Lies✔

By HanJjemin

61.1K 5.7K 318

"Kau tidak boleh terlalu dekat dengan tuan dan nyonya ingat itu!" bentak Min Ah terhadap anak kecil berusia 5... More

Prolog
I
II
III
IV
V
VI
VIII
IX
ENDING

VII

4.3K 474 25
By HanJjemin


Cinta datang dan membawa kekuatan bagi pemainnya.

.

Jaejoong telah pergi dari tempat Yunho dengan wajah yang merona, ia tak menyangka pagi ini Yunho begitu membuatnya senang. Setelah kepergian Jaejoong Min ah pun datang memasuki kamar Yunho, ia membawakan sarapan pagi untuk Yunho, memang setelah kedatangan Yunho kembali ke rumah tersebut sikap Min ah pada Yunho begitu baik. Yunho tersenyum melihat Min ah.

"Umma?" Ujar Yunho, Min ah hanya menghampirinya.

"Kau sudah siap? Sebaiknya sarapan dulu." Yunho tersenyum mengangguk dan mengambil sepiring makanan yang Min ah bawakan. Yunho memakannya sementara Min ah hanya melihat Yunho. Fikiran Min ah kacau setelah melihat apa yang ia lihat sebelumnya.

Min ah telah menyelesaikan pekerjaannya, ia ingin memberikan sarapan untuk Yunho, pintu kamar Yunho terbuka sedikit, dan terdengar suara Yunho berbicara dengan seseorang, Min penasaran dan semakin mendekat untuk melihat siapa itu. Mata Min ah membulat, ia melihat Yunho memeluk pinggang Jaejoong dan mengatakan kata-kata cinta pada Jaejoong, Jaejoong nampak senang dan membalas kata cinta Yunho, Min ah tak percaya dengan apa yang ia lihat ini. Yunho dan Jaejoong? Selain itu Min ah melihat Yunho mencium Jaejoong, ia sungguh terkejut melihatnya, bagaimana mungkin? Bukankah Jaejoong begitu membenci Yunho sebelum ini?

Min ah hanya melamun menatap Yunho, Yunho pun heran dengan sikap Min ah yang 'sedikit' aneh hari ini.

"Umma?" Ujar Yunho membuyarkan lamunan Min ah.

"Ne?"

"Kenapa melamun? Ada yang Umma fikirkan?" Apa yang harus Min ah jawab akan pertanyaan Yunho? Ia berdusta ataukah menanyakan apa yang ia fikirkan pada Yunho?

"Umma." Panggil Yunho kembali.

"Yun, boleh Umma bertanya?" tanya Min ah, Yunho hanya mampu menyeritkan dahinya karena bingung dengan ucapan Min ah, apa yang ingin Min ah tanyakan? Mengapa wajahnya sangat serius?

"Tanya apa?"

"Apa hubunganmu dengan tuan muda Jaejoong?" Yunho terdiam sejenak karena terkejut dengan pertanyaan yang Min ah lontarkan, ia bersikap tenang agar Min ah tidak mencurigainya.

"Kenapa Umma bertanya seperti itu? Bukannya Umma sudah tau? Aku dan tuan muda hanya sebatas Tuan dan pengawal pribadinya."

"Mengapa kalian terlihat dekat? Sebelumnya kalian begitu jauh?" tanya Min ah memojokan Yunho.

"Ya-ya kami memutuskan berteman Umma jadi wajar bukan kami dekat?"

"Kau mencintainya?" Tanya Min ah kembali membuat Yunho tak mampu berkata-kata lagi.

"Kau mencintainya? Jawab pertanyaan Umma." Tanya Min ah kembali karena tak ada jawaban dari Yunho sama sekali.

"Umma mengapa bertanya seperti itu?"

"Jawab saja pertanyaan Umma. Kau mencintainya kah?" Yunho kembali terdiam.

"Jauhi Jaejoong Yun, kau tidak boleh mencintainya, ingat status kita di sini Yun." Yunho masih terdiam, mengapa Min ah tau akan hubungannya dengan Jaejoong, dan mengapa Min ah melarang cinta di antara Yunho dan Jaejoong?

