My Bad Ify

By Elinwhyn

956K 30.9K 1.6K

[SUDAH TERBIT] "Lo tau? Setidaknya hidup gue nggak hancur-hancur amat semenjak kehadiran lo. Lo... buat hidup... More

ONE: "MR. & MRS. ABSURD"
TWO : SAMBALADO
FOUR : SHIT! SMOKE!
FIVE : GURIH-GURIH NYOI!!!!
SEVEN : SAHABAT LAMA
NINE : RUMAH SAKIT
TWELVE : ILANA
PENG-UMUM-AN-_-!
THIRTEEN : CEMBURU
EIGHTEEN : SEPERTI POHON
TWENTY : APOTEK STORY
TWENTYONE : COCKROACH
Baca dong...
TWENTYTHREE : THE POWER OF SEEMPACK
TWENTYFOUR : WHATS WRONG?!
TWENTYSIX : AFRAID
^Mbrehe-mbrehe^
THIRTYSIX : QALQALAH
THIRTYNINE : MENYERAH...
FORTYFOUR : WHEN I'M HOME
FORTYSIX : PULIH
FIFTY : STUCK
FIFTYONE : GOODBYE! (Last Part)
SELESAI
MAU SEQUEL?
OutDaughtered!!!
"Mohon Dibaca"
Si item OPEN PO!!!

THREE : MALAM JUMAT KLIWON-AN

28.3K 1.9K 64
By Elinwhyn

"Bun." Panggil Rio yang sedang duduk selonjoran dilantai sambil memangku Ncuss yang tidur membelakanginya.

"Hmm?" Dehem Ify tanpa mengalihkan mata dari televisi. Saat ini Rio sedang 'wakuncar' ke rumahnya untuk malam jumat kliwonan bersama. Bila malam jumat sebelum-sebelumnya, Rio lebih memilih untuk beramal seperti mengaji, menonton ceramah dari youtube, atau baca yasin. Tapi, malam ini mungkin imannya kurang sekilo lagi.

"Ncuss pernah kentut nggak, Bun?" Tanya Rio.

"Nggak tau, lo pantengin aja muka lo depan pantatnya." Jawab Ify malas. Dasar cowok nggak jelas, batin Ify.

"Gitu ya?"

"Hmm."

"Iya deh, gue coba." Kata Rio.

Ify memijit dahinya yang puyeng melihat kelakuan Rio itu. Kekasih ganteng nan rupawannya itu mengangkat kaki belakang Ncuss, menyingkap ekor panjangnya, dan benar-benar mendekatkan wajahnya di depan pantat hewan pendengkur itu.

"Ihh janganlah, Sayang! Gue kan cuma becanda." Ujar Ify sambil menarik Ncuss ke pangkuannya. Rio cengengesan.

"Ya siapa tau bisa, Bun."

"Terus lo mau gitu dikentutin sama Ncuss?"

"Nggak lah, dikentutin elo aja gue mabok!" Jawab Rio sambil memukul betis Ify sembarangan. Ify menendang paha Rio.

"Dasar pembohong! Lo bilang dulu lo rela nyium kentut gue?" Rio nyengir, membuat Ify memanyunkan bibirnya.

Setelah itu keduanya sama-sama diam sambil menikmati acara televisi yang mereka tonton. Saat tontonan mereka dijeda iklan, Rio mengganti channel ke TV Arab, dimana acaranya sedang menayangkan seorang perempuan mengaji dengan suara yang amat merdu.

"Uhh... suaranya seksi bener ya, Bun yak!" Ujar Rio heboh sendiri. Ify tak membalasnya, ia hanya diam dengan wajah datarnya.

"Bun, ngaji. Biar seksi kayak cewek itu tuh." Kata Rio seenaknya sambil mendorong kaki Ify yang duduk disofa dibelakangnya.

"Hmm."

"Buruan ambil, Bun."

"Hmm."

"Kok hmm hmm mulu, sih?"

"Hmm."

Rio menatap Ify kesal dan berdecak, "Iya-iya, gue ngerti. Tinggal bilang kiss me aja apa susahnya sih, pake hmm hmm segala."

