TRUE SOULMATE (√)

By VirgoZahratusita

24.6K 1.8K 381

Kehidupan rumah tangga yang dijalani Yuki Rain dan Al Adrian tak bisa berjalan dengan mulus, banyak kerikil k... More

Special Part - 24
Special Part - 25
Special Part - 27
Special Part - 28
Special Part - 29
Special Part - 30
True Soulmate-Extra Part

Special Part - 26

2.8K 231 37
By VirgoZahratusita

" Semuanya akan baik-baik saja selama pikiran positif tertanam dalam pikiran kita.

Jangan membayangkan hal-hal buruk sebelum kita menjalaninya, lakukan dan kamu akan tahu hasil akhirnya !"

-Virgo Z-

NB : 
Banyak adegan yang mungkin kurang berkenan untuk pembaca kurang dari 17 tahun . Harap berhati-hati dan mengambil hal baiknya saja. 😄

>>>

" Al Adrian POV "

Masih kupandang lekat manik kembar Yuki yang memasang mimik memohonnya. Kenapa harus ke kantin kantor sih?, kenapa tidak sekalian saja membeli makan di warteg pinggir jalan?.

Apa Yuki tidak takut suaminya menjadi pemandangan indah wanita lain?...

Sudah kubayangkan bagaimana tatapan karyawati di kantorku, ketika melihat bosnya untuk pertama kali membeli makan di kantin kantor khusus karyawan dan karyawati.

"Ayolah sayang, aku sama baby udah laper nih!" rengek Yuki mencoba merayuku.

Selalu saja, Yuki kalau sedang ada maunya memang suka merayu begitu.

Aku mengangguk lalu beranjak dari tempatku berdiri. Melangkah dengan langkah berat meninggalkan tempat kebesaranku. Menuju tempat yang sangat jarang aku kunjungi. Kantin kantor, aku datang!.

Samar-samar kudengar Yuki mengucapkan kata hati-hati untukku. Aku harus segera menyelesaikan keinginan ini secepat mungkin.

>>>

Kulangkahkan kaki dengan penuh percaya diri. Setiap pasang mata yang melihatku memasuki area kantin kantor, tercengang.

Seperti melihat hantu tampan yang sayang dilewatkan begitu saja. Aku terus memandang ke arah depan tanpa memperdulikan tatapan aneh mereka, terutama para wanita yang seakan tersihir olehku, hingga tak memperhatikan langkah mereka.

"Awh...hati-hati dong kalau jalan, sampe nabrak begini!" keluh seorang karyawan yang ditabrak oleh salah satu teman wanitanya.

"Itu beneran Pak Al yang ke sini?" tanya karyawati yang tak percaya akan kehadiranku di tempat ini.

"Eh...itu, bener itu Pak Al, tumben dia mau ke sini?" ucap karyawan itu.

"Nah itu dia yang bikin gue kaget, dia mau apa ya?" tanyanya lagi.

"Makanlah, duh...gawat!. Pak Al liatin kita terus!" ucap laki-laki itu yang masih bisa kudengar dengan jelas.

Aku melanjutkan langkahku lagi, kali ini bersikap lebih ramah pada setiap karyawan maupun karyawati yang menyapaku. Hanya sebatas senyum tipis, aku ingat akan memiliki anak, aku harus bersikap sebaik mungkin pada sekitarku.

Tak ada lagi, Al Adrian yang arrogant , egois dan merasa paling sempurna. Aku harus menghilangkan sifat itu.

"Selamat siang Pak?" tanya salah seorang karyawati yang aku tahu dari divisi marketing.

"Siang..." balasku ramah. Sebenarnya, aku tak begitu ingat namanya. Tapi setidaknya, aku masih mengingat jelas wajahnya yang sudah mulai banyak keriput, setauku wanita ini , sudah lama bekerja di kantor  bagian Marketing.

"Mau makan siang ya Pak?, biasanya Pak Al delivery, tumben sekali!" cerocosnya layaknya Ibu-Ibu arisan yang selalu heboh sendiri.