"Yun, dengarkan Umma nak. Jaejoong itu tuan muda di sini, dan kau itu hanya anak seorang pembantu, dan lagi saat ini kau hanya pengawal pribadi Jaejoong Yun. Status kalian sangat jauh, bagaimana jika Tuan dan Nyonya Jung tau? Ini sungguh memalukan Yun, Umma tidak mau kau di usir kembali, Umma mohon dengan sangat jauhi Jaejoong, buang rasa cintamu." Yunho hanya mampu melirik Min ah, ia melihat Min ah menatapnya dengan penuh harap, tetapi apakah ia harus merelakan cintanya? Ini mustahil.

"Kami saling mencintai, aku tak mungkin menjauhi Jaejoong."

"Yunho! Jangan bicara macam-macam! Kau harus menuruti perintah Umma!" Min ah sedikit emosi mendengar ucapan Yunho, Yunho masih mencoba untuk tenang saat ini.

"Untuk yang ini maaf Umma, Yunho tidak bisa, Yunho sangat mencintai Jaejoong begitupun sebaliknya."

"Yun, mengertilah nak." Yunho hanya mampu menghelakan nafasnya, ia tak ingin bersikap emosional yang memancing rasa sakit kepalanya. Yunho berdiri.

"Yunho tak mau mendebatkan masalah ini, Yunho harus kembali bekerja. Jaejoong akan segera berangkat kuliah." Yunho melangkahkan kakinya pergi, Min ah hanya diam tak mampu mengatakan apapun lagi, mengapa Yunho menjadi sekeras ini? mengapa harus dengan Jaejoong? Min ah sangat takut jika Yunho semakin dekat dengan Jaejoong, ia tak ingin Yunho terlibat masalah akan hal ini.

.

Jaejoong menatap Yunho yang datang dengan wajah yang begitu kusut.

"Maaf menunggu." ujar Yunho, Jaejoong masih menatap Yunho.

"Kau kenapa?"

"Tidak apa-apa, sudah ayo berangkat, kau bisa telat nanti." Yunho pun membuka pintu mobil, Jaejoong hanya mengangguk dan mengikuti Yunho. Yunho mulai melajukan mobilnya.

"Aku ingin bolos hari ini, kita pergi ke suatu tempat, bagaimana?" ujar riang Jaejoong, Yunho hanya melirik sekilas Jaejoong.

"Kemana?"

"Bukit." Yunho tersenyum dan mengangguk, ia berfikir tempat yang Jaejoong maksud cukup baik untuk menghilangkan penatnya, Yunho tak mungkin menceritakan jika dirinya tak boleh untuk mencintai Jaejoong. Yunho dan Jaejoong pun akhirnya menuju tempat yang mereka maksud.

.

Bagaimana jika takdir itu tak bisa kau dustakan?

.

Jihoon duduk bersandar pada kursinya, matanya terpejam. Ia tidak tidur, ia hanya stres memikirkan sesuatu yang akan terjadi, dan kenangan yang pernah ia alami. Bagaimana perasaan Jaejoong ketika ia tau jika kebenaran bahwa dirinya bukan anak kandung Jihoon dan Taehee? bagaimana pun Jaejoong selalu ingin menjadi anak mereka.

"Hiks Joongie tidak suka appa dan umma perhatikan Yunho, Joongie itu anak appa umma bukan? Joongie hanya butuh kalian." Ujar Jaejoong dengan berlinangan air mata, Jihoon hanya tersenyum dan merangkul tubuh Jaejoong dengan erat, bahu Jaejoong masih bergetar karena isakannya.

"Anak appa jangan menangis. Appa dan Umma sangat menyayangimu, kau anak kami, anak kesayangan kami, sampai kapan pun kami tetap menyayangimu." Jaejoong semakin terisak mendengarnya dan memeluk tubuh Jihoon begitu erat, Jihoon hanya terkekeh dan mengecup kening Jaejoong dengan lembut setelahnya.

Jihoon pun membuka matanya, ia teringat akan Jaejoong yang tak rela akan Yunho yang sangat mereka sayangi, lalu bagaimana jika Jaejoong tau akan kebenaran nantinya? Jihoon berharap ini hanya kesalahpahaman, Jihoon tak berharap akan Yunho dan Jaejoong yang tertukar, ia tak dapat membayangkan apa yang terjadi nantinya.

Ponsel Jihoon bergetar, ia melihat beberapa pesan dari Taehee, Jihoon membuka pesan tersebut.

