meninggalkan Panti Asuhan.

Agam menepuk-nepuk pelan punggung Athalia. Mencoba menenangkan gadis itu, walau apa yang Athalia rasakan tidak jauh berbeda dengan apa yang Agam rasakan.

"Apa yang harus aku lakukan kak, aku nggak mau pergi dari sini." Gumam Athalia ditengah isak tangisnya.

Airmata Agam ikut menetes saat menyadari tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk mencegah perpisahan tersebut.

Seminggu yang lalu, sepasang suami-istri datang ke Panti Asuhan bersama salah seorang pelayan rumahnya. Sepasang suami-istri tersebut ingin mengadopsi Athalia untuk pelayan rumah mereka, entah apa yang tengah mereka pikirkan.

Jika memang ingin mengadopsi, kenapa harus sepasang suami-istri itu yang turun tangan. Kenapa tidak orang yang bersangkutan saja.

Namun mereka tidak langsung membawa Athalia saat ke Panti minggu lalu. Karena Athalia meminta waktu untuk menyiapkan segalanya, begitupun dengan pihak yang mengadopsi. Mereka harus menyiapkan beberapa berkas adopsi Athalia.

Dan sekarang lah waktunya Athalia untuk meninggalkan Panti Asuhan. Meninggalkan Ibu Panti, Agam, serta teman-teman Panti lainnya yang tinggal bersamanya sejak ia dibuang di tempat itu.

"Athalia." Suara lembut Ibu Panti membuat Agam melepaskan pelukannya pada tubuh Athalia.

Gadis itu menghapus sisa-sisa airmatanya. Ia menatap Ibu Panti dengan mata berkaca-kaca. Ibu Panti memeluk Athalia, mengusap sayang kepala gadis itu.

"Nggak apa-apa sayang. Kamu nggak perlu nangis. Semuanya akan baik-baik saja, kamu mengerti? Ibu yakin keluarga barumu adalah orang yang baik. Jadi kamu nggak perlu merasa takut, hm?" Hibur Ibu Panti menenangkan Athalia.

"Ta--pi Athalia nggak mau meninggalkan Panti Bu. Athalia nggak mau pisah sama Ibu, Kak Agam, dan teman-teman yang ada disini." Suara Athalia serak, menahan tangis.

"Hei. Kamu bisa kesini kapanpun kamu mau, jadi kenapa harus bersedih karena hal itu.
Sudah, sekarang hapus airmatamu. Tuan Albert, nyonya Chyntia dan bu Gina sudah menunggumu." Ibu Panti mengusap airmata Athalia yang kembali mengalir.

Ia mencium puncak kepala Athalia. Lalu menuntunnya keruang tamu Panti Asuhan. Agam mengikuti dari belakang, ia menatap sedih punggung gadis yang selalu menemani hari-harinya di Panti Asuhan tersebut.

Agam sangat menyayangi Athalia, begitupun sebaliknya. Dulu mereka sempat membuat janji untuk hidup bersama selamanya apapun yang terjadi.

Namun tidak pernah ada yang tahu rencana Tuhan. Hingga kini mereka harus berpisah dan melupakan janji yang mereka buat.

Agam dan Athalia ada di Panti Asuhan pada hari yang sama namun dengan cara yang berbeda. Agam dititipkan dengan cara baik-baik oleh orangtua kandungnya. Sedangkan Athalia ditemukan di depan gerbang Panti Asuhan saat usianya sekitar dua minggu.

Mereka dirawat bersama anak-anak lainnya oleh Ibu Panti. Sejak kecil Agam selalu menjaga Athalia seperti menjaga adiknya sendiri, mengajak gadis itu bermain bersama kapanpun dan dimanapun.

Ikatan mereka seolah-olah begitu kuat dan tak terpisahkan. Agam berjanji pada dirinya sendiri, kelak ketika ia menjadi orang yang sukses.

Ia akan mencari Athalia. Membawa gadis itu untuk hidup kembali bersamanya. Dan Athalia bertekad akan menunggu Agam sampai kapanpun laki-laki itu datang untuk menemui dan menjemputnya.

○○○

Athalia duduk di jok belakang mobil bersama wanita berusia empat puluh tahunan yang diketahuinya bernama Gina. Sedangkan Albert dan Chyntia menggunakan mobil lain. Gadis itu menunduk, meremas-remas jemarinya merasa gugup.

Gina yang memperhatikan tingkah Athalia tersenyum tipis. Ia membawa kedua tangan Athalia dalam genggamannya, mencoba menghilangkan kegugupan gadis itu. Athalia mengangkat kepala, memandang Gina yang menatapnya lembut.

"Tidak perlu merasa takut atau gugup kepadaku. Aku tidak akan menyakitimu." Bisik Gina dengan senyum yang tak pernah pudar dari wajahnya.

"Iya, I---bu?." Balas Athalia ragu.

"Nggak perlu memanggilku Ibu jika kamu merasa nggak nyaman. Panggil bibik Gina saja, ya?" Saran Gina.

Athalia terlihat berpikir, kemudian menganggukan kepalanya.

"Bibik Gina, aku boleh nanya?"

"Mau tanya apa?"

"Kenapa bibik Gina mau mengadopsi aku?" Gina terlihat ragu untuk menjawab pertanyaan Athalia.

Apa ia harus berbohong atau jujur untuk menjawab pertanyaan tersebut? Tapi untuk apa ia bohong, lebih baik menjelaskan semuanya pada gadis cantik yang ada disampingnya itu bukan. Agar kelak di kemudian hari tidak terjadi kesalahpahaman.

"Akan bibik jelaskan, tapi kamu jangan merasa tersinggung ya?" Bisik Gina ragu.

Athalia mengerjitkan alisnya bingung, kenapa ia harus merasa tersinggung?

Tapi pada akhirnya gadis itu menganggukan kepalanya juga.

"Sebenarnya ini semua keinginan nona Letisha. Dia adalah putri tunggal tuan Albert dan nyonya Chyntia. Nona Letisha meminta seorang adik pada orangtuanya. Agar ia tidak merasa kesepian, juga agar memiliki teman yang bisa diajak bermain. Tapi nyonya Chyntia tidak bisa hamil lagi karena operasi kanker rahim yang dijalaninya beberapa tahun lalu. Nona Letisha tidak mau mengerti, ia terus menuntut agar diberikan adik. Ia bahkan tidak mau makan beberapa hari sampai jatuh sakit. Hingga ide untuk mengadopsi seorang anak muncul di kepala nyonya Chyntia yang langsung disetujui oleh tuan Albert." Jelas Gina.

Athalia kembali menundukkan kepalanya. Inilah yang ditakuti oleh gadis itu saat harus pergi meninggalkan Panti Asuhan. Tidak ada orang yang benar-benar mengharapkannya di dunia ini.

Orangtua kandungnya membuangnya dan orang yang mengadopsinya hanya menjadikannya sebagai hadiah untuk menghibur putri mereka. Athalia merasa hanya Ibu Panti dan Agam yang mengharapkan keberadaannya.

"Lalu kenapa aku diadopsi atas nama bik Gina. Bukan tuan Albert dan nyonya Chyntia?" Tanya Athalia lagi. Gina menghela nafas, ia menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu untuk pertanyaan Athalia.

Gina memegang dagu Athalia dengan telunjuk dan ibu jarinya. Mengangkat wajah Athalia agar menatapnya.

"Jangan memikirkan apapun sayang, entah kenapa walau ini hanya untuk mengikuti keinginan nona Letisha. Tapi bibik merasa sangat senang bisa memiliki putri secantik dirimu. Jangan pernah merasa sedih karena itu juga akan melukai perasaan bibik, ya?" Tatapan lembut Gina membuat sebuah senyuman tipis terbit di wajah Athalia.

Kenapa gadis itu merasa jika sosok Gina sangat mirip dengan Ibu Panti yang selama ini membesarkannya.

"Memangnya bibik Gina tidak memiliki seorang anak?"

Gina kembali menggeleng.

"Suami bibik lebih dulu dipanggil oleh Tuhan sebelum bibik sempat memiliki seorang pun anak." Jelas Gina Sedih.

"Maaf." Lirih Athalia merasa menyesal karena sudah membuat Gina mengingat kenangan pahit dalam hidupnya.

"Tidak apa-apa. Itu hanya masa lalu."

"Ah iya bik, apa aku boleh tahu berapa umur nona Letisha?" Tanya Athalia.

"12 tahun. Kenapa?"

"Tidak apa-apa bik, aku hanya ingin tahu saja."

Setelah itu keadaan kembali hening. Gina memejamkan matanya, sedikit mengistirahatkan tubuhnya yang terasa letih. Sedangkan Athalia menatap keluar jendela mobil. Memandang bangunan-bangunan yang menjulang tinggi.

Athalia tiba-tiba merasa penasaran dengan sosok Letisha. Sepertinya gadis itu memiliki orangtua yang sangat menyayanginya.

Athalia berfikir, akankah gadis itu menyukainya dan mau bersikap baik padanya. Jika tidak, bagaimana ia akan merasa betah di tempat tinggal barunya itu nanti.

Ini cerita pertama yang bisa aku selesaikan di wattpad.
Mungkin akan ada beberapa kata yang kurang dimengerti, typo atau bahkan scene2 yang nggak masuk di akal.

Jadi mohon koreksi jika ada kesalahan.

Terimakasih buat kalian yang udh baca, vote, dan koment dicerita ATHALIA.


.

Revisi, 19 Juli 2019.

Continue Reading

You'll Also Like

952K 86.9K 22
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
2.4M 74.8K 44
JUST FICTION! 17+ "DILARANG PLAGIAT! NYARI IDE ITU SUSAH" "ANTI PELAKOR-PELAKOR CLUB" __________ Violyn Georgia Clarence gadis yang duduk di bangku...
3.3M 28.9K 29
Tentang jayden cowok terkenal dingin dimata semua orang dan sangat mesum ketika hanya berdua dengan kekasihnya syerra.
1.1M 59.4K 76
Perjodohan antar dua keluarga rasanya bukan hal yang tabu. Karena nyatanya berbagai kisah klasik sebuah perjodohan itu sudah ada banyak kisahnya. Lan...