"Iya, ada hal yang mengharuskan saya ke sini" balasku, ah...tidak enak juga mengacuhkan orang yang lebih tua begini!. Kalau tidak ingat Yuki sedang hamil, aku pasti sudah melengos pergi sejak tadi.

Kata orangtua, kita sebagai suami juga harus menjaga perilaku, harus bersikap baik pada orang lain. Padahal dari dulu, aku paling tidak bisa sok akrab dengan orang baru. Beramah-tamah...apalagi !. Hanya karena Yuki saja, aku mau berubah.

"Pasti karena istri ya?, duh...memang ya kalau sudah beristri bisa merubah perilaku seseorang menjadi lebih baik kaya' Pak Al" ucapnya tanpa jeda.

"Maaf, saya permisi!" pamitku beranjak pergi dari hadapannya. Lama-lama bisa pusing juga terus-terusan mendengar ocehannya.

"Silahkan Pak...!" balasnya sedikit berteriak karena aku sudah cukup jauh dari tempatnya berdiri tadi.

Leganya terbebas dari wanita itu, sekarang aku harus mencari dimana warung Mbak.....aduh! kenapa aku jadi lupa nama tempatnya tadi?.

Kenapa mendadak pikun begini sih?...

Segera saja kukeluarkan benda pipih itu, benda yang sangat penting untuk memperlancar  komunikasi.

Kucari nama "Bunda Yuki" yang kuganti nama contactnya beberapa waktu lalu. Rasanya menyenangkan bisa memanggil Yuki dengan sebutan "Bunda".

Sudah beberapa detik berlalu,  tapi Yuki tidak kunjung mengangkat panggilanku. Apa ia tidur?.

"Assalamualaikum Sayang!"

Nah...akhirnya ia mengangkat teleponku juga.

"Walaikumsalam. Nama warungnya apa Sayang?"

"Warung Mbak Eti, Al!"

"Oke, tunggu ya!"

"Siap, Ayah!. Aku sama baby kita sabar menanti!"

Klik...Tak ada lagi suara di seberang sana.

>>>

Lagi, aku mencari warung Mbak Eti berada. Aku baru tahu kantin kantor seramai ini. Memang sih tidak penuh sesak seperti kantin zaman putih abu-abu dulu.

Aku jadi ingat masa SMA dulu. Ada salah satu warung yang sering aku kunjungi, aku sangat suka ayam goreng buatannya, bagaimana ya kabar pemilik warung itu?. Sayang sekali...aku lupa siapa nama pemiliknya. Itu sudah lama sekali.

"Warung Mbak Eti"

Akhirnya ketemu juga, langsung saja aku memesan makanan yang diinginkan Yuki.

"Buat Neng Yuki ya Pak?" tanya Mbak Eti dengan senyum sumringah.

Aku mengangguk dengan senyum tipis yang menghiasi bibirku. Aku masih berdiri, menunggu pesananku selesai dibungkus.

Semua kursi hampir penuh oleh karyawan maupun karyawati. Maklum , jam makan siang masih berlangsung.

"Ini Pak, salam buat Neng  Yuki ya!. Kangen Mbak sama tuh neng satu..." ucap Mbak Eti sambil menyerahkan pesananku.

"Nanti disampaikan Mbak" balasku.

"Makasih Pak, sering-sering ke sini ya!" tutur Mbak Eti.

Aku mengangguk dan tersenyum melihat Mbak Eti begitu senang akan kehadiranku.

>>>

Aku menenteng bungkusan itu dengan wajah yang sumringah. Rasanya lega bisa mengabulkan keinginan Yuki yang masih saja ngidam di usia kandungan yang menginjak 7 bulan.

Aku jadi ingat pesan Bunda, "Pertengahan bulan ini kamu harus bawa Yuki ke rumah untuk acara tujuh bulanan!" , itu artinya satu minggu lagi. Dan bodohnya, aku hampir melupakan soal rumah.

Sudahlah, lupakan soal itu sejenak! . Sekarang aku harus membawa makanan ini pada Yuki.

"Al !...how are you?" sapanya memegang pundakku dengan lembut.

Ada saja pengganggu di jalan!...hahhh.