"Jihoon-ah apakah kau sudah sarapan? Kau pergi pagi sekali hari ini sehingga aku tak bisa menyiapkan sarapan untukmu. Apakah ada meeting penting atau yang lain? Jika begitu ya sudah, semangat. Aku akan menunggumu di rumah. Aku mencintaimu, Jung Jihoon."

Jihoon tersenyum simpul melihat pesan tersebut, Jihoon segera membalas isi pesan Taehee. Taehee benar-benar wanita yang sangat berati dalam hidupnya, hanya Taehee dan Jaejoong yang ia miliki, tapi saat ini keraguan akan status Jaejoong pun terancam, jika benar? Bukankah Jihoon harus menerima semua ini? bagaimana pun Yunho anaknya, anak yang tak pernah mendapatkan hak yang ia miliki? Lagi-lagi Jihoon mengusap kasar wajahnya, ia tak konsen untuk bekerja, otaknya serasa ingin pecah akan masalah ini.

.

Jaejoong hanya menatap rendah Yunho.

"Kau tidak boleh ikut pulang bersamaku menggunakan mobil, kau harus berjalan dari sini ke rumah ku. Jangan harap karena appa umma baik padamu kau bertingkah layaknya tuan besar." Yunho hanya diam, Yunho harus menerima apa perintah Tuan mudanya tersebut, bukannya benar seluruh ucapan Jaejoong?

"Ahhh dan lagi, jika sampai kau laporkan ini pada Appa dan Ummaku, aku akan pastikan kau akan pergi dari rumahku secepatnya Yun."

.

Kenangan masa lalu memang terus menghantui Yunho atau pun Jaejoong, tetapi cinta tulus mereka membuat semua itu sirna, Jaejoong atau pun Yunho memulai semuanya dari awal, awal yang menurut mereka bahagia.

Yunho memeluk tubuh Jaejoong dari belakang, mereka duduk di bukit yang begitu sejuk, Jaejoong bersandar di dada dan pelukan Yunho dengan sangat nyaman, rasanya begitu tenang. Yunho menghirup aroma wangi dari rambut Jaejoong.

"Bagaimana? Apa fikiranmu sudah tenang?" tanya Jaejoong. Yunho semakin mempererat pelukannya pada Jaejoong.

"Kau tau hn?" Jaejoong mengangguk.

"Ya, dari wajahmu. Ada apa? mau berbagi?" Yunho hanya mampu tersenyum miris membayangkan apa yang Min ah katakan tadi pagi.

"Tidak ada apapun." Dusta Yunho.

"Benarkah?"

"Ya." Jawab Yunho, Jaejoong tersenyum. Ia merasa sangat nyaman dengan berada dalam pelukan Yunho, rasanya begitu hangat. Yunho memejamkan matanya saat sesaat kepalanya terasa pening. Yunho yakin ada yang tidak beres dengan kondisinya, tetapi Yunho tidak ingin Jaejoong tau, ia tak ingin Jaejoong khawatir akan hal itu, bahkan Yunho sendiri tak ingin tau apa yang ia derita saat ini.

"Aku mencintaimu." Ujar Yunho, Jaejoong terkekeh mendengar ucapan Yunho.

"Sekarang kau yang lebih sering mengucapkan kata cinta Yun." Yunho hanya tersenyum simpul mendengar ucapan Jaejoong.

"Aku akan mengucapkan itu terus dan terus Jae, aku tak peduli kau bosan atau pun kesal, aku mencintaimu, mencintaimu sampai akhir hidupku Jae." Jaejoong melirik Yunho.

"Bicaramu seram Yun, kau merusak moment romantis kita." Kesal Jaejoong, Yunho kembali tersenyum dan mengecup sekilas bibir Jaejoong.

"Apakah mitos tentang ciuman di tempat ini sungguhan?" tanya Yunho. Jaejoong mengangguk semangat menjawab pertanyaan Yunho.

"Banyak yang mengalaminya Yun, bahkan mereka bertahan sampai usia mereka tua, mereka berdua bersama dan hidup bahagia meski melewati rintangan begitu berat."

"Begitu?" Tanya Yunho, Jaejoong pun mengangguk.

"Jae."

"Ya?"

"Boleh aku tau alasanmu membenciku dulu?" Jaejoong kembali menatap Yunho, ia tak mengerti mengapa Yunho menanyakan hal ini? bukannya mereka sudah sepakat untuk tidak saling membahas masa lalu?