"Hmm." Ify masih saja membalasnya dengan deheman sambil mengelus Ncuss yang ngorok di pangkuannya.

"Hmm lagi gue cium nih." Ancam Rio.

"Hmm... huaaaaa!" Ify langsung menjatuhkan Ncuss dari pangkuannya dan berlari menjauhi Rio ketika cowok itu berdiri sambil menghadapnya.

"Lo kenapa?" Tanya Rio.

"Ganggu aja sih, pulang sono! Mesum!" Kata Ify kesal sambil menjaga jaraknya dari Rio.

"Dih, gue mau pipis juga. Ge'er lo." Lalu cowok itu berjalan melewati Ify sambil mencibir. Ify memanyunkan bibirnya lalu kembali duduk disofa dan memangku Ncuss yang kelihatan ngambek karena kejengkang gara-gara Ify.

"Kenapa, Sayang? Kok kamu ngeliatin Bunda begitu?" Tanya Ify pada Ncuss.

"Meong."

"Iya maap, Bunda nggak sengaja." Jawab Ify.

"Grrrrr...."

"Dih, manja."

☆☆☆

Hujan turun dengan deras, membawa angin dingin yang membuat Ify menggigil didalam kukungan kedua tangan kokoh Rio. Saat ini, dimalam yang sama, mereka sedang menunggu pesanan bubur ayam kesukaan Rio di kedai dekat komplek perumahan ify. Dari rumah Ify, kedua sejoli ini berjalan kaki. 

Emm... hanya Rio yang berjalan, Ify mah enak digendong Rio.

Sebelumnya hujan tidak turun, hanya saja angin memang bertiup kencang. Tapi perut yang keroncongan dengan keadaan rumah Ify yang tanpa makanan dan Mami yang pergi menemani Papinya ke acara perusahaan, memaksa keduanya keluar malam-malam mencari makan.

Rio memeluk Ify dengan erat sembari menggosok lengan atas Ify guna lebih menghangatkannya. Mereka menatap keluar kedai, bergurau tentang rintik hujan yang turun dari atap kedai. Malam ini, keduanya terlihat akur dan romantis.

Beberapa pelanggan bubur ayam disitu melihat pasangan ini dengan iri, betapa serasinya mereka berdua. Sebagian besar pelanggan adalah pasangan juga, karena itu si cewek-cewek kelihatan kesal karena cowoknya tak seromantis Rio ditengah hujan lebat seperti ini.

"Yo, lepas ah. Gue malu dilihatin orang-orang." Pinta Ify.

"Biarin aja. Lo kedinginan gini, gak mau gue." Tolak Rio sembari mengetatkan dekapannya.

"Ya elah, gue nggak kedinginan kok. Kebal gue mah." Kata Ify.

"Iya deh, ketua preman mah kuat. Tapi gue tetep mau peluk." Balas Rio. Ify tak menjawab, percuma saja jika dia memaksa Rio. Ify menyandarkan tubuhnya didada bidang kekasihnya. Nyaman, hanya itu yang Ify rasakan. Dan mungkin juga, bahagia.

Tiba-tiba angin kencang berhembus ke dalam kedai, membawa rintik kecil hujan yang membuat Ify makin menggigil. Rio yang menyadari Ify makin kedinginan, lantas menarik Ify menuju ke meja di pojokan kedai yang kosong. Sebelumnya mereka duduk didekat pintu, patut saja dingin.

"Sini." Suruh Rio sambil menepuk pahanya, meminta Ify duduk dipangkuannya. Tempat mereka yang sedikit tertutup oleh pohon palem yang berada didekat meja mereka, membuat orang-orang tak bisa melihat mereka. Dengan kata lain, aman.

"Nggak mau, ah. Lo mau mesum, kan?" Tuding Ify dengan telunjuknya. Rio menggigit telunjuk Ify gemas, membuat gadisnya itu meringis.

"Kok lo tau, sih?" Tanya Rio dengan seringaian imutnya.

"Rio!"