Aku berbalik, masih memasang wajah tanpa ekpresi yang berlebih. "Semoga bukan wanita itu!" rapalku dalam hati.

"Dira?!" tuturku kemudian.

Dia selalu datang di saat yang tidak tepat. Padahal, aku sudah menolak perlakuan belebihannya dengan halus.

Kalau bukan karena Dira partner bisnisku, aku tak mau berlama-lama dengannya.

"Kaget banget lihat aku?" tanyanya dengan nada yang dibuat-buat.

Aku menjauhkan tangannya dari pundakku. Ini nih yang bikin malas jika berhadapan dengan Dira. Sikap dan tutur katanya membuatku ilfeel.

"Maaf, aku buru-buru Dir!" pamitku melengos pergi.

"Tapi Al, aku pengen ketemu sama kamu!. Kamu gak lupa kan ada hal yang pengen aku omongin hari ini?" tuturnya membuatku memutar bola mata malas.

Shit, kenapa harus datang di saat seperti ini?...

"Bisa tunggu setengah jam?, aku masih ada urusan penting!" balasku membuat raut wajah Dira berubah kecewa.

Bukannya aku tak profesional, tapi setahuku tak ada jadwal pertemuan dengan Dira hari ini. Jadwal pertemuanku dengannya kan besok?.

"Setengah jam?" tanyanya memastikan.

"Yup, itu juga kalau kamu mau Dir" balasku.

"Aku pulang aja...besok aku akan ke sini lagi!" ucapnya berlalu dari hadapanku dengan wajah yang semakin kusut.

>>>

Seorang laki-laki yang sudah beristri itu harus menjaga pandangannya dari wanita lain.

Itu yang kulakukan ketika memutuskan untuk menikahi Yuki dengan sedikit paksaan.

Bagaimana tidak ?, waktu itu Yuki sedang marah padaku karena pernyataan cinta serta ciuman dadakan yang aku berikan padanya, tepat di bibirnya . Di area umum pula!. Parkiran mobil tempat pernikahan Adi dan Ariel kalau tidak salah.

Ya...itu sudah lama sekali dan sekarang waktunya untuk memberikan makanan ini pada Yuki.

Aku mulai masuk ke dalam singgasanaku. Menatap Yuki yang menggembungkan pipinya.
Haish...dia menggemaskan sekali!.

"Lama banget sih Al!" protes Yuki kini mengerucutkan bibirnya. Minta dicium rupanya.

Aku melangkah mendekati Yuki  yang masih setia duduk di sofa. Terlihat jelas raut kesalnya. Setiap ekspresi yang ia keluarkan sangat menarik untuk dilihat. Marah, gemas, tertawa, tersipu malu,merajuk, dan masih banyak lagi.

"Maaf ya jagoan Ayah, pasti kamu sama Bunda udah laper" tuturku membelai perut Yuki.

Yuki masih saja cemberut dan menatapku dengan tajam.

Satu kecupan aku daratkan di bibirnya yang begitu menggoda. Sedikit berlama-lama di sana tidak papa sepertinya. Salah sendiri masih cemberut!.

Ini kan jurus jitu untuk meluluhkan kekesalannya padaku.

"Al...u-dah!" pintanya ketika bbirku masih menyapa bibirnya.

"Kan-tor!" ucapnya dengan susah payah.

Hampir saja aku lepas kendali, beruntung tendangan jagoan kecil kami menyadarkanku. Kalau tidak aku sudah melakukan yang lebih dari sekedar ciuman.

Bugh...

Dengan cukup kuat Yuki memukul dadaku. Untung saja aku bisa menjaga keseimbangan tubuhku yang sedikit menindihnya tadi.

"Sakit Sayang!" protesku.

"Rasain!, lebih sakit bibir aku yang kamu gigit sembarangan tahu!" sewotnya memalingkan pandangan dari tatapanku.

"Siapa yang gigit?, kamu duluan yang mulai!" balasku tak mau kalah.

"Itu karena kamu sembarangan cium aku, bilang dulu kek, main nyosor aja !,  Ayah kamu nakal jagoan!" adunya pada baby kami yang masih di dalam perutnya.