"Mengapa kau bertanya seperti itu Yun? Apa kau masih tidak percaya aku?" Yunho tersenyum dan menggeleng.

"Aku hanya ingin tau." Jaejoong pun menghelakan nafas beratnya, dan kembali bersandar pada dada Yunho.

"Bukannya sudah aku katakan sebelumnya? Aku hanya cemburu dan takut kehilangan Appa dan Ummaku Yun, mereka selalu baik padamu, terutama Umma. Mereka memang baik terhadapku, tetapi mereka pun begitu baik padamu yang bukan siapa-siapa, kau selalu menunjukan bahwa kau yang terbaik dari pada aku Yun, kau bisa melakukan segalanya, segala hal yang tak bisa aku lakukan. Aku merasa kau adalah ancamanku, karena dirimu aku merasa jauh dari Appa dan Ummaku sendiri, ya aku tau ini hanya perasaanku saja, tetapi kau pasti mengerti perasaanku bukan? bagaimana saat ajhuma membelaku dan kau selalu di pihak yang salah dimatanya walau jelas sekali aku yang salah. Aku tau, dan aku pun sadari appa dan umma menyayangiku tetapi entah rasa cemburu itu selalu ada, aku tidak ingin perhatian mereka terbagi Yun, sampai kapanpun. Bahkan aku sering berharap kau pergi, pergi yang jauh dan tak kembali agar aku tetap bersama appa dan umma dengan tenang." Yunho tersenyum miris mendengarnya, hatinya mengapa begitu perih mendengar kejujuran Jaejoong, sangat sakit dari pada ia dihina oleh Jaejoong, sebenci itukah Jaejoong padanya? Bahkan ia berharap kepergian Yunho?

"Itu dulu Yun, jangan kau fikirkan." Lanjut Jaejoong kembali.

"Ya, aku paham. Jika suatu saat nanti Tuhan mengabulkan apa yang kau ingin, aku pergi, pergi jauh meninggalkanmu selamanya, apa kau akan senang?"

"Yun!" bentak Jaejoong, Yunho hanya bisa tersenyum seperti biasanya, Yunho merapikan rambut Jaejoong yang menghalangi wajahnya, angin membuat rambut Jaejoong menghalangi wajah cantiknya. Yunho mengecup lembut kening Jaejoong.

"Jika itu terjadi, berjanjilah. Berjanji padaku untuk menjaga Tuan dan Nyonya serta Ummaku."

"Yun! Kau-.."

"Stttsss dengarkan aku Jae, aku hanya berandai. Jika Tuhan mengabulkan keingianmu dahulu dengan aku pergi, berjanjilah untuk terus bahagia, karena aku kau tersiksa."

"Aku tak mau Yun, aku tak mau kau pergi, aku ingin kau tetap disini, bersamaku." Jaejoong mengalirkan air matanya, Yunho segera menghapus air mata tersebut.

"Kau ini cengeng sekali hn? Aku hanya berandai."

"Hentikan lelucon bodohmu itu Yun, jangan berandai yang membuatku takut." Yunho terkekeh melihat wajah manis Jaeoong. Yunho kembali memeluk tubuh Jaejoong dengan sangat erat. Angin memberi suasana sejuk untuk mereka berdua. Apakah Tuhan akan mengabulkan keinginan dahulu Jaejoong? Ataukah Tuhan akan memberikan mereka jalan bersama? Hanya Tuhan yang tau akan rahasinya.

.

.

Karena tak mudah untuk menerima kenyataan.

Harus tetap membisu, walau pun kau tau.

Ini demi kebaikan, katamu.

Tetapi, faktanya?

.

.

Waktu bergulir dengan cepat, malam pun telah tiba. Yunho dan Jaejoong menjalani waktu yang begitu panjang, mereka bersama seharian ini, menikmati waktu demi waktu yang berjalan. Jaejoong sudah kembali ke kamarnya, sementara Yunho saat ini sedang berjalan menuju kamarnya, hari-hari yang ia jalani dengan Jaejoong membuatnya lebih mengenal dalam Jaejoong. Jika ia boleh meminta, ia berharap akan waktu kebersamaannya dengan Jaejoong akan bertahan lama.