"Hehe becanda, Sayang. Sini, ah." Rio menarik tangan Ify dan memaksa gadis itu duduk dipangkuannya. Lalu cowok itu kembali memeluk gadisnya itu. Uh, enak ya Rio.

"Rio, nanti dilihat orang!" Protes Ify sembari berontak.

"Diem, atau gue bakal macem-macem." Tukas Rio tegas ditelinga kiri Ify. Ify langsung terdiam dan menurut ketika Rio menarik kepalanya untuk bersandar dibahu cowok tersebut.

Rio tersenyum simpul, merasa bangga karena hanya dia cowok yang bisa membuat bosnya-bos-preman-yang-mimpin-geng-troublemaker-SMA-Alabas ini jinak.

Ify terkenal dengan ketangguhan dan kemahirannya dalam bela diri. Tapi sayangnya gadis ini malah suka tawuran bersama teman-teman se-gengnya. Mereka sering dihukum dan ditakuti anak-anak sekolah, terutama Ify.

Rio sering kali menasehati Ify agar tidak menggunakan kelebihannya untuk hal yang salah, tapi ya begitulah Ify. Bandel. Gadis itu nakal bukan karena pemberontakannya sebagai remaja, apalagi Papinya yang menikah lagi. Tapi melainkan karena memang dasar Ifynya yang nakal. Dan Rio mencintai kenakalan Ify tersebut.

Eh, tapi bukan berarti Rio senang Ify begajulan seperti itu, Rio juga ingin Ify berhenti dari hobi berantemnya. Tapi, sekali lagi Rio cinta Ify dengan segala sifatnya. Sebisa mungkin Rio tetap mengontrol Ify agar tidak berbuat melampaui batas.

"Yang, eh, Bun. Enak ya kalo kita romantis-romantisan kayak gini. Tiap hari aja kita begini, ya?" Pinta Rio. Ify menegakkan tubuhnya dipangkuan Rio.

"Enak di elo, nggak enak di gue." Jawab Ify.

"Emang Bunda nggak seneng kita akur? Kasihan tahu si Ncuss, masa punya bonyok berantem mulu." Kata Rio.

"Iya, sih. Tapi lo kan licik!"

"Apaan? Nggak." Tukas Rio.

"Iya! Lo tuh nyolong kesempatan mulu, sebel gue."

Rio cengengesan dan kembali menarik Ify untuk bersandar padanya. Telapak tangan Ify yang berada digenggamannya tak sedingin tadi, tubuh Ify juga sudah tak menggigil.

Setelah pesanan mereka siap, Rio segera membayar dan menyerahkan bungkusan makanannya ke tangan Ify. Lalu cowok itu berjongkok didepan Ify. Ify yang mengerti dengan maksud Rio langsung memasrahkan tubuhnya dipunggung kokoh Rio. Keduanya pun menembus rinai hujan yang nyaris reda itu.

"Ify, kalo dingin kita neduh dulu." Kata Rio ditengah perjalanan.

"Nggak mau, terus aja jalan." Balas Ify.

Namun ketika Rio melewati sebuah bengkel yang tutup dipersimpangan, orang-orang yang sedang duduk didepan bengkel tersebut menghadang mereka.

"Ya elah, preman pengkolan." Desis Ify pelan.

"Ciyee, ada yang lagi pacaran nih." Kata si preman kepala botak.

"Eh, Neng. Sini biar Abang aja yang gendong." Ujar si preman gondrong.

"Ogah." Jawab Ify malas.

"Dih, sok-sok nolak. Sini, Neng. Sama Abang aja." Preman tersebut berjalan mendekat.

"Heh, diem lo disitu. Jangan gangguin pacar gue!" Bentak Rio.

"Sok lo, siniin cewek lo! Biat kita yang jagain, hahaha..."

Tiga orang preman itu semakin mendekat. Rio menurunkan Ify dari gendongannya dan menyembunyikan Ify dibelakang tubuhnya. Rio menepis kasar tangan salah seorang dari preman tersebut yang hendak menyentuh Ify.

"Jangan sentuh cewek gue! Atau lo rasain akibatnya!"