"Habis kamu cemberut terus sih!, rasanya aku tergoda lihat bibir kamu!" balasku diakhiri dengan kekehan.

"Kebiasaan buruk!" ucapnya lagi.

Hingga aku baru menyadari posisi kami yang masih berbahaya,bagaimana tidak berbahaya?.

Tanganku masih memeluk pinggang Yuki dengan begitu posesif, tubuhku masih setengah menindihnya. Tapi tenang!, aku tidak menyakiti jagoan kecil kami di dalam perut Yuki.

Kalau begini aku jadi ingin meminta vitamin pada Yuki. Sudah lama rasanya aku tak mendapatkan vitamin itu. Yang aku tahu, aku tidak boleh egois!, meskipun aku menginginkannya. Aku harus ingat Yuki sedang hamil, anakku!.

Hapus pikiran mesum dari otakmu Al Adrian,astaga ini masih siang !...

"Jadi Pak Al yang terhormat, bisa minggir sekarang?, aishh...aku udah laper!" serunya.

Kini aku beralih duduk di sampingnya dengan tenang. And see!, Yuki makan dengan sangat lahap. Padahal baru saja aku mengalihkan pandangan darinya.

"Laper Bu' ?" godaku menatap intens wajahnya yang masih cemberut.

"Don't talk with me!" ucapnya masih melanjutkan acara makannya.

"Lucu banget sih istriku, pengen cium lagi jadinya" ucapku semakin menggodanya. Lihat pipinya yang menggembung dengan lucu!. Ingin rasanya kukecup berkali-kali.

"Aku lagi marah sama kamu, jadi jangan coba-coba ngomong sama aku!" tuturnya kini membuang muka.

"Yakin gak mau ngomong sama aku?, gak ada pelukan lho malam ini! " ancamku, sekali-sekali mengerjai Yuki tidak apalah. Selama masa kehamilan, Yuki memang tidak bisa tidur tanpa pelukan dariku.

"Masih ada guling kok!" balasnya kini menghabiskan sayur asamnya.

"Kalau kamu mau tidur di sofa nanti malam juga gak papa!" timpalnya sambil menggigit jagung manis sebagai pelengkap isi sayur asam.

Kenapa jadi aku yang bingung sendiri sekarang ?.

>>>

Kulonggarkan dasiku yang begitu menyesakkan di leherku. Kugulung lengan kemejaku sebatas siku. Sudah pukul 9  malam, ia pasti sudah tidur.

Hari ini aku memang lembur,ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan minggu ini. Apalagi di weekend ini ada acara 7 bulanan. Kupijit keningku yang terasa begitu pusing.

Sejak Yuki pulang dari kantor hingga aku kini sampai di apartment pikiranku terus melayang, memikirkan kata-kata Yuki yang menjadi momok menakutkan untukku.

"Masih ada guling kok!"

"Kalau kamu mau tidur di sofa nanti malam juga gak papa!"

Aku jadi parno sendiri, pokoknya aku harus tetap memasang wajah biasa saja. Aku yakin Yuki akan tetap membutuhkan pelukanku.

Kubuka pintu kamar kami,biasanya ia masih membaca novel sambil menunggu kedatanganku. Menyambutku dengan senyum sumringah.

Tapi kali ini, Yuki sudah tertidur dengan lelap?. Hey...tumben sekali!. Ia benar-benar tak membutuhkan pelukanku malam ini ?.

Menghela nafas dengan kasar itu yang aku lakukan sekarang. Rupanya dia benar-benar serius dengan ucapannya tadi siang.

Aku masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan diri. Membuang sedikit penatku yang terasa berat akhir-akhir ini. Banyak hal yang aku pikirkan, terutama masalah Yuki yang selalu ingin tahu tentang Ariel.

Setelah seperempat jam aku berkutat dengan kegiatan membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi lalu mengganti pakaianku dengan pakaian santai.

Hanya boxer tanpa baju...shirtless.

"Al ?..." serunya dengan suara yang begitu lirih.