"Kau habis dari mana? Sepertinya sangat enak ya menjadi pengawal pribadi Kim Jaejoong, ups maksudku Jung Jaejoong. Tetapi sepertinya dia lebih pantas gunakan marga Kim, tapi kau jangan percaya diri Yunho, Kim yang aku maksud adalah marga asli Jaejoong, kau mau tau sesuatu? Yang berhak atas semua harta ini adalah kau Yun, kau yang pantas menyandang marga Jung, bukan Jaejoong." Ucap Woobin.

"Apa maksudmu? Jangan buat karangan yang menggelikan." Woobin hanya tertawa mendengarnya.

"Menggelikan? Karangan? Kau mau tau kebohongan apa yang selama ini Ummamu lakukan? 20 tahun lalu ia telah menukar bayi Yun, bayi keluarga Jung dan keponakannya, ahahaha, kau tau itu siapa? Itu kalian! Karena orang itu hidupmu sengsara bukan? Karena dia kau di anggap asing di rumahmu sendiri Yun!" Yunho hanya mampu mengepalkan kedua tangannya mendengar ucapan Woobin, apakah ini benar? Apakah ini yang Woobin maksud selama ini?

"Woobin!" bentak Min ah yang datang tiba-tiba, Yunho hanya menatap Min ah sekilas, Woobin tersenyum melihat wajah penuh amarah Min ah. Min ah menghampiri Yunho dan melihat tajam Woobin.

"Bicara apa kau dengan Yunho hah?!" marah Min ah, Woobin hanya tertawa melihat ekspresi Min ah saat ini.

"Mengatakan hal yang sebenarnya, kenyataan yang sebenarnya." Min ah hanya mampu mengeram kesal, ia melihat Yunho sekilas yang nampak marah.

"Brengsek kau! Pergi dari sini dan jangan pernah mengganggu kami lagi!"

"Aahaha, ini akibat jika kau tak memberiku uang sayang, rahasiamu pasti akan aku bongkar, aku akan pergi, tapi ingat, bagaimana jika mereka tau kejahatanmu, aku akan pergi sebelum aku terlibat, semoga kau aman ya, semoga penjara menantimu sayang. Ahahahaha." Woobin tertawa puas, ia pergi meninggalkan Min ah dan Yunho. Min ah melirik Yunho, Yunho hanya mampu menatap tajam Min ah saat ini.

"Yun-.. Umma-.."

"Aku butuh penjelasan semua ini." Min ah pun terkejut mendengar kata 'aku' yang terlontar dari mulut Yunho, apakah Yunho sangat marah padanya? Apakah Yunho akan meninggalkannya? Tidak, Min ah tidak sanggup jika Yunho harus meninggalkannya.

"Ma-maaf." Ujar Min ah.

"Jadi itu benar?" tanya Yunho, Min ah harus berkata apa? jika ia terus berbohong yang ada Yunho semakin membencinya, Min ah hanya mampu mengangguk. Yunho tidak menyangka, ia mengusap kasar wajahnya untuk menghalangi air mata yang keluar dari matanya.

"Kenapa? Kenapa Umma lakukan itu?! Apa salahku?! APA?!"

"Maaf, maaf Umma hanya ingin Jaejoong bahagia Yun."

"LALU AKU?!"

"Kau sudah bahagia sedari dalam kandungan bukan? kau masih memiliki orang tua dan Jaejoong?!" Yunho terdiam dan menggeleng tak percaya.

"Apa ini alasan kau membenciku? Apa karena aku bukan anakmu dan bukan keluargamu?"

"Umma menyayangimu Yun, percayalah."

"Bohong! Kau pembohong!"

"Ya! Aku memang pembohong! Pembohong yang telah membohongimu, sekarang kau mau apa? kau mau aku panggil dengan sebutan Tuan muda? Kau ingin hartamu? Kau ingin ini semua dan melupakanku sebagai Ummamu?! YA?!" Yunho hanya terdiam saat Min ah membentaknya, emosinya mulai tak terkontrol, Yunho segera mencengkram kuat kepalanya menahan rasa sakit yang ia rasa, bahkan ia merintih keras menahan rasa sakit itu, Min ah pun terkejut dengan apa yang terjadi pada Yunho, ia mencoba mendekati Yunho yang terus saja memberontak. Min ah sangat begitu takut, apa yang terjadi dengan Yunho? Mengapa Yunho nampak seperti sangat kesakitan, bahkan kini wajahnya memucat. Apa yang Yunho rasakan? Tak lama Yunho tak sadarkan diri membuat Min ah semakin takut, Min ah berteriak meminta pertolongan, dan untung saja ada Dongwook pengawal pribadi Jihoon yang datang menghampiri Min ah.