"Sialan lo! Belagu amat lo ya!" Amuk si preman botak.

"Gue bedendang, bukan belagu!"

"Diem lo bocah!"

"Lo yang diem bangke!"

BUGH!

"Uuhh!" Rio memegang pipinya yang ditonjok preman tersebut. Kepalanya langsung puyeng dan matanya berair.

"Uuu... Yang, atit." Kata Rio yang mengadu pada Ify dibelakangnya dengan wajah memelas. Ahelah Rio, belum apa-apa juga-_-.

Ify memutar bola matanya jengkel, lalu ia menarik Rio ke belakang dan maju menghadapi tiga preman yang bertampang menyeramkan tersebut.

"Eh, Neng kok maju? Wah, udah pasrah ya? Sampe nyerahin diri git-"

PLAK!

Ify menabok pipi preman yang ada bekas jahitan dipipinya, yang baru saja menonjok pipi si lembek Rio. Preman tersebut melotot marah dan melangkah mendekati Ify, ia hendak membalas tamparan Ify. Namun sebelum itu terjadi, preman tersebut sudah kejengkang duluan karena tendangan Ify diperutnya.

"Mampus lo! Makanya jangan macem-macem!" Ucap Rio.

"Sialan, jago juga lo ya?!" Preman tersebut berdiri dan mulai menyerang Ify. Dengan lihai, Ify mengelak dari serangan-serangan preman tersebut sambil melancarkan tinjunya ke perut preman tersebut.

BUGH!

BUGH!

KREEK!

BUGH!

BRUUK!

Yak, preman codetan K.O

Si preman gondrong dan botak melongo, Rio jingkrak-jingkrak, dan Ify tersenyum sinis. Lalu Ify mendekati dua preman yang masih melongo tersebut, kemudian ia...

PLAK!

PLAK!

"Ugh!" Rio meringis sendiri melihat dua preman kekar itu ditabok oleh Ify. Kemudian cowok itu tertawa geli melihat wajah memelas kedua preman tersebut.

"JANGAN NANGIS! NGGAK PERNAH DI TABOK YA?!" Bentak Ify.

Kedua preman tersebut menggeleng dengan mata yang berkaca-kaca.

"MAU LAGI?!"

"Nggak..."

"JONGKOK!" Bentak Ify, kedua preman itu lantas berjongkok. Ify berbalik membelakangi mereka dan menatap Rio yang sedang mengacungkan jempol padanya. Ify tersenyum, lalu...

'Puuuut... pruput pruput pruput... tut!'

Akhirnya si gondrong dan si botak terkapar dengan sendirinya setelah diberi bom beracun oleh Ify. Rio? Ia sedang menyeka air mata yang sempat mengalir disudur matanya. Meratapi nasibnya yang bisa dibilang beruntung dan juga sial karena punya pacar semacam Ify.

"Oi! Ayo pulang!" Kata Ify sambil menepuk bahu Rio kencang, Rio meringis.

"I-iya."

Lalu Ify kembali naik ke gendongan Rio dan mereka pulang ke rumah untuk melanjutkan malam jumat kliwonan mereka.

☆☆☆

Njir, ini cerita ancur banget yak! Gue aja nggak tau apa yang gue tulis. Btw, thanks yang udah niat, rela, dan sudi baca wkwkwk...
Jangan lupa vommentnya guys :*

Continue Reading

You'll Also Like

1.4K 444 31
Demi mengejar laki-laki yang disukainya, Nawang rela masuk ekskul marching band yang kekurangan orang. Namun jalannya tak semulus yang ia kira. Dalam...
188K 11.2K 42
Tiga mahasiswa bernama Yasa, Indra dan Evan yang menempati kostan dengan bangunan yang terlihat tidak begitu modern. Di dalam kostan itu ada sebuah k...
2.3K 333 29
Bagaimana jika kau sedang bersantai di akhir tahun lalu tiba tiba seorang Ibu menghubungi bahwa anaknya dibunuh oleh sosok berjubah hitam? Kau mulai...
3.3M 156K 61
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...