Aku berjalan menghampirinya yang masih berbaring di ranjang king size kami. Matanya terbuka dan menatapku dengan tatapan puppy eyesnya.

Kukecup keningnya, hidungnya, beralih ke kedua pipinya, lalu berhenti cukup lama di bibir berwarna pinknya.

"Ada apa Sayang?" tanyaku setelah kegiatan rutinku sudah selesai aku laksanakan.

Yuki mulai menundukan kepalanya. Enggan menatapku. Aku sudah bisa menduga ia akan bilang apa.

"Aku gak bisa tidur tenang Al!" adunya dengan malu-malu.

Tuh kan!, apa aku bilang, Yuki itu tidak bisa tidur lelap tanpa pelukanku, aku pun juga begitu. Aku tak bisa tenang jika tidak tidur di sampingnya.

Jadi Yuki tadi hanya pura-pura tidur saja?...

"Kamu daritadi belum tidur?" tanyaku memposisikan diri, tidur di samping kanannya, memeluknya , membelai lembut perut buncitnya.

"Udah, tapi gak senyeyak kalo ada kamu di samping aku" balasnya, membuatku menarik kedua sudut bibirku menjadi senyuman menawan.

"I love you ,Sayang !" bisikku sambil terus membelai perutnya.

"Aku tahu..." balasnya lalu mencium pipiku.

"Pasti jagoan Ayah di dalam sini, gak bisa tidur ya kalau Ayah gak nemenin Bunda?" ocehku di depan perut Yuki.

"Iya nih Yah, harus ada Ayah. Padahal Bunda udah ngantuk banget!" celoteh Yuki membuatku terkikik geli dengan obrolan ngelantur kami.

"Bunda kamu tuh emang suka gengsi, bilang aja kalo kangen pelukan Ayah" cerocosku langsung mendapat pukulan kecil dari Yuki.

"Enak aja!, jagoan kecil kita nih daritadi nendang, aku sih fine-fine aja kamu gak tidur peluk aku!" sanggahnya masih saja gengsi.

"Ngeles aja sih Bunda ini, Ayah tahu kok isi hati Bunda!" balasku kini menurunkan wajahku sampai di depan perut buncit Yuki.

"Hey jagoan Ayah!, kamu jangan nakal di dalam perut Bunda, kasian Bunda. Kamu harus jadi anak baik, cerdas, soleh, yang nurut ya sama Bunda!" tuturku.

Ada kebahagiaan tersendiri ketika aku mengoceh tak jelas di depan perut Yuki.

Terlalu bahagia mendapatkan anugerah yang luar biasa ini. Cepat keluar Nak, Ayah ingin melihatmu! .

"Ki, aku merasa beruntung jadi suami kamu. Aku bahagia ada kamu di sampingku. Jodoh memang gak ada yang tahu ya?" cerocosku kini memeluk Yuki dengan begitu posesif.

"Hmm..." balasnya.

"Sayang, aku bukannya mau egois tapi..., aku bingung bilangnya. Sayang aku boleh minta vitamin ya malam ini?" pintaku dengan hati-hati.

Yuki hanya diam, tak ada jawaban. Haish...aku harus menahan lagi. Aku harus bersabar. Sudah lama sekali aku tak mendapatkannya. Terakhir kali saat kehamilan Yuki memasuki usia 4 bulan, kalau tidak salah.

"Sayang?" panggilku lagi.

Pantas saja Yuki hanya diam, istriku ini sudah tertidur lelap dalam pelukan nyamanku. Posisi tidurnya memang menyamping,  membelakangiku. Dan aku memeluknya dari belakang.

"Tetap di sisiku, aku sayang kamu!" bisikku.

>>>

Yuki kini sedang dirias oleh Mbak Vanda, saudara Yuki dari Surabaya. Hari ini adalah hari perayaan 7 bulanan kehamilan Yuki.

Semua keluarga berkumpul tanpa terkecuali. Bunda, Ayah, Mama, Papa, Kak Yuangka, Bang Max, Bang Kevin kakak pertama Yuki yang tinggal di Jepang juga hadir dalam acara ini.

Kevin mendarat di Indonesia 3 hari yang lalu. Ia sepertinya sudah bisa move on dari mantan kekasihnya, Mila.

Masih teringat dengan jelas , betapa kacaunya Kevin ketika tahu Mila berselingkuh di belakangnya. Mereka menjalani LDR selama beberapa tahun, dan hasil akhirnya berpisah dengan cara yang kurang baik

Sang adik, Yuki - istriku harus turun tangan langsung untuk menenangkannya yang sedang emosi.

"Mana adik gue?" tanya Kevin sambil menepuk bahuku cukup keras.

"Dandan di kamar, padahal sih gak usah dandan juga udah cantik!" tuturku membuat Kevin tersenyum.

"Adik siapa dulu, awas aja lo bikin ade gue nangis!" celetuknya dengan nada ancaman di akhir kalimatnya.

"Tenang Vin, cuma Yuki doang yang ada di hati gue. Membahagiakan dia adalah tanggung jawab gue" balasku.

"Yuhuu, kalian ngomongin apa sih?" celetuk Kak Yuangka yang baru saja keluar dari kamarku, kamar Yuki juga sekarang . Kami mengadakan acara 7 bulanan kehamilan Yuki di rumah orangtuaku.

"Biasa Kak urusan laki-laki" balasku.

"Yuki udah selesai dandannya?" timpalku.

"He.emt, udah selesai kok"

"Masuk aja Al !. Mbak Vanda udah beres kok dandanin istri kamu!" seru Mbak Vanda yang berjalan menghampiri kami.

"Aku samperin Yuki dulu kalau gitu" pamitku lalu berjalan menghampiri Yuki yang masih ada di kamarku,kamar kami.

Ini istriku yang cantik luar biasa!. Yuki terlihat anggun dan juga sexy secara bersamaan. Sorot matanya fokus menatapku yang baru saja masuk ke dalam kamar ini.

Aishh...aku jadi gugup sendiri, tatapan tajam manik kembarnya semakin membuat Yuki terlihat begitu menggoda.

"Terpesona ya?" tanya Yuki sambil menaikan sebelah alisnya.

"Perfect Sayang!" balasku terus melangkah mendekatinya hingga tak ada jarak yang tersisa di antara kami berdua.

"Give me a kiss,please!" pintaku merengkuh tubuhnya yang semakin berisi.

"No, i can't...nanti lipstick aku rusak. Kamu suka rakus kalo sama bibir aku!" balasnya membuatku mendesah kecewa.

"Kali ini aku gak akan rakus, beneran deh!" tuturku sambil mengacungkan salam dua jariku.

"Bilangnya begitu tapi tetep aja kamu akan kebablasan kaya' yang udah-udah!" sanggah Yuki meletakkan kedua tangannnya di depan dadaku.

"Serius! gak akan !" belaku lagi.

"Hey kalian berdua!. Acara mau dimulai, kaya' pengantin baru aja berduaan di kamar terus!" seru suara mengejutkan kami berdua.

Dari suaranya sih, itu suara kak Yuangka. Kakak ipar satu itu memang selalu datang di saat yang kurang tepat.

"Iya Kak, sebentar!" teriakku.

"Jangan rusak make up Yuki!" serunya lalu kudengar derap kakinya yang menjauh.

Kalau sudah begini apa boleh buat, tak ada ciuman untuk sekarang. Perlahan kulonggarkan rengkuhanku. Saatnya memulai acara 7bulanan Yuki.

"Ayo, semuanya udah nunggu kita!" ajakku pada Yuki. Kugenggam jemari tangannya dengan posesif.

"Al!" panggilnya dengan begitu lembut.

"Hmm?" balasku kini menghadap Yuki yang menatapku intens.

Detik selanjutnya yang terjadi begitu mengejutkanku, tubuhku diam tak berkutik karena tindakannya yang tiba-tiba. Mata hitan kelamku bersiborok dengan mata coklatnya.

Ia melingkarkan lengannya di leherku, sedikit berjinjit untuk menyamai tinggi tubuhku. Tubuh Yuki sepenuhnya bertumpu pada tubuhku. Perut buncitnya sedikit menekan perutku.

"Tenang di dalam perut Bunda ya Nak, jangan nendang dulu !" batinku.

Yuki mengecup bibirku dan sekarang bibirnya masih bertengger di bibirku. Hanya menempel, tak ada aksi pergulatan hebat di antara bibir kami.

Biasanya aku akan langsung melahap bibirnya dengan rakus, tapi karena keterkejutanku, kinerja otakku jadi melemah,tubuhku juga tak merespon dengan baik.

Yuki tersenyum di dalam ciumannya, ia tersenyum di atas bibirku. Dan bodohnya aku masih diam menatap manik coklatnya.

" Shit, this is just kiss Al!. Lo udah gak berkutik karena ciuman Yuki, gimana kalau lebih? "

Hingga tanpa kurasa Yuki sudah berangsur-angsur menjauhkan bibirnya dari atas bibirku.

Akhirnya sesi ciuman yang membuatku tak berkutik selesai, karena... jika tiga detik lagi Yuki tak menjauhkan bibirnya, akan kupastikan lipsticknya tak akan indah lagi.

"Bersyukur Sayang, bibir dan lipstick kamu masih aman!" celetukku.

Yuki tersenyum, sangat menawan.

"Ayo Sayang, orang-orang udah nungguin kita!" ajaknya dan aku mulai menggengam tangannya lagi. Menautkan jari-jemari kami dengan begitu pas.

Bahagia itu sederhana asalkan ada kamu Ki di sampingku, semua rintangan yang kulalui akan terasa ringan jika kamu terus menggenggam tanganku.

Kamu dan buah cinta kita adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan untuk menemani perjalanan hidupku.

I LOVE YOU, YUKI RAIN...MY WIFE, MY LIFE, MY BREATH, MY EVERYTHING.

>>>

Acara 7 bulanan Yuki berjalan dengan khidmat dan lancar. Semua keluarga berkumpul dan berbahagia bersama.

Semuanya mendoakan kelancaran melahirkan dan juga kesehatan Yuki serta baby kami sampai melahirkan nanti.

Mama dan Bunda sampai menangis terharu melihat Yuki akan menjadi seorang Ibu, beberapa bulan lagi panggilan itu akan tersemat untuk Yuki dan aku. Bunda dan Ayah, aish...aku tak sabar menanti kehadiran buah cinta kami.

Sampai akhirnya getaran  handphone Yuki yang sejak acara berlangsung berada di saku celanaku ,membuaku sedikit terkejut.

"Siapa lagi yang menelepon di saat acara penting begini?" pikirku.

Kulihat id namenya, tak ada nama yang tertera. Hanya nomor yang tak aku dan mungkin Yuki kenal.

Kuabaikan begitu saja panggilan itu. Aku yakin itu hanya ulah orang iseng. Hingga dipanggilan ketiga Yuki mulai menoleh ke arahku.

"Siapa Sayang?" tanyanya penasaran.

"Nomor doang Sayang, orang iseng kaya'nya" balasku hendak memasukan i-phone Yuki ke saku celanaku.

"Biar aku angkat Sayang, mungkin aja penting!" ucap Yuki mencegah tanganku.

Kuberikan I-phone Yuki dan detik selanjutnya hanya raut terkejut dan khawatir yang terlihat di wajah ayu istriku.

"Ada apa?. Siapa?" tanyaku , ikut merasa khawatir dan was-was.

"To be continue"

"Maafkan daku kawan-kawan slow update untuk storyku. Perlu cari waktu buat ngetik jadi harap dimaklumi ya.

Mungkin story ini beberapa part lagi tamat, dan daku akan melanjutkan story Different yang ada di facebook.

Terimakasih sudah meninggalkan vote dan komentarnya 😄"

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 277K 48
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
3.3M 178K 38
Siapa yang tak mengenal Gideon Leviero. Pengusaha sukses dengan beribu pencapaiannya. Jangan ditanyakan berapa jumlah kekayaannya. Nyatanya banyak pe...
1.1M 51.8K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
4.9M 180K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...