"Kenapa Yunho?" tanyanya, Min ah hanya mampu menangis dan menggeleng, ia tak mampu berkata-kata kembali, ia sangat takut dengan apa yang terjadi pada Yunho.

Dongwook segera memapah tubuh Yunho menuju kamarnya, wajah Yunho begitu pucat, dan tampak begitu lemah, apa yang terjadi dengan Yunho? Mengapa Min ah sangat begitu takut?

.

.

Pagi pun tiba, Yunho masih tertidur, wajahnya dan suhu badannya sudah kembali normal. Min ah setia menemani Yunho bahkan mengopres Yunho agar suhu badannya turun, bagaimana pun Min ah merawat Yunho sedari kecil, Min ah menyayangi Yunho layaknya anak sendiri, ia tak ingin Yunho kenapa-kenapa, ia sangat tak ingin.

"Bangunlah nak, maafkan Umma selama ini, Umma tak pernah melakukan sesuatu yang membuatmu senang, hiks maaf." Ujar Min ah dengan mengusap lembut kepala Yunho, ia berharap Tuhan selalu menjaga dan melindungi Yunho.

Di sisi lain, Jihoon sudah bergegas menuju JHan Hosp, ia tak sabar menerima hasil Lab tersebut.

"Ekhm, maaf Tuan. Sepertinya hari ini Yunho absen mengawal Tuan muda Jaejoong." Ujar Dongwook dengan sibuk melihat jalan, sesekali saja ia melihat Jihoon dari kaca.

"Yunho? Kenapa? Tak biasanya."

"Semalam aku menemukan Min ah yang meminta tolong karena Yunho tak sadarkan diri, sampai pagi ini pun Yunho belum sadar." Jantung Jihoon pun berdetak cepat, apa yang terjadi pada Yunho? Sialnya Jihoon lupakan akan ucapan dokter akan kondisi Yunho sebelum ini, karena fokus mengetahui hasil DNA ia lupa akan kondisi Yunho.

"Mengapa kau baru bilang? Ck! Suruh dia berobat jika sakit."

"Baik Tuan."

Jihoon terdiam, ia berharap tak terjadi apapun pada Yunho.

Jihoon sudah sampai di JHan Hosp, ia segera menemui dokter Kang.

"Bagaimana?" tanya Jihoon penasaran, dokter kang segera memberikan surat hasil tes tersebut, Jihoon dengan cepat membuka surat tersebut dan membacanya.

Mother : Kim Tae Hee

Child : Kim Yunho

Allaged Father : Jung Ji Hoon

Combined parentage index : 1296873920. 3577

Probability of parentage : 99.999943325%

"Dugaan kita benar tuan Jung, Yunho adalah anak kandung anda." Tangan Jihoon bergetar menerima kenyataan yang terjadi, selama 20 tahun ini ia di permainkan oleh takdir anaknya? Anak yang seharusnya menjadi tuan dalam rumah itu harus bekerja dan menjalani hidup sulit menjadi anak pembantu, sial air mata Jihoon mencelos begitu saja, Jihoon sangat marah akan kenyataan ini.

"Kumpulkan semua dokter dan kepala perawat, aku menunggu mereka di ruang meeting saat ini juga!" Jihoon begitu kesal dengan hasil kinerja rumah sakit ini, mengapa kejadian seperti ini bisa terjadi? Dimana pengawasan rumah sakit ini?

Bagaimana kondisi Yunho? Bagaimana kondisi setelah Jihoon tau kenyataan semua ini?

TBC

Duh Ggi berasa kurang feel XD

Nanan/? Ah

Makasih ya Responnya :*

Maaf kalauTypo bertebaran

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 749 2
#Book 1 THIS PSYCHOBABY WITH A DEADLY OPIATE! { Harap follow wattpad dan sosial media penulis sebelum baca biar kalian gak ketinggalan notifikasi, in...
4.2M 517K 80
Pembelian Novel Version bisa di shopee momentous.publisher❤ Elbiana Angelista Dewaga, siswi cantik SMA Cendrawasih yang terkenal bersikap dingin dan...
13.8M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
32.2M 2M 103
1# Mavros Series | COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerit...